Cara Kerja Relay 4 Kaki & 5 Kaki + Gambar Rangkaiannya

Saat menghadapi sebuah rangkaian kelistrikan khususnya pada kendaraan, kita sering mendengar istilah relay. Apa anda tahu, fungsi dari relay ? bagaimana cara kerja relay ? seperti apa isi dari relay tersebut ? dan seberapa penting peran relay dalam rangkaian kelistrikan ?

Diartikel ini, akan kita bahas secara detail semua hal mengenai relay pada perangkat elektronik.

Pengertian dan Fungsi Relay


Secara sederhana, relay itu seperti jembatan yang menghubungkan arus dengan jalur yang dipersingkat. Contohnya pada rangkaian klakson, untuk membuat klakson bekerja diperlukan arus listrik yang lumayan besar.

Sementara rangkaian klakson ini, dari aki masuk ke kabin kemudian ke saklar yang terletak dikemudi lalu disalurkan ke klakson yang ada diruang mesin. Tentu rangkaian kelistrikannya terbelit-belit. Disamping itu, tipikal arus DC bisa kehilangan arus apabila berjalan pada rangkaian yang panjang.

Disinilah relay bekerja, relay akan mempersingkat rangkaian kelistrikan dari aki yang ada diruang mesin langsung disalurkan ke klakson tanpa berputar-putar mengitari semua rangkaian kelistrikan.

Lalu, bagaimana cara rangkaian klakson dihidupkan ? itu akan kita bahas dibawah. Tapi intinya, anda sudah paham fungsi dan peranan relay dalam sebuah rangkaian kelistrikan.

Cara Kerja Relay


Prinsip kerja relay, adalah dengan mengalirkan arus utama dengan pemicu arus yang lebih kecil. Dengan kata lain, ada dua rangkaian yang melewati relay.


  • Pertama Rangkaian arus utama yang berfungsi menyalurkan arus besar dari aki ke beban (lampu, klakson, dan lain sebagainya).
  • Rangkaian kedua berfungsi untuk mengendalikan kapan rangkaian utama akan terhubung. Rangkaian sekunder ini, terhubung ke saklar. Sehingga dari rangkaian sekunder ini kita bisa mengendalikan rangkaian primer pada relay.


Lalu bagaimana cara kerjanya ?

Perhatikan gambar diagram relay dibawah.


Terlihat, didalam relay ada dua komponen utama yakni coil dan contact point. Rangkaian primer, terdiri dari terminal 30 – contact point – terminal 87. Sementara rangkaian sekunder, terdirid dari terminal 85 – coil- terminal 86.

Dalam kondisi rangkaian cut off (rangkaian belum aktif), contact point dalam keadaan mengambang. Sehingga tidak akan ada arus dari aki ke beban. Namun, apabila ada arus pada rangkaian sekunder maka akan timbul kemagnetan pada coil. Kemagnetan ini akan menarik contact point kearah bawah, sehingga  contact point akan menghubungkan terminal 30 dan 87.

Hal ini, menyebabkan aliran listrik dari terminal 30 menuju terminal 87 lalu disalurkan ke beban. Sehingga rangkaian kelistrikan akan terhubung.

Contoh aplikasi relay pada rangkaian lampu


1. Saat saklar lampu OFF

Ketika saklar lampu off, maka arus dari aki hanya sampai ke terminal 30 karena contact point didalam rangkaian primer relay masih mengambang. Disisi lain, rangkaian sekunder relay juga belum mendapatkan aliran listrik dikarenakan saklar lampu masih off.


2. Saat saklar lampu ON

Ketika kita tekan saklar lampu, maka saklar akan menghubungkan arus intesitas rendah ke rangkaian sekunder relay. Hal ini menyebabkan munculnya kemagnetan pada coil, akibatnya contact point tertarik dan rangkaian primer relay tersambung.

Karena contact point tersambung, otomatis arus yang stand by di terminal 30 maju ke terminal 87 dan diteruskan ke lampu sebelum sampai ke masa. Hasilnya, lampu menyala.

Jenis – Jenis Relay


Apabila dilihat dari status rangkaian, ada dua jenis relay.

  • NO (normaly open), jenis ini memiliki contact point yang terbuka atau mengambang ketika relay tidak aktif.
  • NC (normalu close), jenis ini memiliki contact point yang tertutup atau tersambung ketika relay tidak aktif. Dan saat relay aktif, contact point akan terbuka/terputus. Fungsi relay tipe NC ini adalah sebagai pemutus rangkaian kelistrikan ketika relay aktif.


Apabila dilihat dari jumlah kakinya, ada 4 jenis relay yang biasa dipakai.

  • Relay 3 kaki, relay ini hanya memiliki 3 kaki yakni terminal 30, 87 dan 86. Sementara untuk terminal 85 ditiadakan karena langsung tersambung ke kaki 30 karena sama-sama menggunakan arus positif.
  • Relay 4 kaki, jenis ini paling banyak digunakan khususnya pada rangkaian kelistrikan kendaraan. Ini persis seperti yang dijelaskan diatas.
  • Relay 5 kaki, relay 5 kaki memiliki satu tambahan terminal yakni terminal 87a. fungsi terminal ini, adalah sebagai output kedua. Artinya ada dua output dari relay yakni 87 dan 87a, saat coil diaktifkan maka arus akan berpindah dari 87 ke 87a.
  • Relay 8 kaki, jenis ini merupakan jenis relay terbesar karena memiliki rangkaian yang cukup rumit. Fungsinya sebagai penalaran pada beberapa rangkaian kelistrikan. Tipe ini jarang dipakai pada rangkaian kelistrikan ringan seperti pada kendaraan.


Kerusakan yang sering terjadi pada relay, ada pada coil yang kadang terputus. Kita tahu, kalau coil ini yang akan menggerakan contact point agar terbuka atau tertutup. Prinsip kerja coil ini, mirip trafo yang akan menghasilkan kemagnetan ketika dialiri arus listrik. Tetapi, efeknya coil akan cepat panas sehingga resiko putus kabel pun lebih tinggi.

Apabila ada koneksi yang terputus pada relay, otomatis relay tidak akan berfungsi.

Untuk mengeceknya, ada cara mudah. Pertama letakan tangan anda diatas relay lalu hidupkan saklar rangkaian seperti biasa. Kalau anda merasa ada getaran ketika contact point terhubug, maka relay masih O.K. namun kalau anda tidak merasakan apapun, terlebih relay tidak panas dalam waktu lama meski saklar ON, itu menjadi pertanda bahwa relay sudah rusak.

Demikian artikel tentang cara kerja dan rangkaian relay 12 volt pada kelistrikan mobil dan motor, semoga bisa menambah wawasan kita semua.