Showing posts with label Materi Sistem Rem. Show all posts
6 Kelebihan dan Kekurangan Rem Hidrolik Sepeda Motor

6 Kelebihan dan Kekurangan Rem Hidrolik Sepeda Motor

 sistem rem hidrolik yang dipakai pada sepeda motor dinilai punya efeksititas tingkat tinggi. namun yang namanya sistem apapun, pasti punya kelemahan.

nah di artikel ini kita akan membedah apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada pada sistem rem hidrolik sepeda motor.

umumnya, rem hidrolik akan dikawinkan dengan rem cakram sebagai aktuatornya. sekedar pengetahuan, pada sepeda motor ada dua jenis rem. yakni rem cakram yang biasa dipakai pada rem depan, dan semoua motor sekarang baik matic, bebek, atau sport menggunakan sistem hidrolik untuk rem depan ini.

lalu ada rem tromol. rem tromol sering dijumpai pada rem belakang motor matic. rem tromol itu desainnya tertutup, dan biasanya menggunakan kawat atau rem mekanis.

lalu untuk rem hidrolis apa kelebihannya ?

1. Rem lebih pakem

rem hidrolik memiliki kerugian tenaga yang nihil. jadi sistem hidrolik ini fungsinya buat menyalurkan tenaga dari tuas rem menuju aktuator rem. tipikal rem hidrolik ini bisa menyalurkan tanaga tanpa adanya kerugian tenaga, karena pada sistem hidrolik tekanan akan diteruskan ke segala arah dengan besar yang sama.

berbeda dengan rem mekanis, dimana kawat bisa bergesekan dengan kabel yang menyelubunginya. sehingga ada kerugian tenaga.

ini membuat rem hidrolik lebih pakem.

2. Perawatan yang minim

Salah satu perawatan pada rem adalah dengan menyetel jarak tuasnya. terutama pada rem tromol mekanis, kita harus sering menyetel jarak ini karena kawat yang bahannya logam itu bisa memuai. sehingga bisa mempengaruhi kinerja pengereman.

tapi pada rem hidrolik karena menggunakan fluida yang tidak memuai, maka ini lebih free maintenance. dalam artian rem hidrolik tidak perlu perawatan yang sering.

meski demikian, fluida atau minyak rem ini harus diganti dalam interval 2 tahunan untuk menjaga performanya tetap baik.

3. Terlihat lebih sporty

Motor motor dengan segmen sport hampir semuanya menggunakan rem cakram hidrolik pada roda depan dan belakang. selain karena tuntutan daya pengereman yang harus mengimbangi kecepatan motor, alasan estetika juga bisa dijadikan acuan.

karena kalau kita melihat motor-motor yang pakai rem cakram hidrolik ini pasti tampilannya jadi lebih keren.

Lalu apa kekurangannya ?

1. Lebih sering blong

rem blong bisa terjadi pada jenis rem apapun, tapi pada rem hidrolik kadang rem blong ini bisa muncul secara tiba-tiba. rem blong pada sistem hidrolik muncul karena ada udara masuk kedalam selang rem. sifat udara yang dapat dikompresi akan menyerap tekanan minyak rem.

sehingga tidak ada tekanan untuk mengaktifkan rem cakram. ini membuat rem blong meski kita tekan full tuas remnya.

2. Perawatan lebih rumit

kalau menurut saya perawatan rem hidrolik itu lebih rumit, meski rem ini tidak terlalu membutuhkan perawatan. tapi yang namanya sistem, harus ada perawatannya mengingat rem ini cukup krusial fungsinya pada kendaraan.

dikatakan rumit karena kita tidak bisa tangan kosong, alias ada alat untuk melakukan perawatan. contohhnya untuk mengisi minyak rem, kita perlu membuka reservoir yang letaknya didekat tuas rem yang dikunci menggunakan sekrup. dan tak jarang sekrup yang dipakai berjenis sekrup bintang yang jarang.

lalu ketika terjadi masuk angin, kita perlu keahlian khusus buat membuang udara dari dalam selang rem supaya rem tidak blong lagi.

3. Roda gampang kotor

Desain rem cakram hidrolik yang terbuka, membuat serpihan dari kampas rem bisa menempel pada area disekitar rem cakram. sehingga kalau tidak dibersihkan secara rutin, ini akan mengganggu pemandangan.

ini tentu beda dengan rem tromol yang lebih tertutup. desainnya yang tertutup membuat serpihan kampas akan terjaga didalam. sehingga tidak mengotori area luarnya.

itulah enam kelebihan dan kekurangan sistem rem hidrolik pada sepeda motor. semoga menambah wawasan kita semua.

Cara Kerja Rem Hidrolik Pada Sepeda Motor

Cara Kerja Rem Hidrolik Pada Sepeda Motor

Sistem rem menjadi perangkat yang sangat amat penting pada sepeda motor. dengan perangkat rem ini pengendara mampu mengendalikan laju kendaraan terutama ketika sedang menemui hambatan.

namun semakin kesini, kendaraan yang diproduksi punya performa mesin yang semakin tinggi. motor bisaa semakin kencang kecepatannya. oleh sebab itu butuh sistem pengereman yang cukup mumpuni. salah satu sistem rem yang paling sering dipakai adalah rem cakram hidrolik.

lalu bagaimana cara kerja rem hidrolik pada motor ini ? simak selengkapnya dibawah.

Cara Kerja Rem Hidrolik Pada Motor

Rem hidrolik adalah sistem pengereman yang menggunakan fluida sebagai media untuk menyalurkan tenaga input ke outpunya. jadi, untuk mengaktifkan rem itu kan pada dasarnya hanya menggunakan perpindahan energi.

perpindahan energi yang dimaksud adalah perpindahan energi dari tuas rem, menuju ke aktuator remnya yang ada pada roda.

jadi ketika kita tekan tuas rem, energi yang kita kenakan pada tuas rem akan disalurkan ke aktuator rem yang ada pada roda sehingga rem aktif. semakin kuat kita tekan tuasnya, semakin besar juga gaya pengeremannya.

namun pada rem mekanis, terkadang ada kerugian tenaga yang dihasilkan karena gesekan. rem mekanis kan pakai kawat, dan kawat ini selalu bergesekan dengan kabel yang menyelubunginya. sehingga tenaga yang kita kenakan pada tuas rem tidak akan sampai 100% ke aktuator rem.

disinilah rem hidrolik masuk sebagai solusi.

rem hidrolik sesuai namanya menggunakan zat cair atau fluida sebagai media untuk memindahkan energi dari input ke aktuator rem. fluida dipilih sebagai media, karena sifat fluida yang mampu menyesuaikan tempat atau liquid dan volumenya padat. dalam artian ketika diberi tekanan, volume fluida itu tidak mengecil.

hal ini berbeda dengan gas yang volume bisa mengecil ketika diberi tekanan. sehingga gas tidak dapat digunakan untuk sistem hidrolik ini.

Prinsip kerjanya seperti ini,,

Ketika kita tekan tuas rem, tuas rem akan mendorong piston yang ada pada master rem. master rem, adalah komponen yang letaknya pada pangkal tuas rem. disini biasanya ada reservoir tempat minyak rem diisi.

didalam master rem ini, ada piston kecil. ketika piston tertekan oleh tuas rem, itu akan mendorong minyak rem didalamnya. sehingga tekanan minyak rem naik.

minyak rem yang tertekan, akan mendorong segala sisinya. hingga sampai ke aktuator rem, yakni kaliper rem.

didalam kaliper rem ini juga terdapat piston tapi ukurannya lebih besar dari piston yang ada pada master rem. tekanan pada minyak rem akan mendorong piston pada kaliper. sehingga piston bisa menekan kampas rem untuk menjepit piringan rem. dan pengereman pun terjadi.

dengan konsep seperti ini, bukan cuma lebih efisien. tapi gaya yang dihasilkan pada kaliper rem itu bisa lebih besar daripada yang kita kenakan pada tuas rem.

Bagaimana bisa ?

hal itu karena ada perbedaan diameter piston antara piston pada master silinder sebagai input, dan piston pada kaliper sebagai outputnya. dengan input yang lebih kecil, gaya yang diperlukan itu juga cenderung lebih kecil. karena gaya itu dipengaruhi oleh luas penampang. jadi semakin kecil diameternya, maka total gaya yang diperlukan untuk menekan tuas rem juga semakin kecil.

tapi sebagai gantinya, piston kecil ini membuat jarak tempuh piston semakin panjang. jadi meski tuas rem terasa ringan, namun kita butuh menekan tuas rem lebih dalam agar pengereman bisa maksimal.

nah sementara pada piston output, luas penampangnya semakin lebar. sehingga dengan tekanan yang sama yang diberikan pada input, akan dikalikan dengan luas penampangnya. sehingga gaya yang dihasilkan pada piston output itu menjadi lebih besar.

itulah sebabnya sering sekali kejadian motor slip terutama pada roda depannya ketika direm. padahal kita ngeremnya nggak terlalu kencang. karena memang sistem rem hidrolik didesain supaya kita, para pengendara tidak perlu energi besar buat ngerem,

mungkin itu saja artikel tentang cara kerja rem hidrolik pada motor. semoga bisa menambah wawasan kita semua.

3 Komponen Utama Rem Hidrolik Sepeda Motor

3 Komponen Utama Rem Hidrolik Sepeda Motor

Rem hidrolik yang dipakai pada kendaraan bermotor menggunakan sistem fluida, dimana fluida ini memililki kemampuan untuk menyalurkan tenaga tanpa adanya kerugian tenaga.

artinya ketika kita kasih 5 kilogram gaya input maka outputnya juga setara 5 kilogram. oleh sebab itu kendaraan bermotor khususnya sepeda motor, menggunakan rem hidrolik terutama untuk rem depannya.

bagaimana rem hidrolik pada motor ini bekerja, telah kita bahas pada artikel sebelumnya. pada artikel ini kita akan membahas komponen rem hidrolik pada sepeda motor.

4 Komponen Utama Rem Hidrolik

4 komponen tersebut terdiri dari input, selang rem, aktuator, dan minyak rem. mari kita bahas satu persatu.

1. Input

pada rem hidrolik sepeda motor, input ini bukan cuma handle rem. pada ujung handle rem, terdapat komponen lagi yang namanya master rem. jadi tuas rem pada motor, ketika ditekan akan mendorong piston yang ada didalam master rem.

fungsi master rem adalah untuk mengubah gaya mekanis dari tuas rem menjadi tekanan hidrolik.

2. Selang rem

Komponen berikutnya adalah selang rem. Selang yang dipakai pada sistem hidrolik bukanlah selang yang sembarangan. karena selang ini harus lentur tapi juga bisa menahan tekanan.

oleh sebab itu selang rem biasanya terbuat dari bahan khusus agar dua hal tadi bisa kehandle. fungsi selang rem adalah untuk menyalurkan minyak rem dari master rem ke aktuator.

3. Aktuator

Aktuator adalah komponen untuk mengubah tekanan fluida yang ada pada minyak rem untuk diubah menjadi energi mekanis untuk menjepit piringan rem. sehingga rem cakram bisa aktif.

aktuator yang dipakai pada rem hidrolik motor umumnya berjenis rem cakram. komponen untuk menjepit piringan disebut kaliper rem. didalam kaliper juga terdapat piston tapi ukurannya lebih besar. sehingga ketika minyak rem bertekanan masuk ke kaliper, itu akan mendorong piston.

4. Minyak rem

Minyak rem bertindak sebagai fluida yang fungsinya untuk memediasi antara input dan aktuator. jadi seperti namanya, hidrolik itu berhubungan dengan benda cair atau fluida. sehingga sistem hidrolik tidak bisa dilepaskan dari yang namanya fluida.

fluida cair ini dipilih karena karakter zat cair yang mampu menyesuaikan segala tempat dan molekulnya padat. jadi ketika diberi tekanan, volumenya akan tetap. sehingga fluida bisa dipakai untuk menyalurkan tekanan.

berbeda dengan gas, meski sama sama fleksibel atau bisa menyesuaikan segala tempat tapi molekul gas juga lunak. sehingga ketika diberi tekanan volumenya mengecil. ini tentu tidak bisa digunakan untuk menyalurkan tekanan.

itulah 4 komponen utama yang ada pada sistem rem hidrolik sepeda motor, semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Sistem Rem Hidrolik Pada Sepeda Motor

Sistem Rem Hidrolik Pada Sepeda Motor

sistem hidrolik pada rem sepeda motor, antara efektifitas dan bahaya yang terlintas.

mungkin ada beberapa dari anda yang pernah mendengar atau bahkan mengalami kondisi rem blong apalagi sedang berada pada jalanan turunan. itu kan sangat berbahaya, karena bisa mengancam nyawa pengendara dan nyawa orang lain.

kebanyakan kasus rem blong ini ternyata dialami pada rem hidrolik. padahal, rem ini dinilai lebih baik daripada rem mekanis. mengapa justru bisa begitu ?

nah di artikel ini kita akan mengulas secara detail sistem rem hidrolik pada sepeda motor, bagaimana cara kerjanya, dan apa kelebihan dan kekurangannya.

Prinsip Kerja Rem Hidrolik

Rem hidrolik dipakai untuk mengatasi kerugian tenaga pada rem mekanis. jadi pada rem mekanis yang pakai kawat, ada kerugian karena kawat itu kan bergesekan dengan selongsongnya. dan gesekan ini memangkas energi pengereman.

dengan kata lain, butuh lebih banyak tenaga untuk mengerem. ditambah ada pemuaian dari kawat yang membuat kadang rem ini perlu distel.

sementara rem hidrolik, itu tidak pakai kawat melainkan pakai fluida atau minyak rem. prinsipnya menggunakan hukum pascal.

jadi gampangnya begini, tekanan yang diberikan pada tuas rem itu akan diteruskan ke kaliper rem dengan besar tekanan yang sama tanpa ada kerugian tenaga. namun, gaya atau tenaga diantara input dan output bisa direkayasa dengan mengubah diameter input dan outputnya.

ketika diameter piston input lebih kecil daripada diameter piston output, maka tenaga yang dihasilkan pada piston output akan lebih besar dari tenaga yang kita berikan pada piston input.

nah mungkin anda belum tahu, kalau piston ini adalah komponen untuk mendorong fluida didalam sistem hidrolik. tuas rem akan terhubung ke piston input sehingga ketika ditekan, itu akan mendorong piston input. dorongan piston input akan menekan fluida sehingga tekanan fluida naik.

fluida bertekanan akan menekan piston output yang ada di kaliper rem. piston output yang tertekan akan terdorong keluar sehingga menekan kampas rem.

nah jadi dengan rekayasa diameter piston input dan output yang berbeda, tenaga yang diperlukan untuk menekan tuas rem lebih kecil namun energi pengeremannya tetap besar.

itulah mengapa rem hidrolik itu lebih pakem. itulah salah satu kelebihan yang paling dominan pada rem hidrolis. cukup tekan tuas rem sedikit saja, rem sudah pakem.

Tapi apa kekurangannya ?

Rawan masuk angin

jadi fluida yang dipakai pada sistem rem hidrolik itu sifatnya padat. artinya ketika ditekan volumenya tetap. ketika sistem hidrolik ini kemasukan udara, udara itukan sifatnya bisa dikompresi. artinya ketika ditekan, tekanannya naik tapi volumenya semakin kecil. nah itu akan menghilangkan daya pengereman.

jadi apakah bisa sistem hidrolik ini kemasukan udara ?

tentu bisa. ketika kita tidak mengecek reservoir minyak rem yang ada didekat tuas rem depan, bisa saja minyak rem disitu sedikit. ketika motor berada pada jalan miring (turunan atau tanjakan), posisi inlet ke saluran hidrolik bisa terekspos udara sehingga udara bisa masuk.

ini  akan menimbulkan rem tiba-tiba ngempos atau blong ketika direm tanpa melambatkan kendaraan.

Terpengaruh suhu

Ketika kita berada pada turunan, dan terus mengaktifkan rem maka rem lebih cepat panas. panas yang merambat sampai ke minyak rem bisa mempengaruhi struktur dari minyak rem itu sendiri, sehingga rem bisa kehilangan daya tekanannya.

ini biasanya terjadi pada motor-motor yang sudah berumur dan minyak remnya belum pernah diganti.

Minyak rem menggumpal

ketika minyak rem tidak diganti selama bertahun tahun, maka struktur minyak rem bisa berubah dari yang awalnya berbentuk fluida atau cair berubah menjadi kental seperti gel. nah minyak yang berbentuk jel ini kurang bisa masuk ke saluran saluran sempit.

dan gel ini malah bisa menghambat saluran saluran minyak rem. sehingga ketika motor minyak remnya tidak pernah diganti, rem bisa tiba-tiba mengalami blong.

jadi, sistem rem hidrolik itu wajib sekali dirawat. ada interval penggantian minyak rem sekitar 2 tahun sekali.

itulah penjelasan tentang sistem rem hidrolik pada sepeda motor. semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Detail Cara Kerja Rem Cakram Pada Motor (Dengan Video Animasi)

Rem cakram menjadi satu-satunya sistem rem yang dipakai pada kebanyakan motor sekarang. meski masih ada motor yang pakai tromol, biasanya itu dikarenakan untuk memangkas harga motor itu sendiri. jadi kalau tipe motor 150 cc keatas, biasanya sudah full cakram.

lalu bagaimana rem cakram bekerja ?

di artikel ini, kita akan belajar mulai dari prinsip kerja rem cakram, bagaimana mekanismenya supaya bisa melakukan pengereman, hingga troubleshooting yang mungkin bisa kita dapatkan ketika menemui masalah pada rem cakram khususnya pada motor.

langsung saja ke point pertama yaitu prinsip kerja rem cakram.


Prinsip Kerja Rem Cakram


sistem pengereman bekerja dengan memanfaatkan gaya gesek antara dua material. gaya gesek ini, akan menahan salah satu komponen yang bergerak. dalam hal ini, rem menggunakan gesekan antara cakram yang berputar, dengan kampas rem yang diam.

untuk memaksimalkan daya tahanan saat terjadi gesekan, kedua komponen yang bergesekan tersebut akan dibuat dari material yang berbeda.

cakram, terbuat dari besi. itu karena cakram ini merupakan komponen yang bergerak (berputar) yang menjadi perpanjangan tangan dari roda. oleh sebab itu, material cakram haruslah sangat kuar. oleh sebab itu besi dipilih sebagai material cakram.

tapi karena cakram sudah pakai besi, maka kampas rem tidak bisa dipakaikan dengan material yang sama. karena besi ketemu besi, akan timbul percikan dan panas yang cukup tinggi.

tentu ini akan menimbulkan bahaya.

oleh sebab itu kampas rem terbuat dari bahan seperti asbes yang mudah rapuh. Bahan ini merupakan isolator yang juga bisa menahan panas. jadi, panas yang terbentuk dari gesekan ini tidak terlampau tinggi. dan bahan yang lebih rapuh ini, membuat cakram tidak akan tergores. sehingga daya tahananya tinggi dan tentu aman.

Mekanisme Rem Cakram Motor

Rem cakram, merupakan sistem pengereman dengan mekanisme jepit. jadi, cakram atau piringan rem akan dijepit oleh dua kampas rem yang saat tuas rem ditekan, kedua kampas rem ini akan saling bergerak mendekat.

inilah yang membuat rem cakram dikenal pakem, karena punya arah gaya yang saling menjepit, membuat gesekan yang terjadi ini semakin kuat.

untuk bagaimana kampas rem menjepit piringan rem, rem cakram menggunakan sistem hidrolik. jadi, ini seperti sistem hidrolik yang umum dipakai pada komponen apapun.

ada siilinder input, dan ada silinder output. silinder input, punya diameter lebih kecil dan dipasang pada tuas rem. jadi ketika kita tarik tuas rem, piston didalam silinder input akan tertekan. dan ini akan mendorong minyak rem didalam saluran hidrolik rem.

selanjutnya, ada yang namanya silinder output. silinder output, punya diameter yang lebih besar. itu dibertujuan supaya gaya jepit pada kampas rem, bisa berlipat ganda dari gaya yang kita berikan di tuas rem. itu bisa terjadi sesuai hukum pascal. dimana gaya terbentuk karena ada tekanan dikalikan luas penampang.

sehingga meski gaya yang kita berikan di tuas rem kecil, bisa berubah jadi besar berkat luas penampang silinder output lebih besar.

silinder output ini terpasang pada komponen yang namanya kaliper.

nah kaliper ini sangat unik. karena ini cuma punya piston di satu sisi. tapi outputnya, bisa menciptakan gaya yang arahnya berlawanan. lalu bagaimana itu bisa terjadi ?

jadi ini namanya sistem floating caliper. secara sederhana, piston akan mengambang atau tidak dibaut mati pada supensi motor. memang piston ini dibaut tapi sebenarnya masih bisa geser ke kiri dan kekanan.

jadi ketika piston menonjol keluar, pertama itu akan menekan kampas rem bagian luar sampai menyentuh cakram. setelah itu, piston akan mendorong kaliper untuk bergeser kearah luar. sehingga kampas bagian dalam juga tertekan dengan arah gaya kearah luar.

ini membuat kedua kampas rem tertekan dengan arah yang berlawanan meski input gayanya cuma searah.

untuk lebih jelas, anda bisa simak video ilustrasi berikut.


Masalah Yang Sering Muncul Pada Rem Cakram

Sebenarnya rem cakram hidrolik sangat awet dan aman. karena meski tidak diservis pun masih bisa bekerja dengan normal. tapi karena ini pakai sistem hidrolik, dimana ini sangat bergantung pada tekanan didalam sistem, maka anda harus memastikan bahwa didalam sistem hidrolik ini tidak ada udara.

udara merupakan material yang bisa dikompresi. jadi kalau ada udara masuk ke selang rem, maka rem akan ngempos atau blong. lalu darimana udara itu masuk ? ini bisa masuk dari reservoir minyak rem.

kalau minyak rem sudah mulai surut, udara mudah masuk. contohnya ketika motor posisinya menanjak atau menurun. posisi miring ini bisa membuka inlet silinder input. sehingga udara mudah masuk.

jadi pastikan minyak rem didalam reservoir tidak sampai surut.

masalah yang lain, karena minyak rem tidak pernah diganti. minyak rem ini akan terkena panas, dan tekanan secara terus menerus selama rem dioperasikan. dalam jangka panjang, minyak rem akan mengeras dan berubah seperti jel.

tentu jika sudah seperti ini, justru akan menyumbat sistem hidrolik rem. oleh sebab itu, ada interval penggantian minyak rem setiap 30 ribu hingga 40 ribu kilometer.
Cara Kerja Rem Tromol Sepeda Motor

Cara Kerja Rem Tromol Sepeda Motor

Motor -motor bebek dan matic umumnya menggunakan rem tromol pada roda belakang. Anda bisa melihat seperti yamaha mio atau Honda beat, rem pada roda belakang terletak didalam central velg.

Rem tersebut masuk kedalam jenis rem tromol.

Namun rem tromol pada sepeda motor, itu berbeda dengan rem tromol yang ada pada mobil.

Lalu seperti apa rem tromol motor itu ? bagaimana cara kerja rem tromol pada motor ?

Prinsip Kerja Rem Tromol

Sistem rem apapun jenisnya bekerja menggunakan gaya gesek. Gesekan tersebut akan menghentikan putaran roda.

Pada rem tromol, gesekan tersebut dilakukan oleh dua buah kampas rem yang berada didalam sebuah komponen seperti silinder.

Bagian dinding dalam silinder, akan bergesekan dengan kampas rem. Sehingga roda dapat berhenti berputar.

Kampas rem pada rem tromol, berbentuk memanjang seperti sepatu dengan permukaan gesek melengkung mengikuti bentuk tromol atau komponen yang berbentuk silinder tadi. Oleh sebab itu kampas rem pada rem tromol biasa disebut sepatu rem.

Jadi ketika dalam mode rem off, sepatu rem akan mengincup. Sehingga permukaan kampas rem tidak bergesekan dengan tromol. Saat kita tarik tuas rem, kedua sepatu rem akan mengembang sehingga menekan bagian dalam tromol.

Penekan itu menyebabkan gesekan. Sehingga roda dapat berhenti berputar.

Lalu apa yang membedakan rem tromol motor dan rem tromol mobil ?

Yang membedakan, itu tentang bagaimana mekanisme untuk menggerakan sepatu rem. Kalau mobil, menggunakan sistem hidrolik, sementara sepeda motor masih menggunakan komponen mekanis.

Komponen mekanis pada rem tromol sepeda motor, terdiri dari ;

Pedal rem/tuas rem, sebagai alat untuk mengaktifkan rem

Kabel penghubung, untuk menghubungkan pedal/tuas ke rem tromol

Tuas aktuator, alat untuk mengaktifkan rem dibagian rem tromolnya

Cam/nok, tonjolan yang apabilla diputar maka akan menekan sepatu rem

Jadi cara kerjanya, ketika kita tekan pedal rem maka kawat penghubung akan menarik tuas aktuator yang ada pada rem tromol.

Tuas aktuator ini terhubung dengan cam sebagai porosnya, sehingga ketika tuas aktuator tertarik itu akan membuat cam berputar.

Saat cam berputar, tonjolan pada cam akan menekan kedua sepatu rem. Sehingga sepatu rem mengembang, dan terjadilah gesekan.

Rem tromol motor hanya seperti itu, lebih simpel daripada rem tromol pada mobil yang menggunakan sistem hidrolik.

Mungkin itu saja artikel tentang bagaimana rem tromol motor bekerja, semoga bermanfaat.

2 Jenis Rem Pada Sepeda Motor Beserta Perbedaannya

Rem merupakan sistem yang berfungsi memperlambat laju kendaraan secara signifikan guna mengendalikan kecepatan kendaraan. Dalam kinerjanya, rem menggunakan metode gesekan untuk memperlambat RPM roda.

Kalau anda jeli, antara roda depan dan belakang motor (khususnya motor matic) memiliki bentuk rem yang berbeda. Lalu, kira-kira ada berapa jenis rem pada seoeda motor dan apa perbedaannya ? mari kita bahas secara rinci.

baca juga ; pengertian, komponen dan cara kerja sistem rem sepeda motor

Jenis Rem Pada Sepeda Motor


Secara umum, hanya ada dua jenis rem yang digunakan pada sepeda motor yakni rem tangan dan kaki. Tapi dua jenis rem tersebut dilihat pada segi pengoperasian, sementara kalau dilihat dari segi cara kerjanya juga ada dua yakni ;

1. Rem cakram



Rem cakram adalah sistem pengereman yang menggunakan sebuah piringan yang dijepit oleh dua buah kampas rem untuk melakukan pengereman. Artinya, ada sebuah piringan yang disebut disc brake atau cakram yang terhubung ke velg roda lalu diapit oleh dua buah kampas rem.

Saat kondisi free (tanpa mengerem) kedua kampas rem ini tidak menjepit atau dalam keadaan bebas. Namun saat tuas rem ditekan, kedua kampas rem ini akan menjepit piringan sehingga putaran piringan rem akan semakin rendah hingga berhenti.

Bentuk rem cakram sangatlah sederhana, rem ini digunakan pada hampir semua rem depan motor.

Selain lebih simpel, kelebihan lainnya yakni lebih responsif. Dibandingkan rem tromol, jarak pengereman bisa lebih dekat sehingga rem ini dinilai lebih aman digunakan untuk roda depan.

Tapi ada kekurangannya

Kampas rem cakram memiliki bentuk lebih sempit dibandingkan rem tromol, hal ini membuat kampas rem cakram menjadi lebih cepat habis. jadi jangan heran kalau kampas rem cakram sudah dua kali ganti meski rem tromol belum pernah diganti.

baca pula ; materi sistem rem cakram secara rinci

2. Rem tromol



Jenis rem kedua adalah rem tromol, rem tromol merupakan sistem pengereman tertutup yang menggunakan komponen berupa mangkuk rem atau tromol rem yang didorong oleh dua sepatu rem ke arah luar untuk melakukan pengereman.

Jadi antara rem cakram dan rem tromol memiliki perbedaan cara kerja, kalau rem cakram menggunakan prinsip jepitan sementara rem tromol menggunakan dorongan. Meski berbeda, dua-duanya sama-sama menggunakan gesekan untuk menghentikan laju roda.

Cara kerja rem tromol, saat rem tidak ditekan maka sepatu rem tidak mendorong mangkuk rem sehingga mangkuk rem yang juga terbaut ke velg bisa berputar dengan bebas. Saat rem ditekan, sepatu rem yang terletak didalam mangkuk rem akan mengembang, sehingga permukaanya bergesekan dengan permukaan dalam mangkuk rem. Akibatnya putaran mangkuk rem menjadi lebih rendah hingga berhenti.

Rem tromol memiliki harga lebih murah, sehingga rem ini masih digunakan oleh pabrikan motor untuk menekan harga sepeda motor. Namun masih kalah responsif dibandingkan rem cakram.

Dua jenis rem diatas, dibedakan berdasarkan prinsip kerjanya. Tapi kalau dilihat dari mekanisme penggerak, juga ada dua yakni ;

1. Rem hidrolik



Rem hidrolik menggunakan prinsip hidrolik, yakni perpindahan fluida dimana fluida dalam hal ini minyak rem berfungsi sebagai media untuk memindahkan tekanan dari tuas rem menuju aktuator (kaliper rem). Kelebihan rem hidrolik ini ada pada perpindahan tenaga yang efektif. Karena fluida dapat memindahkan tenaga tanpa adanya hilang tenaga sedikitpun (kecuali kalau bocor).

Sehingga meski kita menekan tuas rem hanya setengah, rem akan aktif.

Rem hidrolik biasa digunakan untuk menggerakan rem cakram pada sepeda motor baik pada roda depan maupun belakang.

2. Rem mekanik



Rem mekanik masih menggunakan kawat atau tuas penghubung sebagai media untuk memindahkan tenaga dari tuas rem ke aktuator rem. Seperti rem tromol sepeda motor, umumnya masih menggunakan mekanisme seperti ini.

Pada motor matic misalnya, maka rem belakang masih digerakan menggunakan kawat. Memang penggerak mekanik ini masih mampu digunakan namun masih kalah responsif dengan penggerak hidrolik karena ada sedikit kerugian tenaga pada tipe ini, artinya tenaga akhir yang sampai ke aktuator rem bisa lebih kecil dibandingka tenaga awal yang kita beri untuk menekan tuas rem.

Mungkin itu saja, semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Sistem Rem Sepeda Motor – Pengertian, Jenis, Dan Prinsip Kerja

Secara umum, sebuah kendaraan harus memiliki aspek keselamatan. Salah satu aspek keselamatan tersebut, ada pada sistem pengereman.

Sistem pengereman adalah perangkat mekanis pada kendaraan yang digunakan untuk menurunkan laju kendaraan secara praktis untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dalam aplikasinya, sistem rem itu memiliki beberapa tipe yang dikhususkan untuk kendaraan yang berbeda.

Lalu seperti apa sistem pengereman pada kendaraan roda dua ? mari kita bahas secara mendalam.

Pengertian Sistem Rem Sepeda Motor

materi sistem rem.pdf

Sistem pengereman sepeda motor, adalah suatu mekanisme yang digunakan untuk menurunkan laju sepeda motor atau memberhentikan laju sepeda motor secara praktis menggunakan pedal atau tuas.

Umumnya, sistem rem sepeda motor diaktifkan melalui sebuah tuas rem yang terketal pada kemudi motor. Namun, pada jenis motor tertentu seperti motor bebek dan motor sport juga menggunakan pedal untuk mengaktifkan rem belakang.

Cara Kerja Sistem Rem


Secara umum, sistem rem bekerja dengan mengurangi RPM roda motor. Dengan demikian, laju sepeda motor pun akan menjadi lebih lambat karena besar kecil RPM roda berbanding lurus dengan kecepatan motor.

Lalu bagaimana mekanisme sistem rem untuk mengurangi RPM roda ?

Disinilah perubahan energi terjadi, sebelumnya pada mesin terjadi perubahan energi dari energi panas (pembakaran) ke energi gerak. Sementara pada sistem rem, terjadi sebaliknya energi gerak akan diubah ke energi panas melalui gesekan.

Jadi intinya, prinsip kerja sistem rem yakni dengan memanfaatkan gesekan antara dua benda yang satu berputar dan satu lagi diam. Ketika gesekan terjadi, otomatis RPM benda yang berputar akan berkurang dan sebagai hasilnya panas akan terbentuk pada gesekan tersebut.

Jenis Jenis Sistem Rem Sepeda Motor


Dilihat dari cara kerjanya, hanya ada dua jenis sistem rem pada sepeda motor yakni ;

1. Sistem Rem Cakram



Sistem rem cakram adalah mekanisme pengereman yang memanfaatkan daya jepit antara komponen yang berputar dan komponen diam. Mekanismenya, disc brake selaku komponen yang berputar akan dijepit oleh dua buah kampas rem selaku komponen yang diam.

Disinilah gesekan terjadi, sehingga RPM disc brake akan menurun dan karena disc brake terpaut ke roda maka RPM roda pun akan menurun.

Bagaimana cara kerja sistem rem cakram ?

Pada sepeda motor, umumnya digunakan prinsip hidrolik untuk melakukan mekanisme penjepitan diatas. Jalurnya, ketika kita tekan tuas rem maka fluida akan tertekan. Imbasnya, sesuai prinsip hidrolik tekanan pada fluida akan diteruskan ke segala arah.

Tekanan ini, akan diarahkan kedalam caliper. Caliper sendiri, merupakan komponen yang dapat mengubah tekanan hidrolik menjadi gerakan jepit. Sehingga, ketika tekanan fluida diarahkan kedalam caliper maka kampas rem akan menjepit disc brake dan pengereman terjadi.

Selengkapnya ; Komponen dan cara kerja sistem rem cakram

Kelebihan sistem rem cakram antara lain ;

  • Mudah dalam perawatan
  • Responsif (baik untuk rem mendadak)
  • Lebih pakem


Kelemahannya ;

  • kampas rem cepat
  • Rentan kotor karena bersifat terbuka


2. Sistem Rem Tromol

Sistem rem tromol adalah mekanisme pengereman dengan memanfaatkan tekanan satu arah untuk menimbulkan gesekan. Dalam hal ini, ada dua komponen utama yakni drum brake selaku komponen berputar dan dua buah kampas rem selaku komponen diam.


Bentuk drum brake menyerupai sebuah loyang, dengan area samping dijadikan sebagai area gesekan. Sementara bentuk kampas rem setengah lingkaran mengikuti permukaan samping drum brake. Posisi brake shoe ini ada didalam drum, dengan kata lain brake shoe selaku komponen diam akan ditutup drum brake selaku komponen bergerak.

Pengereman dapat terjadi, apabila kedua kampas rem menekan area samping drum brake ke arah luar. Ini akan menyebabkan gesekan antara drum brake dengan kampas rem yang menyebabkan RPM drum brake berkurang. Disisi lain, drum brake juga terpaut dengan roda sehingga saat RPM drum brake turun maka RPM roda juga turun.

Bedanya dengan sistem rem cakram, hanya pada arah tekanan kampas rem. Pada rem cakram, arah tekanan kampas rem saling mendorong/menjepit. Sementara pada sistem rem tromol, arahnya saling menekan ke satu arah (kearah luar).

Namun ada sedikit perbedaan pada rem tromol motor

Kalau anda cari, maka anda akan sulit sekali menemukan komponen drum brake ini. Hal ini dikarenakan drum brake dibuat menyatu dengan velg. Artinya rem tromol terletak didalam velg motor. Oleh sebab itu, kalau anda lihat rem belakang motor desainnya cukup simple hanya menyisakan tuas brake lever ditengah velg. Karena semua komponen rem ada didalam velg.

Untuk mekanisme pengeremannya, rem tromol masih menggunakan kawat atau masih manual.

Dalam unit rem tromol, terdapat komponen nok/cam yang berfungsi mendorong kampas rem kearah luar saat nok ini diputar. untuk memutar nok, ada sebuah mekanisme brake lever yang terhubung ke pedal rem.

Selengkapnya ; Komponen dan cara kerja sistem rem tromol

Kelebihan rem tromol antara lain ;

  • Umur kampas rem lebih awet
  • Karena bidang gesek lebih lebar, maka daya pengereman juga tinggi
  • Terlihat lebih bersih karena bersifat tertutup


Kekurangannya ;

  • Dibandingkan rem cakram, tipe tromol kurang pakem
  • Memiliki desain lebih rumit


Demikian artikel singkat tentang sistem rem sepeda motor. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.