5 Upaya Penanggulangan Polusi Oksida Belerang Pada Atmosfer
Oksida belerang, atau SO2 adalah salah satu gas polutan yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
Dalam kadar yang berlebih, gas ini berbahaya baik bagi lingkungan dan kesehatan.
Lalu apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk menanggulangi polusi oksida belerang ?
Dulu, cara penanggulangan oksida belerang adalah dengan membuat cerobong asap yang tinggi pada pabrik.
Cara ini membuat asap dari pabrik terbang ke atmosfer yang lebih tinggi sehingga tidak mencemari udara disekitar pemukiman penduduk.
Namun, secara tidak langsung belerang yang ada di atmosfer akan bereaksi dengan air dan menghasilkan asam sulfat. Ketika hujan turun, air hujan mengandung asam sulfat yang bisa merusak bangunan, hingga membuat iritasi pada kulit.
Dan ternyata, bukan cuma asap pabrik. Pembakaran bahan bakar minyak pada kendaraan, juga menyumbang konsentrasi SO2 di udara.
Lalu apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk menanggulangi pencemaran oksida belerang pada udara ?
1. Pemasangan Filter pada cerobong asap pabrik
filter atau saringan ini akan menyaring partikel berbahaya yang dihasilkan oleh asap pabrik. Jadi, meski asap masih terbentuk, namun partikel yang ada pada asap tersebut tidak berbahaya bagi lingkungan.
Dalam industri, ada beberapa tipe filter. Biasanya disesuaikan dengan jenis polusi yang dihasilkan. Ada yang mampu menyaring SO2, ada juga yang hanya menyaring debu padat.
Secara umum, filter pada cerbong asap pabrik ini mampu mengurangi oksida belerang ke atmosfer. Tapi kelemahannya, biasaya filter ini masih meloloskan gas CO2, sehingga tetap menimbulkan dampak berupa pemanasan global.
2. Menggunakan bahan bakar berkualitas tinggi
Emisi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, ternyata dipengaruhi juga oleh kualitas bahan bakarnya.
Bahan bakar berkualitas rendah dengan harga lebih murah, biasanya memiliki kandungan sulfur tinggi. Sehingga asap yang dihasilkan juga mengandung sulfur tinggi.
Bahan bakar yang mengandung sulfur tinggi ada pada bahan bakar diesel, yakni solar. Jadi untuk anda yang punya kendaraan bermesin diesel, gunakan bahan bakar berkualitas tinggi agar emisi yang dihasilkan juga tidak berbahaya.
3. Penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir
Pembangkit listrik tenaga uap menjadi pembangkit listrik yang menghasilkan daya listrik besar. Tapi pembakaran batu bara sebagai bahan bakarnya, menyebabkan emisi gas seperti gas SO2.
Oleh sebab itu, dengan mengalihkan pembangkit listrik dari yang berbahan bakar batu bara menjadi pembangkit listrik tenaga nuklir dapat mengurangi emisi gas. Karena PLTN tidak menghasilkan emisi berupa gas.
4. Beralih ke kendaraan listrik
Kendaraan listrik sekarang memang masih jarang, tapi kendaraan listrik tidak menghasilkan asap apalagi SO2.
Jadi ketika banyak orang yang beralih ke kendaraan listrik maka polusi udara termasuk konsentrasi belerang oksida bisa dikurangi.
5. Metode flue gas desulphuration
Metode ini ada pada industri-industri besar. Secara sederhana, gas SO2 akan dieraksikan dengan air laut sehingga oksida belerang tidak terbuang ke udara melainkan ke air laut.
Para ilmuan mengklaim bahwa konsentrasinya masih tidak berpengaruh terhadap kualitas air laut. Jadi masih tetap aman untuk kehidupan pada laut.
Selain 5 hal tadi, ada beberapa macam lagi teknologi yang mampu menyerap emisi SO2. seperti metode CSNOx, yang mampu membuat SO2 terserap kedalam air. Jadi SO2 justru bisa dimanfaatkan menjadi produk lain.