Ini Komponen Untuk Membuat Kedipan Pada Lampu Sein

Lampu sein dipakai untuk memberitahukan pengguna jalan lain kalau kita kan belok. Jadi pengguna jalan lain bisa menyesuaikan sehingga tidak terjadi kecelakaan.

Nah yang unik pada lampu sein ini, lampu akan berkedip saat dinyalakan.

Mungkin beberapa orang bingung, bagaimana caranya membuat lampu itu berkedip ? apa komponen  untuk membuat kedipan itu ? bagaimana cara kerjanya ?

Mari kita bahas.

Jadi komponen yang dipakai untuk membuat kedipan pada lampu sein, adalah flasher. Flasher sendiri merupakan komponen khusus pada kendaraan yang mampu memutuskan arus secara berkala. Sehingga lampu bisa berkedip.

Lalu bagaimana caranya ?

Ada beberapa jenis flasher yang dipakai pada kendaraan, antara lain tipe bimetal, tipe transistor, dan tipe kapasitor. Dan ketiga jenis itu punya cara kerja yang berbeda.

1. Flasher tipe bimetal

Flasher bimetal menggunakan dua buah bimetal yang akan bereaksi ketika ada aliran listrik. Jadi sederhananya, ketika tidak ada aliran listrik kedua bimetal akan saling terhubung sehingga arus dari input flasher akan terhubung ke output flasher.

Jadi, ketika saklar sein dinyalakan maka lampu sein akan nyala. Tapi aliran listrik pada bimetal itu membuat bimetal bereaksi. Reaksinya, bimetal akan melengkung sehingga kontak terputus. Saat kontak terputus, maka arus dari input flasher juga terputus dan membuat lampu sein mati.

Saat kontak terputus, tidak ada aliran listrik ke bimetal sehingga bimetal dingin akhirnya bimetal kembali ke posisi semula. Saat bimetal sudah ke posisi semula, kontak kembali terhubung. Hasilnya lampu akan nyala kembali dan itu menyebabkan efek kedipan pada lampu sein.

Tipe ini terbilang tipe konvensional dan banyak dipakai pada kendaraan yang diproduksi dulu.

2. Flasher tipe transistor

Kalau tipe transistor, sudah menggunakan komponen elektronik berupa multivibrator oscillator yang mampu membuat efek kedipan.

Jadi layaknya lampu taman, kedipan lampu bisa lebih rapi dan biasanya tidak mengeluarkan suara.

3. Flasher tipe kapasitor

Untuk flasher tipe kapasitor, sebenarnya hampir sama dengan flasher transistor. Hanya pada tipe ini, kita mengunakan plat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik.

Jadi, plat ini bisa putus nyambung karena ada koil magnet.

Ketika saklar sein masih OFF, kontak terhubung sehingga input flasher terhubung ke output flasher. Saat saklar sein dinyalakan, kemagnetan pada magnetik coil menarik kontak. Sehingga kontak terputus.

Saat kontak terputus, kemagnetan pada coil menghilang sehingga setelah terputus, kontak langsung nyambung lagi.

Masalahnya, kalau kontak putusnya terlalu cepat maka kedipan tidak akan terasa. Oleh sebab itu kita menambahkan kapasitor. Jadi ketika kontak terputus, kapasitor masih punya arus cadangan untuk mempertahankan kemagnetan pada coil.

Dan ini membuat putusnya kontak jadi lebih lama. Sehingga efek kedipannya akan terlihat.

Tipe ini meski sudah masuk kategori flasher elektronik, tapi masih mengeluarkan bunyi khas ketika lampu sein ini dinyalakan.

Rupanya, bunyi ini memang dibutuhkan sebagai pertanda kalau lampu sein itu nyala. Jadi pengemudi tidak perlu menengok dashboard untuk melihat indikator lampu sein, cukup dengarkan bunyinya untuk tahu apakah lampu sein nyala atau tidak.