Cara Kerja Vacuum Advancer Secara Detail

Vacuum advancer adalah komponen yang bekerja secara mekanis yang digunakan untuk memundurkan timming pengapian. Mengapa harus dimundurkan ? hal itu dikarenakan terdat beberapa kondisi mesin dimana sistem pengapian tidak akan bekerja optimal ketika tidak diubah timmingnya.
cara kerja vakum advancer

Kondisinya ada ketika mesin bekerja dengan beban berat, kondisi ini memaksa mesin bekerja pada posisi katup gas terbuka penuh namun RPM nya tidak sekencang biasanya karena tertahan beban cukup berat.

Jika timming tidak dimundurkan dikhawatirkan akan terjadi engine knocking hingga mesin mati. Engine knocking terjadi karena ada sebagian gas yang tidak terbakar saat fase pembakaran, hal itu bisa disebabkan karena belum mencapai timming optimal pembakaran.

Sementara mesin bisa mati karena hasil pembakaran justru menahan laju piston. Jika pembakaran terjadi pada sudut 8 - 10° sebelum TDC dengan kondisi RPM menopang beban bisa saja piston akan tertahan akibat daya dorong yang terjadi saat piston belum mencapai titik 0°.

Prinsip Kerja Vacuum Advancer


Sesuai namanya, vacuum advancer bekerja dengan memanfaatkan gaya kevakuman. Kevakuman apa ? bagaimana mekanismenya ?

Pada kondisi normal, kevakuman didalam intake mesin cenderung besar karena saat itu posisi katup gas tertutup serta RPM berkisar 800. Saat kondisi mesin dalam menopang beban maka katup gas terbuka namun RPM tidak bisa mencapai puncaknya, sehingga kevakukan didalam intake semakin turun.

Hal ini dimanfaatkan sebagai signal untuk menentukan timming pengapian mesin, sehingga bisa disimpulkan titik pengapian mesin pada vacuum advancer dipengaruhi oleh kevakuman intake manifold.

Pada sebuah vacuum advancer terdapat beberapa komponen seperti

  • Vacum Chamber 
  • Advancer Shaft 
  • Advancer Shaft Adjuster 
  • Selang Vakum 

1. Pada Kondisi Mesin Idle/Normal

Saat mesin hidup dalam keadaan stationer maka kevakuman didalam intake manifold akan membesar, kevakuman itu terhubung dengan vacuum chamber yang ada pada distributor melalui selang vakum.

Sehingga membran didalam vakum chamber tersedot dan menarik poros advancer. Poros advancer, memiliki pengait yang terhubung dengan plat/tatakan platina. Sehingga ketika poros bergerak, tatakan ini juga akan bergeser yang akan menggeser posisi platina.

Begitupula saat posisi katup gas ditekan dalam keadaab free load atau tanpa beban, kevakumannya juga besar karena RPM mesin cukup tinggi, sehingga timming mesin cenderung lebih awal.

2. Pada Kondisi Mesin Terbebani


Saat mesin terkena load cukup berat atau saat melewati tanjakan, maka RPM akan turun dengan posisi katup gas tetap. Sehingga kevakuman semakin turun, hal itu membuat membran pada vacum chamber mengendor.

Gerakan ini, akan mendorong poros advancer untuk mengembalikan posisi tatakan platina mendekati posisi 0° TMA. Sehingga pengapian bisa terjadi dengan optimal.

Sementara itu, dibagian belakang poros advancer terdapat adjuster yang fungsinya untuk mengatur posisi poros advancer melalui puntiran secara manual. Adjuster ini bisa dipakai untuk mengatur timming mesin pada titik 8° saat kecepatan stationer.

Hal ini terus berlangsung selama mesin bekerja, masalah yang bisa mengganggu pada umumnya yakni karena ada kebocoran kevakuman baik diarea selang vakum maupun diarea sambungan selang vakum.

Kinerja vacum advancer, bisa kita temui pada mesin-mesin dengan pengapian konvensional seperti pada mesin kijang 4K atau pada mesin-mesin mobil pick up bensin (colt, carry).

Sementara pada mobil modern, pemajuan pengapian juga ada namun sudah diatur secara eleltrikal melalui sistem ESA (Electronic Spark Advance). Sistem ini tidak lagi menggunakan komponen mekanis seperti vacuum advancer, namun sudah menggunakan teknologi Sensor to Actuator.

Demikian artikel singkat mengenai cara kerja vakum advancer semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat.