Mengenal transmisi otomatis, bagaimana perawatan transmisi matic ?
Saat ini mobil bertransmisi otomatis sudah sangat marak sekali di Indonesia. Namun apakah anda tau apa itu transmisi otomatis ? Apa saja jenis dan perbedaan transmisi otomatis ? Serta bagaimana perawatan pada transmisi otomatis ?
Transmisi Otomatis atau biasa ditulis dengan kode A/T merupakan terobosan dalam dunia otomotif untuk memberi kemudahan pada pengemudi dengan mengganti komponen kopling mekanik menggunakan komponen hidraulik. Pada kondisi macet, atau ketika berada pada jalan tanjakan transmisi otomatis sangat berperan dalam memberikan kemudahan bagi pengemudi karena hanya mengatur pedal rem dan gas. Tak heran banyak konsumen yang memilih mobil yang dilengkapi dengan transmisi otomatis.
Transmisi Otomatis atau biasa ditulis dengan kode A/T merupakan terobosan dalam dunia otomotif untuk memberi kemudahan pada pengemudi dengan mengganti komponen kopling mekanik menggunakan komponen hidraulik. Pada kondisi macet, atau ketika berada pada jalan tanjakan transmisi otomatis sangat berperan dalam memberikan kemudahan bagi pengemudi karena hanya mengatur pedal rem dan gas. Tak heran banyak konsumen yang memilih mobil yang dilengkapi dengan transmisi otomatis.
Sebenarnya, transmisi otomatis sudah di buat semenjak tahun 1903. Namun saat itu transmisi otomatis masih dalam bentuk yang sangat sederhana. Di awal 1990, transmisi penggunaan transmisi otomatis mulai marak khususnya pada mobil-mobil mewah. Kini, transmisi otomatis dapat kita temui pada mobil kelas LCGC sekalipun.
Cara Kerja Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis bekerja dengan melakukan perpindahan secara otomatis tanpa perlu menginjak kopling. Namun bukan berarti transmisi otomatis tidak memiliki kopling. Semua mobil baik A/T ataupun M/T memiliki kopling. Hanya saja pada transmisi otomatis, tidak lagi menggunakan kopling mekanik melainkan kopling otomatis yang biasa disebut Torque Coverter.
Torque converter bekerja berdasarkan prinsip dua kipas
angin. Terdapat dua buah kipas angin yang saling berhadapan, saat salah satu
kipas angin berputar dan menghembuskan udara, kipas lainya juga akan berputar
karena hembusan udara dari kipas pertama. Semakin kencang hembusan udara yang
dihasilkan, semakin cepat pula kipas angin kedua berputar.
Didalam komponen torque converter terdapat dua kipas
berhadapan yang saling bebas. Namun perpindahan tenaga tidak menggunakan media
udara layaknya kipas tadi, melainkan Fluida yang tidak memiliki sifat
Compressed. Output dari torque converter bervariasi tergantung kecepatan mesin.
Output tersebut kemudian disalurkan ke gear box yang memiliki beberapa posisi
antara lain ;
N(Neutral) Posisi Pertama yaitu Netral. Sesuai namanya,
posisi ini akan membebaskan tautan dari transmisi ke roda penggerak. Sehingga mobil
tetap diam ditempat walau mesin berada pada RPM tinggi sekalipun.
P(Park) posisi kedua adalah, Park(P) atau parkir. Posisi ini
hampir mirip dengan posisi Netral. Bedanya posisi park memiliki lock yang
berfungsi menjaga kendaraan tidak bergerak sehingga, mobil akan terkunci dan
tidak dapat bergerak walau didorong sepuluh orang sekalipun.
D(Dive) posisi ini digunakan untuk membuat kendaraan
berjalan. Kecepatan mobil pada posisi D akan tergantung RPM mesin. Perpindahan
percepatan roda gigi akan berlangsung otomatis pada posisi ini, sehingga anda
hanya perlu fokus ke jalan.
R(Reverse). Posisi R digunakan untuk membuat kendaraan
berjalan mundur. Prinsipnya sama seperti D namun ada gigi Reerse atau pembalik
yang ditautkan sehingga dapat membalik putaran output transmisi.
Jenis Transmisi otomatis
Untuk mekanisme gear box sendiri memiliki beberapa jenis
mekanisme. Secara umum ada dua macam mekanisme transmisi otomatis yang umum
digunakan pada mobil saat ini. Mekanisme itu adalah CVT (Continusly Variable
Transmission) dan Transmisi otomatis Tiptronic,
1. Transmisi Manumatic
Jenis transmisi otomatis pertama biasa disebut Manumatic. Kata manumatic sendiri diambil dari kata “manual” dan “automatic”. Seperti namanya, transmisi manumatic bekerja dengan menggabungkan teknologi transmisi manual ke dalam transmisi otomatis.
Mobil dengan transmisi manumatic ini bekerja dengan sistem otomatis tanpa pedal kopling. Namun memiliki tuas pemindah gigi percepatan 1, 2, 3 dan seterusnya. Namun saat pengemudi mengubah percepatan, pengemudi tidak perlu menginjak pedal kopling karena memang tidak tersedia pedal kopling.
Sistem manumatic inilah yang banyak terdapat pada mobil-mobil modern. Dengan adanya sistem manumatic ini, pengemudi dapat mengatur tingkat akselerasi mobilnya dengan memindahkan gigi dari rendah ke tinggi..
Untuk mekanisme perpindahan gigi pada manumatic ada tiga macam, yakni paddle shift yang terletak pada roda kemudi, melalui shifting key yang terdapat pada tuas transmisi, ataupun dengan memajukan dan memundurkan handle transmisi untuk memindahkan percepatan. Pada mekanisme padle shift dan shifting key, memanfaatkan komponen elektrikal untuk memindahkan percepatan roda gigi.
2. Transmisi Tip tronic
Sistem Tiptronic merupakan pengembangan lebih lanjut dari transmisi manumatik. Prinsipnya sama dengan menggabungkan teknologi transmisi manual ke transmisi otomatis. Namun ada fitur tiptronic yang membedakan transmisi ini dengan manumatic.
Biasanya transmisi yang dilengkapi tiptronic, memiliki dua mode yaitu D dan M+. Mode M+ merupakan mode manumatik yang memiliki percepatan 3 hingga 6 atau lebih. Namun sistem pemindah gigi juga sudah terintegrasi dengan Control Module. Sehingga anda tidak dapat memindahkan percepatan transmisi sebelum limit RPM mesin belum tercapai. Dengan kata lain, saat anda jalan pelan anda tidak dapat menambah percepatan hingga gigi 4 atau yang lebih besar.
Sementara untuk mode D, anda tidak perlu repot-repot untuk melakukan pemindahan percepatan. Karena saat mode D, control module akan memindahkan percepatan roda gigi secara otomatis.
Transmisi tiptronic memiliki benerapa nama antara lain, geartronic, touchshift, sporttronic, clutchless-manual. Sedangkan nama tiptronic merupakan nama yang diberikan Porsche yang juga dipakai oleh prodesen lain seperti VW, Audi, Land Rover, dan Bugati.
3. Transmisi CVT (Continusly Variable Transmission)
Pada transmisi CVT terdapat dua buah pulley yang dihubungkan melalui sabuk baja. Kedua pulley tersebut memiliki diameter yang bervariasi namun berkebalikan. Artinya saat pulley pertama berdiameter kecil, diameter pulley kedua otomatis besar. Pun sebaliknya. Diameter yang bervariasi tersebut menghasilkan putaran serta momentum putar yang bervariasi.
Saat posisi diameter pertama kecil, akan menghasilkan putaran yang lebih rendah dari RPM mesin dan momen puntir yang tinggi. Saat kedua pulley sama diameternya, putaran output transmisi sama dengan RPM mesin. Jika pulley pertama berdiameter besar, putaran output lebih kencang dari pada RPM mesin.
Sementara komponen pengontrol diameter pulley tersebut, dikendalikan oleh sistem pengatur elektronik atau biasa disebut Transmission Control Module. Pengemudi hanya diberikan akses untuk mengatur posisi Netral, Mundur, atau Mode H/L (opsional). Versi sederhana dari transmisi CVT bisa anda temukan pada sepeda motor matic.
Kelebihan transmisi CVT
1. Sama seperti motor matic, transmisi ini lebih mudah digunakan apalagi bagi mereka yang baru belajar mengemudi.
2. Pengendaraan juga akan terasa nyaman dan halus karena tidak ada hentakan saat perpindahan gigi.
3. Penggunaan BBM juga akan lebih irit, karena penggunaan RPM mesin yang stabil sehingga pemakaian bahan bakar juga ikut stabil.
4. Memiliki engine brake yang cukup kuat.
5. Akselerasi juga lebih cepat.
Kekurangan transmisi CVT
1. Transmisi ini, tidak cocok digunakan pada jalan eksttrem. Karena akan merusak kinerja mesin. Walau sudah ada CVT yang dilengkapi mode off-road, jumlahnya masih sedikit.
2. Berbeda dengan CVT motor, CVT pada mobil memiliki komponen yang lebih kompleks. Sehingga perlu spesialis khusus saat terjadi kerusakan.
Perawatan Transmisi Automatic
Dari konstruksi, transmisi matic jelas berbeda dengan transmisi manual. Dari cara kerja berbeda pula. Transmisi matic memiliki komponen kompleks yang terintegrasi komponen elektronik. Sehingga akan sangat sulit diperbaiki saat terjadi kerusakan. Oleh karena itu, pastikan anda merawat transmisi matic dengan benar.
1. Periksa kondisi fluida/oli matic.
Fluida atau oli matic merupakan bagian yang sangat vital. Biasanya, terdapat deep stick sebagai pendeteksi ketinggian oli matic. Pastikan volume oli dalam keadaan standar, dalam artian tidak lebih dan tidak kurang.
2. Ganti oli matic secara teratur sesuai jadwal.
Selain harus memeriksa volume oli matic, anda juga harus mengganti oli matik saat tiba jadwal penggantian. Hal tersebut karena semakin lama oli matic berada pada transmisi, viscositasnya akan turun dan mengandung banyak kotoran terlihat dari warnanya yang menggelap.
3. Gunakan dengan bijak
Faktor penggunaan juga menjadi penyebab transmisi matic cepat rusak. Hindari memindahkan tuas ke posisi P saat mobil belum berhenti. Jangan pula menekan pedal gas dan rem secara bersamaan saat posisi D.