Flue Gas Desulphurization (FGD), Cara Pintar Kurangi Emisi Pabrik

Kegiatan industri yang masih mengguakan mesin-mesin berbahan bakar fosil, tentu menghasilkan emisi yang mencemari udara kita.

Dan nyatanya, sekarang pabrik yang beroperasi itu sangat banyak. Bisa dibayangkan betapa kotornya kualitas udara kita.

Tapi tenang dulu, emisi yang dihasilkan oleh kegiatan industri itu tidak langsung dibuang ke udara. Tapi akan diolah dulu sehingga gas buang yang dihasilkan tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.

Salah satunya adalah FGD atau flue gas desulphurization.



Flue Gas Desulphurization adalah metode untuk mengurangi kandungan oksida belerang yang ada pada asap pabrik. Cara ini dinilai efektif untuk menekan produksi belerang pada asap pabrik.

Belerang sendiri merupakan gas beracun yang dapat merusak lingkungan hingga kesehatan manusia. Belerang dapat dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara dan solar. Mengingat saat ini banyak industri yang masih menggunakan batubara dan solar maka FGD sangat penting untuk diterapkan.

Lalu bagaimana FGD bekerja ?

Ada dua tipe FGD yang banyak dipakai pada berbagai boiler, yaitu tipe basah (Wet Flue Gas Desulphurization) dan tipe kering (Dry Flue Gas Desulphurization).

Untuk tipe basah, FGD memanfaatkan air laut sebagai media untuk meyerap belerang pada asap pabrik. Flue gas yang keluar dari boiler, dialirkan ke sistem Flue Gas Desulphurisation (FGD) dan disemprot dengan menggunakan air laut sehingga terjadi reaksi kimia seperti ini:

SO2 + H2O → H+ + HSO3–

Selanjutnya adalah proses oksidasi. Dengan menggunakan oksidation air blower, udara dari atmosfer dimasukkan ke dalam tangki yang berisi larutan antara air laut dengan hasil reaksi kimia sebelumnya. Pada fase ini terjadi reaksi kimia seperti ini:

HSO3– + ½O2 → HSO4–

terakhir, terjadi reaksi kimia secara alami di naturalisation basin, yaitu:

HSO4– + HCO3– → SO42+ + H2O + CO2

seperti yang anda lihat, hasil reaksi kimia di atas adalah zat-zat yang menjadi penyusun alami air laut. Dan menurut hasil penelitian, penambahan zat tersebut ke dalam air laut masih tidak berpengaruh terhadap keseimbangan air laut.

Pada Flue Gas Desulphurization tipe kering, udara flue gas dimasukkan ke dalam FGD dan disemprot dengan zat kimia sebagai sulfur absorber. Zat kimia absorber yang digunakan bukan air laut, tapi bahan-bahan kimia seperti CaCO3 (limestone) dengan reaksi kimia seperti init:

CaCO3 (solid) + SO2 (gas) → CaSO3 (solid) + CO2 (gas)

Jadi hasil dari reaksi ini berupa kalsium karbonat berbentuk padat, dan karbondioksida yang dilepaskan ke udara.

Selain CaCO3, zat absorber juga bisa menggunakan Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 (magnesium hidroksida). Materi absorbsi tersebut dikabutkan oleh sebuah bagian bernama ratary atomizer sehingga didapatkan ukuran partikel yang cukup kecil untuk mengoptimalkan proses penyerapan SO2.

Mungkin itu penjelasan tentang FGD yang banyak dipakai pada pabrik.