Metode Untuk Menentukan Keberadaan Minyak Mentah Didalam Bumi

Bahan bakar seperti bensin yang selama ini kita pakai berasal dari dalam perut bumi. Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran.

Tapi, dari mana perusahaan minyak tahu bahwa di area itu ada sumur minyak ? padahal sumur minyak ini ada jauh didalam tanah bahkan didasar lautan.

Ternyata, ada metode yang mampu menentukan secara akurat dimana minyak mentah ini berada.

Metode ini secara umum dikenal dengan eksplorasi minyak dan gas bumi.

Eksplorasi migas adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan cadangan minyak dan gas bumi yang ada didalam tanah.

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan eksplorasi ini.

1. Studi geologi

Studi geologi adalah tahapan awal dalam proses eksplorasi migas. Studi ini akan mencari tahu susunan batuan dibawah tanah.

Hasil dari studi ini, akan menginformasikan daerah dimana dibawahnya terdapat batuan yang berpotensi mengandung cadangan minyak.

Secara sederhana, suatu daerah dikatakan berpotensi memiliki cadangan minyak apabila ada empat kondisi berikut

  • Source rock, batuan ini merupakan jenis batuan yang mengandung unsur C tinggi. Dan salah satu penyusun minyak bumi adalah carbon. Jadi, kondisi pertama daerah tersebut harus memiliki source rock.
  • Tekanan dan temperature, tekanan dan temperatur pada daerah source rock juga harus diperhatikan. Karena untuk mengubah source rock menjadi hidrokarbon harus memiliki tekanan dan temperatur tinggi.
  • Migrasi, merupakan jalur yang memungkinkan minyak bumi yang berpindah ke area yang lebih mudah untuk diambil. Jadi, ketika dua kondisi diatas sudah ditemui maka bisa jadi memang ada minyak bumi didaerah tersebut. Tapi minyak bumi ini tersebar diantara batuan. Supaya proses pengeboran bisa lebih efektif maka dicari apakah ada jalur migrasi minyak tersebut.
  • Batuan perangkap, batuan ini berfungsi layaknya reservoir atau tempat tujuan minyak bumi bermigrasi. Jadi bisa dibilang pada reservoir ini minyak bumi dengan volume ribuan liter berada. Ketika para peneliti menemukan reservoir, maka disinilah pengeboran akan dilakukan.

Namun, meski empat kondisi diatas sudah terpenuhi bukan berarti ada minyak buminya. Untuk memastikannya lagi perlu dilakukan kajian berikutnya.

2. Studi geofisika

Studi geofisika bertujuan untuk meneliti sifat fisik batuan-batuan yang sudah dilakukan kajian geologi.

Jadi pada kajian geologi, kebenarannya masih sekitar 50%. jadi meski terdeteksi ada batuan sumber, bisa saja itu bukan batuan sumber. Untuk mengetahuinya, kita perlu mengenali sifat fisik dari batuan tersebut.

Hasil dari kajian ini akan mengkonfirmasi bahwa temuan dari kajian yang pertama memang benar atau tidak benar.

Apabila benar, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya. Tapi kalau kajian geofisika menyatakan ada batuan yang sifat fisiknya tidak sesuai maka akan dilakukan kajian geologi di tempat lain.

Metode yang dilakukan untuk melakukan studi geofisika umumnya menggunakan metode eksplorasi seismik.


Metode ini dapat merekonstruksi batuan didalam tanah menjadi gambar 2 dimensi atau tiga dimensi.

Jadi bisa dianalisa lebih akurat.

3. Pengeboran minyak

Setelah dikonfirmasi melalui kajian geofisika, langkah berikutnya adalah membuat sumur minyak di area reservoir.

Kegiatan ini bertujuan sebagai aksi atau pembuktian dari data-data yang sudah dikaji. Artinya, bisa saja ketika dibor, ternyata itu dry hole atau sumur kering sehingga minyaknya tidak keluar.

Tapi kalau terdapat minyak, maka proses berikutnya adalah membangun fasilitas produksi untuk melakukan pengolahan minyak bumi.

Pada proses ini, minyak pada reservoir akan terus diambil hingga kering. Waktunya juga bisa bertahun-tahun tergantung berapa banyak minyak yang terkumpul.

Ketika cadangan minyak pada sumur tersebut sudah menipis, maka akan dilakukan kajian serupa pada wilayah lainnya.