Showing posts with label Masalah Mesin Mobil. Show all posts

Kapan Kipas Radiator Mobil Menyala ? Ini Dia Bahasan Lengkapnya

Kita tahu mobil-mobil sekarang sudah menggunakan kipas radiator elektrik yang hidup dalam waktu tertentu saja, hal ini berbeda dengan mobil-mobil terdahulu yang kipasnya otomatis berputar saat mesin menyala.

Hal itu ternyata bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kinerja mesin, karena mesin dapat bekerja secara optimal bukan pada suhu rendah melainkan pada suhu kerjanya. Suhu kerja mesin berkisar antara 70 sampai 90 derajat celsius.

Secara simpelnya, kipas radiator yang kadang hidup kadang mati dimaksudkan untuk menjaga agar suhu mesin tetap pada suhu kerjanya.

Tapi bukan hanya itu, karena nyatanya saat AC dinyalakan pun kipas langsung hidup meski suhu mesin masih dingin.

Jadi secara garis besar, kipas radiator akan menyala saat menemukan dua kondisi yaitu saat suhu mesin panas, dan saat AC dinyalakan. Lalu mengapa kipas radiator hanya menyala saat kondisi seperti itu ? simak penjelasannya dibawah.

1. Saat suhu mesin melebihi suhu kerja


Mungkin anda sudah mengetahui bahwa sekarang mobil sudah dikontrol oleh teknologi berbasis komputer, benar sekali seperti komputer ada tiga bagian yakni input, pengontrol dan output. Komponen yang masuk kedalam input adalah sensor termasuk sensor yang mendeteksi suhu air pendingin (engine coolant temperature sensor).

Komponen pengontrol adalah ECU (engine control unit) atau processornya mobil, sementara yang masuk kedalam komponen output adalah semua jenis aktuator seperti injektor, coil dan kipas radiator.

Seperti yang saya katakan diatas, kipas radiator akan menyala saat suhu mesin panas. Lalu bagaimana cara mengetahui suhu mesin panas ? itu adalah tugas ECT (engine coolant temperature) sensor.

Mekanismenya, ECT yang merupakan sensor berjenis thermometer diletakan pada aliran air pendingin pada selang output mesin. Sensor berjenis thermometer ini sensitif terhadap panas, sehingga reaksi sensor akan dipengaruhi suhu dari apa yang diukur.

Data dari sensor akan dikirim ke ECU, pada ECU data akan diterjemahkan untuk memperkirakan suhu mesin. Apabila suhu mesin sudah melebihi 90 derajat celcius, maka ECU akan mengaktifkan kipas radiator dengan kecepatan rendah, saat suhu mesin berhasil diturunkan ke level 80 derajat celcius maka ECU kembali menonaktifkan kipas.

Namun saat suhunya tidak turun bahkan bertambah, ECU akan mempercepat putaran kipas radiator.

Oleh sebab itulah anda biasanya mendengar dengungan kipas yang berbeda, kadang bunyi dengungan kipas terdengar lirih kadang juga cukup kencang.

Tujuan mekanisme ini adalah untuk menjaga supaya suhu mesin tetap terjaga pada suhu 80 – 90 derajat yang merupakan suhu paling optimal untuk mendapatkan kinerja mesin yang efisien. Efisien berarti ada keseimbangan antara tenaga yang dihasilkan dan pemakaian bahan bakar yang ekonomis.

Apabila suhu mesin lebih rendah, maka bahan bakar cenderung mengembun dan sulit untuk menyatu dengan udara sehingga efeknya lebih boros, sementara suhu yang lebih tinggi (dari suhu kerja) bisa menyebabkan mesin overheat.

2. Saat AC mobil dalam posisi ON


Hal kedua yang menyebabkan kipas radiator berputar adalah karena AC mobil. Mungkin orang awam masih bingun, apa hubunganya kipas radiator dengan AC mobil ? bukannya keduanya berbeda seksor, yang satu permesinan mobil dan satunya sistem sirkulasi kabin.

Mungkin anda sudah tahu kalau sistem AC itu memiliki komponen kondensor yang berfungsi mendinginkan refrigerant atau freon. Ternyata kondensor ini terletak didepan radiator, dengan kata lain selain untuk mendinginkan radiator kipas radiator juga berfungsi untuk mendinginkan freon didalam kondensor.

Oleh sebab itu ketika kipas nyala saat AC hidup, kipas sebenarnya bukan sedang mendinginkan radiator melainkan sedang mendinginkan kondensor.

Tapi meski AC mobil dinyalakan, bukan berarti kipas terus berputar selama AC dalam posisi ON.

Kipas radiator juga berputar kadang-kadang saja, hal itu sama saja seperti radiator yang didinginkan saat suhunya melebihi 90 derajat. Kondensor juga didinginkan sesuai dengan suhu AC yang diinginkan pengemudi.

Apabila pengmudi menyeting suhu sedang maka kipas hanya hidup jarang-jarang dengan kecepatan relatif rendah. Namun kalau pengemudi menyeting suhu AC yang rendah, maka kipas akan berputar lebih lama dengan kecepatan lebih tinggi.

Mekanismenya juga melibatkan sensor, pengontrol dan ouput seperti halnya pada radiator. Namun dalam hal ini, sensor yang dipakai adalah refrigerant pressure sensor ( sensor yang mendeteksi tekanan freon AC) dan sensor suhu udara AC.

Apa yang terjadi ketika AC mobil berputar terus ?

Itu tandanya ada masalah, tapi masalah tersebut bukan hanya terletak pada sisi elektrikalnya saja, bisa saja karena sirkulasi freon tersumbat sehingga tekanan freon terdeteksi selalu tinggi, hal itu akan memicu kipas untuk nyala terus.

Hal lainnya, adalah ketika volume air pendingin sangat kurang. Itu akan menyebabkan overheat sehingga kipas radiator akan berputar terus menerus.

Jadi saat mendapati masalah kipas elektrik ini berputar terusan, cek dulu bagian non elektrikalnya. Untuk masalah yang menyangkut elektrikal mesin, biasanya lampu cek engine akan menyala dan untuk mengetahuinya perlu discan menggunakan scan tool.

4 Hal Yang Menyebabkan Knalpot Mobil Nembak + Solusinya

Banyak pemilik mobil yang mengeluhkan suara knalpot nembak, kondisi ini memang sering muncul khususnya untuk mobil-mobil yang lama tidak digunakan.

Lalu apa yang menyebabkan hal tersebut ? dan bagaimana solusinya ? mari kita bahas secara mendalam

Secara umum, suara nembak pada knalpot itu disebabkan karena ada campuran bensin dan udara yang harusnya terbakar didalam ruang bakar malah tidak terbakar dan keluar ke selang knalpot bersama gas buang, justru campuran bensin dan udara tersebut terbakar didalam knalpot yang dipicu suhu knalpot yang sangat tinggi.

Sehingga menghasilkan bunyi ledakan didalam knalpot. Hal tersebut umumnya disebabkan karena hal-hal seperti ;

1. Timing pengapian kurang pas



Penyebab yang pertama dikarenakan timing pengapian yang tidak tepat. Timming pengapian adalah waktu dimana busi menyala, hal ini cukup krusial karena busi itu dinyalakan setelah langkah kompresi.

Ketika waktu penyalaan busi meleset sepersekian detik saja, bisa menyebabkan campuran bensin dan udara yang telah terkompresi tidak terbakar keseluruhannya, sehingga bisa menganggu kinerja mesin bahkan bisa-bisa mesin tidak menyala.

Tapi kalau timming hanya meleset sedikit kemungkinan hasilnya mesin menjadi brebet dan nembak-nembak.

Lalu apa yang menyebabkan timming meleset ?

Pada mobil-mobil konvensional (yang masih pakai karburator), timing pengapian umumnya juga masih menggunakan sistem distributor konvensional. Kelemahan sistem ini, salah satunya timming pengapian bisa bergeser dikarenakan poros distributor yang aus.

Sehingga perlu dilakukan penyetelan ulang timming pengapian.

Sementara pada mobil-mobil injeksi, timming pengapian juga bisa bergeser meski sudah menggunakan pengapian elektronik. Penyebabnya, karena timming chain molor. Itu menyebabkan timming pengapian sedikit mundur sehingga bisa menyebabkan knalpot nembak.

Solusinya, anda perlu ganti timming chain kalau sudah molor. Umumnya timming chain diganti dengan interval mencapai 30 ribu KM bahkan ada yang lebih tergantung kualitas bahannya. Tapi disarankan untuk mengganti timming chain saat ada gejala seperti bunyi gemercik pada area timming chain, bunyi tersebut menandakan bahwa timming chain sudah kendor.

2. Firing Order tidak pas

Firing oder adalah urutan penyalaan busi pada mesin dengan jumlah silinder lebih dari satu, seperti mesin mobil yang memiliki empat silinder = empat busi.

Keempat busi pada mobil tidak menyala dalam waktu bersamaan, hal itu dikarenakan siklus tiap silinder juga tidak sama. Meski demikian, keempat busi itu hanya diatur oleh satu sistem yakni sistem pengapian.

Sehingga ada urutan-urutan firing order yang harus tepat tujuan.

Apabila firing order tidak pas, mesin tidak akan menyala. Akibat dari mesin yang tidak menyala itu, akan ada akumulasi campuran bensin dan udara yang tidak terbakar didalam knalpot sehingga bisa memicu pembakaran seperti suara nembak.

Kesalahan firing oder ini terjadi akibat kesalahan pemasangan kabel busi atau kesalahan pemasangan konektor coil pack. Dengan kata lain, ini merupakan kesalahan manusia sehingga tidak disebabkan masalah pada mesin itu sendiri.

3. Modifikasi knalpot

Penyebab selanjutnya dikarenakan adanya modifikasi pada saluran knalpot yang tidak sesuai dengan karakter mesin. Contoh modifikasi yang umum dilakukan pada saluran knalpot adalah dengan mengganti resonator knalpot menggunakan pipa lurus.

Penggantian ini memang akan melancarkan aliran gas buang diknalpot karena pada pipa ini tidak ada hambatan sama sekali, namun efek backfire yang seharusnya terjadi di resonator juga akan menghilang.

Namun efek backfire diperlukan untuk menahan campuran udara dan bahan bakar yang masuk dari intake untuk tetap tertahan didalam ruang bakar(khususnya saat terjadi overlap antara katup intake dan exhaust setelah langkah buang).

Jadi saat efek backfire hilang, tidak ada lagi yang menahan campuran udara dan bahan bakar didalam ruang bakar saat terjadi valve overlap, sehingga campuran udara dan bahan bakar tersebut akan lolos keluar dari valve ekshaust langsung menuju ekshaust manifold.

Campuran udara dan bahan bakar yang lolos tersebut terbakar didalam knalpot dan menimbulkan suara nembak.

4. Busi terlalu kotor


Kotoran pada elektroda busi akan mengurangi intensitas percikan busi, efeknya itu akan mempengaruhi seberapa besar pembakaran mesin. Jadi ketika busi kotor, api yang mampu dikeluarkan cukup sedikit sehingga tidak cukup kuat untuk membakar seluruh campuran udara dan bensin.

Hasilnya, ada sebagian campuran udara dan bahan bakar yang keluar bersama gas buang. Campuran udara dan bahan bakar ini bisa terakumulasi didalam knalpot dan terbakar sehingga menimbulkan suara nembak.

Solusi untuk penyebab keempat hanyalah dengan melakukan tune up atau setidaknya membersihkan busi.

RPM Mobil Tidak Stabil Saat AC Dihidupkan, Cek 5 Penyebab Berikut

Salah satu masalah yang banyak dikeluhkan pembaca Autoexpose adalah masalah RPM mesin yang naik turun terutama saat AC dinyalakan.

Anda mungkin mengira masalahnya terletak pada sistem AC mobil mengingat gejalanya muncul hanya saat AC dinyalakan. Tapi itu tidak menjamin kebenarannya, masalahnya mekanisme pada mesin hingga sistem AC itu sangat kompleks. Bisa saja itu disebabkan dari mesinnya itu sendiri.

Oleh sebab itu hari ini Autoexpose akan menjelaskan penyebab apa saja yang bisa mempengaruhi kinerja mesin menjadi tidak stabil beserta solusinya.

Penyebab RPM Mobil Naik Turun Saat AC Dinyalakan


1. Kerusakan Idle Speed Control

Idle Speed Control (ISC) adalah komponen pada sistem injeksi yang mengatur RPM mesin saat idle atau stasioner supaya tetap stabil sesuai beban kerja.

Normalnya, ISC akan mengatur RPM mesin pada 750 – 800 Rotasi per menit. Namun beban kerja mesin selalu berubah-ubah, sehingga ISC bisa saja menset idle RPM mencapai 1000 RPM. Contohnya saat ada salah satu busi yang mati, serta saat kompresor AC aktif akan menambah beban kerja mesin sehingga ISC secara otomatis menaikan RPM idle.

Tapi bagaimana kalau ISC bermasalah ?


Tentu saja akan menyebabkan beberapa gejala, seperti mesin brebet saat idle, hingga RPM mesin yang naik turun baik saat AC mati atau dinyalakan.

Apabila kita hubungkan kerusakan ISC dengan AC yang dinyalakan tentu ada korelasinya, karena ISC lah yang menaikan RPM mesin supaya mesin tidak mati saat kompresor AC nyala. Sehingga ketika ISC bermasalah, otomatis akan ada masalah juga pada RPM mesin saat AC dinyalakan.

Meski demikian, masalah ini masih tergolong ringan karena hanya menyebabkan RPM naik turun saat AC nyala. Biasanya ini hanya disebabkan karena jarum ISC yang kotor. Sehingga untuk memperbaikinya pun kita pun hanya perlu membersihkan komponen ISC.

2. Katup gas yang penuh kotoran

Selain kerusakan Idle Speed Control, rpm mobil yang naik turun juga bisa disebabkan karena kondisi throttle body yang sudah penuh kotoran.

Lalu apa hubungannya dengan AC mobil ?

Seperti kita ketahui bahwa katup gas merupakan komponen yang berfungsi untuk mengatur debit udara yang masuk ke ruang bakar. Pada posisi Idle, katup gas terbuka sangat sedikit karena sebagian udara saat idle akan masuki melalui saluran idle. Tapi masih ada udara yang masuk lewat katup gas.

Namun bagaimana kalau katup gas tersumbat kotoran ? ini akan menyebabkan debit udara yang lewat menjadi tidak stabil akibatnya RPM mesin akan naik turun. Apalagi saat AC dinyalakan, kebutuhan udara menjadi lebih banyak sehingga akan sangat terasa tidak stabil saat AC dinyalakan.

Biasanya kotoran pada katup gas ini disebabkan karena pengaruh saringan udara yang terlalu kotor, atau tidak pernah diganti. Memang benar, ada interval pembersihan saringan udara biasanya sekitar 10 ribu KM. Tapi untuk anda yang berada didaerah berdebu, filter udara menjadi lebih cepat kotor sehingga harus lebih sering membersihkannya.

Untuk membersihkan filter udara, cukup gunakan hembusan angin sementara untuk membersihkan katup gas perlu bantuan pembersih kerak seperti karburator cleaner.

3. Intake manifold bocor


Pada sistem injeksi, jumlah udara yang masuk ke ruang bakar dihitung oleh air flow meter atau mass air flow, sensor ini biasanya terletak setelah filter udara sebelum katup gas.

Data dari air flow meter digunakan ECU untuk menentukan seberapa banyak bensin yang perlu disemprotkan injektor supaya kinerja mesin ideal.

Tapi ketika ada kebocoran pada saluran intake khususnya setelah sensor air flow tentu beda ceritanya. Kebocoran ini akan menyebabkan pembacaan sensor tidak sesuai, karena sensor membaca aliran udara yang hanya melewati sensor tersebut sementara jumlah udaranya ternyata lebih banyak karena udara terhisap masuk melalui intake manifold yang retak.

Ini akan menyebabkan kinerja mesin menjadi kacau, sehingga masalah seperti RPM tidak stabil pun bisa muncul.

Lalu bagaimana cara mengatasinya ?

Anda perlu menemukan retakan pada intake manifold, kalau ada anda perlu ganti bagian yang retak tersebut. Selain retakan, sambungan yang tidak rapat juga bisa menyebabkan kebocoran.

4. Sirkulasi freon yang tidak lancar



Yang menambah beban kerja mesin saat AC dinyalakan, itu karena sirkulasi freon. Jadi semakin panjang jalur sirkulasi freonnya, maka semakin besar juga beban kerja mesinnya. Tapi umumnya, sirkulasi freon sudah diset sedemikian rupa sesuai dengan kemampuan mesinnya.

Tapi beda cerita apabila sirkulasi freon tidak lancar, ini akan menambah beban kerja mesin sehingga saat AC dinyalakan mesin menerima beban lebih akibatnya RPM mesin jadi tidak stabil.

Umumnya sirkulasi freon bisa terganggu pada bagian ;

  • Kondensor AC yang mampet
  • Kompresor AC aus


Masalah nomor empat ini sudah masuk ranah masalah sistem AC sehingga untuk mengeceknya perlu bantuan AC manifold pressure tester untuk mengetahui apakah tekanan freon AC stabil atau tidak. Kalau ada sirkulasi yang mampet, maka jarum tester menjadi tidak stabil.

5. Sistem idle up engine bermasalah

Diatas sebenarnya sudah disinggung, ketika beban kerja mesin bertambah akibat kompresor AC yang aktif maka ISC secara otomatis meningkatkan RPM idle mesin, ini namanya sistem idle up.

ISC sendiri diatur oleh ECU, sementara ECU patokannya kompresor dan sensor tekanan freon AC. Jadi kalau sensor tersebut mengalami kerusakan, atau kabel sensor terkelupas bisa menyebabkan ketidaksesuaian pembacaan data.

Hasilnya, sistem idle up akan eror sehingga RPM mesin akan naik turun bahkan mati saat AC dinyalakan.

Solusi untuk urusan sistem kelistrikan seperti ini adalah dengan melakukan scanning menggunakan komputer.

Suara Mesin Mobil Kasar Saat Panas, Apa Penyebabnya ?

Suara mesin mobil anda kasar saat panas, apa penyebabnya ? bagaimana solusinya ? akan kita bahas secara mendalam diartikel ini.

Bunyi kasar pada mesin apalagi mesin-mesin mobil sekarang itu bisa mengindikasikan adanya suatu masalah. Bisa menunjukan adanya kerusakan komponen atau hanya tanda bahwa mesin perlu di service.

Karena ketika mesin mobil sudah lama tidak diservice, maka akan menimbulkan beberapa tanda seperti performa turun dan suara mesin yang agak kasar.

Oleh sebab itu jangan anggap remeh apabila terdengar suara-suara yang tidak biasanya pada mobil seperti suara kasar yang muncul saat suhu mesin panas.

Lalu apa saja hal yang menyebabkan suara mesin kasar saat panas ?


1. Bunyi berasal dari bearing pada mesin

Didalam mesin terdapat ratusan bearing, bearing sendiri merupakan bantalan antara dua komponen yang saling bergesekan. Karena didalam mesin terdapat banyak sekali komponen yang bergesekan maka bearing ini juga ada banyak.

Saat mesin panas, bearing akan sedikit memuai. Tapi kalau kondisi bearing masih mulus, itu tidak masalah. Kalau kondisi bearing ada baret atau sudah aus, pemuaian ini menyebabkan bearing bunyi.

Bunyinya sendiri memang tidak terlalu terdengar tapi karena ada banyak bearing pada mesin serta putaran mesin yang tinggi maka bunyi itu akan terdengar juga.

Umumnya masalah bearing aus atau baret disebabkan karena oli tidak pernah diganti, kotoran yang terbawa pada aliran oli yang bisa membuat bearing baret sehingga menjadi aus. Jadi kalau menemui kondisi ini jangan lupa mengganti oli beserta filter olinya. Untuk bearing-bearing yang sudah aus harus diganti.

2. Klep yang terlalu rapat

Klep atau katup mesin memiliki jarak sekitar 0,2 – 0,3 mm setiap klep. Jarak ini berfungsi sebagai jarak toleransi saat klep memuai. Dengan kata lain, saat suhu mesin panas celah tersebut bisa lebih kecil.

Masalah klep memang rumit, kalau klep terlalu longgar akan menimbulkan bunyi kletek-kletek. Tapi kalau terlalu rapat mesin bisa bergetar dan menimbulkan suara kasar saat suhunya mulai panas. Karena klep ini terletak di kepala silinder, bunyi kasar pada mesin juga akan terdengar cukup jelas.

Solusinya anda hanya tinggal melakukan penyetelan celah katup menggunakan obeng dan kunci ring. Namun untuk mobil-mobil yang sudah menggunakan setelan otomatis atau HLA, maka tidak perlu distel. Melainkan hanya dibersihkan saja, kemungkinan ada kotoran yang mengganjal pada mekanisme HLA.

3. Bunyi akibat knocking

Knocking terjadi akibat pembakaran yang kurang sempurna, masalah knocking ini memang sebagian besar disebabkan karena faktor bensin yang nilai oktanenya kurang. namun bukan Cuma itu, knocking juga bisa muncul karena ruang bakar yang kotor.

Dan knocking muncul saat suhu mesin panas.

Suara knocking ini mirip ketukan palu dengan logam dengan interval tertentu. Jadi kalau anda menemui suara ketukan ini saat mesin panas, itu menjadi tanda bahwa mesin perlu di tune up dan kedua koreksi bensinnya apa menggunakan oktane rendah atau tinggi.

Tips dari kami, untuk bahan bakar sesuaikan bensin dengan tekanan kompresi mesin. Kalau tekanan kompresi diatas 10,5 lebih baik gunakan bensin dengan oktane 92 keatas seperti Pertamax.

4. Oli yang terlalu encer

Saat membeli oli mesin ada banyak pilihan terutama pilihan gradenya, ada oli 10W-40 ada oli 0W-20. Semakin kecil nilainya, maka oli menjadi lebih encer.

Masalahnya tidak semua mesin cocok menggunakan oli encer, hanya mesin-mesin sekarang yang memiliki tingkat presisi super tinggi yang cocok menggunakan oli encer.

Sementara untuk mesin mobil yang sudah berumur lebih dari 5 tahun, akan lebih baik menggunakan oli yang tidak terlalu encer (minimal 10W).

Dampak dari oli yang terlalu encer ini akan menimbulkan suara kasar pada mesin.

Selain dari faktor bawaan, oli juga bisa menjadi lebih encer saat digunakan secara terus menerus. Jadi misal anda menggunakan oli SAE 10W-40. Saat mesin terus digunakan, lama kelamaan oli menjadi lebih encer sehingga yang awalnya suara mesin halus menjadi lebih kasar.

Ini berarti anda harus mengganti oli mesin mobil.

Mobil Injeksi Susah Distarter, Cek 6 Penyebab Berikut

Mobil injeksi memiliki rangkaian pengontrol bahan bakar yang sudah terintegrasi dengan perangkat komputer. Itulah sebabnya mobil injeksi memiliki emisi yang lebih ramah lingkungan, dan efisien.

Tapi permasalahan pada mobil injeksi pun berbeda dengan permasalahan pada mobil yang masih pakai karburator.

Sehingga penyelesaiannya pun akan berbeda.

Pada mobil injeksi, anda akan lebih fokus ke sisi elektrikal mesin dibandingkan sisi mekanikalnya. Hal itu disebabkan karena hampir semua kontroller mesin seperti kontroller bahan bakar dan kontroller busi itu sudah diatur menggunakan bantuan sensor.

Salah satunya ketika mesin mobil injeksi susah hidup, padahal motor starter hidup/berputar dengan normal tapi mengapa mesin tak kunjung hidup ? inilah yang akan kita bahas dibawah.

Penyebab Mobil Injeksi Susah Hidup


Secara umum, syarat mesin bensin bisa nyala harus memenuhi empat kriteria. Yakni ;

  • Udara (oksigen)
  • Bensin
  • Api (dari busi)
  • Tekanan kompresi


Apabila salah satu dari keempat syarat diatas tidak terpenuhi otomatis mesin akan sulit sekali dinyalakan.

Sekarang kalau mobil kita itu sudah injeksi, hal apa saja yang menyebabkan keempat syarat diatas tidak terpenuhi ?

1. Fuel pump mati

Pada dasarnya fuel pump akan memompa bensin dari tanki agar sampai ke mesin, tapi pada sistem injeksi fungsi fuel pump bukan Cuma itu. Fuel pump juga berfungsi untuk menaikan tekanan bensin pada value tertentu agar bensin bisa tersembur keluar dari injektor saat injektor terbuka.

Jadi, ketika mesin menyala maka fuel pump akan terus bekerja karena kalau fuel pump mati sedetik saja tekanan bensin akan turun sehingga bensin tidak bisa keluar dari injektor.

Untuk mengecek apakah fuel pump mati atau tidak, coba dengarkan bunyinya. Fuel pump ini terbenam didalam tanki, ketika fuel pump bekerja bunyinya terdengar mendengung.

Selain itu, cek engine juga biasanya ikut menyala yang menandakan ada kerusakan pada sistem efi.

2. Selang bensin bocor

Selang bensin pada mobil injeksi sebenarnya sama saja seperti selang bensin pada mobil-mobil karbu. Tapi selang ini dibuat lebih kuat karena harus menahan tekanan bensin yang lebih tinggi dibandingkan sistem karburator.

Memang, jarang sekali kejadian selang bensin bocor karena kelebihan tekanan bensin. Yang sering terjadi adalah, selang ini terkena batu atau benda keras lain yang menyebabkan selang pecah sehingga bocor.

Ketika selang bocor, maka bensin dari dalam selang akan bocor sehingga tekanan bensin drop. Ini akan membuat mesin tidak menyala karena bensin tidak keluar dari injektor.

Selain karena benturan, bensin juga bisa bocor dari klem sambungan selang dengan filter bensin. Sehabis mengganti filter bensin, bisa saja klem tersebut kurang klop. Sehingga begitu mesin dinyalakan, tekanan bensin akan melepas sambungan selang. Akibatnya bocor.

Ini bisa terdeteksi dengan mudah dengan melihat lantai atau kolong mobil. Kalau ada tetesan bensin maka sudah pasti bensin bocor.

3. Aki lemah

img by todayifoundout.com

Aki memang tidak masuk syarat mesin bisa hidup, tapi aki masuk syarat agar motor starter bisa hidup dengan normal. Maksudnya, ketika aki lemah maka cranking RPM motor starter menjadi lebih lemah.

Padahal, untuk menghidupkan mesin perlu RPM cranking yang agak tinggi (sekitar 700 RPM). Tapi kalau RPM cranking lemah, otomatis mesin jadi susah hidup.

Contohnya ketika anda menghidupkan motor dengan kick starter, kalau ayunan kick starter lemah apa mesin bisa hidup ? kalau suhu mesinnya masih panas mungkin masih bisa tapi kalau dipagi hari saat suhu mesin dingin kita harus mengayunkan kick starter dengan keras agar mesin hidup.

Baca pula : 7 Hal Yang Menyebabkan Aki Mobil Cepat Tekor

4. Busi kotor

Busi kotor itu hal yang wajar, oleh sebab itu ada jadwal service rutin yang salah satunya membersihkan busi. Kalau busi tidak dibersihkan padahal mobil selalu digunakan, maka ada titik dimana busi sudah tertutup oleh kerak sehingga tidak bisa mengeluarkan api.

Masalah busi ini umumnya masih mending, karena mesin masih bisa hidup setelah distarter beberapa kali. Tapi biasanya juga disertai brebet. Oleh sebab itu, jangan lewatkan jadwal service rutin apalagi untuk mobil injeksi.

5. ISC valve macet

Kalau di karburator, itu ada dua sekrup yang mengatur RPM idle mesin. Tapi pada sistem injeksi, itu sudah tidak ada. Keberadaan sekrup itu digantikan oleh ISC valve.

ISC valve adalah katup yang mengatur suplai udara saat katup gas tertutup (saat idle). Katup ini bekerja secara elektronik dan diatur oleh ECU.

Kalau katupnya macet, maka katup akan tertutup terus meski harusnya terbuka. Kalau katup ISC mampet, mesin tidak bisa hidup karena udara seperti diblok.

Masalah ISC ini juga sama seperti busi dimana kalau kotor itu wajar. Oleh sebab itu, pembersihan ISC valve juga dilakukan saat service rutin supaya RPM idle mesin tetap stabil.

6. Ada sensor yang rusak

Sensor apapun itu kalau rusak, akan menyebabkan kesalahan perhitungan pada ECU. Hasilnya, performa mesin akan terganggu, bisa mesin brebet baik diputaran rendah, diputaran sedang atau di RPM tinggi. bisa juga mesin tidak bisa dihidupkan.

Intinya, kalau anda menjumpai masalah pada mesin lalu diikuti cek engine yang nyala terus. Segera bawa ke bengkel, karena sulit sekali mendeteksi sensor apa yang rusak tanpa keahlian yang mumpuni dan alat scan.

Setelah sensor yang rusak ditemukan, bengkel biasanya akan menyarankan untuk mengganti unit sensor tersebut. Sensor ini sama seperti komponen elektronik (seperti resistor, transistor, dst) yang harus diganti kalau rusak. Jadi jangan tanya cara memperbaiki sensor tersebut.

Timming Belt Mobil Tiba-Tiba Putus, Begini Solusinya

Timming belt adalah sabuk bergerigi yang menghubungkan poros engkol dengan poros nok atau camshaft. Fungsinya, untuk menggerakan mekanisme katup sesuai putaran mesin.

Apa jadinya kalau timming belt ini putus ?

Tentu saja dampak yang paling terlihat mekanisme katup tidak akan bekerja, dengan kata lain katup-katup mesin tidak akan terbuka dan tertutup.


Tapi yang paling membuat kesal, masalah ini seringnya terjadi ketika kita sedang menempuh perjalanan tiba-tiba mesin mogok dan ketika distarter terasa ngelos.

Ini adalah tanda- tanda kalau timming belt mobil sudah putus. Lalu bagaimana solusinya kalau timming belt putus saat sedang melakukan perjalanan ?

Solusinya hanya satu yakni dengan menghubungi bengkel terdekat. Hal itu dikarenakan tanpa timming belt, maka katup tidak bisa bekerja. Kalau katup tidak bekerja, bagaimana mungkin mesin bisa hidup ?

Tapi bagaimana kalau lokasi mobil jauh dari keramaian ?

Tentu ini yang paling ditakutkan, contohnya ketika sedang melakukan perjalanan ke gunung tiba-tiba timming belt putus. Kalaupun ada bengkel di pinggir jalan, belum tentu ada part penggantinya karena setiap merk mobil punya part sendiri-sendiri.

Tapi anda seharusnya bisa mengantisipasi kejadian semacam itu, salah satu cara antisipasinya adalah anda sebelumnya perlu menyimpan kontak layanan derek atau bengkel langganan anda. Sehingga ketika kejadian ini terjadi, masih ada harapan meski agak merepotkan.

Karena kerusakan timming belt itu masuk ke masalah serius. Kalaupun anda membawa part cadangannya, belum tentu bisa dipasang disitu juga. Timming belt itu berbeda dengan drive belt atau V belt, timming belt terletak dibalik cover engine depan, untuk membukanya anda perlu membongkar bagian pulley-pulley, engine mounting dan komponen tambahan mesin lainnya.

Selain itu, saat memasang timming belt juga harus ditepatkan lagi timmingnya (sudut posisi camshaft terhadap crankshaft). Kalau timming ini tidak pas, maka masalah lain akan muncul yakni katup yang bengkok.

Timming ini hubungannya dengan ketepatan katup agar terbuka sesuai posisi piston. Kalau posisi piston sedang langkah hisap, maka katup hisap harus terbuka. Kalau timming salah, bisa saja terjadi benturan antara piston yang bergerak ke atas namun katupnya malah terbuka. Hasilnya katup bengkok.

Apa Saja Hal Yang Memicu Timming Belt Putus ?

img by rennlist.com

Ada beberapa hal yang membuat timming belt putus, antara lain.

1. Faktor usia

Kalau umur mobil anda sudah diatas 5 tahun dan belum pernah ganti timming belt, anda patus waspada. Karena timming belt bisa putus kapan saja, komponen ini terletak didalam cover engine jadi sulit untuk memeriksa kondisinya tanpa membongkar.

Paling, anda akan mendengar bunyi decitan dari bagian depan mesin. Itu menjadi tanda awal kalau timming belt perlu diganti yang baru.

2. Pegas katup yang terlalu keras

Semakin kuat pegas katup, maka semakin kuat juga daya yang diperlukan untuk menekan katup agar terbuka. Ujung-ujungnya, timming belt harus bekerja lebih ekstra karena beban pegas katup lebih besar. Penambahan beban kerja timming belt inilah yang juga bisa membuat timming belt kendor lalu putus.

3. Terkena ceceran oli

Timming belt itu pada dasarnya berbahan karet, dan bersifat kering. Sehingga tidak memerlukan pelumasan, ketika ada ceceran oli justru itu akan membuat timming belt selip. Ujung-ujungnya, ini akan membuat permukaan timming belt semakin terkikis akhirnya putus.

Berbeda dengan timming chain yang menggunakan rantai, maka wajib memperoleh lubrikasi.

Tips Supaya Timming Belt Aman


Untuk mengantisipasi timming belt yang putus ditengah jalan, ada beberapa tips yang bisa anda ikuti

1. Pastikan kondisi timming belt baik

Ini bisa dipastikan dari usia dan bunyi yang dihasilkan, kalau tidak ada bunyi berisik diarea mesin maka timming belt aman. Namun kalau ada bunyi berisik terlebih umur timming belt sudah terlalu tua, lebih baik ganti dengan yang baru.

2. Pastikan anda mengganti timming belt di bengkel yang berpengalaman

Karena ada banyak kasus juga, timming belt putus setelah diganti yang baru. Ternyata, ini disebabkan kesalahan saat pemasangan timming belt tersebut. Jadi disarankan untuk melakukan penggantian komponen yang sensitif seperti ini, percayakan di bengkel yang sudah berpengalaman.

3. Pastikan anda menyimpan nomor bengkel kepercayaan anda serta layanan derek

Ini adalah antisipasi terakhir saat timming belt benar-benar putus ditengah jalan. Meski kita sudah melakukan antisipasi diatas, tetap saja masih ada faktor lain yang tanpa diduga menyebabkan timming belt putus. Jadi ada baiknya kita juga mengantisipasi saat kejadian itu benar-benar terjadi.

Air Radiator Mobil Cepat Habis, Apa Penyebabnya ?

Air radiator memiliki peran yang cukup penting terhadap proses pendinginan mesin, karena air ini akan mentransfer panas dari mesin ke radiator sehingga suhu mesin bisa tetap stabil meski mesin terus dipaksa untuk bekerja.

Kekurangan air radiator dapat menyebabkan mesin mengalami overheat atau kepanasan.

Lantas, mengapa kadang air radiator sering berkurang ? apa penyebabnya ? mari kita bahas bersama

Penyebab Air Radiator Mobil Cepat Habis


1. Tutup radiator rusak

Tutup radiator memang berfungsi sebagai penutup radiator, tapi masih ada fungsi lain yakni sebagai pengatur tekanan radiator.

Jadi tutup ini memiliki mekanisme katup yang secara otomatis terbuka ketika tekanan didalam radiator tinggi. Ketika katup pada tutup radiator terbuka maka ada sebagian air pendingin yang keluar menuju tanki reservoir. Nantinya air tersebut akan tersedot kembali ke dalam radiator saat suhu air dingin sehingga volume air radiator bisa tetap stabil.

Kerusakan tutup radiator khususnya dibagian katup ini akan membuat air radiator langsung bocor saat suhu air mulai panas. Padahal, tekanannya belum mencapai tekanan radiator maksimal. Ini jelas akan mengurangi volume air radiator dengan lebih cepat.

Selain dibagian katup, bagian ulir tutup radiator yang mulai aus juga menyebabkan kebocoran air. Jadi nanti ada bekas luberan air pada bagian tutup radiator.

Masalah ini bisa diselesaikan dengan mengganti tutup radiator yang baru.

2. Ada sumbatan didalam radiator

Apabila tekanan didalam radiator tinggi maka seperti mekanisme diatas, air radiator akan keluar melalui tutup radiator.

Tapi kalau tekanan didalam radiator terus tinggi, maka air radiator akan terus dialirkan keluar radiator melalui tutup radiator. Salah satu hal yang menyebabkan tekanan didalam radiator terus tinggi itu karena pipa-pia radiator tersumbat. Bisa tersumbat oleh kerak, atau lumpur dari segala kotoran yang terkumpul.

Masalah ini memang hampir sama gejalanya dengan yang pertama, tetapi ada perbedaan dibagian kipas radiator (kalau pakai kipas elektrik). Kipas cenderung lebih sering berputar karena pengaruh suhu dan tekanan air yang terus tinggi.

Solusi dari penyebab ini, adalah dengan menguras radiator dan menyemprotkan air bertekanan didalam radiator untuk mendorong kotoran yang menyumbat agar keluar.

3. Air didalam reservoir pembuangan habis


Ketika tekanan didalam radiator, air yang keluar dari tutup radiator itu akan ditampung didalam reservoir tank. Antara tutup radiator dan reservoir ini dihubungkan melalui sebuah selang. Harusnya, ujung selang ini terbenam pada air didalam reservoir.

Alasannya, karena ketika suhu radiator dingin maka tekanan didalam radiator akan menurun. penurunan tekanan radiator ini akan menyedot air dari dalam reservoir tank. Kalau ujung selang pembuangan ini mengambang (tidak terbenam) maka yang disedot bukan air melainkan udara.

Hasilnya, volume air radiator akan terus berkurang.

Hal yang menyebabkan selang tidak terbenam, itu bisa karena tidak ada air untuk menenggelamkan selang didalam reservoir atau karena selang tertarik keatas.

Masalah ini bisa diselesaikan dengan menenggelamkan selang pada air didalam reservoir lalu isi radiator hingga penuh.

4. Ada kebocoran pada sistem pendingin


Kebocoran pada sistem pendingin tentu saja akan mengurangi volume air, kalau bocornya kecil maka volume air pendingin bisa berkurang dengan lambat. Tapi kalau bocornya deras, air pendingin akan habis dengan cepat.

Namun kebocoran yang kecil itu justru yang sulit dideteksi, karena bocornya hanya tetesan. Kalau tetesan ini jatuh ke area panas mesin seperti knalpot tentu langsung menguap sehingga tidak ada bekas pada lantai.

Jadi bagimana cara mengecek kebocoran ?

Anda bisa gunakan senter untuk menyoroti bagian-bagian yang sensitif seperti sambungan selang dan area selang yang meliak-liuk. Meski tidak ada bekas dilantai, tetap ada bekas diarea yang bocor. Biasanya berupa garis putih.

Untuk lebih mudah, cek sambil mesin dihidupkan. Maka kebocoran pasti lebih mudah dicari.

5. Air keluar lewat sambungan antar selang yang kurang rapat

Tak semua kebocoran air pendingin itu karena selang yang robek tapi bisa juga karena klem selang yang kendor atau sudah rapuh. Ada dua jenis klem pada selang radiator, ada yang menggunakan tipe sekrup dan ada juga yang menggunakan tipe pegas.

Kalau sekrup, tinggal diputar saja sekrupnya untuk mengencangkan atau mengendorkan. Sementara yang tipe pegas akan secara otomatis kencang, kalau mau melepas harus dijepit menggunakan tank untuk membukanya.

Baik tipe pegas atau tipe sekrup, keduanya sama-sama bisa mengalami kerusakan. Kalau klem ini kendor, maka selang dan bagian yang disambung itu akan longgar sehingga air bisa bocor dari bagian itu.

Masalah ini bisa diatasi dengan mengencangkan klem kalau klemnya masih baik hanya kurang kencang atau salah posisi. Tapi alangkah lebih baik untuk menggunakan klem baru.

6. Putaran kipas melemah

Kipas pendingin berfungsi untuk mengalirkan udara untuk mendinginkan radiator. Semakin cepat putaran kipas, semakin cepat pula pendinginan didalam radiator.

Kalau putaran kipas lemah, maka pendinginan radiator menjadi lambat. Sementara itu, mesin terus dipacu untuk bekerja. Hasilnya, suhu air pendingin cenderung naik. Kalau suhunya terus naik maka tekanannya juga akan naik, dan kalau tekanan didalam radiator naik otomatis air akan keluar melalui tutup radiator.

Dan ini akan mengurangi volume air radiator.

5 Penyebab Mesin Diesel Mudah Panas

Mesin diesel dikenal sebagai mesin yang telat panas, hal itu benar saja karena mesin diesel memiliki efisiensi thermal yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan mesin bensin.

Artinya apa ?

Baik mesin diesel dan bensin sama-sama menghasilkan panas, namun energi panas pada mesin diesel disalurkan lebih efisien sehingga panas yang terbuang ke radiator tidak sebesar mesin bensin. Selain itu, beberapa mobil diesel memiliki kipas radiator konvensional yang secara otomatis berputar saat mesin hidup meski suhu mesin masih dingin.

Itu akan membuat mesin diesel lebih lama panasnya.

Namun, ada beberapa orang yang malah mengeluhkan mobil diesel mereka cepat panasnya, padahal kalau mesin diesel normal itu memerlukan waktu lebih dari 30 menit untuk mencapai suhu optimal/suhu kerjanya.

Lalu apa penyebabnya ?

5 Hal Yang Menyebabkan Mesin Diesel Cepat Panas


1. Air radiator bocor

Air radiator berfungsi sebagai perantara panas mesin agar bisa didinginkan oleh radiator. Tapi sebelum suhu kerja mesin tercapai, air radiator berperan untuk meratakan panas mesin.

Jadi ketika mesin baru nyala, bagian mesin yang paling panas itu diarea dekat ruang bakar. Berkat adanya air pendingin yang bersirkulasi didalam mesin, panas tersebut bisa tersebar.

Ketika volume air pendingin kurang, maka panas mesin tidak dapat disebar. Sehingga meski mesin baru hidup, bagian atas mesin cenderung terasa lebih panas daripada bagian lainnya.

Kebocoran ini bisa berasal dari selang radiator yang pecah, sambungan selang yang renggan, atau bisa juga karena radiator bocor.

2. Water pump tidak berputar

Water pump atau pompa air mungkin sudah anda ketahui, yakni komponen untuk membuat air pendingin bersirkulasi. Water pump ini ada dua macam, ada yang konvensional dan elektrik.

Untuk mobil-mobil diesel low-end biasanya menggunakan tipe konvensional dimana water pump digerakan V belt yang terhubung ke pulley mesin. Sementara mesin diesel mutakhir, menggunakan motor listrik untuk menggerakan water pump.

Apapun jenisnya, kalau water pump tidak berfungsi maka air pendingin akan diam saja. Dan ini akan sama efeknya dengan point pertama dimana panas mesin tidak dapat tersebar secara merata sehingga bagian atas mesin cenderung lebih panas.

3. Thermostat tidak mau terbuka

Thermostat adalah pintu yang membuka dan menutup saluran pendingin dari mesin ke radiator. Fungsi thermostat sebenarnya untuk mempercepat pemanasan mesin, cara kerjanya ketika suhu mesin masih dingin thermostat akan tertutup dan thermostat secara otomatis terbuka ketika suhu air pendingin didalam mesin mulai panas.

Ketika thermostat tertutup, air pendingin hanya bersirkulasi didalam mesin sehingga panas yang dihasilkan mesin tidak keluar ke radiator. Namun saat thermostat terbuka, sirkulasi air baru melibatkan radiator. Ketika ini terjadi, maka pemanasan mesin akan lebih lambat karena panas yang dihasilkan mesin sebagian dibuang ke radiator.

Ketika thermostat macet atau tidak mau terbuka, maka mesin akan hidup dengan normal namun suhu mesin cenderung meningkat tanpa ada penurunan.

4. Kerusakan Engine coolant temperature

Engine coolant temperatur atau sensor suhu air pendingin berfungsi untuk mendeteksi suhu air pendingin. Ini biasanya ada pada mesin diesel common rail, dimana data dari sensor ini akan digunakan sebagai salah satu acuan kadar solar yang diinjeksikan, dan untuk menentukan kapan kipas pendingin dinyalakan.

Kerusakan sensor akan menyebabkan data yang salah, misal meski suhu mesin sudah panas namun sensor tetap membaca suhu dingin. Itu akan memicu ECU untuk mengaktifkan sistem untuk mempercepat pemanasan mesin.

Sehingga kondisi mesin mulai panas, tapi terus dipanaskan sehingga mesin akan cepat panas.

Biasanya kerusakan sensor apapun, akan memunculkan kedipan cek engine. Jadi kalau anda lihat indikator ini berkedap-kedip pada dashboard segera bawa ke bengkel untuk di cek lebih lanjut.

5. Saluran air didalam mesin (water jacket) tersumbat

Sumbatan pada saluran air pendingin didalam mesin bisa terjadi karena ada kerak atau kotoran pada air pendingin yang bersirkulasi.

Dari mana asal kerak itu ?

Bisa dari tepian water jacket yang terkikis karena panas, kikisan water jacket tersebut akan menjadi benda yang menyumbat saluran air pendingin didalam mesin. Sehingga air pendingin tidak dapat bersirkulasi dengan normal hasilnya mesin akan cepat panas.

5 Penyebab Radiator Bocor + Cara Menanggulanginya

Pada mobil, radiator digunakan untuk mendinginkan air pendingin dimana air pendingin ini dipakai untuk mengisap panas mesin.

Jadi bisa dikatakan, pada sistem pendingin mesin radiator menjadi komponen utama karena komponen ini yang berperan dalam pendinginan suhu.

Karena ini adalah komponen utamanya maka ketika terjadi kerusakan pada radiator mesin akan mengalami overheat. Salah satu masalah yang kerap ditemui pada radiator adalah radiator bocor.

Lalu apa saja penyebabnya dan bagaimana cara menghindari supaya radiator tidak gampang bocor ? simak ulasannya dibawah.

Baca juga : 6 Penyebab Mobil Overheat

Penyebab Radiator Bocor


1. Radiator terkena benda keras

Yang paling umum adalah karena radiator terkena pukulan benda keras, kita tahu kalau radiator itu berbentuk pipih dengan dua buah tank dimana diantara tank tersebut terdapat sirip-sirip dan selang pipih.

Ketika ada benda keras seperti batu mengenai bagian selang pipih ini, tak jarang selang pipih tersebut akan penyok hingga bocor. Tentunya tergantung benda apa yang mengenainya, kalau hanya kerikil mungkin masih tidak masalah.

Selain karena ada benda dari luar, faktor tabrakan juga bisa membuat radiator bocor. Meski tabrakannya tidak begitu parah hanya bagian bumper depan saja yang penyok, itu sudah bisa membuat radiator bocor. Hal itu karena letak radiator mobil itu ada dibalik bumper depan.

Ketika radiator sudah bocor, maka ada dua opsi yang bisa anda ambil sebagai solusinya ;

  • Yang pertama mengganti unit radiator
  • Dan kedua dengan menambal radiator ke tukang service radiator. Tentu opsi ini lebih murah biayanya tapi bisa dilakukan kalau bocornya tidak parah.
Baca juga : Solusi untuk radiator mobil bocor

2. Ada sumbatan didalam radiator



Sumbatan ini akan menghalangi aliran air radiator, sementara air pendingin didalam radiator itu punya suhu yang panas. Sehingga ketika air panas tersebut tersumbat maka akan meningkatkan tekanan didalam radiator.

Hasilnya, sambungan antar tank radiator dan pipa pipih akan mengalami kebocoran.

Ketika ini terjadi, anda akan melihat bahwa air radiator bocor dari bagian dekat tank radiator baik tank atas atau yang bawah.

Bagaimana solusinya ?

Kalau yang bocor sambungannya, maka masih bisa ditambal lagi tapi sebelumnya anda perlu membersihkan semua sumbatan didalam radiator. Sumbatan-sumbatan ini asalnya bukan dari luar, tapi berasal dari kerak-kerak saluran pendingin yang terlepas karena faktor panas.

Kerak-kerak ini kalau masuk ke radiator maka akan menyumbat pipa pipih radiator.

3. Tempat pembuangan air radiator tidak rapat

Tempat pembuangan atau drain plug ini terletak dibagian bawah radiator, fungsinya untuk menguras air pendingin. Dari sini juga bisa terjadi kebocoran, khususnya pada sistem pendingin yang sering dikuras.

Terkadang ada kendala tersendiri ketika akan menguras air radiator, hal itu karena beberapa mobil yang memiliki ruang terbatas sangat sulit untuk menjangkau drain plug ini. Hasilnya, ketika berhasil dibuka lalu dipasang lagi, menjadi kurang kencang.

Ini tentu akan memicu air radiator bocor.

Selain itu kalau drain plug sering dibuka, maka resiko terjadi slek/dol itu menjadi lebih besar. Sehingga baut penguras tidak bisa dikencangkan dan air radiator tetap bocor.

Biasanya beberapa teknisi mengakali hal itu dengan melapisi baut penguras menggunakan sealtape supaya lebih rapat.

4. Air radiator yang tercampur material lain

Beberapa material seperti garam, kapur, atau merkuri dapat merusak radiator. Cairan-cairan ini bisa tercampur pada air radiator dari penggunaan cairan-cairan lain yang katanya bagus kalau dicampur air radiator.

Yang perlu anda ingat, bahan atau material radiator mobil itu berbeda. Mungkin anda ingin menambahkan cairan supaya pendinginan lebih baik tapi itu belum tentu cocok untuk radiator mobil anda. sehingga itu justru bisa merusak radiator mobil anda.

Jadi, usahakan anda mengukuti saran pabrikan terkait coolant atau produk air radiator yang dapat digunakan serta cairan-cairan tambahan apa yang boleh dipakai.

5. Faktor komponen radiator itu sendiri yang sudah rapuh

Untuk mobil yang usianya diatas 5 tahun, kalau radiatornya bocor maka itu wajar dan tidak usah panik karena memang sudah waktunya untuk diganti. radiator itu selalu berhubungan dengan air panas, sehingga lambat laun juga akan rapuh.

Penambalan untuk radiator yang sudah berumur pun tidak direkomendasikan, karena secara keseluruhan material radiator sudah lemah sehingga nanti justru akan menimbulkan titik kebocoran yang baru.

Tips Membuat Radiator Awet


Untuk membuat radiator mobil anda awet, ada beberapa tips yang bisa anda lakukan

1. Jangan sering membuka tutup radiator

Jangan keseringan membuka tutup radiator, memang mengecek air radiator itu bagus tapi anda bisa cek dari tabung reservoirnya tanpa membuka tutup radiator. Alasannya, terdapat sistem pengaturan tekanan radiator pada tutup radiator, dan ini sangat sensitif sehingga lebih baik jangan keseringan dibuka.

Baca pula : 3 Cara Mencegah Mobil Agar Tidak Overheat

2. Ganti air radiator sesuai jadwal dengan prosedur yang benar

Jadwal penggantian air radiator bisa anda lihat pada buku service mobil anda, biasanya sekitar 30 ribu atau 40 ribu KM. Ketika menguras pun, harus dilakukan dengan benar pasalnya ada kerak didalam saluran pendingin yang harus dikeluarkan dulu.

Cara mengeluarkannya pun ada yang menggunakan flushing, ada pula yang menggunakan angin bertekanan.

3. Pakai air radiator sesuai rekomendasi pabrikan

Ini karena pabrikan sudah tahu mana produk air pendingin yang memang pas dengan material radiator mobil. Jadi tidak ada salahnya menuruti rekomendasi meski ada yang lebih mahal dan lebih bagus tetapi belum tentu cocok.

Mobil Distarter Bunyi Tek Tek, Ini 4 Penyebabnya

Bunyi-bunyian mesin yang terdengar baik ketika mesin sedang dinyalakan atau ketika mesin sudah nyala bisa menandakan ada masalah serius pada mesin.

Salah satunya bunyi tek tek yang terdengar ketika mesin distarter. Kira-kira apa yang menyebabkan bunyi tek tek tersebut muncul ?

Mari kita bahas secara detail

Penyebab Bunyi Tek Tek Saat Mobil Distarter


1. Dinamo starter oblak

Dinamo starter adalah komponen yang berperan saat sedang menyalakan mesin, komponen ini akan memutar poros engkol mesin dengan memanfaatkan energi listrik didalam aki.

Posisi dinamo starter, dibaut dibagian belakang mesin tepatnya didekat flywheel.

Daya yang dikeluarkan dinamo starter itu cukup besar, karena mesin mobil memiliki 4 piston sehingga perlu kekuatan lebih untuk sekedar memutar poros engkolnya.

Karena dayanya yang besar, kalau baut pengikat dinamo starter ini kurang kencang atau dol, maka bisa membuat dinamo starter bergetar ketika menyala. Hasilnya, kita akan mendengar bunyi tek-tek saat starter dinyalakan.

Karena berasal dari dinamo starter, bunyi ini hanya terdengar ketika starter dinyalakan. Ketika mesin berhasil menyala, bunyi ini hilang. Dan bunyi akan kembali muncul saat starter dinyalakan lagi.

Bagaimana solusinya ?

Kalau baut pengikat kurang kencang, segera kencangkan namun kalau baut atau bahkan lubang bautnya yang aus/dol maka perlu dibubut lagi.

2. Gigi pinion motor starter rusak

Gigi pinion adalah roda gigi kecil yang menghubungkan dinamo starter dengan roda gigi flywheel. Jadi ketika starter dinyalakan, roda gigi pinion ini akan muncul dan bertautan dengan flywheel. Sehingga ketika poros dinamo berputar, itu juga akan memutar flywheel beserta poros engkol.

Masalah yang kerap muncul pada gigi pinion ini, pertama keausan roda gigi dan yang kedua roda gigi ini rontok/terkikis. Hal itu disebabkan karena cara kerja roda gigi ini yang selalu keluar masuk sehingga sering bertabrakan dengan roda gigi flywheel.

Kalau roda gigi pinion sudah tidak rata, maka akan menimbulkan bunyi tek tek seperti ini. Tipikal bunyinya juga sama seperti nomor 1, dimana bunyi hanya terdengar ketika starter dinyalakan.

Tapi solusinya, hanya satu yakni dengan mengganti roda gigi pinion.

3. Engine mounting rusak


Engine mounting adalah komponen yang memegangi mesin supaya tetap kokoh diposisinya didalam ruang mesin. Selain memagangi mesin agar kokoh, engine mounting juga dibuat sedikit fleksibel dengan maksud untuk menyerap getaran yang dihasilkan mesin sehingga body mobil tetap nyaman meski mesin bekerja pada RPM tinggi.

Untuk mendapatkan fungsi tersebut, engine mounting dibuat dari dua bahan yakni logam dibagian frame dan dan ada karet tebal sebagai peredamnya.

Masalah yang sering muncul, itu karet engine mounting pecah sehingga tidak Cuma kehilangan daya redam getaran, engine mounting juga bisa menimbulkan bunyi.

Bunyi yang muncul itu berupa bunyi tek tek saat mesin dinyalakan, serta ketika mesin hidup mesin juga terlihat berguncang.

Masalah engine mounting ini bisa diatasi dengan mudah, caranya hanya dengan menggantinya dengan yang baru.

4. Oli belum naik


Penyebab yang terakhir mungkin tidak terfikirkan oleh anda, khususnya pada mobil yang lama tidak dihidupkan. Biasanya oli akan mengumpul di carter atau oil pan sehingga bagian atas mesin seperti bagian klep, dan kepala silinder mengalami kekeringan oli.

Saat pertama kali mesin distarter setelah lama tidak dihidupkan, biasanya akan terdengar bunyi tek tek tek. Bunyi itu muncul akibat komponen mekanisme katup yang sedang bekerja dengan pelumas yang belum naik.

Tapi bunyi ini biasanya hanya bertahan sesaat, karena begitu oli naik maka bunyi tersebut hilang.

Jadi ketika bunyi tek tek ini muncul sesekali saat mesin distarter, itu berasal dari oli yang belum naik dan tidak perlu mengtkhawatirkan apapun.

6 Penyebab Mobil Injeksi Tidak Bisa Hidup

Dibalik semua kelebihan yang dimiliki mobil injeksi, ketika mesinnya bermasalah maka akan sulit mendeteksi kerusakannya. Itulah yang dikatakan banyak orang.

Hal itu tidak lepas dari pengontrol mesin yang sudah berbasis elektrik sehingga untuk mencari tahu masalahnya dimana harus menggunakan alat scanner. Nanti pada scanner akan muncul DTC (diagnostic test code) yang dapat diterjemahkan untuk mencari tahu mana komponen yang eror.

Namun, diartikel ini kita tidak membahas bagaimana menggunakan alat scan ini karena yang punya alat scan ini tentu hanya bengkel yang berlisensi.

Jadi, diartikel ini kita akan membahas hal apa saja yang menyebabkan mobil injeksi susah dihidupkan tanpa melakukan scan.

Penyebab Mobil Injeksi Tidak Bisa Hidup


1. ISC valve tertutup

ISC valve adalah katup yang mengatur aliran udara ke mesin saat idle mesin (saat katup gas tertutup). Ketika idle, harusnya ISC ini terbuka namun kalau ISC eror maka ISC akan tertutup. Hal itu menyebabkan tidak ada aliran udara yang masuk ke mesin atau aliran udaranya sangatlah minim.

Padahal, agar terjadi pembakaran mesin memerlukan udara, bensin, dan percikan api. Kalau salah satunya tidak terpenuhi otomatis mesin tidak akan nyala.

Untuk mendeteksi kerusakan ISC valve, biasanya ada tanda-tanda sebelumnya berupa RPM idle yang sering naik turun, dan sebelumnya mesin bisa dihidupkan tapi tersendat.

Ketika tanda-tanda tersebut muncul, coba lepas ISC valve yang terletak pada area throttle body. Lalu cek jarumnya dan coba gerakan maju mundur. Biasanya keruskan ISC valve disebabkan karena jarum yang macet karena kotor atau bisa juga karena motor ISC yang rusak.

Kalau hanya kotor masih bisa dibersihkan tapi kalau motor ISC yang kena, maka harus diganti ISCnya.

2. Fuel pump mati

Pada mobil injeksi, fuel pump tidak hanya berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin tapi fuel pump juga digunakan untuk menahan tekanan bahan bakar pada angka tekanan tertentu. Tujuannya, supaya bensin bisa tersembur keluar dari injektor maka tekanan bahan bakar perlu dinaikan.

Yang menaikan tekanan bahan bakar, itu fuel pump. Kalau tekanan bahan bakar drop, maka bensin tidak bisa tersembur dari injektor. Akibatnya, mesin kekurangan pasokan bensin sehingga mesin sulit dihidupkan.

Untuk mendeteksi kerusakan fuel pump, sebenarnya bisa anda lakukan saat memposisikan kunci kontak ke ON. Saat itu akan fuel pump akan menyala dengan durasi sekitar 3 detik, jadi pas kunci diputar ke posisi ON coba dengarkan dari arah tanki bensin apakah ada suara dengungan atau tidak.

Kalau ada, maka fuel pump menyala tapi kalau tidak ada suara bisa jadi fuel pump mati. Ketika tekanan bahan bakar drop, beberapa mobil akan memunculkan cek engine tapi beberapa lainnya tidak.

3. Selang bahan bakar bocor

Selang bahan bakar pada mobil umumnya terbuat dari bahan seperti plastik tebal yang ringan, tahan bocor tapi tidak elastis. Sehingga kena puntiran sedikit saja, selang bisa pecah.

Kalau selang pecah, maka bensin akan bocor. Tapi bukan itu masalahnya, kalau bensin bocor dari selang maka tekanan bahan bakar menjadi drop. Hasilnya, mesin juga sulit menyala.

Ini mudah sekali dideteksi dengan melihat kolong mobil. Kalau ada tetesan bensin, maka sudah pasti sistem bahan bakar mengalami kebocoran. Ketika sudah terdeteksi masalah ini, segera putar kunci kontak ke posisi OFF dan lakukan inspeksi lanjutan untuk mencari tahu area mana yang bocor.

4. Busi mati

img by autobytel.com

Busi mati itu masalah klasik, mobil karburator maupun injeksi kalau businya mati mesin juga tidak bisa dihidupkan. Tapi, ini jarang terjadi kecuali pada mobil yang pemiliknya malas melakukan service.

Hal itu karena mesin mobil umumnya memiliki 4 silinder yang artinya ada empat buah busi pada satu mobil. Kalau salah satu busi mati, mesin sebenarnnya bisa dihidupkan hanya akan pincang. Jadi kalau sampai 3 busi yang mati itu antara kualitas busi yang jelek atau pemilik mobil yang malas menyervis mobilnya.

Baca juga : 6 Ciri Busi Mobil Perlu Diganti

5. Tegangan aki lemah

img : todayifoundout.com

Tegangan aki akan mempengaruhi RPM cranking. RPM cranking adalah jumlah putaran saat mesin distarter. Agar mesin bisa hidup dengan mudah, RPM cranking harus tinggi (sekitar 800-1000 RPM). Kalau RPM cranking rendah, maka pembakaran sulit terjadi sehingga mesin susah hidup.

Salah satu hal yang menyebabkan RPM cranking turun itu karena tegangan aki loyo. Tegangan aki yang melemah ini bisa disebabkan karena aki kurang setrum (biasanya mobil yang baru dinyalakan setelah berbulan-bulan) dan bisa juga karena elektrolit baterai lemah.

Baca juga : 2 Cara Menghidupkan Mobil Yang Akinya Tekor

Kalau tegangan aki drop, biasanya kelistrikan mobil juga akan terganggu seperti lampu redup dan klakson sember.

Solusinya, lakukan cas aki kalau aki hanya kurang setrum. Tapi kalau elektrolitnya yang lemah, ganti air akinya atau ganti unit akinya untuk aki kering.

6. Salah satu sensor mesin eror

Terakhir, mesin mobil injeksi yang susah nyala bisa disebabkan karena salah satu sensor mengalami kerusakan. Masalah sensor ini perlu dicek menggunakan scanner karena memang masalahnya tidak terlihat hanya bisa terasa.

Kalau ada sensor yang rusak, maka hanya akan meninggalkan kedipan cek engine. Jadi kalau cek engine nyala, lebih baik hubungi bengkel. Karena akan lebih parah kalau diperbaiki sendiri tanpa tahu prosedurnya.

Mesin Mobil Bergetar Saat Langsam, Cek 4 Penyebab Berikut

Mesin mobil yang bergetar ketika idle atau langsam bisa disebabkan karena masalah pada internal mesin atau karena ada kerusakan pada komponen penyangga mesin.

Masalah ini sebenarnya bisa terasa ketika mesin digas, tapi saat RPM mesin lebih tinggi biasanya mesin akan lebih stabil karena pembakarannya lebih merata. Sementara di RPM idle, menjadi tidak seimbang.

Lantas, apa saja hal yang menyebabkan mesin bergetar saat langsam ? ini dia penyebabnya


1. Engine mounting rusak

Engine mounting adalah komponen yang menyangga mesin agar tetap diposisinya didalam ruang mesin. Secara sederhana, engine mounting ini yang memegangi mesin.

Ada sekitar 3 sampai 4 engine mounting untuk menyangga mesin dan setiap engine mounting dibuat sedikit fleksibel sebagai cara untuk meredam getaran mesin.

Hal itu karena mesin yang normal itu pasti menghasilkan guncangan, dan dengan adanya mounting ini guncangan yang dihasilkan mesin dapat diredam.

Kerusakan engine mounting akan berdampak pada peredaman guncangan mesin yang kurang maksimal, sehingga mesin terlihat bergetar.

2. Mesin pincang

Mesin pincang adalah kondisi dimana pembakaran didalam mesin tidak berjalan secara seimbang, biasanya ini disebabkan karena ada misfired pada salah satu silinder sehingga efeknya mesin akan bergoyang secara berlebihan.

Misfired ini bisa disebabkan karena ada salah satu busi yang mati, atau bisa juga karena salah satu injektor mampet.

Intinya, apabila salah satu silinder pada mesin tidak terjadi pembakaran otomatis itu akan membuat mesin bergetar dan biasanya RPM mesin juga akan naik sendiri.

Apa solusinya ?

Anda bisa cek maka komponen yang rusak, apa businya atau dari sistem injeksinya. Kalau cek engine menyala, bisa jadi itu berasal dari sistem injeksinya. Namun kalau tidak ada tanda-tanda dari cek engine maka businya yang eror.

3. Keausan komponen-komponen mesin

Komponen yang dimaksud adalah komponen inti mesin seperti blok silinder, katup-katup, dan piston. Komponen-komponen ini memiliki dampak yang cukup besar terhadap performa mesin, apabila salah satu komponen mengalami keausan maka akan timbul beberapa gejala seperti suara kasar dan getaran mesin.

Tapi, masalah keausan ini terjadi hanya pada mesin dengan usia pemakaian yang tergolong besar (diatas 60 ribu KM).

Jadi, kalau mobil anda sudah menempuh pemakaian hingga 60 ribu KM maka ini perlu diwaspadai. Karena masalah-masalah ini bisa diselesaikan dengan melakukan overhoule atau turun mesin.

4. Batang piston bengkok

Batang piston itu memang terbuat dari logam yang kuat dan tahan terhadap lengkungan. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan batang piston ini bengkok. Contohnya efek water hammer atau ketika ada air masuk ke ruang bakar.

Maka piston akan menumbuk air tersebut hasilnya, batang piston bengkok.

Air ini memang bisa masuk dari mana saja, yang paling sering saat menerobos banjir. Dimana ketinggian air mencapai moncong air intake.

Secara performa, batang piston yang bengkok ini akan mengubah volume ruang bakar sehingga daya pembakaran pada tiap silinder mengalami perbedaan. Hal itulah yang menyebabkan mesin bergetar secara berlebihan.

RPM Mobil Karburator Tidak Stabil, Cek 5 Penyebab Berikut

RPM mobil saat idle itu harus stabil diangka 750 hingga 850 RPM. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan RPM idle mesin menjadi naik turun, yang terkadang menembus 1.000 RPM pas idle.

Ternyata penyebabnya bermacam-macam tergantung jenis mobilnya. Kalau RPM naik turun itu terjadi pada mobil injeksi, anda bisa membaca artikel berikut.

Namun kalau masalah tersebut terjadi pada mobil yang masih konvensional atau masih menggunakan karburator, ini dia penyebabnya.

5 Penyebab RPM mobil karburator tidak stabil


1. Selang vakum karburator retak

Pada karburator mobil, itu terdapat banyak sekali sistem. Salah satunya sistem untuk menambah pasokan bensin ke silinder saat mesin terbebani atau kita sebut sistem vakum. Cara kerja sistem ini adalah dengan menyambungkan selang dari ruang vakum karburator ke intake manifold.

Ketika mesin terbebani, maka kevakuman pada intake rendah dan itu akan memicu ruang vakum karburator untuk menambah pasokan bensin.

Tapi kalau selang ini retak, maka saat idle atau ketika mesin tanpa beban pun bisa terdeteksi kevakuman yang rendah. Sehingga sistem vakum akan menambah pasokan bensin ke silinder, sehingga RPM mesin kadang naik dan kadang turun.

Ketika digas, masalah ini cenderung hilang karena kevakuman di intake manifold itu mengalami penurunan sehingga sistem vakum karburator sedikit normal.

Bagaimana solusinya ?

Cari selang karet yang menghubungkan karburator dengan intake manifold, cek apakah ada keretakan atau tidak. Kalau retak, segera ganti.

2. Pilot jet/idle jet kotor

Idle jet merupakan saluran output bensin ke intake manifold saat mesin berada pada RPM rendah (termasuk saat idle). Biasanya saluran ini bisa distel melalui sekrup idle jet, namun terkadang ada masalah seperti ini.

Kalau sekrup idle jet ini kita longgarkan maka RPM akan cenderung naik turun, sementara kalau dikencangkan maka mesin akan mati.

Itu merupakan tanda bahwa idle jet kotor dan perlu dibersihkan.

Untuk membersihkan saluran-saluran karbu, perlu ketelitian karena karburator mobil itu jauh berbeda dengan karburator motor yang sangat simple. Karburator mobil itu banyak sekali sistem tambahannya, jadi kalau ada yang salah pasang malah nantinya akan membawa masalah baru.

Jadi lebih baik serahkan spesialis karburator untuk dilakukan perawatan.

3. Celah platina terlalu lebar

Pada mobil-mobil konvensional, kadang sistem pengapian yang diusung pun masih menggunakan platina. Sementara sistem pengapian platina, kita mengenal celah platina yang secara rutin harus kita stel celahnya.

Kalau tidak, maka akan menimbulkan beberapa masalah seperti RPM yang naik turun atau mesin yang tidak mau idle.

Umumnya itu disebabkan karena celah platina yang terlalu lebar. Kalau celah platina lebar, maka waktu pengapian akan sedikit lebih cepat sehingga itu akan memicu pembakaran mesin yang lebih awal pula. Hasilnya RPM mesin cenderung naik.

Solusinya adalah dengan melakukan stel ulang celah platina, untuk standanya celah platina ini sekitar 0,45 mm untuk mobil kijang. Sementara mobil lainnya masih belum diketahui.

4. Selang vakum advancer retak


Vakum advancer adalah sistem tambahan pada pengapian platina, fungsinya untuk memajukan atau memundurkan timming pengapian (waktu pemercikan busi) sesuai beban yang diterima mesin.

Cara kerjanya, memanfaatkan kevakuman didalam intake manifold. Jadi ketika mesin terbebani, kevakuman didalam intake itu cenderung rendah dan ini kevakuman dimanfaatkan oleh vakum advancer untuk memanipulasi posisi platina. Sehingga secara keseluruhan timming pengapian bisa berubah.

Masalah serupa seperti yang pertama, ketika selang vakum ini retak maka pengapian akan maju mundur meski mesin tidak terbebani. Hasilnya, RPM mesin akan naik turun.

Cara mengatasinya, pertama cek dulu apakah selang ini retak atau tidak. Selang vakum advancer menghubungkan bagian distributor dengan intake manifold. Kalau ternyata retak, harus diganti.

5. Baut pengikat intake manifold dol/slek

RPM yang tidak stabil ternyata bisa juga disebabkan karena intake manifold yang bocor. Namun kebocoran tersebut bukan karena intake yang berlubang melainkan karena intake manifold kurang rapat ke kepala silinder.

Masalah ini bisa disebabkan karena baut yang dol, atau lubang bautnya yang dol yang menyebabkan baut kehilangan daya tekan terhadap intake manifold ke arah kepala silinder.

Hasilnya, udara bisa masuk dari celah tersebut. Dan ini akan membuat semuanya eror, baik sistem vakum karburator dan vakum advancer juga akan mengalami eror. Sehingga dampaknya berupa RPM yang naik turun, brebet, hingga mesin yang ngempos saat digas.

Solusinya, adalah dengan melakukan pembubutan pada area yang slek. Misal lubang baut slek, maka harus dibubut lagi supaya ulirnya terbentuk kembali. Tapi sebelum melakukan ini, cek dulu histori mesin. Apakah pernah atau bahkan sering bongkar pasang area head cylinder ?

Karena kalau mesin jarang atau tidak pernah bongkar pasang area head cylinder, maka masalah ini tidak berpotensi muncul. Baut yang slek terjadi karena baut tersebut sering dibongkar pasang.

5 Penyebab RPM Mobil Tinggi + Solusinya

RPM mobil secara otomatis akan naik saat stasioner tanpa digas biasanya ketika kompresor AC bekerja. Itu sebagai penyesuaian terhadap beban mesin yang bertambah.

Namun, bagaimana bila RPM mobil tinggi tanpa dipengaruhi AC ? apa penyebabnya ?

Hari ini Autoexpose akan membahas segala penyebab RPM mobil naik sendiri secara detail.

RPM Mobil Naik Sendiri, Cek 5 Penyebab Berikut


5 penyebab yang dibahas dibawah ini merujuk pada mobil injeksi yang sekarang lebih mendominasi daripada mobil-mobil karburator.

1. ISC rusak

ISC (idle speed control) adalah valve yang secara otomatis mengatur pasokan udara yang masuk ke intake manifold saat idle. Secara simple, ISC ini berfungsi untuk mengatur RPM idle secara otomatis.

Saat kompresor AC menyala, maka RPM idle mesin perlu dinaikan dengan kata lain pasokan udara perlu ditambah maka ISC akan terbuka lebih lebar. Dan ketika kompresor mati, ISC kembali ke posisi awal.

Dari sini kita bisa melihat ternyata ISC memberi potensi masalah RPM yang naik sendiri meski AC tidak dinyalakan. Biasanya ini disebabkan dibagian motor ISC atau di ISC valve yang macet.

Solusi awal yang bisa diambil, adalah dengan membongkar unit ISC dan dibersihkan. Tapi kalau motor ISC yang rusak, maka harus diganti.

2. Salah satu injektor mampet

Apabila salah satu injektor mampet, maka ada salah satu silinder yang tidak terjadi pembakaran. Akibatnya mesin akan pincang, ketika mesin pincang sistem EFI secara otomatis akan menaikan RPM mesin agar mesin tidak mati.

Jadi untuk mendeteksi apakah injektor mampet atau tidak, anda bisa memperhatikan kondisi mesin apakah agak pincang atau tidak. Selain itu biasanya indikator cek engine akan berkedip.

Untuk solusinya, ada berbagai cara. Kalau injektor mampet gara-gara tersumbat maka bisa dibersihkan dengan melakukan flushing injektor. Tapi kalau solenoidnya yang kena, maka injektor perlu diganti.

3. Salah satu busi mati

Ini juga sama dengan yang diatas, kalau busi mati maka mesin pincang sehingga sistem EFI secara otomatis menaikan RPM idle.

Tapi kalau businya yang mati, biasanya tidak ada tanda-tanda cek engine. Jadi seolah-olah mesin terlihat normal hanya saja RPM mesin terasa pincang dan lebih tinggi dari RPM idle.

4. Throtle valve tidak tertutup rapat


Selanjutnya, RPM yang tinggi pada mobil bisa disebabkan karena throttle valve atau katup gas tidak tertutup dengan rapat. Padahal, katup gas ini yang mengatur tinggi rendahnya RPM mesin secara signifikan.

Katup gas yang kurang rapat, bisa terjadi karena katup gas terganjal atau karena return spring katup gas sudah lemah.

Ketika katup gas tidak tertutup dengan rapat, maka masa udara yang masuk ke silinder jadi lebih banyak. Sehingga RPM mesin akan naik dengan sendirinya.

Masalah ini memang perlu penangan ahli, pasalnya ada beberapa mobil yang menggunakan electronic throttle (tanpa kawat gas) yang rangkaiannya lebih rumit lagi. Tapi umumnya, solusi awal adalah dengan melakukan pembersihan katup gas.

5. Ada salah satu sensor injeksi yang eror

Tidak dipungkiri lagi, kehadiran sistem injeksi yang banyak memanfaatkan sensor memiliki potensi kerusakan pada sensor-sensor tersebut.

Beberapa sensor yang sensitif adalah MAF (mass air flow) yang mendeteksi berapa masa udara yang masuk ke mesin. Data dari MAF akan digunakan untuk menentukan berapa kadar bensin yang disemprotkan melalui injektor, kalau MAF rusak maka bensin yang tersemprot dari injektor bisa lebih banyak akibatnya RPM mesin bisa tinggi.

Selain itu sensor ECT (engine coolant temperature) yang mendeteksi suhu mesin juga sensitif. Pasalnya sensor ini digunakan untuk mengaktifkan idle up mesin.

Ketika sensor ECT mendeteksi suhu mesin dingin, maka idle up akan aktif. Otomatis RPM mesin akan lebih tinggi agar pemanasan mesin lebih cepat. Masalahnya kalau ECT rusak, maka idle up bisa aktif meski suhu mesin sudah panas.

6 Penyebab Mobil Tersendat Saat Akselerasi + Solusinya

Mesin mobil brebet atau tersendat bisa muncul kapan saja baik saat idle RPM, saat RPM tinggi ataupun saat akselerasi.

Penyebabnya pun bermacam-macam, tapi intinya ketika mesin brebet berarti ada ketidaksesuaian antara komposisi udara dan bensin di RPM tersebut atau bisa juga karena faktor pengapian yang lemah.

Hari ini Autoexpose akan membahas dengan detail apa saja hal yang bisa menyebabkan mobil tersendat saat akselerasi.

1. Throtle body kotor



Throtle body adalah katup gas pada mesin, pada mobil injeksi ada beberapa komponen didalam throtle body diantaranya katup gas (berbentuk koin) dan ISC (idle speed control).

Umumnya area sekitar katup gas akan terkumpul debu halus yang tidak tersaring filter udara. Debu ini bisa dilihat saat anda membongkar throtle body yang seperti noda hitam.

Inilah yang mengganggu mesin mobil saat akselerasi, akibatnya mesin tersendat dan RPMnya kadang tidak stabil.

Masalah ini bisa diselesaikan dengan melakukan tune-up mobil injeksi yang salah satunya dengan membersihkan throtle body menggunakan carbon cleaner/carb jet.

2. Sistem injeksi masuk angin

Sistem injeksi pada mesin bensin dibuat mirip seperti injeksi diesel dimana bensin diinjeksikan dengan tekanan tinggi kedalam saluran injeksi agar dapat tersembur keluar melalui injektor.

Masalah utama sistem injeksi ini adalah masuk angin, atau ada gelembung udara yang masuk kedalam saluran injeksi. Akibatnya, tekanan bensin akan tidak stabil.

Tekanan bahan bakar yang tidak stabil akan menyebabkan bensin yang keluar dari injektor terputus-putus. Efeknya mesin akan tersendat-sendat.

Masuk angin ini bisa muncul saat kehabisan bensin dan ketika penggantian filter bensin. Umumnya masalah ini akan hilang sendiri seiring mesin yang terus nyala.

Baca juga ; Cara menghidupkan mobil injeksi yang kehabisan bensin

Jadi ketika anda mendapati engine tersendat sehabis mengganti filter, maka itu adalah hal yang normal. Tapi kalau brebet itu tidak kunjung hilang, matikan mesin dan putar kunci kontak ON/OFF selama 5 kali baru hidupkan mesin. Itu akan membleeding angin yang ada didalam saluran injeksi.

3. Kerusakan salah satu sensor/aktuator injeksi

Dan ini yang paling sering muncul, kecanggihan sistem injeksi nyatanya membuat permasalahan yang muncul menjadi sulit diperbaiki sendiri. Pasalnya masalah pada sistem injeksi ini rata-rata di sektor elektrikal jadi perlu alat dan keahlian khusus.

Salah satunya masalah mesin yang tersendat-sendat ini, bisa karena ada sensor yang eror, bisa juga fuel pump mengalami masalah, atau bisa juga ECUnya yang eror.

Untuk mendeteksi mana komponen yang eror, perlu dicek menggunakan scanner khusus. Tanda yang muncul ketika sistem injeksi mesin bermasalah, adalah cek engine yang berkedip.

Jadi ketika mobil anda brebet dan cek engine berkedip/nyala terus segera bawa ke bengkel kepercayaan untuk pengecekan.

4. Busi lemah

Busi itu ujung tombak pengapian mesin, busi ini akan menghasilkan percikan api yang digunakan untuk membakar gas yang ada didalam ruang bakar.

Besar kecilnya api yang dihasilkan busi, itu mempengaruhi pembakaran mesin. Ketika api busi kecil, otomatis pembakaran menjadi missed sehingga mesin akan brebet hingga mati saat digas.

Hal-hal yang menyebabkan api busi lemah, bisa dari businya sendiri yang perlu diganti atau karena koil pengapian yang sudah lemah.

5. Ruang bakar kotor

Pembakaran didalam ruang bakar tidak hanya menghasilkan daya ekspansi dan panas, tapi juga menghasilkan gas residu dan kadang juga menghasilkan residual padat seperti kerak.

Gas residu atau gas buang akan dibuang melalui knalpot, namun residual padat ini akan terakumulasi didalam ruang bakar. Sehingga lama-kelamaan mesin akan tersendat-sendat baik saat digas atau ketika stagnan di RPM tinggi.

Masalah ini umumnya bisa diselesaikan dengan melakukan tune up.

Baca juga ; Cara tune-up mobil sendiri

6. Main jet mampet (mobil karburator)

Khusus untuk mobil yang masih menggunakan karburator, biasanya masalah lebih sering terjadi di karburator itu.

Kalau mesin tersendat pas digas, biasanya disebabkan karena main jet mampet. Perlu diketahui, ada dua saluran bensin pada karburator, yakni idle jet/pilot jet dan main jet. Idle jet fungsinya mengalirkan bensin di RPM rendah sementara main jet mengalirkan tambahan bensin di RPM tinggi.

Ketika main jet mampet, otomatis suplai bensin hanya dari idle jet sehingga mesin tidak mampu di RPM tinggi (biasanya maksimal 4.000 RPM).

Solusinya cukup mudah, yakni dengan melakukan overhoule karburator dan membersihkan saluran-saluran didalam karburator.

Mesin Mobil Mati Saat Digas, Apa Penyebabnya ?

Mengapa mesin mobil bisa hidup secara berkelanjutan ? itu karena ada pasokan udara beserta bensin yang dibakar oleh percikan api busi saat tekanan kompresi sedang tinggi.

Kalau ingin menaikan RPM mesin, maka kita akan menginjak pedal gas. Sebenarnya saat pedal gas diinjak, kita membuka katup mesin supaya udara yang masuk bisa lebih banyak. Namun, semakin banyak udara yang masuk ke silinder mesin harus juga diimbangi dengan pasokan bensin yang juga lebih banyak.

Masalahnya, ketika kita gas mesin kadang pasokan bensin tetap stagnan sehingga pembakaran mesin akan missed. Itulah sebabnya mengapa ketika kita gas mesin mobil kita, kadang mesin malah mati.

Tapi apa hanya itu penyebabnya ? mari kita bahas lagi lebih detail.

4 Penyebab Mesin Mobil Mati Saat Digas


1. Fuel pump lemah

Fuel pump adalah komponen yang memompa bensin dari tanki supaya masuk ke saluran injeksi bahan bakar. Selain itu, fungsi fuel pump juga mengatur tekanan bahan bakar pada sistem injeksi.

Jadi ketika idle tekanan bahan bakar pada saluran injeksi sudah ditetapkan pada sekian Pa. Ketika mesin digas, otomatis kebutuhan bensin lebih banyak otomatis tekanan fuel pump dinaikan agar semprotan bensin dari injektor bisa lebih banyak.

Namun, kalau fuel pump mengalami mall function, tekanan pada fuel pump tetap saja stagnan sehingga akan ada kekurangan bensin ketika mesin sedang digas.

Akibatnya, mesin mobil akan brebet dan akhirnya mati. Mesin cenderung kembali normal saat dinyalakan kembali, tapi seperti biasa ketika digas juga akan brebet lalu mati.

Masalah fuel pump ini bisa disebabkan dari faktor soket fuel pump yang kotor, atau karena memang motor dari fuel pump itu sendiri sudah eror.

Jadi solusinya, adalah dengan mengganti fuel pump dengan yang baru.

2. EFI sistem bermasalah

Tidak bisa dipungkiri lagi saat ini sistem elektronik fuel injeksi sudah diterapkan pada hampir tiap mobil baik mobil keluarga ataupun mobil niaga. Sistem ini memang lebih praktis karena kita tidak diribetkan dengan penyetelan-penyetalan karburator karena memang keberadaan karburator sudah diganti dengan injektor.

Namun, permasalah yang kerap hadir pada sistem injeksi ada dibagian elektrikalnya. Masalah bisa sensor injeksinya yang rusak, ECU yang eror, atau bisa juga injektornya yang rusak.

Yang lebih parah, kita tidak bisa mendeteksi dimana letak kerusakannya secara spesifik tanpa alat scan.

Namun, ketika ada masalah pada sistem EFI maka pengaturan suplai bahan bakar akan eror. Sehingga selain mesin yang mati saat digas, biasanya juga ada masalah seperti mesin yang brebet di RPM tinggi maupun di RPM rendah juga mesin yang susah dihidupkan.

Yang bisa anda lakukan hanyalah menkontak bengkel resmi untuk melakukan pengecekan. Anda bisa melihat pada indikator dashboard mobil anda, biasanya lampu cek engine (berwarna kuning) akan berkedip-kedip. Itu adalah tanda bahwa ada eror pada elektrikan mesin mobil.

3. Busi lemah

Fungsi busi adalah sebagai pemantik agar campuran udara dan bensin yang sudah menjadi gas, bisa terbakar dengan sempurna. Cara kerjanya, busi akan memercikan api ketika akhir langkah kompresi mesin.

Hasilnya berupa pembakaran yang menghasilkan energi ekpansi, energi tersebut digunakan untuk menggerakan piston juga sebagai output energi mesin.

Karena busi itu bekerja didalam silinder mesin yang sudah pasti akan berinteraksi langsung dengan pembakaran maka busi sering mendapatkan masalah seperti busi gosong dan berkerak. Masalah itu akan menyebabkan api yang dihasilkan busi menjadi lebih kecil.

Api busi yang kecil, sebenarnya masih mampu memicu pembakaran dengan intensitas rendah. Tapi ketika mesin digas (RPM mesin dinaikan) maka intensitas pembakaran menjadi lebih banyak maka busi tidak sanggup lagi, hasilnya mesin akan pincang ketika digas.

Kalau busi yang bermasalah Cuma satu, biasanya mesin tidak sampai mati tapi kalau yang bermasalah sampai 3 maka mesin akan mati.

Ketika masalah ini muncul, cek engine tidak berkedip sehingga langsung saja anda buka businya untuk dicek apakah masih layak pakai atau tidak.

4. Koil pengapian lemah

Koil adalah faktor utama pengapian mesin, sementara busi sebenarnya hanya pengubah energi listrik menjadi percikan api.

Untuk menghasilkan percikan api pada busi, koil akan menaikan tegangan aki dari 12 volt menjadi 20 KV. Listrik bertegangan tinggi tersebut langsung dikimkan ke busi untuk proses pemercikan.

Ketika output tegangan coil lebih rendah, otomatis api yang dihasilkan busi juga lebih lemah meski anda menggunakan busi yang paling baik sekalipun.

Gejala yang munculitu tergantung jenis coil mesin, apakah menggunakan single coil pack, dual coil pack atau one-for-all. Untuk tipe single coil pack, setiap busi memiliki satu coil jadi kalau ada salah satu coil yang lemah mesin akan pincang ketika digas.

Sementara untuk tipe one-for-all, hanya ada satu coil untuk semua busi sehingga ketika coil lemah otomatis mesin akan mati saat digas.

Yang menyebabkan tegangan output coil melemah adalah faktor kualitas coil serta faktor pemakaian, jadi ketika coil mulai lemah tugas anda hanyalah mengganti coil tersebut maka masalah selesai.