Cara Kerja Sistem AC mobil Dan Elektronik Control

Sistem AC - HVAC (heating, ventilating, and air conditioning ) merupakan teknologi yang diaplikasikan didalam ruangan. Teknologi ini diciptakan untuk mengatur suhu nyaman dalam ruangan dan menciptakan udara yang bersih.

Fungsi utama HVAC yaitu Heating untuk menaikan suhu ruangan ketika musim dingin, Ventilating sebagai pertukaran udara dari dalam ke luar, dan air conditioning untuk mendinginkan udara ruangan ketika musim panas.
Sistem AC


Prinsip Kerja HVAC


Terdapat 3 prinsip utama dalam sistem HVAC

  •        Termodinamika
  •        Mekanika Fluida
  •        Heat transfer


Pada dunia otomotif, Keberadaan HVAC sangat penting. Karena HVAC akan mempengaruhi aspek keselamatan dan kenyamanan pengguna. Di indonesia, sebagai negara tropis HVAC banyak diaplikasikan untuk mendinginkan kabin. Itulah mengapa HVAC disebut sistem AC.
Fungsi HVAC

Sebagai pengatur suhu

Ruang yang terbatas dan tertutup pada kabin mobil, menyebabkan tidak adanya sirkulasi udara. Sehingga suhu akan meningkat dan akan terperangkap dalam kabin. HVAC akan melakukan tugasnya untuk sirkulasi udara dan menjaga suhu kabin dalam suhu nyaman.
Mengurangi kelembaban

Ketika kita bernafas tentu akan mengeluarkan uap air. Ketika suhu diluar kabin lebih dingin, uap tersebut akan mengembun di kaca mobil. Embun itu akan mengganggu pandangan pengguna. HVAC sebagai ventilator akan menghembuskan udara kering sehingga tidak terjadi pengembunan.


Komponen HVAC

dalam menjalankan fungsinya, HVAC system didukung oleh beberapa komponen yaitu;

1. Compressor

Compressor adalah komponen yang berfungsi menaikan tekanan refrigerant. Compressor AC tersedia dalam beberapa jenis. Compressor jenis rotary lebih banyak digunakan pada mobil karena compressor ini memiliki dimensi yang kompak.

2. High pressure hose

Selang ini memiliki diameter yang kecil. selang high berfunsi mengalirkan cairan refrigerant bertekanan sampai ke expansion valve. umumnya selang ini terbuat dari bahan NBR (nitrile-butadiene rubber ).

3. condenser

Condenser berfungsi menyerap panas refrigerant setelah melewati proses kompressi. Condenser terletak didepan radiator. Condenser memiliki rongga yang kecil sehingga kotoran didalam sistem AC berpotensi menyumbat aliran refrigerant di condenser.

4. Dryer

Dryer atau receiver merupakan komponen yang terbuat dari bahan silica gel. Bahan ini akan menyerap uap air dalam sistem AC.

5. Expansoin valve

Expansion valve berfungsi mengubah cairan refrigerant menjadi gas. Prinsipnya sama seperti spray paint. Ketika cairan bertekanan didalam sebuah ruang keluar melalui lubang kecil ke ruang dengan tekanan lebih rendah.

6. Evaporator

Evaporator berfungsi menyerap panas udara yang berhembus dari blower yang melewati evaporator. Uap refrigerant didalam evaporator akan menyerap panas yang terbawa udara.

7. Low presure hose

Pada prinsipnya sama dengan high pressure hose dengan bahan NBR. Selang low press berfungsi sebagai tempat bergerak gas refrigerant dari evaporator. Selang low press memiliki diameter yang lebih besar dari selang high pressure.

8. Extra fan

Extra fan merupakan sebutan lain dari cooling fan. Extra fan berfungsi menghembuskan udara ke condenser untuk menyerap suhu refrigerant.

9. Blower

Blower adalah rangkaian motor listrik yang berfungsi mensirkulasi udara didalam kabin. Selain itu blower juga bisa mensirklasi udara kabin dengan udara fresh dari luar.

10. Electric control

Unit elektronika yang berhubungan dengan arus magnetic clutch, pengaturan suhu kabin, dan pengaturan blower mode.

11. Refrigerant

Refrigerant adalah zat utama dari sistem AC. Zat ini harus bersifat mudah menguap, dan dapat menarik panas latent sebanyak-banyaknya. Terdapat beberapa jenis refrigerant yang digunakan dalam sistem AC. untuk mengenal refrigerat lebih lengkap anda bisa membaca jenis dan karakter refrigerant.

12. Compressor oil

Pada kompresor terdapat banyak bagian yang bergesekan sehingga diperlukan pelumas untuk menjaga komponen kompresor agar tidak aus. Pelumas kompresor berbeda dengan pelumas lain karena pelumas kompresor dan refrigerant menempati ruang yang sama sehingga pelumas dibuat agar tidak berpengaruh terhadap refrigerant.


Cara Kerja Sistem AC

Cara Kerja AC
Ketika kulit kita terkena alkohol atau bensin pasti kita akan merasa dingin. Ketika sebuah es batu diletakan pada air, maka suhu air itu akan menurun. Hal itu terjadi karena zat tersebut dapat menyerap panas. Dengan kata lain ketika panas diberikan paa zat cair, zat cair tersebut akan mengalami perubahan fisik. Panas ini disebut Evaporation latent heat.

Pada sistem AC, refrigerant digunakan sebagai zat yang akan menerima panas. Refrigerant harus berbentuk gas unutuk menyerap panas sekitar. Namun refrigerant harus diubah kembali ke bentuk cair untuk menurunkan suhu. Sehingga proses ini akan terus berlangsung dalam sistem tertutup. inilah cara kerja ac mobil;


  1. Ketika mesin hidup, pulley pada kompressor akan berputar namun kompressor tidak bekerja karena kopling magnet tidak terhubung.
  2. Saat AC dinyalakan, kopling magnet akan terhubung dengan pulley kompressor sehingga kompressor akan bekerja. Saat awal kopling magnet terhubung dengan pulley akan terdengar bunyi ketukan.
  3. Kompressor akan memompa refrigerant akibatnya terjadi kenaikan suhu dan tekanan pada refrigerant.
  4. Refrigerant bertekanan tinggi tersebut mengalir melalui high pressure hose menuju condenser.
  5. Di condenser suhu refrigerant cair akan diturunkan oleh hembusan angin yang dihasilkan dari extra fan.
  6. Umumnya pada condenser terpasang sebuah dryer. Sehingga proses pengeringan akan berlangsung ketika refrigerant melewati condenser.
  7. Refrigerant bertekanan tinggi tersebut mengalir menuju expansion valve.
  8. Di expansion valve cairan refrigerant akan diubah ke bentuk gas. Konsep ini sama dengan konsep spray paint, dengan menyemprotkan cairan bertekanan dari tabung ke ruang dengan volume lebih besar.
  9. Gas refrigerant bergerak ke evaporator. Pada proses ini akan terjadi konveksi.
  10. Blower akan menghembuskan udara melewati evaporator. Gas refrigerant didalam evaporator akan menyerap suhu udara yang dihembuskan sehingga suhu udara turun. Udara dingin ini bergerak ke kabin melalui air vent tube.
  11. Dari evaporator refrigerant harus diubah kembali menjadi wujud cair. Gas ini bergerak menuju compressor melalui low pressure hose.
  12. Di compressor tekanan gas refrigerant dinaikan kembali. Sehingga berubah wujud menjadi cair. Proses ini terus berlangsung sehingga proses pendinginan dapat terjadi secara berkesinambungan.


Elektronik control
rangkaian kontrol AC

Elektronic control merupaka serangkaian komponen elektronika yang berhubungan dengan pengaturan suhu pendingin, control extra fan dan control blower. Rangkaian ini melibatkan sensor, ECU, dan aktuator.

1. Refrigerant pressure sensor

Sensor ini akan mendeteksi suhu didalam high pressure hose. Sinyal dari sensor ini akan digunakan ECU untuk melepaskan kopling magnet ketika tekanan melebihi batas.

2. Ambient air temperature sensor

Sensor ini akan mendeteksi suhu luar desekitar mobil itu berada. Sensor ini menjadi acuan ECU untuk mengontrol kerja extra fan sehingga proses pendinginan berlangsung akurat.

3. Evaporator air temperatur sensor

Sensor ini akan memberikan informasi tentang suhu udara yang telah dicapai setelah melewati evaporator. Sensor ini akan menjaga suhu kabin sesuai selector range yang dipilih pengguna.

4. User input mode

Ini adalah rangkaian pengaturan kecepatan blower, tingkat suhu, arah hembusan yang diatur oleh pengguna. Tombol pengaturan ini akan mengirimkan sinyal mengenai kecepatan blower dan suhu yang dikehendaki pengguna.

5. ECU

Komponen ini akan megolah semua data dari sensor dan akan mengirimkan sinyal eksekusi ke aktuator. ECU akan mengontrol kecepatan blower dan extra fan. Selain itu ECU akan mengontol kopling magnet sesuai input sensor.

Ketika pengguna menginginkan suhu paling dingin pada kabin, ECU akan menghubungkan kopling magnet dalam waktu lama sehingga  tekanan bisa sangat tinggi. Ketika pengguna mengatur suhu pada suhu standar, ECU akan menghubungkan kopling magnet dengan waktu lebih sigkat sehingga tekanan belum terlalu tinggi. Tujuannya untuk menjaga suhu gas refrigerant didalam evaporator sehingga pendinginan berlangsung akurat.
Selain itu saat magnetic clutch terhubung dengan pulley compressor, ECU juga mengontrol ISC (idle speed control) untuk menaikan RPM saat idle. Fungsinya agar mesin dapat bekerja normal saat mendapatkan beban compressor.

6. Blower control

Pada sistem AC sederhana, blower terletak terpisah dengan HVAC control. Sehingga kontrol blower langsung dipengaruhi blower selector melalui beberapa resistor sehingga terjadi tingkat hembusan yang bervariasi.

Pada sistem automatic HVAC, kontrol blower terletak menyatu dengan HVAC control sehingga kontrol blower akan dipengaruhi oleh modul HVAC. Jenis ini memiliki tingkat akurasi lebih baik dan memiliki umur pemakaian yang panjang.

7. Fan control

Ketika refrigerant dikompressi oleh compressor, suhu refrigerant akan naik. Extra fan akan mendinginkan refrigerant saat melewati condenser.

Biasanya pada extra fan memiliki tiga relay dengan kecepatan berbeda. Namun beberapa mobil sudah memiliki fan controler sehingga kecepatan motor diataur berdasarkan presentase.

8. Magnetic clutch control

Kopling magnet memanfaatkan medan magnet sebagai energi untuk menahan kolping magnet agar tetap terhubung. Ketika arus dihentikan, medan magnet akan hilang dan kopling magnet akan terlepas dari pulley sehingga compressor berhenti berputar.

Komponen Dan Sistem Kerja ESA (Electronic Spark Advance)

Elektronik seolah sudah menjadi bagian vital pada dunia otomotif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sistem mekanikal otomotif yang digantikan oleh sistem elektronik terpadu. Contohnya ada pada ESA. Sistem ini menjadi tanda betapa maju dan sempurna sistem automotive saat ini.

Mengapa percikan busi harus diatur ? umumnya busi akan menyala saat engkol berada pada sudut 8-10 derajat terhadap sumbu TDC. TDC (top dead center) merupakan istilah untuk menyebutkan kondisi ketika piston berada pada titik teratas. Saat itu sudut engkol berada 0 derajat terhadap sumbu vertikal.


Busi akan menyala pada sudut 8-10 derajat, Saat mesin tidak terbebani dalam arti ketika mesin menyala namun kopling terbuka, dan berada pada idle speed (rata-rata 750 RPM). Namun ketika kopling terhubung dalam arti mesin mulai menerima beban, gerakan piston akan lebih lambat. Sehingga apabila timing busi tidak diubah, menyebabkan busi akan menyala saat tekanan kompressi belum sempurna. Sehingga berpengaruh terhadap output mesin.

Hal ini berlaku saat mesin bekerja pada RPM tinggi. Ketika mesin bekerja pada rpm tinggi, mesin tidak memerlukan tekanan kompresi  tinggi. Mesin hanya butuh kontinuitas. Ketika timing tidak dipercepat , terdapat sisa gas kompresi yang tidak terbakar. Sisa gas itu akan menyebabkan knocking pada siklus selanjutnya.

Pada mesin kovensional, distributor memegang peranan penting dalam spark advance. Untuk mengatur timing berdasarkan beban yang diterima mesin distributor menggunakan sistem vacum advancer. Untuk mengatur timing berdasarkan RPM mesin, menggunakan governoor advancer. Untuk cara kerja keduanya bisa anda baca

Ketika kita bicara mesin modern yang mengusung sitem EFI dan Distributor less Ignition. Semua serba electronik.  semua mekanikal akan diganti dengan aliran arus DC bertegangan tertentu. Sistem ini disebut ESA.

Electronic Spark Advance (ESA) merupakan suatu sistem elektronik yang berfungsi memajukan dan memundurkan timing percikan busi. ESA diciptakan dengan prinsip yang sama dengan konvensional hanya saja sistem ESA dibuat agar lebih tahan lama dan efisien. ESA juga berkaitan erat dengan sistem DLI karena keduanya memiliki satu aktuator yang sama.


komponen ESA

ESA memiliki tiga komponen utama yatitu sensor, control, dan aktuator. komponen ESA adalah;

1.       CKP

Sensor ini berbentuk seperti magnet tabung terletak pada crankcase. Sensor CKP bekerja berdasarkan perpotongan garis gaya magnet. Sensor CKP akan mengirimkan sinyal PWM ke ECU. Sinyal ini akan diterjemahkan sebagai data untuk mengetahui RPM mesin.

2.       CMP

Sensor ini memiliki prinsip yang sama dengan sensor CKP yaitu dengan mengirimkan sinyal PWM. Sinyal tersebut akan diterjemahkan untuk mengetahui posisi piston dan mendeteksi top silinder 1.  Pada mesin yang memiliki konfigurasi DOHC, umumnya dilengkapi dua buah sensor CMP.

3.       Throtle Position Sensor

Sensor ini dilengkapi dua variable resistor yang nilainya akan berubah sesuai pergerakan katup gas. Ketika hambatan berubah seiring pergerakan katup gas, tegangan yang mengalir pun berubah-ubah. Tegangan ini yang akan diterjemahkan oleh ECU untuk mengetahui sudut pembukaan katup. Untuk mesin yang mengusung sistem drive by wire atau biasa disebut TAC , TPS berfungsi sebagai feedback untuk mengoreksi sudut pembukaan katup gas.

4.       Engine Coolant Temperature

Prinsipnya sama dengan sensor lainnya yang menggunakan variasi tegangan sebagai sinyal ke ECU. Pada ECT variasi tegangan tersebut diperoleh dari thermistor. Thermistor adalah sebuah material yang dapat berubah nilai hambatanya. Perubahan itu dipengaruhi suhu sekitar. ECT akan mempengaruhi proses ESA karena tingkat kompressi akan dipengaruhi oleh temperature mesin.

5.       Oxygen Sensor

Sensor ini terletak di saluran exhaust. Fungsi utama oksigen sensor adalah untuk mengukur kadar oksigen setelah pembakaran. Oksigen sensor memanfaatkan material zirconium. Material ini akan bereaksi dengan oksigen di saluran exhaust dan menghasilkan aliran arus yang digunakan sebagai sinyal untuk mengetahui kadar oksigen setelah pembakaran. Sensor ini sangat berpengauh terhadap emisi gas buang.

6.       Manifold Absolute Pressure

Sensor MAP mempunyai peranan penting pada sistem ESA. Sensor MAP akan mengukur tingkat kevakuman diruang antara intake dan throtle. Sensor ini terletak di intake manifold. MAP menggunakan membran yang akan bereaksi terhadap tekanan. Membran ini akanmemberikan nilai tahanan yang bervariasi sesuai tekanan intake manifold. Variasi tahanan itu digunakan ECU untuk mengetahui beban atau load yang diterima mesin. Apabila terjadi masalah pada sensor ini, bisa dipastikan sistem pengapian akan terganggu.

7. Knock Sensor

knock sensor merupakan komponen yang berfungsi mendeteksi detonasi atau knocking pada mesin. knock sensor terletak di bagian luar blok silinder. Knocking/detonasi terjadi karena pre-ignition. Pre-ignition disebabkan oleh terbakarnya campuran udara dan bahan bakar sebelum busi menyala. Akibatnya akan terdengar suara ketukan dalam mesin. Untuk mengatasinya, timing percikan busi harus diatur. Knock sensor menggunakan bahan kristal pizeoelectric yang akan menghasilkan tegangan kecil ketika Bergetar. Tegangan ini akan digunakan sebagai sinyal knocking.

8.       ECU

Electronik Control Unit atau biasa disebut ECU merupakan komponen terintegrasi elektronika. Perangkat ini disusun oleh beberapa IC dan transistor. Fungsi utama perangkat ini yaitu sebagai pengolah data dari sensor dan akan mengaktifkan aktuator. Umumnya sebuah kendaraan memiliki lebih dari satu ECU. Contohnya dalam sebuah mobil memiliki ECM untuk mengontrol kinerja mesin, PCM untuk mengontrol powertrain, EBCM untuk mengontrol sistem rem dan ABS.

9.       Actuators

Pada ESA sebenarnya tidak memiliki actuators karena ESA sendiri merupakan sistem tambahan dari DLI (DistributorlessIgnition). Sehingga ESA hanya sebatas mengolah informasi. Untuk eksekusi perintah menggunakan actuators DLI dalam hal ini koil dan busi.

Sistem Kerja

Umumnya sensor akan diberikan tegangan referensi/tegangan awal sebesar 5 V oleh ECU. Tegangan ini akan melewati sensor dan akan memberikan tegangan balik antara 0,1 – 4,9 V ke ECU. Range antara 0,1 – 4,9 V akan dijadikan patokan sebuah kondisi yang berada pada sensor tersebut. Ketika tegangan balik berada di luar range, maka akan terjadi fault atau error dan menyebabkan signal engine pada dasboard menyala. sistem kerja ESA mudah untuk dipahami

Secara umum terdapat dua kondisi pengapian yaitu basic ignition dan advance ignition.

1.       Basic Ignition

Basic ignition adalah kondisi pengapian yang dijadikan standar sistem pengapian. Kondisi ini berada ketika mesin hidup dalam posisi idle dan mobil tidak bergerak.
-          ECU akan memberikan tegangan referensi ke sensor sebesar 5 V.
-          Sensor akan mengirimkan tegangan balik antara 1,5 – 3,5 V ke ECU ( setiap mobil memiliki spesifikasi berbeda ).
-          Dalam range 1,5 -3,5 V ECU akan membaca kondisi yang dideteksi sensor berada pada posisi aman.
-          ECU akan mengirimkan sinyal ke igniter dengan timing 8-10 derajat sebelum TDC.

2.       Advance Ignition

Advance ignition akan terjadi ketika sensor mendeteksi kondisi ekstrim.
-          ECU akan memberikan tegangan referensi ke sensor sebesar 5 V.
-          Sensor akan memberikan tegangan balik antara 0- 1,5 V dan 3,5 – 5 V ke ECU.
-          ECU akan mengartikan bahwa sensor telah mendeteksi kondisi ekstrim, dan perlu dilakukan penanganan khusus.
-          Terdapat dua pilihan action yang harus diberikan
a.       ECU akan memajukan pengapian dengan timing diatas 10 derajat sebelum TDC

b.      ECU akan memundurkan pengapian dengan timing dibawah 8 derajat sebelum TDC.




Pilih Pertamax apa Shell Super ? Cek Perbandingannya

BBM ( bahan bakar minyak) sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Bagi mereka yang memiliki kendaraan bermotor wajib hukumnya untuk mengkonsumsi bbm. Tidak hanya bahi kendaraan bermotor, bbm juga digunakan untuk keperluan PLTD, Pompa air mesin, juga mesin pemotong rumput.

Dari sekian banyak bbm yang terjual di berbagai spbu lokal atau asing, kita tentu harus selektif dalam memilih bahan bakar yang sesuai dengan mesin mobil atau motor kita. Perlu diketahu pengisian bahan bakar yang tidak sesuai akan menimbulkan efek berkepanjangan terhadap mesin mobil atau motor kita. Contoh SPBU yang populer di Indonesia yakni Pertamina dan Shell. Lantas apa bedanya BBM pertamina dengan Shell ? simak artikel dibawah untuk mengetahui pilihan terbaik.


Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Nilai oktan diukur berdasarkan RON ( research octane number ). Bensin tersusun dari isooktana dan n-heptana. Sifat isooktana yang tahan terhadap tekanan, dijadikan variable RON. Semakin tinggi kandungan isooktana dalam bensin, menyebabkan bensin tersebut dapat bertahan tanpa terbakar spontan pada tekanan tinggi.


Apabila mesin dengan rasio kompresi tinggi menggunakan bensin yang memiliki RON rendah akan menyebabkan proses pembakaran sebelum pengapian. Hal ini akan berdampak pada komponen mesin itu sendiri.


Pilih Pertamax Apa Shell Super


Dari berbagai merek bbm yang beredar di Indonesia salah satunya adalah pertamax. BBM ini merupakan line-up dari produk PT. Pertamina. Selain itu terdapat BBM asing yang terkenal dengan kualitasnya yaitu shell. Lantas apa kelebihan dan kekurangan keduanya? Kita simak beberapa ulasan berikut;



Pertamax

Pertamax merupakan produk bbm non subsidi dari Indonesia yaitu PT. Pertamina. Pertamax diluncurkan untuk menggantikan Premix dan SuperTT karena unsur MTBE yang berbahaya terhadap lingkungan. Pertamax sendiri memiliki tiga kelas yaitu pertamax 92, pertamax plus(95) dan pertamax turbo(98).



Dengan nilai oktan yang tinggi, pertamax sangat cocok digunakan pada mesin dengan teknologi fuel injection dan turbocharger. Karena pertamax merupakan produk dalam negri, harga relatif lebih murah bila dibandingkan merk bahan bakar lain. Pertamax juga memiliki zat pembersih, yang akan membersihkan kerak pada ruang bakar.


Shell

Bahan bakar yang satu ini merupakan produk asal Belanda. Shell dikenal sebagai bahan bakar dengan performa tinggi dan tentu mahal. Shell membekali diri dengan FMT ( friction modification technology ) yang dapat melumasi bagian mesin sehingga piston dapat bergerak lebih bebas yang menyebabkan performa mesin meningkat. Sama seperti pertamax, shell memiliki dua jenis bahan bakar bensin yaitu shell super dengan RON 92 yang dijual dengan harga Rp.8.150 dan shell V-power dengan RON 95 yang dijual Rp.9.100. Dengan RON yang sejajar dengan pertamax, shell memiliki harga yang lebih tinggi namun hal itu akan sebanding dengan kualitas dan performa yang dihasilkan. Bahan bakar ini cocok untuk mesin berkompresi tinggi.

Indonesia mempunyai minyakmentah dengan kualitas terbaik di dunia. Dengan teknologi yang semakin maju semoga saja bahan bakar Indonesia dapat meduduki line-up bahan bakar terbaik di dunia.


Demikian artikel singkat kita mengenai pilih pertamax apa shell super. Semoga bisa menjadi referensi bagi ana dan bermanfaat bagi kita semua.

Optimalkan Engine Brake Agar Rem Lebih Awet

Engine brake, merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecepatan mobil tanpa melibatkan sistem pengereman. Sesuai namannya, engine brake memanfaatkan mesin sebagai tenaga untuk mengurangi laju mobil. Dengan adanya engine brake, kinerja sistem pengereman bisa terbantu dan menambah daya pakai sistem pengereman.

Engine brake hanya bisa dilakukan pada mobil atau motor yang dibekali sistem transmisi manual. Pengereman ini diperoleh akibat terjadi perbedaan putaran flywheel dan kopling. Ketika putaran flywheel lebih cepat dari kopling, menyebabkan kopling akan berputar menyamai flywheel. Hal itu akan menyebabkan mobil berjalan. Ketika kondisi mobil berjalan, namun mesin idle putaran kopling akan lebih cepat. saat kopling terhubung dengan flywheel, putaran kopling akan tertahan oleh putaran mesin. akibatnya laju mobil jiga akan tertahan. Posisi gigi transmisi juga berpengaruh terhadap engine brake.

Mengapa seperti itu? Karena ketika kita menurunkan gigi transmisi tinggi ke yang lebih rendah, maka mesin akan terhambat oleh gigi transmisi. Meski mengalami kenaikan RPM mesin tetapi kenaikan tersebut tidak diikuti dengan bertambahnya power atau tenaga. Hal tersebut terjadi karena ketika memindahkan gigi transmisi dapat dipastikan pedal gas tidak terinjak yang mengakibatkan tidak adanya bahan bakar yang masuk pada ruang pembakaran.

Apabila dilakukan dengan benar dan tepat, engine brake akan memberikan manfaat bagi pengguna kendaraan. Simak beberapa manfaat saat menggunakan engine brake

Mengurangi Beban Sistem Pengereman

Engine brake yang direkomendasikan dilakukan setelah pengendara melakukan pengereman untuk menurunkan laju kendaraan ternyata berdampak baik terhadap system pengereman. Salah satunya adalah untuk menghindari pemakaian rem secara terus-menerus yang menimbulkan panas sehingga rem tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, akan sangat berbahaya jika sampai hal itu terjadi. Kemudian berkat penggunaan rem yang semakin diminilisir maka kampas rem mobil anda menjadi lebih awet, karena kampas jarang bergesekan dengan tempo waktu yang lama.

Menghemat Pemakaian Bahan Bakar

Yang terjadi pada saat engine brake dilakukan adalah ketika penurunan gigi transmisi dilakukan otomatis pedal gas tidak terinjak, dan meskipun putaran mesin bertambah namun tidak berarti laju mobil bertambah kencang. Melainkan laju mobil menjadi terbebani karena poros roda yang terhubung pada rasio transmisi. Dapat disipulkan dengan menggunakan engine brake konsumsi bahan bakar bisa menjadi lebih hemat, dikarenakan tidak terjadinya pembakaran pada mesin meski kendaraan masih dapat melaju.

Tidak Merusak Mesin

Beberapa pengendara meyakini bahwa penggunaan engine brake dapat merusak mesin dengan berbagai alasan yang dilontarkannya, sebenarnya engine brake tidaklah merusak mesin jika anda melakukannya dengan tepat. Engine brake memang menjadi salah satu faktor dari keselamatan, namun yang perlu diperhatikan adalah timing yang tepat ketika hendak melakukan engine brake. Engine brake seharusnya dilakukan ketika RPM mesin mobil sudah tidak berada di putaran atas, melakukan engine brake disaat RPM masih tinggi bisa jadi penyebab beberapa pengendara tersebut mengklaim dapat merusak mesin. Pasalnya mesin akan terdengar sangat keras karena ledakan RPM yang terjadi ketika engine brake pada RPM tinggi.

Itulah beberapa fungsi bila kita menggunakan engine brake. Walaupun engine brake dapat membantu sistem pengereman tetap saja saat kita akan berkendara pastikan sistem rem berada pada kondisi prima. Engine brake hanya membantu selebihnya itu merupakan tugas utama sistem rem.