Showing posts with label Materi Suspensi. Show all posts

Suspensi Macpherson – Pengertian, Komponen dan Cara Kerja

Salah satu jenis sistem suspensi adalah suspensi macpherson. Tipe ini terbilang paling banyak digunakan pada mobil karena memiliki banyak kelebihan.

Beberapa kelebihan sistem suspensi macpherson antara lain ;

  • Memiliki desain yang simple
  • Tidak terlalu memakan banyak ruang
  • Nyaman karena tergolong independent suspension


Lalu, bagaimana cara kerja suspensi macpherson dan apa saja komponen pada suspensi macpherson ? mari kita kupas secara mendalam.

Pengertian Suspensi Macpherson Strut


Suspensi macpherson strut adalah sebuah mekanisme suspensi yang ditemukan oleh seorang engineer Earle S Macpherson pada tahun 1946.

Tipe suspensi ini ditemukan pasca perang dunia 2. Dimana saat itu mobil berukuran kecil mulai diproduksi untuk dijual secara masif. Sehingga, perlu dilakukan desain ulang untuk beberapa komponennya seperti pada sistem suspensi. Mobil pertama yang menggunakan sistem suspensi macpherson adalah Chevrolet Cadet pada tahun 1946.

Desain suspensi macpherson strut memang sangat simple dibandingkan tipe double wishbone selaku sistem suspensi independen yang digunakan saat itu. Karena hanya menggunakan satu lengan ayun hasilnya tidak memakan banyak ruang. Sehingga hingga sekarang tipe macpherson dipakai untuk suspensi depan semua mobil ringan (MPV, Hatcback, Sedan, SUV).

Konstruksi dan Komponen Suspensi Macpherson Strut


Desain suspensi macpherson bisa anda lihat pada gambar dibawah.


Nama komponen suspensi macpherson strut beserta fungsi ;

1. Pegas

Fungsi pegas adalah untuk menyerap getaran atau gerakan vertikal roda keatas secara tiba-tiba. Pegas bekerja dengan memanfaatkan daya elastisitas pada logam pembentuk pegas tersebut. Hal itu memungkinkan tinggi pegas mampu berubah-ubah sesuai beban yang diterima. Umumnya, tipe pegas yang digunakan pada tipe macpherson adalah tipe pegas coil.

2. Shock absorber

Shock absorber berfungsi untuk menyerap shocking atau kejutan yang dihasilkan dari efek elastisitas pegas. Hal ini dikarenakan ketika pegas tertekan oleh roda ke arah atas, pegas akan mengerut namun sesaat kemudian pegas akan memberikan daya balik akibat dari daya elastisitas ini (elastis = pegas memberi daya untuk kembali ke bentuk asal setelah tertekan).

Akibatnya, body mobil akan berguncang atau rolling sehingga akan menyebabkan rasa tidak nyaman hingga pusing. Disini shock absorber berperan untuk membatasi daya balik pegas untuk mencegah goncangan hebat.

3. Upper bearing

Upper bearing adalah bantalan karet yang terdapat pada ujung shock absorber yang terhubung ke body. Pada suspensi depan tipe macpherson, shock absorber terhubung ke knuckle arm dimana knuckle arm ini akan berubah sudutnya mengikuti sudut roda depan.

Akibatnya, ketika roda belok maka shock absorber pun akan sedikit berputar. Disinilah upper bearing berperan selaku bantalan yang membatasi antara body kendaraan dengan ujung shock absorber.

4. Lower arm

Lower arm berfungsi sebagai lengan pengayun roda. Lengan ini menghubungkan antara body dengan bagian roda, dimana terdapat engsel pada ujung lower arm yang terhubung ke body. Hal itu memungkinkan roda mengayun untuk bergerak secara vertikal.

5. Ball joint


Ball joint berfungsi sebagai engsel 360 derajat, dimana pada engsel ini memungkinkan roda bergerak ke sudut manapun. Ball joint dimaksudkan agar roda mampu membelok ke kanan dan kiri serta bergerak secara melebar ketika efek suspensi terjadi.

Ball joint bekerja dengan memanfaatkan sebuah ball bearing yang diletakan didalam sebuah frame bulat. Ball bearing tersebut, dihubungkan dalam sebuah rod sehingga bisa diputar pada sudut manapun.

6. Stabilizer bar

Stabilizer bar adalah komponen berbahan logam elastis yang lebih kaku, yang menghubungkan kedua bagian roda ke body. Fungsinya, untuk menjaga kestabilan kendaraan ketika berbelok.

Stabilizer bar bekerja dengan membatasi limit perbedaan ketinggian roda kanan dan kiri, sehingga body mobil tidak terlalu miring.

7. Strut bar

Strut bar berfungsi menghubungkan ujung stabilizer bar yang memiliki sudut peletakan tetap, dengan tabung shock absorber yang terhubung ke bagian roda. Strut bar akan memungkinkan roda bisa berbelok dengan mudah tanpa terganggu kehadiran stabilizer bar.

Hal ini dikarenakan ketika roda mobil belok, maka tabung shock absorber akan sedikit berputar. Kalau tidak ada strut bar, maka gerakan roda mobil akan terhambat oleh stabilizer bar. Namun, karena ada strut bar yang memiliki dua ball joint maka antara pergerakan roda dan kinerja stabilizer bar bisa berlangsung efektif pada sudut berapapun.

8. knuckle arm

Knuckle arm berfungsi sebagai tempat meletakan berbagai komponen pada bagian roda. Pada knuckle arm, terdapat beberapa spot untuk meletakan bearing roda, shock absorber, lower arm, dan tie rod end.

Cara Kerja Suspensi Macpherson Strut


Ketika roda mobil melintasi tanggul, maka roda mobil akan terdorong vertikal keatas secara tiba-tiba. Disini, lower arm akan mengayunkan roda mobil secara vertikal sehingga body mobil tidak ikutan bergerak keatas.

Disisi lain, satu unit shock absorber dan pegas coil akan menahan gaya vertikal roda. Namun karena unit ini memiliki daya elastisitas, maka gerakan vertikal tersebut justru akan memendekan panjang shock absorber. Disinilah proses penyerapan getaran terjadi.

Demikian artikel singkat tentang pengertian dan cara kerja suspensi macpherson, semoga bisa menambah wawasan kita semua.

8 Komponen Suspensi Depan Mobil Beserta Fungsinya

Sistem suspensi dibuat dengan tujuan menunjang kenyamanan berkendara. Sistem suspensi, akan menyerap semua getaran pada permukaan jalan dengan demikian berkendara akan terasa lebih smooth.

Sistem suspensi bekerja dengan memanfaatkan gaya pegas. Pegas ini merupakan komponen yang memiliki daya elastisitas namun kuat, sehingga mampu dipakai pada bobot yang berat.

Namun, komponen pada sistem suspensi tidak hanya terdiri dari pegas. Karena masih banyak komponen pendukung lainnya. Diartikel ini akan kita ulas secara mendalam komponen sistem suspensi mobil beserta fungsinya.

Baca pula ; Cara kerja sistem suspensi

Nama Komponen Sistem Suspensi


Ada banyak komponen dalam sistem suspensi, dan setiap jenis suspensi juga memiliki komponen yang berbeda. Dibawah akan kita bahas komponen suspensi pada tipe macpherson karena tipe ini yang paling banyak digunakan pada mobil.

1. Pegas

Seperti yang dikatakan sebelumnya, pegas itu menjadi komponen utama dari sistem suspensi. Hal ini karena prinsip kerja suspensi adalah dengan menyerap tekanan vertikal tiba-tiba dari roda menggunakan daya elastisitas.

Dalam hal ini, fungsi pegas adalah untuk menyerap semua getaran pada permukaan jalan.

Ada tiga macam pegas yang banyak digunakan pada mobil, antara lain ;

  • Pegas coil, tipe pegas ini berbentuk melingkar. Dengan bentuk seperti ini, pegas tidak memakan banyak ruang serta memiliki daya elastisitas empuk. Sehingga tipe pegas coil dipakai pada semua mobil-mobil ringan (MPV, sedan, SUV).
  • Pegas daun, bentuk pegas daun adalah lempengan plat yang memanjang. Meski demikian, plat tersebut memiliki daya elastisitas sehingga meski melengkung mampu kembali ke bentuk awal. Tipe ini memiliki kekuatan lebih terhadap beban sehingga dipakai pada kendaraan berat (truk dan bus).
  • Pegas puntir, dua tipe pegas diatas bergerak secara vertikal. Sementara pegas puntir, memiliki daya elastisitas terhadap puntiran. Artinya, ketika pegas ini dipuntir maka pegas ini akan elastis.


2. Shock absorber

Sesuai namanya, fungsi shock absorber adalah menyerap kejut dari sistem suspensi. Perlu diketahui, meski pegas bisa menyerap getaran jalan namun pegas juga memiliki daya balik yang sama dengan tekanan yang diberikan terhadap pegas.

Artinya, saat roda mobil melintasi tumbukan agak tinggi maka pegas akan tertekan lebih kuat. Sesaat tekanan tersebut diberikan, pegas akan memberikan daya balik yang mendorong body keatas akibat daya elastisitas ini.

Shock absorber akan menjaga hal tersebut, sehingga berkendara akan terasa lebih nyaman karena mobil tidak bergoyang-goyang.

Pada sistem suspensi macpherson, shock absorber diletakan didalam pegas coil dimana pegas coil memiliki ruang kosong ditengah. Ruang kosong tersebut dimanfaatkan untuk meletakan shock absorber sehingga bisa membuat tampilan lebih hemat ruang.

3. lower arm

Lower arm menjadi ciri khas dari sistem suspensi macpherson. Fungsi lower arm adalah sebagai lengan suspensi yang menghubungkan bagian roda dengan bagian body, namun antara lower arm dan body dihubungkan melalui engsel.

Sehingga, lower arm mampu bergerak secara vertikal. Hal inilah yang menyebabkan roda mampu bergerak keatas dan kebawah.

4. Ball joint



Ball joint adalah engsel 360 derajat, maksudnya engsel ini mampu berputar ke segala arah dengan sudut 360 derajat.

Lokasi ball joint ini ada pada ujung lower arm yang terhubung ke roda. Fungsi utama ball joint ini adalah untuk memastikan roda mampu bergerak ke segala arah. Ini dikhususkan pada suspensi depan, dimana selain harus bisa bergerak keatas bawah, roda juga harus mampu belok kekanan dan kekiri. Dan ball joint akan memastikan fungsi tersebut.

Cara kerja ball joint yakni dengan memanfaatkan sebiah ball bearing (bearing bulat) yang diletakan didalam sebuah frame yang juga berbentuk melingkar. Sehingga ball bearing tersebut mampu bergerak ke segala arah.

5. Stabilizer bar

Fungsi stabilizer bar adalah untuk menyeimbangkan antara roda kiri dan kanan dengan body. Stabilizer bar akan bekerja efektif saat mobil berbelok. Ketika mobil belok, body mobil akan condong kearah luar karena terkena gaya sentrifugal.

Hal tersebut tentu beresiko membuat body terguling, namun stabilizer bar akan mengatasi hal itu. Stabilizer ini akan menjaga limit atau perbedaan ketinggian antara roda kiri dan kanan.

6. Strut bar

Strut bar adalah sebuah lengan yang menghubungkan stabilizer bar dengan tabung shock absorber yang terhubung ke bagian roda. Fungsi strut bar adalah memastikan agar roda mampu bergerak vertikal atau berbelok tanpa terhalangi dengan adanya stabilizer bar.

Strut bar, juga memiliki dua buah ball joint yang terletak pada masing-masing ujungnya. Ball joint ini akan membuat stabilizer bar akan bekerja pada sudut berapapun. Sehingga antara pengemudian dan stabilizer sama-sama bekerja secara efektif.

7. Knuckle arm



Knuckle arm, adalah sebuah counter yang dijadikan peletakan komponen pada bagian roda. Kita tahu kalau roda itu komponen yang bergerak, sehingga diperlukan sebuah komponen khusus untuk meletakan roda dan memasang semua komponen lain.

Dan knuckle arm menjadi komponen tersebut. Komponen ini berfungsi untuk memasang bearing roda, shock breaker, lower arm, dan tie rod pada sistem kemudi.

8. Supported shock

Supported shock adalah sebutan untuk komponen yang dipasang pada ujung atas shock absorber. Ada dua ujung shock absorber, ujung bawah dipasang pada knuckle arm dan ujung atas dipasang pada body mobil.

Saat roda berbelok, maka posisi shock absorber akan sedikit berputar. Sehingga perlu ada bearing khusus sebagai penyekat antara shock absorber dengan body. Supported shock ini yang berfungsi sebagai bearing.

Demikian artikel tentang komponen suspensi depan mobil, semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Sistem Suspensi Mobil – Pengertian, Jenis, Komponen, dan Cara Kerja

Sistem suspensi adalah sebuah rangkaian komponen yang berfungsi menyerap getaran yang ditimbulkan saat mobil berjalan diatas permukaan jalan, tujuan sistem suspensi adalah untuk mencegah agar body mobil tidak bergetar saat melintasi permukaan jalan. Sehingga menambah aspek kenyamanan berkendara.

Secara singkat, seperti diatas pengertian dari sistem suspensi baik pada motor dan mobil. Untuk sistem suspensi mobil, ada beberapa jenis sistem suspensi serta ada juga beberapa jenis pegas yang digunakan. Diartikel ini, akan kita kupas secara mendalam tentang jenis, komponen dan cara kerja sistem suspensi pada kendaraan roda 4.

Prinsip Kerja Sistem Suspensi

materi suspensi mobil pdf

Prinsip kerja suspensi, yakni dengan memberi sekat antara body dengan roda. Dimana sekat tersebut memiliki daya elastisitas sehingga gerakan mendadak pada roda ini tidak akan mempengaruhi body kendaraan.

Dan sistem suspensi, berperan sebagai sekat tersebut.

Komponen utama sistem suspensi, adalah pegas. Pegas merupakan komponen yang terbuat dari baja elastis yang kuat, daya elastisitas pada pegas ini dimanfaatkan untuk menyerap semua getaran pada permukaan jalan.

Meski demikian, pegas tidak bisa bekerja sendiri dalam sistem suspensi. Tetap ada beberapa komponen tambahan yang mendukung kinerja pegas antara lain ;


1. Lengan suspensi

Lengan suspensi ini berfungsi untuk menghubungkan roda dengan chasis mobil. Lengan suspensi, dibuat dengan engsel. Sehingga bisa bergerak secara vertikal. Gerakan ini akan memungkinkan roda bergerak keatas atau kebawah sesuai beban yang diterima.

2. Shock absorber

Sesuai namanya, shock absorber berperan sebagai penyerap kejut pada sistem suspensi. Memang, pegas menjadi komponen utama sistem suspensi namun kelemahan pegas yakni memiliki daya balik yang sama ketika ditekan. Sehingga meski getaran tidak ada, body mobil akan mengalami oskilasi (bergoyang).

Untuk mengantisipasinya, diletakanlah komponen shock absorber yang dapat mencegah pergerakan pegsa secara tiba-tiba. Shock absorber ini akan memberi efek suspensi yang lebih keras namun sangat stabil karena mampu menyerap kejut.

3. Stabilizer

Sesuai namanya, stabilizer berfungsi menstabilkan body kendaraan ketika terjadi efek suspensi. Secara simple, ketika mobil belok maka mobil akan condong kearah luar karena terkena gaya sentrifugal. Dan akibatnya mobil dapat terguling.

Namun dengan adanya stabilizer, hal itu bisa diatasi.

Apakah hanya tiga ?

Tentu tidak, karena masih banyak komponen didalam sistem suspensi. Namun komponen-komponen tersebut digolongkan dalam jenis suspensi yang berbeda, sehingga kita bahas komponen lanjutannya pada Bab jenis suspensi dibawah.

Jenis Jenis Suspensi Pada Mobil


Secara umum, ada tiga jenis suspensi pada mobil. Yakni ;

  • Suspensi independent (bebas), dimana roda kiri dan kanan tidak terpaut dalam satu garis kaku.
  • Suspensi dependent (rigid), dimana roda kiri dan kanan terletak dalam satu poros yang kaku.
  • Suspensi semi-independent, merupakan kombinasi dari rigid axle dengan suspensi independent.


Meski demikian, dalam dunia otomotif jenis suspensi digolongkan lagi lebih spesifik, antara lain ;

1. Suspensi Macpherson

Suspensi macpherson adalah jenis suspensi depan yang paling banyak digunakan saat ini pada kendaraan-kendaraan ringan (MPV, Hatch back, Sedan, Mini-SUV). Tipe ini tergolong independent suspension karena antara roda kiri dan kanan tidak saling terpaut.

Tipikal suspensi macpherson, ada pada desain yang cukup simple namun memiliki kualitas yang tergolong sangat baik.

Karena tergolong suspensi independen, jenis ini mampu menyerap getaran jalan dengan cukup baik. Selain itu, semua komponen pada macpherson juga tidak terlalu memakan ruang. Sehingga cukup pas untuk kendaraan-kendaraan kecil.

Komponen pada suspensi macpherson antara lain ;

  • Pegas coil, pegas yang digunakan umumnya pegas coil (per melingkar) karena memiliki bentuk yang minimalis serta memiliki daya elastisitas yang lentur.
  • Shock absorber, terletak didalam pegas coil. Dengan kata lain, pegas coil dan shock absorber terletak dalam satu unit komponen.
  • Lower arm, berfungsi sebagai lengan suspensi dimana komponen ini akan menghubungkan bagian roda dengan body mobil.
  • Ball joint, merupakan engsel 360 derajat. Maksudnya, engsel ini mampu bergerak kesegala arah. Terletak pada ujung lower arm, sehingga memungkinkan roda bergerak kesegala arah yang dikehendaki.
  • Knuckle arm, merupakan sebuah counter yang berfungsi untuk meletakan semua komponen suspensi seperti shock breaker, lower arm, roda, dan tie rod.
  • Stabilizer, stabilizer terletak diantara body dengan tabung shock absorber yang terhubung ke knuckle arm.


2. Suspensi Double Wishbone

Tipe double wishbone juga masuk kedalam golongan suspensi independen untuk suspensi depan. Dilihat bentuknya, memang mirip dengan suspensi macpherson namun double wishbone terlihat lebih kekar dan lebih rumit.

Hal ini dikarenakan pada double wishbone terdapat dua buah lengan suspensi yakni lower arm (terletak dibawah) dan upper arm (terletak diatas). Efek dari dua lengan suspensi ini ada pada gerakan vertikal roda yang seimbang.

Salah satu kelemahan, suspensi macpherson ada pada sudut camber yang berubah ketika suspensi bekerja. Namun pada tipe double wishbone masalah tersebut bisa diatasi. Umumnya, tipe ini banyak dipakai pada kendaraan berbasis crossover seperti Big SUV dan Double cabin.

3. Suspensi Rigid

Suspensi rigid merupakan golongan suspensi dependen karena antara roda kiri dan kanan terletak dalam satu blok kaku. Tipe ini bisa ditemui pada suspensi depan maupu belakang, kelebihan suspensi rigid ini ada pada ketahanannya.

Secara umum, tipe rigid yang paling kuat menerima beban besar. Hal itu dikarenakan rigid block yang terpasang untuk menautkan roda kiri dan kanan juga dijadikan sebagai penyangga body mobil secara keseluruhan. Artinya, tipe ini memang didesain untuk menerima beban kuat. Oleh sebab itu, kita hanya bisa menemuinya pada truk dan bus.

Komponen suspensi rigid pun sangat simple ;

  • Pegas daun, pegas daun berbentuk memanjang biasanya disusun bertingkat untuk meningkatkan kekuatan pegas.
  • Shock absorber, terletak antara rigid block dengan body kendaraan.
  • Rigid block/rigid axle, pada suspensi depan terdapat balok melintang antara roda kiri dan kanan. Itu disebut rigid block atau beberapa orang menyebutnya ice block. Sementara untuk roda depan, komponen ini digantikan dengan rigid axle.
  • Stabilizer bar


4. Suspensi multi-link

Sesuai namanya, tipe ini memiliki beberapa link atau penghubung yang cukup banyak. Link-link ini berperan layaknya lengan suspensi namun jumlahnya bisa lebih dari tiga. Link-link tersebut diletakan sedemikian rupa sehingga mampu menunjang pergerakan roda saat menyerap getaran dengan sempurna.

Meski banyak, link-link ini berukuran cukup kecil sehingga tidak terlalu memakan banyak ruang.

5. Suspensi torsion beam

Bagi sebagian orang, tipe ini sering disebut sebagai suspensi semi-independen, karena pada dasarnya rigid suspension namun diinovasikan dengan bentuk berbeda untuk menghasilkan efek suspensi yang lebih baik.

Pada tipe rigid, bentuk rigid block hanya memanjang. Namun pada torsion beam, bentuk rigid block seperti huruf H, sehingga banyak orang juga yang menyebutnya “H-Shape Suspension”.

Bentuk seperti ini akan menyebabkan ayunan roda yang agak terbebas antara kiri dan kanan. Sehingga kenyamanan berkendara pun akan lebih nyaman.

Oskilasi Body – Mengenal Bounching, Pitching, Rolling dan Yawing

Sistem suspensi sejatinya digunakan untuk mengatasi kondisi ketika mobil melewati jalan yang kurang rata. Sistem suspensi memungkinkan getaran dari jalan tersebut tidak tersalurkan ke body sehingga pengemudian tetap berlangsung nyaman.

Untuk melakukan hal ini, maka dalam sistem suspensi dilengkapi berbagai komponen seperti pegas, shock absorbe, ball joint dal lain sebagainya.

Tetapi, kerusakan pada salah satu komponen suspensi akan menyebabkan suatu masalah yang dikenal dengan istilah oskilasi.

Dengan kata lain, pengertian oskilasi body adalah kondisi body yang berguncang karena faktor dari luar. Oskilasi bisa timbul ketika mobil melewati jalanan curam (berliku, naik turun, atau berlubang) dengan kondisi sistem suspensi ada yang rusak.

Oskilasi sendiri, memiliki arti goncangan. Kalau dikupas lebih spesifik, maka ada 4 macam oskilasi pada body mobil.

Di artikel ini, akan kita ulas secara detail tentang pengertian, serta faktor penyebab oskilasi pada body mobil.

Macam-Macam Oskilasi Pada Kendaraan Beserta Penyebabnya


1. Bounching

Dalam bahasa Indonesia, bounching memiliki arti “terpental”. Bisa dikatakan, bounching adalah kondisi seluruh body mobil yang terpental secara vertikal. Kondisi ini dapat muncul apabila mobil anda melaju pada ujung jalan yang menanjak dengan kecepatan tinggi. Hasilnya, mobil akan terpental (mengambang) dan ini disebut dengan efek bounching.

Apa penyebab terjadinya bounching ?

Selain kondisi diatas, pegas suspensi yang terlalu empuk ditambah shock absorber yang mati juga dapat memperkuat efek bounching ini.


2. Pitching

Jenis oskilasi yang kedua adalah pitching, dalam bahasa Indonesia pitching memiliki arti “anggukan”. Bisa dikatakan, pitching adalah efek body mobil yang bergerak mengangguk terhadap titik tengah body. Maksudnya, saat mobil mengalami picthing bagian depan mobil akan naik namun bagian belakang mobil akan turun.

Juga berlaku sebaliknya, saat body belakang mobil naik dan body depan turun disebut dengan pitching. Picthing ini, berbeda dengan bounching yang mengambang, saat picthing terjadi roda mobil masih menempel pada tanah hanya body mobil yang mengangguk-angguk.

Apa yang menyebabkan picthing ?

Secara umum, pitching disebabkan karena pegas suspensi yang terlalu empuk, dan shock absorber yang tidak berfungsi. Ketika anda melewati jalan tidak rata dengan dua kondisi tersebut, maka pitching akan muncul sebagai efek dari gaya suspensi.


3. Rolling

Rolling memiliki arti “bergulir”. Bisa diartikan, rolling adalah goncangan pada body mobil dimana bagian samping mobil bergerak naik turun. Secara lebih simple, saat body kanan mobil naik dan body mobil kiri mobil turun disebut dengan efek rolling.

Efek ini, juga sama tipikalnya dengan pitching hanya saja pitching fokus ke body depan belakang, sementara rolling fokus pada body samping kiri dan kanan.

Penyebab rolling pun sama, karena mobil melewati jalan yang tidak rata dengan kondisi pegas empuk dan shock absorber tidak berfungsi.


4. Yawing

Yawing berasal dari kata Yaw yang artinya “oleng”. Bisa diartikan, yawing adalah gerakan body mobil yang oleng ke kanan dan kekiri apabila dilihat dari atas. Pada bounching, pitching dan rolling semuanya memiliki arah gerakan yang bertikal keatas dan bawah body mobil.

Namun, pada yawing arah gerakannya tidak vertikal melainkan melebar kesamping kiri dan kanan body terhadap titik tengah. Yawing terjadi saat bagian depan mobil bergeser kesamping kanan dan bagian belakang mobil bergeser ke kiri tanpa membelokan setir.

Efek yawing bisa disebabkan karena ban yang sudah aus, sehingga ketika mobil melintasi daerah berbatu yang licin, mobil oleng (yaw).

Apa efek oskilasi terhadap pengemudi ?

Oskilasi bukan merupakan sumber masalah, tapi oskilasi adalah bentuk dari masalah suspensi. Artinya, saat oskilasi itu muncul maka itu menandakan ada masalah pada sistem suspensi. Efeknya, bagi pengemudi antara lain ;

  • Menimbulkan rasa berkendara yang tidak nyaman
  • Handling mobil susah dikendalikan
  • Memicu mabok kendaraan bagi beberapa orang


Untuk mengatasi efek oskilasi ini, perlu dilakukan pemeriksaan sistem suspensi mobil. Komponen seperti shock absorber, pegas suspensi, dan ball joint harus dalam kondisi yang baik.

Mungkin itu saja artikel singkat tentag penyebab oskilasi pada kendaraan. Semoga dapat menambah wawasan kita semua.

Cara Kerja Shock Absorber Pada Kendaraan

Shock absorber adalah salah satu komponen yang terletak pada sistem suspensi kendaraan dengan fungsi menegah guncangan berlebih ketika sistem suspensi bekerja.

Dalam sistem suspensi, pegas akan bekerja menyerap getaran jalan tapi apabila permukaan jalan sangat tidak rata justru akan timbul guncangan pada body mobil yang sangat mengganggu kenyamanan berkendara.

Oleh karena itu, diletakanlah komponen bernama shock absorber yang bekerja untuk menahan gaya oskilasi dari pegas agar tidak menimbulkan guncangan berlebih. Lalu bagaimana shock absorber bekerja ? simak artikel dibawah.

Cara Kerja Shock Absorber


Prinsip kerja shock absorber itu seperti kompresor, dimana untuk menahan oskilasi digunakanlah sebuah fluida yang tertekan/terkompresi. Saat fluida ini terkompresi otomatis oskilasi pada pegas bisa ditahan.

Secara sederhana ada 5 komponen utama pada shock absorber yakni ;

  • Tabung shock, berfungsi sebagai tempat berinteraksi fluida dengan piston.
  • Piston, berfungsi untuk memanipulasi volume ruang didalam tabung shock untuk mengkompresi fluida.
  • Piston rod, berfungsi menghubungkan piston dengan poros roda agar gerakan piston sesuai dengan gerakan poros roda.
  • Piston valve, berfungsi sebagai penyekat antara ruang diatas dan dibawah piston.
  • Fluida, merupakan cairan hidrolik khusus (biasa disebut oli shock) sebagai fluida yang akan meredam guncangan.


Lalu bagaimana cara kerja shock absorber ?

cara kerja shockbreaker motor

1. Saat ditekan (langkah kompresi)

Ketika shock absorber menerima tekanan dari roda (panjang shock absorber memendek) maka piston juga akan ikut bergerak keatas. Ini akan membuat pengecilan ruang diatas piston dan pembesaran ruang dibawah piston. Akibatnya, fluida pada ruang diatas piston akan tertekan, sehingga fluida akan mencari ruang untuk keluar. Dan fluida akan keluar pada lubang yang sudah terbuka pada piston.

Dalam hal ini katup kompresi akan tertekan oleh fluida bertekanan sehingga hanya satu saluran saja yang terbuka. Karena lubang mengalirnya fluida hanya satu dan sempit otomatis kecepatan fluida dari ruang diatas piston ke ruang dibawah piston akan semakin lambat. Hasilnya, pergerakan piston ke atas juga menjadi lebih lambat. Pergerakan lebih lambat inilah yang meredam guncangan pada suspensi.

2. Langkah expansi

Ketika kompresi dari pegas sudah selesai, maka akan ada gaya balik pegas yakni pegas akan kembali memanjang. Ini akan mendorong piston didalam shock absorber bergerak ke bawah hasilnya sama seperti diatas. Fluida didalam ruang bawah piston akan mengalir ke ruang atas piston melewati satu lubang kecil. Ini akan memperlambat gerakan piston karena kecepatan fluida bisa diredam.

Jenis –Jenis Shock Absorber


Secara umum ada 2 shock breaker yang dipakai pada kendaraan yakni ;

1. Dual action shock absorber

Merupakan tipe shock absorber yang dijelaskan diatas. Dengan dua aksi, yakni aksi kompresi dan aksi ekspansi. Dengan kata lain baik saat kompresi dan ekspansi, shock absorber tetap menyerap guncangan.

2. Single action shock absorber



Tipe single action, memiliki desain piston dengan hanya satu lubang dan satu lubang lagi bernama saluran orifice yang ukurannya lebih kecil dibandingkan lubang piston. Ketika langkah kompresi, fluida bisa bergerak ke ruang bawah piston melewati kedua lubang sekaligus (lubang piston dan saluran orifice).

Tapi ketika ekspansi, katup pada lubang piston akan tertutup sehingga fluida mengalir ke ruang atas piston hanya melalui saluran orifice. Ini akan membuat pergerakan piston lebih lambat saat langkah ekspansi dibandingkan langkah kompresi.

Desain seperti ini, akan membuat sistem suspensi empuk namun tidak terlalu bergelombang. Sehingga cocok untuk kendaraan berat seperti truk.

Suspensi Rigid – Pengertian, Cara Kerja, Dan Jenis-Jenisnya

Salah satu jenis sistem suspensi yang banyak diaplikasikan pada mobil-mobil berbobot besar adalah sistem suspensi rigid, lalu apa itu penjelasan dari sistem suspensi rigid ? bagaimana cara kerjanya ?mengapa hanya dipakai pada truk dan tidak pada mobil kecil ?

Selengkapnya bisa anda simak pada artikel dibawah ini,

A. Pengertian Suspensi Rigid


Suspensi rigid atau disebut juga sebagai suspensi axle beam adalah salah satu jenis sistem peredam goncangan pada kendaraan dengan tipikal dua roda terhubung dalam satu lateral rod (poros atau axle yang solid.

Ini akan membuat kedua roda tidak saling bebas (dependent) maksud dari tidak bebas disini, saat roda kiri menerima beban guncangan maka roda kanan akan terpengaruh (bergerak) meskipun tidak ada beban guncangan.

Apa Kelebihannya ?

Kelebihan sistem suspensi rigid ada dua

  • Simple, sistem suspensi ini bisa bekerja hanya dengan komponen satu buah solid axle dan dua unit pegas saja.
  • Kuat, dibandingkan tipe independe sistem suspensi ini solid sehingga lebih kuat apabila dikenakan beban yang lebih besar.


Namun, ada kekurangan disetiap kelebihan. Yakni ;

  • Kurang nyaman, dibandingkan dengan tipe independe tipe rigid ini kurang nyaman karena kedua roda tidak saling bebas.
  • Berat, inilah masalahnya mengapa tidak digunakan pada mobil kecil. Suspensi rigid menggunakan sebuah solid axle yang memiliki beban cukup berat.

baca pula ; sistem suspensi independen - pengertian, cara kerja, dan komponen

B. Bagaimana Cara Kerja Sistem Suspensi Rigid ?


Sistem suspensi ini bekerja menggunakan serangkaian pegas untuk menyerap gerakan naik atau turun roda karena mengenai hambatan di permukaan jalan. Misal, saat roda melewati tanggul secara otomatis roda akan terangkat.

Karena roda terangkat, maka beban disisi roda yang melewati tanggul akan bertambah. Dalam hal ini, pegas yang terhubung ke rigid axle akan menyerap penambahan beban yang terjadi secara tiba-tiba tersebut.

Alurnya, seperti ini : Roda terangkat karena tanggul – wheel bearing – beam axle – pegas – chasis.

Dari alur tersebut, gerak naik dari roda akan terpotong pada bagian pegas karena pegas ini memiliki kemampuan yang elastis.

Komponen Suspensi Rigid axle


img by http://arrc.ebscohost.com

Seperti yang diutarakan diatas, sistem suspensi rigid hanya memiliki sedikit komponen karena memang konstruksinya sangat simple. Komponen utamanya, antara lain ;

  • Beam axle, merupakan batang solid yang menghubungkan roda kanan dan kiri.
  • Serangkaian pegas, pegas yang digunakan pada sistem suspensi rigid axle ini umumnya pegas daun untuk menyerap goncangan.
  • U bolt, merupakan baut berbentuk “U” yang digunakan untuk mengikat antara pegas dan beam axle.
  • Wheel bearing, fungsi wheel bearing adalah sebagai tumpuan body mobil terhadap roda kendaraan.
  • Shock absorber, fungsi shock absorber adalah untuk menyerap guncangan yang terjadi secara tiba-tiba agar mobil tidak rolling.


C. Jenis – Jenis Suspensi Rigid


Dilansir dari Wikipedia, ada dua jenis suspensi rigid yakni front dead axle suspension dan rear life axle suspension.

1. Front dead axle suspension

Sesuai namanya, sistem suspensi ini memiliki karakteristik beam axle atau axle shaft yang mati atau tidak berputar. Artinya beam axle ini hanya berperan sebagai penghubung antara roda kiri dan kanan. Sistem ini banyak digunakan pada suspensi depan bus atau truk dengan ciri utama terdapat besi melintang antara roda kanan dan kiri depan. Batang melintang inilah yang disebut dead beam axle atau orang menyebutnya axle block.

2. Rear life axle suspension

Untuk tipe yang kedua, harusnya anda bisa menebaknya. Suspensi ini memilii karakteristik dimana beam axle memiliki dua fungsi, selain sebagai penghubung antara roda kiri dan kanan, beam axle ini juga berfungsi mendistribusikan tenaga dari poros propeller.

Oleh sebab itu pada kendaraan bus atau truk yang umumnya berpenggerak roda belakang menggunakan jenis suspensi ini sebagai suspensi bagian belakannya. Anda bisa melihat suspensi ini dengan ciri khas komponen gardan yang cukup besar dibagian tengah batang yang melintang diantara roda kanan dan kiri belakang.

D. Kesimpulan


Jadi kesimpulannya, suspensi rigid memang sempat digunakan pada mobil MPV tapi itu dulu karena sistem suspensi independen belum ditemukan. Saat ini, dimana suspensi independen sudah dikembangkan, ternyata suspensi rigid masih dipakai karena kekuatan dan kesimpelannya sangat diperlukan untuk beberapa tipe kendaraan seperti truk dan bus.

Demikian artikel singkat mengenai pengertian dan cara kerja suspensi rigid, semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Suspensi Independen – Pengertian, Cara Kerja, Dan Macam Jenisnya

Secara umum, sistem suspensi dibagi menjadi dua yakni suspensi rigid yang biasa digunakan pada truk dan satunya suspensi independen yang banyak diaplikasikan pada mobil penumpang.

Lalu, apa itu suspensi independen ?, apa bedanya ? apa kelebihannya ? dan bagaimana cara kerjanya ? simak selengkapnya dibawah.

A. Pengertian Suspensi Independen


Suspensi independen, adalah jenis peredam kejut pada kendaraan yang memungkinkan dua roda yang terletak dalam satu axle dapat saling bergerak tanpa mempengaruhi satu sama lain.

Secara mudah, misal sebuah mobil memiliki suspensi depan tipe independen. Maka saat roda kanan depan bergerak vertikal ketas karena ada halangan, roda kiri depan tidak akan bergerak kebawah ataupun keatas mengikuti gerakan roda kanan dengan catatan dibagian roda kiri tidak ada halangan serupa.

Ini berbeda dengan suspensi rigid, dimana ada efek silang. Saat roda kanan terangkat karena melewati halangan, maka roda kiri cenderung bergerak kebawah.

Perbedaan Suspensi Independen Dengan Rigid


Seperti yang dijelaskan diatas, suspensi independen memiliki karakter yang berbeda dengan suspensi rigid. Secara spesifik, perbedaannya antara lain ;

  • Konstruksi (rigid simple, independen lebih rumit)
  • Gerakan poros roda (rigid saling terpengaruh, independen tidak atau saling terbebas)
  • Axle shaft (rigid menggunakan solid axle/rigid axle shaft, independen menggunakan axle yang dilengkapi dua flexible joint)


Dari ketiga perbedaan diatas, maka bisa disimpulkan kalau suspensi independen ini memiliki daya serap getaran jalan yang lebih baik karena body mobil tidak akan terombang-ambing hebat saat mobil berjalan dijalanan rusak sekalipun.

Namun, ada kelebihan dan ada kekurangan. Penggunaan axle shaft dengan dua flexible joint ternyata memangkas ketahanan momen puntirnya. Sehingga, kalau beban mobil cukup besar maka joint ini bisa patah. Oleh sebab itu untuk mobil berbobot besar seperti truk atau bus masih bertahan pada rigid axle.

B. Cara Kerja Suspensi Independen


Suspensi independen secara umum bekerja seperti sistem suspensi lainnya, dalam hal ini suspensi akan bekerja ketika ada perubahan beban pada mobil.

Contoh perubahan beban tersebut, ada saat mobil melewati tanggul. Saat mobil melewati tanggul, harusnya mobil ikut terangkat, gerakan mobil yang terangkat ini menambah beban mobil sehingga saat seperti ini suspensi bekerja.

Suspensi independen akan menyerap gerakan yang seharusnya mengangkat mobil. Caranya dengan memanfaatkan pegas yang mampu memanjang dan memendek apabila diberikan beban bervariasi. Saat mobil melewati tanggul, maka gerakan keatas dari roda akan membuat panjang pegas menjadi lebih pendek. Sehingga, mobil pun tidak ikut terangkat keatas.

Tapi ada yang spesial pada suspensi independen, kalau tinggi tanggul kiri dan kanan berbeda biasanya mobil akan miring ke salah satu sisi rendahnya. Namun pada suspensi independen, gerakan naik antara roda kiri dan kanan dapat berbeda. Sehingga posisi body mobil dapat tetap lurus.

C. Macam-Macam Suspensi Independen


Dalam aplikasinya, suspensi independen ternyata masih terlalu umum. Kalau dibahas lebih spesifik lagi, maka setidaknya akan ada 4 macam suspensi independen, yakni ;

1. Tipe Macpherson Strut



Tipe pertama, adalah tipe yang hampir digunakan pada mobil penumpang saat ini (MPV, Hatch, LCGC, SUV) karena memang nyaman dan konstruksinya lebih sederhana.

Suspensi macpherson memiliki lengan tunggal yang terletak dibagian bawah, lengan ini akan menghubungkan steering knuckle dengan chasis mobil. Disisi lain, ada sebuah pegas yang menghubungkan steering knuckle dengan bagian body atas. Dengan kata lain, ada dua koneksi pada steering knucle, satu ada pada lower arm dan satunya ada pada pegas.

Namun, ada satu kekurangan pada tipe macpherson, yakni gerakan vertikal roda akan mengubah sudut chamber roda. Sehingga, kalau mobil semakin berat maka chamber akan semakin keluar.

Tipe ini, banyak digunakan untuk suspensi depan mobil dan beberapa jenis mobil sedan juga menggunakannya sebagai suspensi belakang.

2. Tipe Double Wishbone



Tipe yang kedua, hampir sama dengan macpherson namun pada tipe ini ada dua buah lengan yakni lower arm dan upper arm. Kedua lengan ini akan menghubungkan steering knuckle dengan chasis mobil.

Perbedaanya dengan macpherson, kalau macpherson ada pegas yang menghubungkan steering knucle dengan body mobil bagian atas. Sementara pada double wishbone, pegas tersebut akan terletak pada lower arm. Sehingga, steering knuckle hanya terhubung dengan dua lengan saja.

Ini akan membawa kelebihan pada sektor chamber yang selalu tetap, sehingga biarpun mobil menerima beban berat, sudut chamber tetap normal.

3. Multi link

Suspensi multi link bisa diartikel sistem suspensi dengan beberapa lengan lateral, lengan-lengan ini akan menghubungkan knucle dengan chasis mobil pada sudut yang berbeda-beda. Lengan-lengan ini akan menjaga pergerakan roda agar tetap stabil meski sedang menerima beban yang bervariasi.

Pada mobil, anda mungkin sering melihat label 4-link suspension, artinya ada 4 buah lengan lateral sementara 5-link suspension, memiliki 3 buah lengan.

4. Swing arm/trailing arm

Suspensi swing arm atau pada mobil biasa disebut semi trailing arm, sama halnya dengan sistem suspensi belakang sepeda motor. Dimana knuckle atau poros roda akan terhubung dengan sebuah lengan, lengan ini posisinya sejajar dengan longitudinal axis (arah memanjang mobil).

Secara umum, tipe ini banyak digunakan pada suspensi belakang mobil dengan sistem penggerak FWD (front wheel drive), tipe ini memiliki kelebihan pada sektor konstruksinya yang ringkas juga performanya yang baik.

Demikian artikel tentang suspensi independen pada mobil yang bisa dijelaskan. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Shockbreaker - Pengertian, Fungsi Dan Cara Kerja

Cara kerja shockbreaker – Sistem suspensi berfungsi untuk menyerap kejutan jalan ketika kendaraan bergerak. Ada banyak komponen yang bekerja dalam sistem peredam kejutan ini, antara lain spring/per dan shock breaker.

Spring dan shock breaker itu dua komponen yang berbeda, spring itu komponen bebentuk spriral yang memiliki elastisitas, fungsinya untuk meredam guncangan ketika kendaraan melewati jalan tidak rata. Sementara shock breaker adalah komponen berbentuk tabung, yang berfungsi untuk menyerap guncangan yang diciptajan oleh spring agar tidak terjadi efek rolling.


Maksudnya begini, ketika mobil melewati sebuah tumbukan maka per akan tertekan ke atas. Ini akan menimbulkan efek lemparan body mobil keatas. Dan saat body turun, karena pegas ini bersifat elastis maka body akan merangsak ke bawah. Kejadian ini biasa disebut dengan pitching

Selain itu, saat mobil belok. Kita tahu, ada gaya sentrifugal yang arahnya keluar ketika mobil belok. Akibatnya, bagian roda terluar mobil (saat belok) mengalami tekanan berlebih. Tentu kalau tidak ada shock absorber, mobil bisa miring kalau sedang berbelok. Kalau ini, biasa disebut dengan body roll

Agar goncangan mobil tidak terlalu besar atau agar rolling tidak terjadi, maka dibuatlah sebuah penyerap guncangan yang bisa menahan body mobil untuk tidak rolling ketika melewati tumbukan atau jalan berlubang.

Prinsip Kerja Shock Absorber


Shock breaker, secara teknis disebut sebagai shock absorber yang bekerja menggunakan sistem hidrolik untuk menahan guncangan body.

Dalam tabung shock absorber, terdapat sebuah piston yang memisahkan dua ruang. Dua ruang didalam tabung ini diisi dengan fluida, yang kita kenal sebagai oli shock breaker.

Dan pada piston, terdapat sebuah saluran kecil bernama oriface sebagai saluran penghubung ruang dibawah dan diatas piston. Di saluran ini, fluida dari ruang dibawah piston bisa masuk ke ruang diatas piston begitu pula sebaliknya.

Saat piston bergerak keatas, fluida pada ruang diatas piston akan tertekan. Akibatnya, fluida tersebut keluar melewati saluran kecil pada piston menuju ruang dibawah piston. Namun karena salurannya kecil, maka aliran fluida menjadi lebih lambat. Akibatnya pergerakan piston juga menjadi lebih lambat.

Penerapan Shock Absorber didalam Sistem Suspensi


Shock absorber atau shock breaker biasanya terletak didalam pegas coil. Pada suspensi belakang motor, anda bisa melihat komponen shock absorber ini didalam per berbentuk spiral. Ada dua ujung pada shock breaker, ujung tabung biasanya dihubungkan ke body, sementara ujung piston terhubung ke roda.

Ketika roda beroksilasi, maka roda pasti akan bergerak ke atas. Namun pergerakan roda ini akan dibatasi karena piston didalam shockbreaker tidak bisa bergerak secara spontan. Akibatnya, roda beroksilasi tidak terlalu tinggi. Sehingga tidak ada efek pithing dan rolling pada suspensi.

Komponen didalam Shock Absorber

img by inspirasiku.net

1. Tabung Shock Breaker

Tabung shock breaker berfungsi sebagai tempat bergeraknya piston sekaligus sebagai tempat atau ruang fluida ditempatkan.

2. Piston

Seperti sistem hidrolik rem, bentuk piston menyesuaikan bentuk tabung. Dengan dilengkapi seal agar pergerakannya tidak menimbulkan kebocoran fluida pada kedua ruang. Piston ini, dilengkapi dengan piston rod, yang memanjang dari piston hingga ujung shock breaker. Ujung inilah yang nanti akan dihububungkan dengan bagian roda kendaraan.

3. Orifice

Merupakan saluran kecil yang terdapat pada piston. Biasanya, saluran orifice dilengkapi dengan sebuab katup. Agar pergerakan fluida hanya bisa satu arah. Besar kecil saluran orifice ini akan menentukan tipe suspensi, apakah keras, atau lembut.

Kalau orifice agak besar, maka itu menandakan suspensi yang empuk. Sebaliknya, orifice yang kecil menandakan shock breaker tipe hard yang cocok untuk racing.

4. Seal shock breker

Karena berhubungan dengan fluida, maka akan ditemui banyak seal pada sistem ini. Selain seal dalam piston, juga terdapat seal pada ujung tabung. Fungsinya untuk mencegah fluida bocor, namun terkadang seal ini yang sering sekali rusak. Sehingga kita bisa menemui oli yang bocor dari dalam shock breaker.

Jenis - Jenis ShockBreaker


Kalau dilihat dari cara kerjanya, ada dua macam shockbrekaer, yakni tipe single action dan tipe double action.

1. Single Action Shock

Sesuai namanya, tipe ini hanya memiliki satu arah redaman. Artinya, hanya bisa menyerap satu arah goncangan, entah itu goncangan naik atau goncangan turun (umumnya saat ekspansi saja). Konstruksinya, sangat sederhana. Dimana ada satu orifice dan satu lagi saluran transfer.

2. Doubel Action Shock

Kalau tipe kedua, bisa menyerap guncangan baik guncangan naik atau guncangan turun (saat ekspansi dan saat kompresi). Pada tipe ini terdapat dua buah saluran didalam piston yang memiliki katup. Katup ini akan terbukan dan tertutup secara otomatis sesuai arah aliran fluida.

Masalah- Masalah pada shock breaker


Shock breaker yang normal itu, memiliki batang piston yang sedikit lembab (karena ada lapisan oil) namun tidak ada bocoran oli. Saat ditekan, shock breaker masuk namun tidak bisa bergerak cepat karena ada tahahan fluida.

1. Shock breaker bocor

Masalah yang kerap dirasakan pada shockbrekaer motor adalah oli shock yang bocor, akibatnya shock breaker bisa jadi keras dan terkadang bunyi. Masalah ini disebabkan karena seal tabung shock bocor, sehingga oli dari dalam tabung keluar. Solusinya, tidak perlu ganti shok. Namun ganti seal saja. Setelah itu bisa anda isi oli shock yang baru.

2. Shock breaker mati

Kalau anda merasakan gejala seperti rolling atau pitching pada kendaraan anda, namun tidak ada bocoran oli shock maka bisa disebabkan karena shock absorber mati. Masalah ini disebabkan karena saluran orifice jebol, sehingga tidak ada tahanan fluida.

Hal itu menyebabkan shock absorber tidak bisa melakukan kompresi, yang membuatnya kehilangan daya serap terhadap guncangan pegas.

Kalau ini, biasanya perlu penggantian. Karena kerusakan pada piston akan sulit diperbaiki.

Demikian artikel lengkap dan jelas mengenai cara kerja shockbreaker pada mobil dan motor. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.