Advertisement
Pernah dengar suara mesin “tik-tik-tik” mirip ketukan logam
? kalau pernah itu namanya mesin ngelitik atau dalam bahasa teknik disebut
dengan engine knocking. Mengapa bisa didalam mesin ada suara ngelitik ? apa ada
komponen yang terlepas ? simak saja ulasan dibawah.
Suara ngelitik terkadang suka disalah artikan sebagai bunyi
antara komponen mesin. Padahal, semua komponen mesin didalam mesin memang
bergesekan. Tetapi karena sudah dilengkapi dengan bearing serta pengencangan
baut yang pas maka tidak menimbulkan suara.
Sehingga bisa dikatakan kalau ada bunyi tik-tik-tik dari
dalam mesin itu bukan karena ada komponen mesin yang terlepas. Kalaupun ada
komponen mesin yang lepas mesin tidak akan sanggung hidup dalam waktu yang
lama.
Untuk masalah ini justru terkadang hanya dijumpai pada
kondisi tertentu. Seperti saat akselerasi, saat Top Speed mesin, atau ketika
mobil menanjak saja. Selain kondisi diatas suara ngelitik hilang. Ini terkadang
juga menjadi hal yang cukup membingunkan bagi pemilik kendaraan. Lantas apa
penyebabnya ?
Penyebab Mesin Ngelitik
Penyebab utama ngelitik atau knocking adalah premature
combustion. Premature combustion atau pembakaran yang tidak berlangsung tidak
sempurna ini bisa berwujud pre-ignition (pembakaran lebih awal) atau
post-ignition (pembakaran yang telat).
Bagaimana sebuah premature combustion bisa menyebabkan
knocking ?
Ini karena ledakan didalam ruang bakar terjadi bukan pada
waktunya. Sehingga akan menimbulkan gelombang energi yang menabrak dinding
silinder mesin. Gebrakan energi inilah yang menimbulkan suara mirip ngelitik.
Contohnya pada pre-ignition, ketika campuran bensin terbakar
sesaat sebelum timming sebenarnya maka hasil ledakan itu akan menghasilkan
gelombang energi yang menabrak piston yang masih dalam fase kompresi. Akibatnya
seperti yang dikatakan diatas.
Apa yang menyebabkan premature ignition ?
1. Bensin kurang bagus

Bensin menjadi faktor utama yang menyebabkan premature
combustion pada mesin mobil. Bahan bakar bensin memiliki nilai RON yang
nilainya berbeda setiap tipe bahan bakar. Misal pertalite memiliki RON 90
sementara Pertamax memiliki RON 92 dan Pertamax Turbo memiliki RON hingga 98.
Mungkin kita menganggap perbedaan nilai RON ini ada pada
performa serta harga yang ditawarkan. Tapi kalau kita lihat lebih spesifik,
nilai RON itu mempengaruhi ketahanan bensin dari tekanan. Artinya semakin besar
nilai RON yang dimiliki semakin besar pula tekanan yang mampu ditahan.
Sementara itu, kondisi saat ini banyak mobil bensin yang
sudah mengaplikasikan ultra econimic fuel consumption dengan meninggikan
tekanan kompresi agar penggunaan bensin bisa dikurangi tanpa mengorbankan
power.
Ini bisa dilihat pada mobil bensin yang sudah mulai
mengaplikasikan turbo serta ada pula yang mengusung GDI (gasoline direct
injection).
Memang langkah ini terbukti mampu menghemat penggunaan bahan
bakar, hanya saja apabila kita memakai bensin beroktane rendah pada mesin-mesin
bertekanan kompresi tinggi maka bensin tidak akan kuat menahan kompresi
maksimal dari mesin.
Akibatnya terjadilah pre-ignition seperti mesin diesel yang
terbakar dengan sendirinya tanpa perlu percikan api. Bensin ini bisa terbakar
karena tekanan serta temperature melebihi dengan yang bisa ditanggung oleh
bensi n tersebut.
2. Deposit didalam ruang bakar
Deposit adalah kerak hasil dari pembakaran yang tidak
sempurna. Dalam kondisi yang masih baru mungkin engine knocking akan jarang
kita temui karena knocking ini biasanya hanya terjadi saat mesin dalam kondisi
overload atau panas.
Tapi sekali mesin mengalami knocking, ada deposit yang
dihasilkan oleh proses tersebut. Deposit berupa kerak berwarna putih
keabu-abuan itu akan menempel pada dinding silinder dan dinding ruang bakar
termasuk menyelimuti elektroda busi.
Akibat yang ditimbulkan oleh deposit ini adalah tekanan
kompresi yang bisa meningkat dari standarnya. Peningkatan ini disebabkan karena
ruang yang harusnya diisi oleh campuran udara dan bensin juga diisi oleh
deposit. Sehingga ruang untuk kompresi menjadi lebih kecil, sementara volume
campuran udara dan bensin yang dikompresi tetap sama.
Hasilnya seperti yang dijelaskan diatas saat kompresi mesin
terlalu tinggi, ini bisa menimbulkan pre-ignition.
3. Busi kurang sesuai
Busi yang dipakai pada kendaraan itu ada jenisnya. Ada yang
berlabel iridium, platinum, dan copper. Memang ketiga jenis busi tersebut
memiliki karakternya masing-masing. Namun penggantian busi standar dengan busi
aftersales juga harus memperhatikan spesifikasi mesin mobil.
Karena apabila api yang dihasilkan oleh busi ini lebih kecil
dari tipe standar, maka didalam ruang bakar akan terjadi pembakaran yang kurang
sempurna. Akibatnya deposit terbentuk dan menempel diseluruh permukaan ruang
bakar. Dan penyebab nomor dua kembali terjadi.
Perlu diingat, setiap busi memiliki tahanan yang berbeda. Semakin
besar tahanan berarti semakin kecil api yang nanti dihasilkan. Namun kalau
tegangan dari coil besar, maka ini bukan masalah.
Yang jadi masalah, tegangan yang dihasilkan coil pada setiap
mobil juga berbeda. Kalau kebetulan kita membeli busi baru dengan nilai tahahan
lebih besar, maka knocing akan sering terjadi.
4. Filter kotor
Filter udara dan filter bahan bakar menjadi komponen
berikutnya yang berpotensi menimbulkan premature ignition. Untuk filter udara fungsinya
menyaring debu dan kotoran yang terbawa oleh aliran udara agar debu tersebut
tidak sampai masuk kedalam ruang bakar.
Apa yang terjadi kalau debu tersebut masuk keruang bakar,
resikonya bisa fatal. Kotoran seperti debu atau yang lainnya itu tidak bisa
terbakar. Sehingga saat debu ini masuk kedalam ruang bakar dan terjadi
pembakaran, debu itu hanya berputar-putar didalam ruang bakar.
Dan karena kelembaban didalam ruang bakar itu tinggi maka
debu tersebut juga jadi basah dan gampang menempel pada dinding silinder yang
nantinya saat terkumpul akan membentuk deposit.
Selanjutnya yang terjadi sama seperti penyebab-penyebab
diatas. Ini juga berlaku pada filter bahan bakar, kalau sampai kotoran masuk
kedalam ruang bakar.
5. kerusakan sensor EFI

Pada mesin EFI, engine knocking itu jarang sekali terjadi. Namun
meski jarang, masalah ini juga dirasakan oleh sebagian pemilik mobil berlabel
injeksi. Penyebabnya bisa karena hal diatas, atau karena ada kerusakan pada
salah satu sensor sistem injeksi.
Contohnya sensor MAP (manifold air pressure). Sensor ini
bertugas mendeteksi kevakuman didalam ruang manifold, kalau terdeteksi rendah
maka ECU mendeteksi kalau mesin sedang overload. Maka ECU akan melakukan
pengubahan timminng pengapian melalui mekanisme ESA (elekctronic spark advance)
agar tidak terjadi knocking.
Namun kalau saat kondisi mesin overload namun suara ngelitik
masih terdengar maka sensor MAP ini tidak bekerja dengan baik. Mesin overload
bukan hanya pada saat mobil membawa beban berat, saat menanjak juga masuk
kedalam kondisi overload.
Sensor lain yang juga berpengaruh adalah sensor knocking. Ditengah-tengah
engine block ada satu sampai dua buah sensor knocking yang dipakai untuk
mendeteksi pembakaran yang tidak sempurna ini.
Apabila terdeteksi knocking, maka ECU dengan otomatis akan
melakukan penyesuaian agar gejala knocking bisa hilang. Namun kalau mesin mobil
injeksi masih terus mengalami knocking bisa jadi sensor ini rusak.
Bagaimana Cara Mengatasi Engine Knocking ?
Untuk mengatasi serta mencegah terjadinya ngelitik pada
mesin, ada beberapa tips yang bisa anda terapkan. Seperti berikut ;
- Gunakan bensin beroktane tinggi khususnya untuk mobil injeksi. Kalau rasio kompresi mesin mobil melebihi 10 : 1 maka gunakan Pertamax untuk amannnya.
- Gunakan busi sesuai rekomendasi pabrikan, karena meski ada busi yang lebih berkualitas namun kalau beda speknya juga tidak akan membawa dampak positif.
- Bersihkan ruang bakar saat tune-up menggunakan carbon cleaner yang khusus digunakan untuk membersihkan ruang bakar dari deposit.
- Bersihkan filter udara secara rutin sebulan sekali atau lebih cepat apabila daerah anda masuk kedaerah berdebu/berpolusi tinggi.
- Jangan lupa untuk mengganti filter bahan bakar sesuai jadwal yang ditetapkan oleh pabrikan.
Demikian artikel lengkap dan jelas kali ini mengenai
penyebab dan mengatasi mesin ngelitik. Semoga bisa menambah wawasan kita dan
jangan lupa share ke sosial media anda agar semua teman anda juga mendapatkan
wawasan baru.