Showing posts with label Alam. Show all posts
Distilasi Bertingkat, Teknik Yang Diterapkan Untuk Memisahkan Fraksi Minyak Bumi

Distilasi Bertingkat, Teknik Yang Diterapkan Untuk Memisahkan Fraksi Minyak Bumi

Minyak bumi adalah adalah gabungan dari berbagai jenis hidrokarbon yang berasal dari dalam tanah.

Agar minyak bumi dapat dimanfaatkan, maka perlu dilakukan pemisahan tiap hidrokarbonya. Pemisahan itu akan membentuk beberapa fraksi tergantung titik didihnya.

Teknik yang diterapkan untuk memisahkan fraksi minyak bumi adalah distilasi bertingkat atau penyulingan.

Lalu apa itu distilasi bertingkat ? dan bagaimana prosesnya berlangsung ?

Pengertian Distilasi Bertingkat

Distilasi atau penyulingan adalah metode untuk memisahkan senyawa-senyawa pada minyak bumi berdasarkan titik didihnya.

Jadi, minyak mentah yang diperoleh dari proses pengeboran akan dimasukan ke tabung penyulingan.

Lalu, minyak mentah akan dipanaskan hingga suhu sekitar 300 derajat celcius.

Saat pemanasan berlangsung, proses pemisahan akan terjadi. Karena senyawa-senyawa pada minyak bumi memiliki titik didih yang berbeda.

Saat awal dipanaskan, gas-gas petroleum yang punya titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Gas ini akan masuk ke sebuah saluran untuk diolah ke proses berikutnya.

Saat suhu minyak bumi mencapai 50 - 180 derajat celcius, senyawa bensin akan menguap. Dan seterusnya sampai suhu minyak bumi mencapai 350 derajat celcius, menyisakan pelumas dan aspal sebagai senyawa yang punya titik didih sangat tinggi.

Jadi aspal dan pelumas tidak akan menguap.

Setelah pemisahan ini, maka kita telah mendapatkan beberapa fraksi.

Saat sampai proses ini, hasil distilasi masih belum bisa dipakai. Karena harus dilakukan cracking untuk memecah atom hidrokarbon dan memperbaiki mutu kualitas bahan bakar agar sesuai dengan industri.

Jadi kesimpulannya, bahan bakar seperti bensin, solar, dan bensol itu diperoleh dari sebuah bahan yang bernama minyak bumi. Untuk menghasilkan produk bahan bakar tersebut, perlu dilakukan pengolahan minyak bumi.

Pengolahan ini terdiri dari penyulingan untuk memisahkan fraksi minyak bumi, cracking, dan reforming atau perbaikan mutu.

Untuk lebih lengkap tentang pengolahan minyak bumi, bisa ke sini 6 Tahap Pengolahan Minyak Bumi

Setelah semua proses ini dilalui, bahan bakar siap didistribusikan ke konsumen.

Mungkin itu saja penjelasan singkat tentang teknik yang dipakai untuk memisahkan fraksi minyak bumi. Semoga bermanfaat.

Metode Untuk Menentukan Keberadaan Minyak Mentah Didalam Bumi

Bahan bakar seperti bensin yang selama ini kita pakai berasal dari dalam perut bumi. Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran.

Tapi, dari mana perusahaan minyak tahu bahwa di area itu ada sumur minyak ? padahal sumur minyak ini ada jauh didalam tanah bahkan didasar lautan.

Ternyata, ada metode yang mampu menentukan secara akurat dimana minyak mentah ini berada.

Metode ini secara umum dikenal dengan eksplorasi minyak dan gas bumi.

Eksplorasi migas adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan cadangan minyak dan gas bumi yang ada didalam tanah.

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan eksplorasi ini.

1. Studi geologi

Studi geologi adalah tahapan awal dalam proses eksplorasi migas. Studi ini akan mencari tahu susunan batuan dibawah tanah.

Hasil dari studi ini, akan menginformasikan daerah dimana dibawahnya terdapat batuan yang berpotensi mengandung cadangan minyak.

Secara sederhana, suatu daerah dikatakan berpotensi memiliki cadangan minyak apabila ada empat kondisi berikut

  • Source rock, batuan ini merupakan jenis batuan yang mengandung unsur C tinggi. Dan salah satu penyusun minyak bumi adalah carbon. Jadi, kondisi pertama daerah tersebut harus memiliki source rock.
  • Tekanan dan temperature, tekanan dan temperatur pada daerah source rock juga harus diperhatikan. Karena untuk mengubah source rock menjadi hidrokarbon harus memiliki tekanan dan temperatur tinggi.
  • Migrasi, merupakan jalur yang memungkinkan minyak bumi yang berpindah ke area yang lebih mudah untuk diambil. Jadi, ketika dua kondisi diatas sudah ditemui maka bisa jadi memang ada minyak bumi didaerah tersebut. Tapi minyak bumi ini tersebar diantara batuan. Supaya proses pengeboran bisa lebih efektif maka dicari apakah ada jalur migrasi minyak tersebut.
  • Batuan perangkap, batuan ini berfungsi layaknya reservoir atau tempat tujuan minyak bumi bermigrasi. Jadi bisa dibilang pada reservoir ini minyak bumi dengan volume ribuan liter berada. Ketika para peneliti menemukan reservoir, maka disinilah pengeboran akan dilakukan.

Namun, meski empat kondisi diatas sudah terpenuhi bukan berarti ada minyak buminya. Untuk memastikannya lagi perlu dilakukan kajian berikutnya.

2. Studi geofisika

Studi geofisika bertujuan untuk meneliti sifat fisik batuan-batuan yang sudah dilakukan kajian geologi.

Jadi pada kajian geologi, kebenarannya masih sekitar 50%. jadi meski terdeteksi ada batuan sumber, bisa saja itu bukan batuan sumber. Untuk mengetahuinya, kita perlu mengenali sifat fisik dari batuan tersebut.

Hasil dari kajian ini akan mengkonfirmasi bahwa temuan dari kajian yang pertama memang benar atau tidak benar.

Apabila benar, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya. Tapi kalau kajian geofisika menyatakan ada batuan yang sifat fisiknya tidak sesuai maka akan dilakukan kajian geologi di tempat lain.

Metode yang dilakukan untuk melakukan studi geofisika umumnya menggunakan metode eksplorasi seismik.


Metode ini dapat merekonstruksi batuan didalam tanah menjadi gambar 2 dimensi atau tiga dimensi.

Jadi bisa dianalisa lebih akurat.

3. Pengeboran minyak

Setelah dikonfirmasi melalui kajian geofisika, langkah berikutnya adalah membuat sumur minyak di area reservoir.

Kegiatan ini bertujuan sebagai aksi atau pembuktian dari data-data yang sudah dikaji. Artinya, bisa saja ketika dibor, ternyata itu dry hole atau sumur kering sehingga minyaknya tidak keluar.

Tapi kalau terdapat minyak, maka proses berikutnya adalah membangun fasilitas produksi untuk melakukan pengolahan minyak bumi.

Pada proses ini, minyak pada reservoir akan terus diambil hingga kering. Waktunya juga bisa bertahun-tahun tergantung berapa banyak minyak yang terkumpul.

Ketika cadangan minyak pada sumur tersebut sudah menipis, maka akan dilakukan kajian serupa pada wilayah lainnya.

Mengapa Minyak Bumi Tergolong Sumber Energi Tidak Terbarukan ?

Di sekolah kita diajarkan bahwa bahan bakar yang berasal dari minyak bumi tergolong sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.

Tapi mengapa sejak dulu sampai sekarang, masih banyak SPBU yang menjual bahan bakar minyak yang asalnya dari minyak bumi. Dengan banyaknya kendaraan sekarang, harusnya minyak bumi sudah habis dong ?

Benarkan minyak bumi itu tidak terbarukan ?



Jawabannya jelas benar sekali bahwa minyak bumi itu memang energi yang tidak terbarukan.

Energi bisa dikategorikan bisa diperbaharui apabila produksi energi itu setidaknya setara dengan pemakaiannya. Artinya misal penggunaan energi A adalah 10 liter per menit, maka pembentukan energi A harus 10 liter per menit.

Kalau proses pembentukannya lebih lama, tapi pemakaiannya cukup banyak maka energi tersebut bisa dikategorikan sebagai energi yang tidak terbarui.

Sekarang bagaimana dengan minyak bumi ?

Mungkin perlu dijelaskan sedikit bagaimana minyak bumi itu terbentuk.

Jadi minyak bumi itu berasal dari bangkai hewan atau tumbuhan intinya sisa-sisa organik yang tertimbun dalam lumpur. Lalu lumpur tersebut berubah menjadi batuan sedimen dan tertimbun didasar perairan.

Karena pengaruh panas bumi, dalam waktu jutaan tahun sisa-sisa organik yang terjebak pada sedimen lumpur itu berubah menjadi liquid yang kita kenal dengan minyak bumi.

Jadi, untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu selama jutaan tahun. Bisa saja, bensin yang kita pakai sekarang berasal dari bangkai dinasaurus yang punah jutaan tahun lalu. Minyak bumi juga disebut bahan bakar fosil, jadi mungkin saja anggapan itu benar.

Sementara pemakaian minyak bumi itu sangat cepat. Oleh sebab itu pembentukan minyak bumi tidak akan menyamai jumlah pemakaiannya, jadi minyak bumi dikategorikan sebagai sumber energi yang tidak dapat diperbarui.

Tapi mengapa sampai sekarang minyak bumi masih melimpah ? buktinya SPBU masih banyak yang menjual bensin dan solar ?

Itu karena cadangan minyak yang ada dibumi juga masih banyak.

Jadi perusahaan pengeboran minyak akan melakukan riset untuk menemukan deposit minyak bumi didalam perut bumi. Setelah ketemu, mereka akan melakukan pengeboran dan mulai mengambil minyak bumi.

Dalam beberapa tahun, minyak bumi pada satu lokasi itu akan habis. Setelah habis, perusahaan akan melakukan eksplorasi lagi ke wilayah lain untuk menemukan sumur minyak lainnya.

Jadi selama sumur-sumur minyak ini ditemukan maka suplai minyak bumi masih terjaga.

Namun demikian, lambat laun sumur minyak ini akan habis. Dan pastinya butuh waktu sangat lama untuk menemukan sumur minyak lainnya.

Oleh karena itu, sekarang mulai digencarkan pemakaian bio fuel sebagai pengganti bahan bakar fosil.

Bio fuel bisa diproduksi menggunakan minyak kelapa sawit dengan proses cepat. Jadi masuk dalam kategori energi yang bisa diperbaharui.

 Hidrokarbon, Senyawa Utama Penyusun Minyak Bumi

Hidrokarbon, Senyawa Utama Penyusun Minyak Bumi

Minyak bumi adalah bahan berbentuk liquid yang berasal dari perut bumi. Bahan ini identik dengan bahan bakar seperti bensin.

Lalu apa sih kandungan utama pada minyak bumi ? mengapa minyak bumi bisa dijadikan bahan bakar ?

Hidrokarbon Adalah Penyusun Utama Minyak Bumi

Jadi penyusun utama minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon.

Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan unsur hidrogen (H). hidrokarbon sendiri, tidak cuma berbentuk liquid.

Sebagai contoh, gas metana terdiri dari satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. oktana yang berbentuk cair memiliki delapan atom C (C8H18).

Jadi semakin banyak ikatan karbon dan hidrogen maka bentuk hidrokarbon akan semakin padat.

Nah, karena minyak bumi 90 sampai 99% mengandung hidrokarbon maka minyak bumi bisa dijadikan bahan bakar. Karena senyawa hidrokarbon mudah terbakar. Pembakaran hidrokarbon akan melepaskan energi panas yang tentu bisa dimanfaatkan.

Klasifikasi Hidrokarbon

Hidrokarbon sendiri merupakan nama umum, didalamnya ada beberapa jenis hidrokabon.

Dilihat dari jenis ikatan, hidrokarbon dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh.

1. Hidrokarbon jenuh

hidrokarbon jenuh terdiri dari karbon yang punya ikatan tunggal. Senyawa ini juga disebut sebagai alkana atau parafin.

Rumus umum senyawa ini adalah CnH2·n+2. Contohnya metana (CH4) dan etana (C2H6).

2. Hidrokarbon tak jenuh

Sementara senyawa hidrokarbon tak jenuh dibagi dengan dua jenis, alkena dan alkuna. Senyawa alkena, punya ikatan ganda. Rumus umum senyawa ini CnH2n. Contohnya etilena (C2H4).

Untuk senyawa alkuna punya ikatan rangkap tiga. Rumus umum senyawa ini CnH2·n-2. Contohnya adalah asetilena (C2H2).

Jadi kesimpulannya, hidrokarbon adalah sumber energi paling penting yang terdapat di bumi. Penggunaan paling utama adalah sebagai sumber bahan bakar.

Selain sebagai bahan bakar, hidrokarbon juga punya fungsi yang bermacam-macam.

1. Sebagai bahan pembentuk aspal

Mungkin anda baru tahu, tapi memang benar. Aspal jalan itu dibuat dari hidrokarbon. Tapi hidrokarbon yang dipakai pada aspal merupakan senyawa CH yang punya atom karbon sampai 150 atom permolekul.

Jadi bisa dikatakan, aspal adalah residu atau sisa-sisa penyulingan minyak bumi.

2. Bahan baku plastik

Ternyata bahan baku plastik juga berasal dari senyawa hidrokarbon, tepatnya senyawa polipropilena atau polietilena. Kedua senyawa tersebut mampu membentuk polimer sehingga menghasilkan produk seperti plastik.

Oleh karena itu plastik juga mudah terbakar, karena bahannya itu hidrokarbon.

Mungkin itulah penjelasan singkat tentang hidrokarbon yang merupakan senyawa utama penyusun minyak bumi. Semoga bermanfaat.

Flue Gas Desulphurization (FGD), Cara Pintar Kurangi Emisi Pabrik

Kegiatan industri yang masih mengguakan mesin-mesin berbahan bakar fosil, tentu menghasilkan emisi yang mencemari udara kita.

Dan nyatanya, sekarang pabrik yang beroperasi itu sangat banyak. Bisa dibayangkan betapa kotornya kualitas udara kita.

Tapi tenang dulu, emisi yang dihasilkan oleh kegiatan industri itu tidak langsung dibuang ke udara. Tapi akan diolah dulu sehingga gas buang yang dihasilkan tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.

Salah satunya adalah FGD atau flue gas desulphurization.



Flue Gas Desulphurization adalah metode untuk mengurangi kandungan oksida belerang yang ada pada asap pabrik. Cara ini dinilai efektif untuk menekan produksi belerang pada asap pabrik.

Belerang sendiri merupakan gas beracun yang dapat merusak lingkungan hingga kesehatan manusia. Belerang dapat dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara dan solar. Mengingat saat ini banyak industri yang masih menggunakan batubara dan solar maka FGD sangat penting untuk diterapkan.

Lalu bagaimana FGD bekerja ?

Ada dua tipe FGD yang banyak dipakai pada berbagai boiler, yaitu tipe basah (Wet Flue Gas Desulphurization) dan tipe kering (Dry Flue Gas Desulphurization).

Untuk tipe basah, FGD memanfaatkan air laut sebagai media untuk meyerap belerang pada asap pabrik. Flue gas yang keluar dari boiler, dialirkan ke sistem Flue Gas Desulphurisation (FGD) dan disemprot dengan menggunakan air laut sehingga terjadi reaksi kimia seperti ini:

SO2 + H2O → H+ + HSO3–

Selanjutnya adalah proses oksidasi. Dengan menggunakan oksidation air blower, udara dari atmosfer dimasukkan ke dalam tangki yang berisi larutan antara air laut dengan hasil reaksi kimia sebelumnya. Pada fase ini terjadi reaksi kimia seperti ini:

HSO3– + ½O2 → HSO4–

terakhir, terjadi reaksi kimia secara alami di naturalisation basin, yaitu:

HSO4– + HCO3– → SO42+ + H2O + CO2

seperti yang anda lihat, hasil reaksi kimia di atas adalah zat-zat yang menjadi penyusun alami air laut. Dan menurut hasil penelitian, penambahan zat tersebut ke dalam air laut masih tidak berpengaruh terhadap keseimbangan air laut.

Pada Flue Gas Desulphurization tipe kering, udara flue gas dimasukkan ke dalam FGD dan disemprot dengan zat kimia sebagai sulfur absorber. Zat kimia absorber yang digunakan bukan air laut, tapi bahan-bahan kimia seperti CaCO3 (limestone) dengan reaksi kimia seperti init:

CaCO3 (solid) + SO2 (gas) → CaSO3 (solid) + CO2 (gas)

Jadi hasil dari reaksi ini berupa kalsium karbonat berbentuk padat, dan karbondioksida yang dilepaskan ke udara.

Selain CaCO3, zat absorber juga bisa menggunakan Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 (magnesium hidroksida). Materi absorbsi tersebut dikabutkan oleh sebuah bagian bernama ratary atomizer sehingga didapatkan ukuran partikel yang cukup kecil untuk mengoptimalkan proses penyerapan SO2.

Mungkin itu penjelasan tentang FGD yang banyak dipakai pada pabrik.

5 Upaya Penanggulangan Polusi Oksida Belerang Pada Atmosfer

5 Upaya Penanggulangan Polusi Oksida Belerang Pada Atmosfer

Oksida belerang, atau SO2 adalah salah satu gas polutan yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.

Dalam kadar yang berlebih, gas ini berbahaya baik bagi lingkungan dan kesehatan.

Lalu apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk menanggulangi polusi oksida belerang ?

Dulu, cara penanggulangan oksida belerang adalah dengan membuat cerobong asap yang tinggi pada pabrik.

Cara ini membuat asap dari pabrik terbang ke atmosfer yang lebih tinggi sehingga tidak mencemari udara disekitar pemukiman penduduk.

Namun, secara tidak langsung belerang yang ada di atmosfer akan bereaksi dengan air dan menghasilkan asam sulfat. Ketika hujan turun, air hujan mengandung asam sulfat yang bisa merusak bangunan, hingga membuat iritasi pada kulit.

Dan ternyata, bukan cuma asap pabrik. Pembakaran bahan bakar minyak pada kendaraan, juga menyumbang konsentrasi SO2 di udara.

Lalu apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk menanggulangi pencemaran oksida belerang pada udara ?

1. Pemasangan Filter pada cerobong asap pabrik

filter atau saringan ini akan menyaring partikel berbahaya yang dihasilkan oleh asap pabrik. Jadi, meski asap masih terbentuk, namun partikel yang ada pada asap tersebut tidak berbahaya bagi lingkungan.

Dalam industri, ada beberapa tipe filter. Biasanya disesuaikan dengan jenis polusi yang dihasilkan. Ada yang mampu menyaring SO2, ada juga yang hanya menyaring debu padat.

Secara umum, filter pada cerbong asap pabrik ini mampu mengurangi oksida belerang ke atmosfer. Tapi kelemahannya, biasaya filter ini masih meloloskan gas CO2, sehingga tetap menimbulkan dampak berupa pemanasan global.

2. Menggunakan bahan bakar berkualitas tinggi

Emisi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, ternyata dipengaruhi juga oleh kualitas bahan bakarnya.

Bahan bakar berkualitas rendah dengan harga lebih murah, biasanya memiliki kandungan sulfur tinggi. Sehingga asap yang dihasilkan juga mengandung sulfur tinggi.

Bahan bakar yang mengandung sulfur tinggi ada pada bahan bakar diesel, yakni solar. Jadi untuk anda yang punya kendaraan bermesin diesel, gunakan bahan bakar berkualitas tinggi agar emisi yang dihasilkan juga tidak berbahaya.

3. Penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir

Pembangkit listrik tenaga uap menjadi pembangkit listrik yang menghasilkan daya listrik besar. Tapi pembakaran batu bara sebagai bahan bakarnya, menyebabkan emisi gas seperti gas SO2.

Oleh sebab itu, dengan mengalihkan pembangkit listrik dari yang berbahan bakar batu bara menjadi pembangkit listrik tenaga nuklir dapat mengurangi emisi gas. Karena PLTN tidak menghasilkan emisi berupa gas.

4. Beralih ke kendaraan listrik

Kendaraan listrik sekarang memang masih jarang, tapi kendaraan listrik tidak menghasilkan asap apalagi SO2.

Jadi ketika banyak orang yang beralih ke kendaraan listrik maka polusi udara termasuk konsentrasi belerang oksida bisa dikurangi.

5. Metode flue gas desulphuration

Metode ini ada pada industri-industri besar. Secara sederhana, gas SO2 akan dieraksikan dengan air laut sehingga oksida belerang tidak terbuang ke udara melainkan ke air laut.

Para ilmuan mengklaim bahwa konsentrasinya masih tidak berpengaruh terhadap kualitas air laut. Jadi masih tetap aman untuk kehidupan pada laut.

Selain 5 hal tadi, ada beberapa macam lagi teknologi yang mampu menyerap emisi SO2. seperti metode CSNOx, yang mampu membuat SO2 terserap kedalam air. Jadi SO2 justru bisa dimanfaatkan menjadi produk lain.

Oksida Belerang Itu Apa sih ? Darimana Asalnya ? dan Apa Efeknya ?

Oksida Belerang Itu Apa sih ? Darimana Asalnya ? dan Apa Efeknya ?

Oksida belerang sangat erat hubungannya dengan zat polutan. Hal ini karena, gas oksida belerang yang ada diudara memang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil.

Lalu sebenarnya oksida belerang itu gas seperti apa sih ? dan apa efeknya untuk lingkungan dan kesehatan ?

Pengertian Oksida Belerang

Oksida belerang yaitu gas tidak berwarna yang terdiri dari satu atom sulfur dan dua atom oksigen. Rumus kimianya ditulis SO2. Gas ini beracun dan bersifat asam.

Lalu dari mana oksida belerang ini berasal ?

1. Aktifitas gunung berapi

Gas SO2 dalam jumlah besar, diproduksi kali pertama dari aktifitas letusan gunung berapi. Namun sekarang, jumlah SO2 di atmosfer sudah sangat banyak. Hal itu karena, pemakaian bahan bakar fosil dapat menimbulkan emisi yang mengandung senyawa belerang.

Pada tahun 1950 – an, di London dihasilkan asap berwarna kuning yang merupakan gas SO2 yang dihasilkan dari pembakaran lampu yang menggunakan bahan bakar fosil. Gas ini menyebabkan kematian.

2. Pembangkit listrik dari batu bara

Selain gunung berapi, sulfur juga dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Contohnya batu bara yang kerap dijadikan bahan bakar pada pembangkit listrik.

pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya juga menyumbang emisi sulfur di atmosfer

3. Emisi dari kendaraan bermotor

Bahan bakar minyak juga menjadi sumber penyumbang SO2 di udara. BBM dengan kualitas rendah dan harga murah ketika dibakar dapat menghasilkan gas SO2 dalam jumlah banyak. Hal ini akan memperburuk kualitas udara.

4. Proses pengolahan mineral

Sumber terakhir yang menyumbang banyaknya SO2 di udara adalah dari proses pengolahan mineral yang mengandung belerang. Proses pengolhan mineral pada banyak smelting, menyebabkan belerangnya teroksidasi menjadi belerang dioksida yang lepas ke udara.

Dari banyaknya sumber penghasil belerang, adakah cara untuk mengatasinya ?

Dulu,untuk mengurangi masalah polusi udara oleh gas yang dihasilkan oleh pabrik adalah dengan membuat cerobong asap buangan lebih tinggi, sehingga SO2 yang dihasilkan bisa berlajan lebih jauh dari lingkungan parbik.

namun, SO2 yang ada di atas atomsfer akan bereaksi dengan air dan membentuk asam sulfat yang merupakan zat dengan tingka keasaman yang lebih kuat. Reaksinya sepertii berikut :

SO2(g) + H2O(g) + “O” ==> H2SO4(aq)

Kemudian, asam sulfat akan larut ke dalam air hujan dan turun sebagai fenomena yang kita kenal dengan hujan asam.

Hujan asam sendiri, karena airnya mengandung zat asam maka bisa berbahaya bagi bangunan, tumbuhan hingga menyebabkan iritasi pada kulit.

Tapi akhir – akhir ini, para peneliti mempelajari bagaimana caranya mengurangi emisi gas SO2 pada proses industri. Salah satunya adalah dengan mengubah SO2 menjadi CaSO4.

Prosesnya kurang lebih seperti ini, bubuk kapur (kalsium karbonat) dicampur dengan bara. Batu baranya kemudian dibakar menghasilkan panas sekitar 1000 0C. suhu ini cukup tinggi untuk mendekomposisikan kalsium karbonat.

CaCO3(s) ===> CaO(s) + CO2(g)

Kalsium oksida akan bereaksi dengan gas SO2 dan oksigen menghasilkan calsium sulfat.

2CaO(s) + 2SO2(g) + O2(g) ===> 2 CaSO4(s)

Kalsium sulfat yang dihasilkan berbentuk debu yang akan dikumpulkan oleh pengendap elektrostatik.

CasSO4 yang sudah dikumpulkan, bisa dimanfaatkan sebagai bahan anti api dan bahan baku semen.

Meski penjelasan diatas kita telah belajar ternyata oksida belerang itu berdampak negatif, tapi nyatanya zat ini ada kegunaannya juga.

SO2 digunakan sebagai pemutih dan pembersih terutama untuk buah – buahan. Keasaman pada SO2 sangat efektif untuk mebersihkan buah dari segala organisme yang dapat merusak buah.

Mungkin itu saja artikel tentang oksida belerang. Semoga bermanfaat.

Cara Efektif Mengatasi Dampak Pembakaran Minyak Bumi

Cara Efektif Mengatasi Dampak Pembakaran Minyak Bumi

Manusia sangat bergantung pada bahan bakar minyak. Selain dipakai sebagai bahan bakar kendaraan, alat-alat seperti pembangkit listrik portable dan alat lainnya juga menggunakan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi ini.

Namun, pembakaran minyak bumi yang begitu masif ini menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Dar polusi udara, sampai pemanasan global.

Lalu adakah cara untuk mengatasi dampak pembakaran minyak bumi ini ?

1. Menggunakan energi listrik

Kalau kita ingin mengurangi dampak pembakaran minyak bumi, cara paling masuk akal adalah dengan mengurangi penggunaannya.

Tapi kan seperti yang dikatakan diatas, kebutuhan minyak bumi sebagai bahan bakar itu tidak dapat dikurangi.

Maka cara yang paling efektif adalah dengan menggant bahan bakar dari bahan bakar minyak ke bahan bakar listrik.

Ini karena, untuk menghasilkan energi dari bahan bakar minyak perlu proses pembakaran. Yang efeknya berupa emisi yang menimbulkan pencemaran udara. Tapi energi listrik tidak menghasilkan emisi jadi lebih ramah lingkungan.

Hanya saja, perlu diperhatikan juga. Darimana energi listrik ini dibangkitkan, kalau berasal dari batubara, tetap saja karena tetap ada pembakaran. Tapi kalau berasal dari angin, atau air itu lebih ramah lingkungan.

Jadi cara pertama untuk mengurangi dampak pembakaran minyak, adalah mendorong sebanyak mungkin mesin-mesin berbahan bakar listrik.

2. Penanaman pohon dan hutan kota

Tumbuhan itu bisa menukar karbondioksida menjadi oksigen saat fotosintesis. Itu artinya, penanaman pohon terutama pada daerah yang punya polusi tinggi itu sangat penting.

Tujuannya untuk menstabilkan kadar oksigen. Jadi udaranya tetap sehat untuk dihirup.

Dan bukan cuma manusia, pembakaran minyak bumi juga menghasilkan gas seperti karbondioksida, karbon monoksida, dan belerang oksida.

Jadi fungsi pohon terutama di daerah perkotaan itu dapat mengurangi dampak negatif dari emisi yang dihasilkan kendaraan bermotor.

3. Beralih ke kendaraan umum

Selain mengurangi kemacetan, kalau banyak orang yang memakai kendaraan umum apalagi kendaraan umum ini berbasis listrik seperti kereta listrik maka polusi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor itu bisa di minimalkan.

4. Menggunakan mesin-mesin dengan teknologi terbaru

Terakhir, kita tahu kalau kendaraan tidak bisa langsung beralih ke listrik secara masif. Jadi untuk mengurangi gas beracun dari emisi kendaraan, maka mesin-mesin kendaraan harus yang terbaru yang punya standar emisi terbaru.

Terutama pada mesin diesel kendaraan, emisi yang dihasilkan mengandung sulfur dan karbon monoksda yang beracun.

Namun, berkat perkembangan teknologi pembakaran didalam mesin juga bisa lebih sempurna. Sehingga mobil-mobil yang diproduksi sekarang umumnya emisinya berupa karbondiosida dan uap air.

Meski karbondioksida juga bisa berdampak negatif karena memicu pemanasan global, tapi ini masih mending karena tidak mengandung polutan lain seperti sulfur dan CO.

Jadi kesimpulannya, saat ini penggunaan bahan bakar minyak tidak dapat dipisahkan. Meski demikian, kita bisa mengurangi dampaknya dengan 4 hal diatas.