Showing posts with label Info Mesin Mobil. Show all posts

Mesin 4 Silinder vs 2 Silinder Kapasitas Sama, Mana Lebih Bagus ?

Kehadiran kawasaki zx-25r yang menyasar kelas sport fairing 250 cc, sangat menyita perhatian pecinta roda dua. Motor ini, merupakan satu-satunya motor 250 cc dengan 4 silinder yang beredar di indonesia.

 

Lalu, dengan kapasitas mesin yang sama, apa sih bedanya 1 silinder, 2 silinder, dan 4 silinder. Mana yang lebih bagus ?

 

Kalau bicara mana yang lebih bagus, sebenarnya tiap jenis mesin punya karakternya masing-masing. Jadi mesin dengan silinder sedikit dengan mesin yang silindernya banyak, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

 

Supaya lebih jelas, mari kita bahas dengan detail lewat pada video yang saya sertakan.

 


Perbedaan yang pertama, jelas dari diameter pistonnya. Mesin dengan silinder sedikit, sudah pasti volume per silindernya lebih gede dibandingkan mesin yang silindernya banyak. Otomatis, diameter piston untuk mesin dengan silinder sedikit, jadi lebih besar.

 

Lalu apa efek dari perbedaan ukuran piston ini ?

 

Piston yang lebih kecil, itu dia lebih enteng. Sehingga lebih gampang mencapai RPM tinggi jika dibandingkan dengan piston yang lebih berat. Hal ini, membuat top speed pada mesin 4 silinder jadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan mesin 2 silinder atau satu silinder.

 

Lalu apa kelemahannya ?

 

Mesin yang punya volume silinder lebih kecil, punya torsi yang lebih kecil pula meski jumlah silindernya banyak.

 

Mengapa bisa demikian ? hal itu disebabkan karena silinder yang volumenya lebih kecil, punya tinggi atau langkah piston yang lebih pendek.

 

Sementara panjang langkah piston itu dipengaruhi oleh panjang small end pada kruk as. Gampangnya, semakin besar volume silinder, maka jarak lengan small end ini semakin panjang. Nah panjang lengan ini, ternyata sangat mempengaruhi torsi yang dihasilkan.

 

Rumus torsi, itu gaya dikalikan lengan momen. Jadi, dengan lengan small end yang pendek membuat torsi yang dihasilkan menjadi lebih kecil meski punya 4 buah silinder.

 

Lalu apa efek dari torsi ini ?

 

Yang pertama torsi itu hubungannya sama beban kendaraan. Jadi jika mesin punya torsi yang kecil, maka motor akan sedikit kesusahan jika dipakai buat nanjak. Selain itu, akselerasinya juga lemah.

 

Namun meski torsinya ampas, powernya gila.

 

Power sendiri, merupakan dorongan energi untuk membuat kruk as berputar secepat mungkin. Ini, bisa terjadi jika sebuah mesin punya langkah piston yang pendek. Sehingga, mesin 4 silinder dengan diameter dan langkah piston yang pendek akan menghasilkan power yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan mesin 2 silinder dengan kapasitas yang sama.

 

Untuk pemakaian bensinya, mana yang lebih irit ?

 

Dengan kapasitas yang sama, harusnya konsumsi bensinnya sama. Tapi ternyata, mesin dengan silinder lebih banyak, memakan lebih banyak bensin. Apa alasannya ?

 

Seperti yang saya katakan tadi, mesin dengan silinder banyak ini memang powernya gila. Tapi torsinya lebih ampas. Jadi untuk memuntahkan power yang gila itu, mesin harus digas terus. Karena kebanyakan ngegas, otomatis konsumsi bensinnya jadi lebih boros.

 

Hal ini pernah diuji oleh tim gridoto, kawasaki zx-25r dengan riding kombinasi menghasilkan rata-rata konsumsi bensin 19,8 KM/liter. Sementara motor 250 cc 2 silinder, umumnya ada di angka 25 KM/liter.

 

Mungkin itu informasi singkat tentang mesin 2 silinder, vs mesin 4 silinder.

Bukan Cuma Mencegah Bocor Kompresi Ini Fungsi Vital Ring Piston

Bukan Cuma Mencegah Bocor Kompresi Ini Fungsi Vital Ring Piston

Ring piston adalah salah satu komponen mesin yang fungsinya sangat penting. selama ini, yang kita tahu ring piston itu berfungsi untuk mencegah bocor kompresi. tapi keberadaan ring piston ini ternyata bukan cuma sekedar perapat celah antara piston dan silinder.

komponen kecil ini ternyata punya peran yang sangat penting dalam kinerja mesin.

di artikel ini kita akan membahas fungsi dari ring piston.

Alasan Mesin Butuh Ring Piston


piston itu kan kerjanya cuma gerak naik turun didalam silinder. dan gerakan piston ini sangat cepat. karena dalam 100 RPM, piston bisa bergerak naik turun 1000 kali dalam satu menit. 

biar gerakannya mulus, sebenarnya ada sistem pelumas. tapi piston dan silinder itu sama-sama terbuat dari logam. dan logam ini kita tahu bisa memuai kalau panas. kalau piston memuai, maka dimensinya akan sedikit membesar.

jika piston membesar didalam silinder, maka itu akan membuat piston terjebak didalam silinder alias nggak gerak.

oleh sebab itu, diameter piston dibuat jauh lebih dibandingkan diameter silinder. perbedaan ini sampai menimbulkan celah beberapa milimeter. sehingga dalam posisi memuai pun, piston masih bisa bergerak bebas didalam silinder.

tapi ada masalah baru.

kalau celah piston terlalu lebar, kompresinya bakal bocor. oleh sebab itu dipasanglah tiga buah ring piston.

Ring piston ini terbuar dari bahan logam yang elastis. dan bentuknya tidak 100% rapat alias masih ada bagian yang terbuka. dalam posisi tidak terpasang, ukuran ring piston pasti lebih besar daripada silinder. 

sehingga untuk memasukannya, ring piston harus ditekan. inilah fungsi bagian yang terbuka tersebut. pas dipasang, bagian ring yang terbuka, cuma meninggalkan sedikit celah.

dengan konfigurasi seperti ini, ring piston akan selalu menekan kearah dinding silinder. sehingga ini memastikan tidak ada celah untuk kebocoran kompresi.

di sisi piston, ring ini akan terpasang pada dinding piston yang ada jalurnya. jalur ring ini memang dibuat agak jauh kedalam. ini bertujuan supaya ada toleransi ketika piston memuai. sehingga ketika mesin panas, piston tidak menekan ring piston.

fungsi lain dari ring piston ini, memastikan agar oli tidak tersembur masuk ke ruang bakar. hal ini karena oli akan disemburkan dari bawah untuk melumasi silinder. ring ini juga akan membilas oli yang menempel pada silinder sehingga tidak masuk kedalam ruang bakar.

disinilah daya elastisitas ring piston menjadi kunci. karena kalau ring piston menekan kuat ke arah dinding silinder, maka oli ini tidak akan masuk melewati ring sampai ke ruang bakar. tapi kalau daya elastisitas ring ini lemah, maka oli bisa masuk ke ruang bakar karena oli punya kemampuan untuk masuk ke celah super mikro.

jika ini terjadi, maka oli mesin akan cepat habis meski tidak ada tanda-tanda bocor kompresi.
Bagaimana Oli Bekerja Pada Mesin Mobil Anda ?

Bagaimana Oli Bekerja Pada Mesin Mobil Anda ?

Salah satu aspek penting pada perawatan kendaraan adalah penggantian oli mesin sesuai interval yang berlaku.

Banyak teknisi mengatakan, jika anda sering terlambat untuk mengganti oli mesin itu akan berdampak negatif terhadap mesin mobil.

Mengapa oli sangat penting ? bagaimana oli mesin bekerja ?

Hal Yang Membuat Mesin Membutuhkan Oli

Oli adalah zat yang bersifat melicinkan permukaan. Oleh sebab itu oli dipakai pada mesin karena itu bisa melumasi komponen mesin.

Supaya lebih jelas, saya ingin anda tahu kalau didalam mesin itu terdiri dari ratusan mekanisme komponen. Power output dari mesin berbentuk rotasi, untuk menghasilkan rotasi dari pembakaran bahan bakar diperlukan mekanisme yang sangat rumit.

Mekanisme ini melibatkan banyak komponen yang saling bergesekan satu sama lain.

Sebagai contoh ring piston dan silinder. Kedua komponen ini akan selalu bergesekan. Poros engkol juga memiliki banyak sekali komponen yang bergesekan.

Dan jangan lupa kalau komponen mesin terbuat dari metal. Jika metal bergesekan dengan metal itu akan menggores permukaan yang bergesekan. Jika permukaan gesek tidak rata, itu menyebabkan gaya gesek besar (seperti ban dan jalan).

Jika gaya gesek besar, maka mesin komponen akan berat untuk bergerak. Sehingga ini akan membuat engine tidak bisa running.

Oli akan masuk ke celah komponen yang bergesekan sebagai pelapis komponen. Contohnya gesekan antara ring piston dan silinder. Lapisan oli tipis akan masuk ke celah antara ring piston dan silinder. Sehingga ring piston dan silinder tidak bergesekan secara langsung, namun dilapisi oleh oli.

Hal serupa terjadi pada semua bagian mesin yang bergesekan. Hasilnya, permukaan yang bergesekan tetap licin sehingga gaya geseknya kecil. Itu membuat gerakan komponen mesin menjadi ringan, sehingga mesin bisa run pada hingga RPM tinggi.

Siklus Oli Mesin

Kebanyakan mesin memiliki konfigurasi inline dengan posisi piston berdiri. Sementara oli akan terkena efek gravitasi sehingga oli akan berkumpul pada titik terbawah mesin.

Itulah sebabnya, agar oli dapat melakukan tugasnya dengan maksimal ada beberapa komponen tambahan.

1. Oli baru masuk melalui kepala silinder

Ketika pertama kali oli diisi kedalam mesin, itu melalui oil cap yang terletak pada kepala silinder. Karena efek gravitasi, oli akan turun dan berkumpul pada komponen yang dipanggil oil pan. Ini adalah semacam bak yang berfungsi menampung oli.

2. Oli dipompa ke seluruh bagian mesin

Didalam oil pan, terdapat oil pump. Saat oli telah memasuki mesin, oli akan merendam oil pump didalam oil pan. Oil pump, terhubung dengan poros engkol, sehingga ketika engine start, oil pump mulai beroperasi.

Oli akan dipompa ke jalur oli yang sudah dibuat oleh engineer didalam blok silinder. Jadi melalui jalur oli, oli akan didistribusikan ke beberapa bagian termasuk kepala silinder, sehingga komponen yang ada didalam kepala silinder juga terlumasi dengan baik.

3. Oli melewati filter

Sebelum masuk ke jalur oli, biasanya oli akan dilewatkan pada filter oli. Ini adalah komponen untuk menyaring partikel padat yang terbawa oli. Tujuannya agar oli yang terpompa tidak mengandung kotoran yang dapat menyumbat jalur oli dan menyebabkan goresan ketika masuk ke celah komponen.

4. Oli kembali ke oil pan

Setelah melumasi komponen, oli akan terkena efek gravitasi sehingga bergerak kembali ke oil pan. Saat oli kembali, warna oli mulai berubah. Karena oli sudah terkontaminasi oleh panas dan deposit pembakaran.

Tapi itu bukan masalah karena oli masih bisa melakukan fungsinya dengan baik.

Jadi didalam mesin, oli akan berputar dari oil pan ke seluruh bagian mesin dan kembali ke oil pan.

Fungsi Lain Dari Oli

Selain sebagai pelumas, oli yang diproduksi sekarang juga punya fungsi lain antara lain ;

1. Sebagai cairan anti korosi

Korosi adalah hal yang sangat mungkin terjadi pada komponen yang terbuat dari logam termasuk komponen mesin. Oli memiliki kemampuan untuk mempu melekat lebih lama pada komponen mesin. Sehingga itu bisa terhindar dari oksidasi.

2. Sebagai detergent

Seperti yang saya katakan sebelumnya, ketika oli sudah bersirkulasi maka warna oli mulai berubah hitam. Ini karena oli bersifat membilas komponen mesin. Jadi ketika ada deposit melekat pada komppnen mesin, itu akan dibilas oleh oli sehingga warna oli berubah namun komponen mesin tetap bersih.

3. Sebagai heat transfer

Saat anda menghidupkan mesin dipagi hari, oli berperan untuk mendistribusikan panas. Awalnya panas akan terkonsentrasi pada kepala silinder. Panas itu merambat ke oli dan karena oli bersirkulasi, maka panasnya juga ikut bersirkulasi.

Fungsi Crankshaft Pada Mesin dan Perbedaan Dengan Camshaft

Fungsi Crankshaft Pada Mesin dan Perbedaan Dengan Camshaft

Kalau kita belajar tentang bagaimana mesin kendaraan bekerja, ada komponen pasti ada yaitu crankshaft dan camshaft.

Kedua komponen ini sama-sama berbentuk poros tapi beda kegunaan. Lalu crankshaft itu apa ? apa fungsi crankshaft ? dan apa bedanya dengan camshaft.

Pengertian dan fungsi poros engkol

Crankshaft atau poros engkol adalah komponen yang bertugas mengkonversi gerakan naik turun piston menjadi gerakan rotasi.

Untuk menghasilkan energi, mesin harus melakukan pembakaran didalam ruang bakar. Hasil dari pembakaran itu adalah ekspansi atau daya mengembang.

Karena pembakaran ini terjadi di ruang bakar yang notabene adalah ruang tertutup, maka daya ekspansi akan mendorong piston. Sehingga piston terdorong dan bergerak kebawah. Tapi gerakan piston hanya gerakan sejajar, sementara bentuk energi yang dibutuhkan untuk memutar roda kendaraan adalah gerakan rotasi.

Sehingga gerakan searah piston diubah menjadi gerakan rotasi oleh crankshaft.

Dalam melakukan fungsinya, crankshaft tidak sendirian. Poros engkol dapat mengkonversi bentuk energi dengan bantuan connecting rod atau batang piston.

Jika dianalogikan, crankshaft adalah kayuhan sepeda. Sementara piston adalah lutut anda. Untuk mengubah gerakan naik turun lutut menjadi gerakan rotasi, dibutuhkan kaki dan kayuhan sepeda.

Crankshaft berbentuk seperti poros disertai pemberat. Pemberat pada crankshat digunakan sebagai penyeimbang putaran mesin. Kita tahu mesin 4 tak, artinya dalam dua putaran engkol hanya terjadi satu kali pembakaran.

Itu membuat putarannya tidak seimbang, sehingga dibuat pemberat sehingga putarannya lebih stabil.

Lalu apa bedanya dengan camshaft ?

Camshaft itu poros nok, poros nok ada dikepala silinder. Fungsinya untuk mengatur pembukaan katup buang dan katup hisap.

Jadi meski sama-sama berbentuk poros, tapi bentuk dan fungsinya sangat berbeda. Camshaft berbentuk poros dengan tonjolan, sementara crankshaft berbentuk poros dengan lengan dan pemberat.

Dari segi fungsinya, crankshaft berfungsi mengubah gerakan naik turun piston menjadi gerakan rotasi sementara camshaft berfungsi membuka katup-katup mesin sesuai gilirannya.

Namun, khusus pada mesin 2 tak anda tidak menemui komponen camshaft. Alasannya, mesin 2 tak tidak menggunakan katup seperti mesin-mesin 4 tak. Jadi tidak diperlukan poros nok.

3 Perbedaan Oli Mesin dan Oli Transmisi Pada Mobil

3 Perbedaan Oli Mesin dan Oli Transmisi Pada Mobil

Salah satu cara perawatan mobil adalah dengan mengganti olinya, oli pada mobil itu bermacam-macam. Ada oli mesin ada juga oli transmisi.

Saat kita service kendaraan, kadang hanya oli mesin yang diganti kadang juga baik oli mesin dan transmisi diganti.

Sebenarnya apa sih perbedaan oli mesin dan oli transmisi ?

1. Beda fungsi

Oli mesin dan oli transmisi punya perbedaan pada fungsi. Memang secara garis besar, kedua oli ini sama-sama untuk melumasi.

Tapi secara lebih spesifik, ruang lingkup oli mesin dikhususkan untuk melumasi komponen yang ada didalam mesin. Komponen didalam mesin ini sangat erat hubungannya dengan panas karena mesin itu menghasilkan panas.

Oleh sebab itu, selain melumasi oli mesih juga harus bisa mendinginkan komponen-komponen yang dilumasi.

Sementara oli transmisi hanya melumasi gear pada gearbpx.

Gear pada gearbox tidak menghasilkan panas berlebih seperti pada mesin. Sehingga fungsi oli hanya untuk melumasi gear-gear agar tidak terjadi keausan.

2. Beda kekentalan

Oli mesin lebih encer dibandingkan oli transmisi. Hal itu dikarenakan celah antar komponen pada komponen mesin itu lebih sempit dibandingkan celah komponen didalam gearbox.

Didalam mesin, oli harus mampu masuk ke celah antara silinder dengan piston yang celahnya sangat sempit. Selain itu, oli juga harus bisa bersirkulasi dengan lancar dari bawah menuju atas.

Untuk meningkatkan mobilitas oli agar bersirkulasi dengan lancar, maka oli mesin punya kekentalan 10w sampai 40 SAE.

Sementara oli transmisi biasanya punya kekentalan 80 sampai 90 SAE, hal itu dikarenakan oli yang kental bisa meredam bunyi perkaitan antar roda gigi. Sehingga pertautan roda gigi didalam gearbox tidak akan menimbulkan suara kasar.

Meski demikian, baik oli transmisi atau oli mesin akan lebih encer apabila telah mencapai batas penggunaan.

3. Beda waktu penggantian

Interval penggantian oli mesin lebih cepat dibandingkan oli transmisi. Oli mesin harus diganti pada interval 5000 kilometer maksimal 10.000 kilometer.

Sementara oli transmisi yang manual bisa bertahan sampai 40.000 km.

Perbedaan interval ini bisa disebabkan karena karakter oli itu sendiri yang oli mesin lebih encer, sehingga perlu lebih sering diganti. Selain itu, mesin sebagai komponen vital harus diperhatikan kualitas olinya. Jadi wajar kalau oli harus segera diganti sebelum oli benar-benar turun kualitasnya.

Untuk biaya penggantian mana yang lebih mahal ? oli transmisi atau oli mesin ?

Mungkin kalau dilihat dari volumenya, oli mesin punya volume lebih banyak. Sehingga sehingga biayanya lebih mahal mengganti oli mesin.

Mungkin itu saja artikel tentang perbedaan oli mesin dan oli transmisi. Semoga bermanfaat.

Oli Gardan Mobil Berapa Liter ? Ini Datanya

Oli Gardan Mobil Berapa Liter ? Ini Datanya

Sama halnya dengan mesin, gardan atau differential juga harus diperhatikan interval penggantian olinya.

Namun banyak yang tidak tahu berapa kapasitas oli gardan pada mobil.

Hari ini kami akan merangkum beberapa data terkait data kapasitas oli gardan pada mobil.

Sekilas Tentang Oli Gardan

Oli gardan itu berbeda dengan oli mesin baik dari segi fungsi maupun fisiknya. Oli gardan hanya berfungsi melumasi roda gigi didalam gardan, yang celah roda giginya lebar.

Oleh sebab itu oli gardan itu lebih kental daripada oli mesin. Kekentalan oli gardan bisa mencapai SAE 90.

Untuk interval penggantiannya, umumnya ada di angka 40 ribu kilometer, oli gardan bisa bertahan sangat lama karena lebih kental dan fungsinya yang simple. Berbeda dengan oli mesin yang lebih kompleks, maka interval penggantiannya pun lebih singkat.

Meski demikian, oli gardan hanya bisa anda temui pada mobil-mobil dengan penggerak roda belakang atau RWD. Sementara mobil-mobil penggerak roda depan atau FWD, dengan ciri mesin yang sejajar dengan sumbu roda, pelumas untuk gardan sudah diperoleh dari oli transmisi.

Jadi untuk mobil mobil penggerak roda depan seperti Honda Mobilio, Suzuki Ertiga maka tidak perlu pusing mikirin oli gardan.

Cukup oli transmisinya, karena posisi gardan pada mobil FWD menyatu dengan transmisi. Jadi oli transmisi sekaligus melumasi gardan.

Lalu bagaimana dengan mobil RWD seperti Toyota Avanza, Kijang Innova ?

Ini beberapa data kapasitas olinya

  • Toyota Avanza 2.5 liter
  • Toyota Kijang Innova 3 liter
  • Toyota Fortuner 3 liter
  • Suzuki APV 1.5 liter
  • Toyota Rush 2.5 liter
  • Daihatsu Grand Max 1 liter

 

Kapasitas oli gardan diatas bisa menjadi rujukan berapa liter oli yang perlu anda beli. Karena dalam proses pengisiannya, oli akan diisi sampai meluber pada lubang pengisan. Jadi mungkin untuk kijang innova tidak sampai 3 liter oli sudah meluber.

Untuk seperti apa olinya, anda bisa membeli oli khusus untuk gardan dengan SAE 80-90.

Mungkin itu saja informasi tentang data spesifikasi kapasitas oli gardan pada beberapa mobil. Semoga bermanfaat.

Knalpot Mobil Keluar Banyak Air, Normal atau Tanda Ada Kebocoran ?

Knalpot Mobil Keluar Banyak Air, Normal atau Tanda Ada Kebocoran ?

 Anda mungkin pernah menjumpai tetesan air yang keluar dari knalpot mobil saat mesin mobil dinyalakan.

Knalpot ini merupakan saluran pembuangan gas sisa pembakaran dari mesin, dengan kata lain knalpot itu terhubung langsung ke mesin.

Jadi kalau ada air yang keluar dari knalpot, kita pasti menduga jangan-jangan air radiator didalam mesin itu bocor sampai ke knalpot.

Tapi apakah benar begitu ?

Kita akan membahasnya.

Perlu diketahui, tetesan air adalah molekul H2O yang dihasilkan dari proses pembakaran. Sama seperti pernafasan manusia, oksigen yang kita hirup akan mengeluarkan karbondioksida plus uap air.

Pada mesin injeksi, pembakaran yang terjadi didalam mesin itu sudah disempurnakan. Karena rasio antara berapa bensin dan berapa udara yang masuk ke mesin itu sudah diperhitungkan dengan sangat teliti secara realtime oleh para sensor.

Jadi, pembakaran yang diperoleh itu tergolong sempurna. Sehingga akan menghasilkan gas buang berupa karbon dan tambahan uap air.

Tapi kenapa kadang uap air ini menetes dalam bentuk cair dan kadang tidak muncul tetesan ?

Alasannya sederhana, karena knalpot itu kan panas. Uap air yang dihasilkan proses pembakaran tidak akan mengembun karena suhu didalam knalpot itu panas.

Tapi dipagi hari, ketika suhu udara dingin ditambah suhu knalpot juga masih dingin karena mesin belum dinyalakan. Maka saat mesin dinyalakan, uap air yang dihasillkan dari proses pembakaran akan mengembun menjadi tetesan air.

Lama-kelamaan, saat suhu knalpot itu semakin tinggi tetesan air itu berubah menjadi asap tipis. Asap tipis ini juga bukan berasal dari permasalahan mesin, tapi dari uap air yang tidak mengembun.

Jadi kesimpulannya, tetesan air dari knalpot itu wajar selama kondisinya seperti yang saya sebutkan diatas. Suhu knalpot masih dingin.

Apakah ada kemungkinan tetesan itu berasal dari air radiator ?

Bisa saja, tapi kalau anda menggunakan radiator coolant khusus biasanya ada warnanya entah merah atau hijau. Jadi mendeteksinya juga mudah.

Tapi kalau anda pakai air biasa sebagai radiator coolant, air akan menguap sebelum menetes di knalpot. Selain itu, kalau ada kebocoran air radiator maka sebelum airnya sampai ke knalpot, mesin sudah menunjukan gejala.

Seperti overheat dan mesin brebet atau nyala tidak stabil.

Kalau ada masalah-masalah seperti itu, segera hubungi bengkel. Bisa jadi ada masalah yang serius.

2 Penyebab Busi Mobil Cepat Rusak + Cara Antisipasinya

Anda pasti setuju kalau busi itu menjadi salah satu komponen mesin yang rewel, artinya kalau sudah rusak biasanya menimbulkan gejala yang menyusahkan bahkan kadang bisa merembet ke komponen lainnya.

Tapi kan ada rekomendasi umur busi, biasanya kalau servis dibengkel kita akan diberi tahu apabila pemakaian busi sudah mendekati masa pakainya pihak bengkel merekomendasikan kita untuk menggantinya.

Itu benar sekali untuk busi yang normal, tapi ada beberapa kondisi yang membuat busi cepat rusak sehingga meski belum mencapai batas sudah ada gejala kerusakan.

Nah diartikel ini saya akan membagikan hal apa saja yang bisa mempengaruhi umur busi.

1. Bahan bakar yang digunakan kurang bagus

Dilansir dari Gridoto.com, Diko Oktaviano selaku Technical Support and Product Specialist NGK Busi Indonesia membenarkan hal tersebut.

Menurutnya, Kualitas bahan bakar yang kurang bagus akan membuat jelaga atau kerak karbon di ruang bakar, menempel dipermukaan piston dan lama kelamaan akan menempel di busi.


Jelaga atau kerak karbon ini merupakan isolator atau bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listirk, sementara busi kita tahu sendiri bisa hidup karena listrik.

Itu artinya, kerak karbon ini bisa menghambat proses pemercikan api pada busi sehingga api busi menjadi lebih kecil.

Api busi yang kecil akan menyebabkan misfire, sehingga gejala lainnya mesin akan brebet.

Sebenarnya, apabila busi langsung dibersihkan busi masih bisa selamat. Yang jadi masalah, hal itu dibiarkan sehingga kerak tersebut benar-benar melekat dan terus menumpuk.

Kalau kerak sudah menumpuk, dibersihkan pakai apapun juga akan sangat susah sehingga busi harus diganti.

2. Air Fuel Ratio yang tidak pas

Air fuel ratio itu kadar bensin yang masuk ke ruang bakar, kadar bensin ini tidak asal disemprotkan lewat injektor tapi ada perhitungannya. Idealnya, perbandingan antara bensin dan udara adalah 1 : 14 artinya 1 molekul bensin demgan 14 molekul udara.

Kalau kurang atau lebih, itu akan berdampak pada performa mesin juga berdampak pada komponen yang ada didalam ruang bakar salah satunya bensin.

Kadar bensin yang terlalu banyak akan menyebabkan asap hitam, mungkin anda pernah lihat kebakaran pada SPBU, itu mengeluarkan asap hitam karena ada banyak sekali bahan bakar yang terbakar.

kebakaran SPBU, bogor.tribunnews.com

Begitu pula didalam mesin, kalau kadar bensin terlalu banyak maka akan menghasilkan asap hitam. Kalau asap hitam itu melekat pada busi, maka kejadiannya sama persis dengan yang pertama, busi terselimuti kerak dan susah untuk dibersihkan sehingga perlu diganti.

Lalu apa solusinya ?

Yang pertama, gunakan bensin dengan oktane tinggi apalagi kalau mobil anda sudah injeksi. Yang kedua bersihkan filter udara dan filter bahan bakar secara rutin (bisa dengan servis rutin ke bengkel) maka busi mobil anda bisa lebih awet.