Rasio Kompresi Mesin - Apa Artinya ? Bagaimana Cara Menghitung ?

Saat kita membaca technical specification pada mesin suatu kendaraan, biasanya kita dihadapkan pada data-data mesin seperti bore x stroke, displacement, dan Compression ratio.

Kalau bore x stroke adalah besar diameter silinder dikalikan diameter langkah piston, yang ditulis dalam satuan milimeter.

Sementara displacement adalah kubikasi atau kapasitas mesin yang biasannya ditulis dalam satuan cc.

Namun, untuk compression ratio, biasanya hanya dituliskan dalam sebuah perbandingan tanpa satuan. Apa artinya ?

Pengertian Rasio Kompresi


Rasio kompresi adalah perbandingan (ratio) antara volume total ruang silinder dengan volume ruang bakar.

Volume total, adalah besar volume mesin (displacement) saat piston berada di TMB ditambah dengan volume ruang bakar.

Sementara volume ruang bakar, adalah ruang yang tersisa didalam silinder mesin ketika piston tepat berada di TMA (titik mati atas).

Fungsi data rasio kompresi, adalah untuk menunjukan kesesuaian terhadap bahan bakar yang digunakan. Kalau perbandingan kompresi besar, maka mesin tersebut harus menggunakan bahan bakar beroktane tinggi.

Arti Data Rasio Kompresi


Perbandingan kompresi, dituliskan dengan format "Comp. Ratio : 10 : 1", atau dengan nilai berapapun yang terpenting angka dibelakang tetaplah bernilai 1.

Angka pertama (10), itu menandakan bahwa volume total ruang mesin 10 kali lebih besar dari volume ruang bakar. Semakin tinggi angka ini, maka volume total mesin juga semakin besar.

Hubungan Rasio Kompresi dengan Tekanan Kompresi Mesin

Rasio kompresi sangat erat hubungannya dengan tekanan kompresi. Tekanan kompresi, adalah nilai (biasanya dalam satuan bar) yang menunjukan tekanan udara didalam ruang bakar saat piston berada di TMA.

Pada kasus diatas, misal rasio kompresi mesin adalah 10 : 1.

Maka volume udara yang ada pada ruang bakar itu sama dengan volume udara ruang silinder total (Volume silinder + Volume ruang bakar) saat piston berada di TMB.

Dengan perbandingan volume total 10 kali lebih besar dari volume ruang bakar, maka saat piston bergerak dari TMB ke TMA, akan menekan udara menjadi 10 kali lebih kecil.

Akibatnya, tekanan udara pada ruang bakar naik 10 kali lipat dari tekanan udara sata piston masih di TMB. Kalau rasio kompresinya 11 : 1, maka tekanan udara pada ruang bakar naik 11 kali lipat dari tekanan udara saat piston masih di TMB.

Sehingga bisa disimpulkan, semakin tinggi rasio kompresi semakin tinggi pula tekanan kompresi yang dihasilkan.

Hubungan Rasio Kompresi dengan bahan bakar

Seperti yang kita ketahui, bahwa bensin memiliki nilai oktane. Nilai oktane adalah nilai kekuatan bensin terhadap tekanan sebelum terbakar dengan sendirinya.

Semakin besar nilai oktane pada bensin, maka semakin tinggi pula tekanan udara yang mampu ditahan.

octane chart by grumpysperformance.com

Hubungannya dengan rasio kompresi mesin, adalah untuk mesin yang memiliki rasio kompresi tinggi maka harus menggunakan bensin dengan oktane lebih besar.

Karena kalau tidak, bensin akan terbakar sebelum busi menyala. Sehingga terjadilah pre ignition yang berpotensi membuat mesin ngelitik atau knocking.

Terkadang, kita bingung ketika akan mengisi bensin untuk motor baru kita. Apa pakai Pertalite atau Pertamax.

Rasio kompresi mesin, bisa anda jadikan acuan untuk menentukan bahan bakar apa yang cocok untuk motor anda. Secara umum, rasio kompresi diatas 10 : 1 menggunakan bensin oktane 90 atau lebih.

Kalau rasio kompresi mesin dibawah 10 : 1, anda masih bisa menggunakan bensin oktane lebih rendah dari 90.

Cara Mengetahui Rasio Kompresi


Tak semua data teknis mesin disertakan pada info spesifikasi kendaraan. Biasanya, data pada mesin hanya menyertakan kapasitas mesin, bore x stroke, max. power, dan max. torque.

Untuk mengetahui berapa rasio kompresi mesin, maka kita perlu melakukan semacam pengukuran.

Untuk mengukurnya, pertama kita harus mencari tiga data dari mesin. yakni

  1. Diameter silinder
  2. Stroke/panjang langkah
  3. Volume ruang bakar


Untuk mengetahui diameter dan panjang stroke, anda bisa melihat langsung di spesifikasi teknis kendaraan anda. Misal bore = 56 mm, stroke = 58 mm.

Sementara untuk ruang bakar, perlu bantuan oli dan gelas ukur. Caranya,

  • pertama masukan oli kedalam gelas ukur sekitar 20 cc.
  • Lalu, posisikan piston pada TMA (titik mati atas).
  • Masukan oli yang ada pada gelas ukur ke dalam mesin melalui lubang busi.
  • Masukan hingga oli memenuhi ruang bakar (tidak sampai meluber ke lubang busi).
  • Setelah terisi penuh, lihat volume gelas ukur.
  • Lalu gunakan volume ini untuk mengurangi volume awal.


Contohnya, misal setelah oli dituangkan maka oli yang ada di gelas ukur hanya menunjukan volume 8 cc. Maka 20 - 8 = 12 cc. Volume ruang bakar adalah 12 cc.

Rumus rasio kompresi :
(Volume ruang bakar + Volume ruang silinder)/Volume ruang bakar

Volume ruang silinder = 3,14 x D x D x S / 4
3,14 x 56 x 56 x 58 / 4 = 142782 = 142,78cc

Rasio kompresi = (12 + 142,78)/12 = 12,89

Artinya, rasio kompresi mesin adalah 12,89 : 1

Demikian artikel mengenai rasio kompresi mesin, semoga bisa menambah wawasan kita semua.