Showing posts with label Materi Kelistrikan Mobil. Show all posts
Reaksi Kimia Aki Mobil Saat Di Cas, Proses Charging Baterai Kendaraan

Reaksi Kimia Aki Mobil Saat Di Cas, Proses Charging Baterai Kendaraan

Baterai mobil menyimpan energi listrik untuk keperluan kelistrikan kendaraan. Tapi baterai punya limit, ketika semua energi yang tersimpan telah terkuras maka baterai perlu recharge untuk mengisi kembali daya baterai.

Pertanyaannya, bagaimana proses charging pada baterai mobil ?

Simak artikel berikut.

Car Battery Charging Process

Baterai bekerja menggunakan serangkaian reaksi kimia. Reaksi kimia itu akan menghasilkan beda potensial, sehingga listrik mengalir dari baterai.

Untuk melakukan pengisian, baterai membalikan reaksinya. Jadi listrik yang dialirkan ke baterai akan membalikan reaksi sehingga kondisi full charge.

Didalam baterai, kita akan menemukan beberapa komponen. Tiga komponen yang paling inti adalah larutan asam sulfat sebagai bahan yang bereaksi, lalu ada dua plat yang terbuat dari Pb dan PbO2. plat pertama disebut katoda atau positive plat yang terhubung ke terminal positif baterai, katoda terbuat dari PbO2.

Sementara plat lainnya adalah anoda yang terhubung ke terminal negative baterai. Plat ini terbuat dari Pb.

Charging proses dilakukan ketika kondisi baterai kosong. Baterai kosong artinya larutan asam sulfat didalam baterai sudah berubah menjadi air murni karena efek reaksi discharging.

Reaksi discharging akan memindahkan ion didalam baterai, sehingga plat PbO2 menjadi plat Pb, Plat Pb menjadi PbSO4, dan asam sulfat menjadi air murni. Pada kondisi ini, reaksi discharging tidak bisa berlangsung karena asam sulfat sudah sangat lemah.

Untuk mengembalikan larutan asam sulfat, kita perlu membalikan reaksinya. Caranya dengan mengalirkan sumber listrik pada kedua terminal baterai.

Aliran listrik pada katoda, akan memecah air menjadi oksigen dan hidrogen. Oksigen akan kembali diserap oleh katoda sehingga kembali menjadi PbO2.

Pb + H2O ---- PbO2 + H

disaat yang sama, ketika anoda mendapatkan aliran listrik, itu akan memicu sulfat terlepas dari plat anoda.

Sulfat yang terlepas kemudian menyatu dengan hidrogen dan kembali membentuk larutan asam sulfat. Sementara anoda kembali menjadi plat Pb.

PbSO4 + H ---- Pb + H2SO4

Hasil akhir reaksi charging ini akan mengembalikan larutan asam sulfat. Ketika konsentrasi asam sulfat kuat, maka reaksi discharging bisa dilakukan lagi. Atau dengan kata lain, baterai sudah bisa dipakai lagi.

Reaksi Kimia Didalam Aki Mobil, Bagaimana Aki Mobil Bekerja ?

Reaksi Kimia Didalam Aki Mobil, Bagaimana Aki Mobil Bekerja ?

Hi guys, hari ini kita akan belajar misteri didalam kotak battery kendaraan. Kita tahu battery bisa menyimpan dan discharge arus listrik.

Pertanyaannya, bagaimana battery melakukan hal itu ?

Ternyata terdapat reaksi kimia yang terjadi ketika charging dan discharging.

Kita akan membahasnya

Reaksi Kimia Didalam Baterai Mobil

Supaya lebih jelas, saya akan membahas secara singkat bagaimana battery bekerja dari awal.

Battery terdiri dari tiga komponen utama. Katoda, anoda, dan sollutions.

Katoda adalah plat positif yang terbuat dari PbO2, sementara anoda adalah plat negatif terbuat dari Pb.

Kedua plat diletakan dalam sebuah penampungan dengan posisi berdekatan tapi tidak menempel. Kemudian, sollutions dituangkan kedalam penampungan sehingga kedua plat tenggelam oleh sollutions.

The sollutions yang kita pakai adalah larutan H2SO4 atau biasa dikenal asam sulfat.

Lalu bagaimana prosesnya berjalan ?

Reaksi kimia didalam battery akan otomatis berjalan ketika anoda dan katoda terhubung. Jadi katoda akan terhubung ke terminal positif battery, sementara anoda terhubung ke terminal negatif battery.

Dan jika kita membuat rangkaian lampu, maka reaksi kimia didalam battery akan berjalan ketika saklar lampu di aktifkan.

Ketika rangkaian lampu terhubung, itu akan menghubungkan terminal positif battery ke terminal negatif battery, sehingga reaksi kimia bisa berjalan.

Reaksinya, asam sulfat akan terpecah menjadi hidrogen dan sulfur. Kemudian, sulfur akan menempel ke anoda, sehingga plat anoda menjadi PbSO4.

H2SO4 + Pb ---- H2 + PbSO4 ( plat Pb menerima muatan)

Kemudian, ion hidrogen akan menyerap oksigen pada plat katoda yang terbuat dari plat PbO2.

H2SO4 + PbO2 ---- H2O + Pb (plat Pb melepaskan muatan)

Sehingga, reaksi ini akan mengubah lauran asam sulfat menjadi air murni, namun ini hanya efek dari reaksinya dan bukan yang menyebabkan arus listrik mengalir.

Hal yang menyebabkan arus listrik mengalir, ada pada kedua plat.

Jika anda melihat dua reaksi diatas, pada reaksi pertama plat Pb (anoda) menerima muatan sementara pada reaksi kedua plat Pb (katoda) melepaskan muatan. Kejadian ini menimbulkan beda potensial antara anoda dan katoda. Beda potensial inilah yang membuat listrik mengalir.

Lalu bagaimana reaksi ketika proses charging ?

Seperti yang saya katakan diatas, reaksi discharging akan mengubah larutan asam sulfat menjadi air murni. Dan ketika itu terjadi, reaksi kimia tidak dapat berjalan lagi sehingga battery tidak menghasilkan arus listrik.

Pada kondisi ini, battery dikatakan kosong dan perlu recharging.

Proses recharge, akan membalikan reaksinya. Dan pemicunya, plat anoda dan katoda harus dihubungkan ke sumber arus.

Jadi ketika plat katoda mendapatkan aliran listrik, itu akan memecah molekul air menjadi hidrogen dan oksigen. Oksigen akan tertarik ke plat katoda sehingga kembali menjadi PBO2.

Pb + H2O ---- PbO2 + H

Lalu pada plat anoda, aliran listrik pada plat anoda akan memecah molekul sulfat pada plat anoda. Sehingga plat anoda kembali menjadi Pb, dan sulfat yang terlepas akan langsung menyatu dengan ion hidrogen. Sehingga larutan asam sulfat kembali terbentuk.

PbSO4 + H ---- Pb + H2SO4

Hasil akhir dari proses recharge ini, akan mengembalikan kondis seperti semula. Sehingga reaksi discharging bisa kembali dilakukan.

Itulah penjelasan bagaimana reaksi kimia didalam battery kendaraan.

Ini Komponen Untuk Membuat Kedipan Pada Lampu Sein

Ini Komponen Untuk Membuat Kedipan Pada Lampu Sein

Lampu sein dipakai untuk memberitahukan pengguna jalan lain kalau kita kan belok. Jadi pengguna jalan lain bisa menyesuaikan sehingga tidak terjadi kecelakaan.

Nah yang unik pada lampu sein ini, lampu akan berkedip saat dinyalakan.

Mungkin beberapa orang bingung, bagaimana caranya membuat lampu itu berkedip ? apa komponen  untuk membuat kedipan itu ? bagaimana cara kerjanya ?

Mari kita bahas.

Jadi komponen yang dipakai untuk membuat kedipan pada lampu sein, adalah flasher. Flasher sendiri merupakan komponen khusus pada kendaraan yang mampu memutuskan arus secara berkala. Sehingga lampu bisa berkedip.

Lalu bagaimana caranya ?

Ada beberapa jenis flasher yang dipakai pada kendaraan, antara lain tipe bimetal, tipe transistor, dan tipe kapasitor. Dan ketiga jenis itu punya cara kerja yang berbeda.

1. Flasher tipe bimetal

Flasher bimetal menggunakan dua buah bimetal yang akan bereaksi ketika ada aliran listrik. Jadi sederhananya, ketika tidak ada aliran listrik kedua bimetal akan saling terhubung sehingga arus dari input flasher akan terhubung ke output flasher.

Jadi, ketika saklar sein dinyalakan maka lampu sein akan nyala. Tapi aliran listrik pada bimetal itu membuat bimetal bereaksi. Reaksinya, bimetal akan melengkung sehingga kontak terputus. Saat kontak terputus, maka arus dari input flasher juga terputus dan membuat lampu sein mati.

Saat kontak terputus, tidak ada aliran listrik ke bimetal sehingga bimetal dingin akhirnya bimetal kembali ke posisi semula. Saat bimetal sudah ke posisi semula, kontak kembali terhubung. Hasilnya lampu akan nyala kembali dan itu menyebabkan efek kedipan pada lampu sein.

Tipe ini terbilang tipe konvensional dan banyak dipakai pada kendaraan yang diproduksi dulu.

2. Flasher tipe transistor

Kalau tipe transistor, sudah menggunakan komponen elektronik berupa multivibrator oscillator yang mampu membuat efek kedipan.

Jadi layaknya lampu taman, kedipan lampu bisa lebih rapi dan biasanya tidak mengeluarkan suara.

3. Flasher tipe kapasitor

Untuk flasher tipe kapasitor, sebenarnya hampir sama dengan flasher transistor. Hanya pada tipe ini, kita mengunakan plat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik.

Jadi, plat ini bisa putus nyambung karena ada koil magnet.

Ketika saklar sein masih OFF, kontak terhubung sehingga input flasher terhubung ke output flasher. Saat saklar sein dinyalakan, kemagnetan pada magnetik coil menarik kontak. Sehingga kontak terputus.

Saat kontak terputus, kemagnetan pada coil menghilang sehingga setelah terputus, kontak langsung nyambung lagi.

Masalahnya, kalau kontak putusnya terlalu cepat maka kedipan tidak akan terasa. Oleh sebab itu kita menambahkan kapasitor. Jadi ketika kontak terputus, kapasitor masih punya arus cadangan untuk mempertahankan kemagnetan pada coil.

Dan ini membuat putusnya kontak jadi lebih lama. Sehingga efek kedipannya akan terlihat.

Tipe ini meski sudah masuk kategori flasher elektronik, tapi masih mengeluarkan bunyi khas ketika lampu sein ini dinyalakan.

Rupanya, bunyi ini memang dibutuhkan sebagai pertanda kalau lampu sein itu nyala. Jadi pengemudi tidak perlu menengok dashboard untuk melihat indikator lampu sein, cukup dengarkan bunyinya untuk tahu apakah lampu sein nyala atau tidak.

1 Ampere Berapa Watt ? Ini Dia Cara Menghitungnya

Dalam dunia kelistrikan tidak bisa dipisahkan dengan tiga jenis satuan, yakni volt, ampere dan watt.

Volt adalah satuan untuk tegangan atau voltage, ampere adalah satuan untuk jumlah arus yang mengalir, watt adalah daya listrik yang diperlukan sebuah beban kelistrikan untuk dapat menyala.

Mungkin anda masih penasaran, kira-kira dalam satu ampere arus listrik itu berapa watt ?

Kita akan coba menjelaskannya dengan bahasa sesimpel mungkin agar bisa anda pahami dengan mudah.

Persamaan Nilai Antara Ampere dan Watt


Pertama yang perlu diketahui, antara kuat arus dan daya listrik itu dua hal yang berbeda sehingga nilainya tidak bisa dikonversi seperti halnya gram dan kilogram. Tapi daya listrik yang mampu disuplai saat 1 ampere arus mengalir, tentu bisa kita cari.

Bagaimana cara mencarinya ?

Anda cukup gunakan rumus berikut : P = V x I

P adalah simbol dari daya listrik (watt)
V adalah simbol dari tegangan listrik (Volt)
I adalah simbol dari kuat arus listrik (ampere)

Dalam hal ini kita akan menggunakan dua contoh,

1. Pada listrik rumah

Listrik rumah memiliki tegangan 220 Volt, maka daya yang bisa disuplai setiap satu ampere adalah sebagai berikut ;

P = V x I = 220 x 1 = 220 watt.

Itu artinya, setiap satu ampere listrik mengalir maka mampu menyuplai kebutuhan listrik hingga 220 watt.

2. Pada aki/baterai kendaraan

Aki mobil atau motor memiliki tegangan lebih rendah yakni hanya 12 volt. Sehingga daya listrik yang mampu disuplai setiap satu ampere juga berbeda dengan contoh yang pertama ;

P = V x I = 12 x 1 = 12 watt

Artinya pada mobil setiap satu ampere arus mengalir maka hanya mampu menyuplai beban listrik 12 watt.

Lalu apa kesimpulannya ?

Seperti yang kita bahas diatas, antara kuat arus dan daya listrik itu dua hal yang berbeda dan tidak dapat dikonversi. Ketika ada pertanyaan 1 ampere berapa watt ? maka jawabannya bervariasi tergantung tegangan listriknya.

Kalau diibaratkan dalam sebuah aliran air didalam selang menuju bak penampung, maka tegangan berperan sebagai selang, air berperan sebagai kuat arus, sementara bak penampung sebagai beban kelistrikan yang memerlukan daya.


Apabila ada dua selang dengan diameter 12 cm dengan 220 cm, lalu kita alirkan air dengan kecepatan yang sama. Mana yang lebih banyak ? jelas yang selang 220 cm. padahal kecepatan aliran air sama tapi karena diameter selangnya beda otomatis hasilnya juga beda.

Kelistrikan juga demikian, meskipun arus yang mengalir sama-sama 1 ampere tapi karena tegangannya berbeda maka daya listriknya pun akan berbeda.

Semoga bisa menambah wawasan kita semua.

9 Komponen Sistem Power Window Mobil Beserta Fungsinya

Dulu untuk menaik-turunkan kaca mobil kita perlu memutar engkolan dari bagian pintu mobil. Tapi sekarang, untuk menaikan dan menurunkan kaca mobil kita hanya menekan tombol. Ini biasa kita sebut dengan sistem power window

Tapi apakah anda tahu mekanisme didalam power window ?

Memang benar, power window menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama. Tapi motor listrik itu memiliki output berupa putaran, sehingga sebuah sistem power window pun perlu dilengkapi dengan beberapa komponen untuk menunjang mekanisme naik turun kaca.

Lalu apa saja komponen power window tersebut ? selengkapnya simak dibawah.

Komponen Sistem Power Window beserta Fungsinya

img by lanceautoelectrics.com

Secara umum, ada dua kelompok pada power window yakni kelompok elektrikal dan mekanikal. Kelompok elektrikal yakni komponen-komponen yang berhubungan dengan aktifasi motor listrik. Sementara kelompok mekanikal yakni komponen-komponen yang berhubungan dengan mekanisme pengubah gerak putar menjadi gerakan naik turun kaca.

Dan akan kita bahas dua-duanya secara rinci.

1. Aki/Baterai (sumber arus)

Aki adalah komponen penyimpan listrik yang akan menyediakan sumber tenaga untuk semua sistem kelistrikan termasuk power window. Kita tahu kalau motor listrik itu menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya, dan aki atau baterai ini yang menyediakan bahan bakar berupa listrik tersebut.

Meskipun demikian, sifat aki hanyalah penyimpan listrik dan tidak menghasilkan arus listrik karena komponen yang menghasilkan arus listrik itu altenator pada sistem pengisian.

2. Sekering

Sekering berfungsi untuk mengamankan rangkaian kelistrikan dari arus dengan ampere besar, ampere itu satuan yang menunjukan intensitas arus. Jadi semakin besar amperenya maka semakin banyak/intens pula listrik yang dialirkan. Resiko arus besar ini, kabel bisa terbakar.

Dan sekering akan menghalau hal ini, cara kerjanya sekering menggunakan kawat tipis. Dimana kawat tersebut akan putus apabila arus yang mengalir mencapai intesitas tertentu. Apabila kawat pada sekering putus, maka arus listrik dari aki pun tidak bisa disalurkan ke rangkaian kelistrikan sehingga aman dari kejadian terbakar.

3. Saklar

Saklar adalah komponen untuk mengaktifkan suatu rangkaian kelistrikan. Pada power window, saklar digunakan untuk mengendalikan kaca jendela agar bergerak naik atau turun, saklar pada sistem power window sendiri ada dua macam yakni ;

  • Driver switch
  • Passenger switch


Dua saklar tersebut sebenarnya sama, tetapi khusus untuk driver switch memiliki empat buah tombol yang dapat mengendalikan keempat kaca pada empat pintu. Sementara passenger switch hanya memiliki satu tombol untuk mengendalikan satu kaca.

Untuk lokasi sesuai namanya, driver switch terletak pada pintu sisi pengemudi sementara passenger switch terletak pada ketiga pintu lainnya.

4. Kabel penghubung

Kabel penghubung berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari aki sampai ke motor listrik, kabel-kabel yang digunakan pada sistem power window umumnya berdiameter kecil, kecuali kabel yang menuju motor memiliki diameter lebih besar.

Umumnya kabel-kabel ini memiliki warna yang berbeda. Perbedaan warna ini menunjukan kode-kode tertentu, jadi untuk melihat kabel warna ini untuk apa anda harus melihat service literature mobil yang bersangkutan.

5. Power window motor

Power window motor berfungsi sebagai aktuator yang akan mengubah energi listrik menjadi gerakan putaran. Kecepatan putaran pada motor power window umumnya sudah diset pada RPM tertentu, sehingga gerakan naik turun power window bisa tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

Arah putaran motor power window pun bisa bervariasi, putaran dengan arah berbeda akan menghasilkan gerakan kaca yang berbeda pula (naik vs turun). Yang mempengaruhi arah putaran motor, itu masih menjadi tugas saklar.


6. Transfer gear

Kelima komponen diatas masuk ke kelompok elektrikal, sementara ini kita masuk ke kelompok mekanikal.

Transfer gear berfungsi untuk menyalurkan putaran dari output motor ke pulley. Mekanisme didalam transfer gear itu, ada sebuah pulley yang dililit oleh kawat baja. Saat pulley berputar maka kawat baca akan tertarik seperti halnya rantai pada motor.

Dan yang memutar pulley adalah gear ouput dari power window.

7. Kawat penghubung

Kawat penghubung berfungsi layaknya rantai yang akan menarik glass holder saat pulley didalam transfer gear berputar.

Kawat ini bersifat elastis sehingga bisa melilit pulley sekaligus menarik glass holder, saat pulley berputar maka lilitan kawat akan bergerak dan hasilnya ujung kawat pun akan tertarik. Karena ujung kawat terhubung ke glaas holder, maka glass holder pun akan terangkat.

8. Glass holder

Glass holder adalah braket penahan kaca mobil, braket ini akan menahan kaca agar tidak jatuh. Sementara itu holder ini juga terhubung ke ujung kawat penghubung. Sehingga saat glass holder tertarik, otomatis kaca akan bergerak mengikuti glass holder.

9. Glass holder track

Merupakan jalur atau track yang dijadikan lintasan pergerakan glass holder. Jadi sebelumnya, glass holder sudah terpasang pada sebuah track dimana track ini akan menjaga holder agar hanya bisa bergerak naik turun secara akurat.

Sehingga saat kawat menarik holder, pergerakan kaca tidak berlebihan dan bisa pas mentok ke atas.

Mungkin itu saja artikel singkat tentang bagian – bagian power window pada mobil, semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Cara Kerja Kopling Magnet Kompresor AC Mobil + Gambar

Sistem AC pada mobil, pada dasarnya sama seperti AC split dimana ada komponen kompresor, kondensor dan evaporator. Tapi pada mobil, semua komponen itu dibuat lebih simple agar bisa masuk ke dalam mobil.

Salah satunya kompresor, kompresor berfungsi untuk menekan freon agar dapat menyembur pada evaporator. Dalam melakukan kinerjanya, kompersor memanfaatkan putaran mesin. Tapi kompresor tidak bekerja selama mesin hidup karena ini berpengaruh terhadap suhu dan tekanan freon.

Lebih sederhananya, apabila kompresor tetap bekerja saat mesin digas (RPM tingg) tentu tekanan freon akan meningkat dan bisa menimbulkan kebocoran freon tentunya. Oleh karena itu, pada pulley kompresor terdapat sistem kopling. Lalu seperti apa cara kerja kopling kompresor ini ? mari kita bahas secara detail.

Pengertian dan Fungsi Kopling Kompresor


Kopling kompresor adalah perangkat yang digunakan sebagai pemutus dan penyambung putaran dari pulley kompresor ke poros kompresor. Jadi pada kompresor, pulley kompresor dan poros kompresor itu tidak terletak dalam satu tautan.

Pulley kompresor terhubung ke pulley mesin melalui V belt, sementara poros kompresor akan diam (idle) saat kopling kompresor off meski pulley kompresor sedang berputar kencang.

Lalu kapan kopling bekerja ?

Kopling akan ON saat kita menyalakan AC, saat kopling ON maka akan ada tautan antara pulley kompresor dan poros kompresor sehingga putaran pada pulley kompresor bisa diteruskan ke poros.

Meski fungsinya hampir sama dengan kopling powertrain, ini jelas memiliki sistem yang berbeda. Hal ini dikarenakan kopling pada kompresor menggunakan jenis magnetic clutch. Jadi kopling akan terhubung karena gaya tarik magnet.

Bagaimana Cara Kerja Kopling Magnet ?


Sebelumnya anda mungkin paham, kalau magnet itu memiliki daya tarik terhadap logam. Dengan kata lain apabila kita letakan logam diarea medan magnet maka logam akan bergerak sesuai arah medan magnet.

Pada sistem kopling magnet kompresor, ada tiga komponen utama yakni ;

  1. Pulley kompresor
  2. Metal clutch
  3. Magnetic coil


Pulley kompresor, berfungsi sebagai penerima putaran input dari pulley mesin. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pulley ini tersambung melalui V belt sehingga RPM pulley kompresor sama dengan RPM pulley mesin. Dalam sistem kopling, pulley ini mirip fungsinya seperti kampas kopling.

Metal clutch itu mirip plat penekan yang berfungsi untuk menekan pulley kompresor. Sama halnya seperti plat penekan, metal clutch akan menekan bagian pulley untuk menyambungkan putaran ke poros.

Magnetic coil adalah perangkat yang akan membentuk medan magnet, medan magnet ini yang akan menarik metal clutch supaya menekan pulley. Komponen ini memanfaatkan listrik untuk membentuk medan magnet.

Lalu seperti apa mekanismenya ?

1. Saat AC OFF

Dalam kondisi AC OFF, magnetic coil tidak mendapatkan arus listrik sehingga tidak ada kemagnetan pada coil. Karena hal ini, maka metal clutch tidak tertarik atau posisinya masih free. Pada posisi ini, ada celah antara permukaan metal clutch dengan permukaan pulley.

Karena celah itulah, sekencang apapun putaran pulley tidak akan membuat metal clutch berputar. Pada kondisi ini, kompersor belum bekerja sehingga AC masih OFF.

2. Saat AC dinyalakan


Ketika kita tekn saklar AC, maka HVAC control module atau processor pengontrol kelistrikan AC mobil akan mengirimkan arus listrik ke magnetic coil. Akibatnya, terjadi kemagnetan karena didalam magnetic coil ini terdapat inti besi yang dililit tembaga. Saat lilitan tembaga itu dialiri listrik maka akan ada daya tarik pada sekitar inti besi tersebut.

Daya tarik/daya magnet ini akan menarik metal clutch yang berbahan logam ke arah pulley. Hal ini akan membuat metal clutch menekan pulley compressor. Akibatnya putaran pada pulley bisa diteruskan ke metal clutch.

Sementara itu, metal clutch bertautan dengan poros kompressor, sehingga putaran pada metal clutch juga akan membuat compressor bekerja. Pada kondisi ini, tekanan freon naik menyebabkan adanya aliran freon didalam saluran AC sehingga AC terasa dingin.

Kopling Magnet Kompersor Bekerja Secara Otomatis

Hal itu dikarenakan tidak ada saklar yang bisa menghidupkan atau mematikan kopling magnet ini, saklar pada dashboard itu Cuma hanya menaktifkan skema kelistrikan AC secara keseluruhan. Jadi yang mengontrol kopling magnet itu HVAC control module dengan bantuan beberapa sensor.

Sensor apa saja ?


  • Refrigerant pressure sensor, untuk mendeteksi tekanan freon karena saat tekanan freon mencapai maksimal magnetic clutch akan off secara otomatis. Ini akan mencegah over pressure pada freon.
  • CKP sensor, digunakan untuk mendeteksi RPM mesin karena semakin tinggi RPM mesin maka semakin besar pula tekanan freon. Sensor ini akan mengetahui berapa RPM mesin sehingga mengindari adanya kelebihan tekanan.
  • Cabin temp sensor dan ambient temp sensor, dua sensor ini sama-sama mendeteksi temperatur pada cabin dan pada luar kabin. Fungsinya untuk sebagai feedback apakah suhu AC yang diset sudah tercapai atau belum. Kalau suhu sudah tercapai maka magnetic clutch akan off untuk menghindari AC terlalu dingin.


Tiga sensor utama ini, akan mengirimkan sinyal ke HVAC control module atau ECU. Pada ECU akan dilakukan perhitunga, hasil perhitungan ECU akan mengirim sinyal pada relay kopling magnet agar ON. Saat relay ini ON maka listrik mengalir dari aki ke magnetic coil.

Komponen Kopling Magnet Kompressor


  • Aki
  • Fuse
  • Relay
  • Sensor
  • ECU/HVAC control module
  • Magnetic coil
  • Metal clutch
  • Compressor pulley


Sekian artikel tentang cara kerja kopling pada kompressor AC. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Cara Kerja Relay 4 Kaki & 5 Kaki + Gambar Rangkaiannya

Saat menghadapi sebuah rangkaian kelistrikan khususnya pada kendaraan, kita sering mendengar istilah relay. Apa anda tahu, fungsi dari relay ? bagaimana cara kerja relay ? seperti apa isi dari relay tersebut ? dan seberapa penting peran relay dalam rangkaian kelistrikan ?

Diartikel ini, akan kita bahas secara detail semua hal mengenai relay pada perangkat elektronik.

Pengertian dan Fungsi Relay


Secara sederhana, relay itu seperti jembatan yang menghubungkan arus dengan jalur yang dipersingkat. Contohnya pada rangkaian klakson, untuk membuat klakson bekerja diperlukan arus listrik yang lumayan besar.

Sementara rangkaian klakson ini, dari aki masuk ke kabin kemudian ke saklar yang terletak dikemudi lalu disalurkan ke klakson yang ada diruang mesin. Tentu rangkaian kelistrikannya terbelit-belit. Disamping itu, tipikal arus DC bisa kehilangan arus apabila berjalan pada rangkaian yang panjang.

Disinilah relay bekerja, relay akan mempersingkat rangkaian kelistrikan dari aki yang ada diruang mesin langsung disalurkan ke klakson tanpa berputar-putar mengitari semua rangkaian kelistrikan.

Lalu, bagaimana cara rangkaian klakson dihidupkan ? itu akan kita bahas dibawah. Tapi intinya, anda sudah paham fungsi dan peranan relay dalam sebuah rangkaian kelistrikan.

Cara Kerja Relay


Prinsip kerja relay, adalah dengan mengalirkan arus utama dengan pemicu arus yang lebih kecil. Dengan kata lain, ada dua rangkaian yang melewati relay.


  • Pertama Rangkaian arus utama yang berfungsi menyalurkan arus besar dari aki ke beban (lampu, klakson, dan lain sebagainya).
  • Rangkaian kedua berfungsi untuk mengendalikan kapan rangkaian utama akan terhubung. Rangkaian sekunder ini, terhubung ke saklar. Sehingga dari rangkaian sekunder ini kita bisa mengendalikan rangkaian primer pada relay.


Lalu bagaimana cara kerjanya ?

Perhatikan gambar diagram relay dibawah.


Terlihat, didalam relay ada dua komponen utama yakni coil dan contact point. Rangkaian primer, terdiri dari terminal 30 – contact point – terminal 87. Sementara rangkaian sekunder, terdirid dari terminal 85 – coil- terminal 86.

Dalam kondisi rangkaian cut off (rangkaian belum aktif), contact point dalam keadaan mengambang. Sehingga tidak akan ada arus dari aki ke beban. Namun, apabila ada arus pada rangkaian sekunder maka akan timbul kemagnetan pada coil. Kemagnetan ini akan menarik contact point kearah bawah, sehingga  contact point akan menghubungkan terminal 30 dan 87.

Hal ini, menyebabkan aliran listrik dari terminal 30 menuju terminal 87 lalu disalurkan ke beban. Sehingga rangkaian kelistrikan akan terhubung.

Contoh aplikasi relay pada rangkaian lampu


1. Saat saklar lampu OFF

Ketika saklar lampu off, maka arus dari aki hanya sampai ke terminal 30 karena contact point didalam rangkaian primer relay masih mengambang. Disisi lain, rangkaian sekunder relay juga belum mendapatkan aliran listrik dikarenakan saklar lampu masih off.


2. Saat saklar lampu ON

Ketika kita tekan saklar lampu, maka saklar akan menghubungkan arus intesitas rendah ke rangkaian sekunder relay. Hal ini menyebabkan munculnya kemagnetan pada coil, akibatnya contact point tertarik dan rangkaian primer relay tersambung.

Karena contact point tersambung, otomatis arus yang stand by di terminal 30 maju ke terminal 87 dan diteruskan ke lampu sebelum sampai ke masa. Hasilnya, lampu menyala.

Jenis – Jenis Relay


Apabila dilihat dari status rangkaian, ada dua jenis relay.

  • NO (normaly open), jenis ini memiliki contact point yang terbuka atau mengambang ketika relay tidak aktif.
  • NC (normalu close), jenis ini memiliki contact point yang tertutup atau tersambung ketika relay tidak aktif. Dan saat relay aktif, contact point akan terbuka/terputus. Fungsi relay tipe NC ini adalah sebagai pemutus rangkaian kelistrikan ketika relay aktif.


Apabila dilihat dari jumlah kakinya, ada 4 jenis relay yang biasa dipakai.

  • Relay 3 kaki, relay ini hanya memiliki 3 kaki yakni terminal 30, 87 dan 86. Sementara untuk terminal 85 ditiadakan karena langsung tersambung ke kaki 30 karena sama-sama menggunakan arus positif.
  • Relay 4 kaki, jenis ini paling banyak digunakan khususnya pada rangkaian kelistrikan kendaraan. Ini persis seperti yang dijelaskan diatas.
  • Relay 5 kaki, relay 5 kaki memiliki satu tambahan terminal yakni terminal 87a. fungsi terminal ini, adalah sebagai output kedua. Artinya ada dua output dari relay yakni 87 dan 87a, saat coil diaktifkan maka arus akan berpindah dari 87 ke 87a.
  • Relay 8 kaki, jenis ini merupakan jenis relay terbesar karena memiliki rangkaian yang cukup rumit. Fungsinya sebagai penalaran pada beberapa rangkaian kelistrikan. Tipe ini jarang dipakai pada rangkaian kelistrikan ringan seperti pada kendaraan.


Kerusakan yang sering terjadi pada relay, ada pada coil yang kadang terputus. Kita tahu, kalau coil ini yang akan menggerakan contact point agar terbuka atau tertutup. Prinsip kerja coil ini, mirip trafo yang akan menghasilkan kemagnetan ketika dialiri arus listrik. Tetapi, efeknya coil akan cepat panas sehingga resiko putus kabel pun lebih tinggi.

Apabila ada koneksi yang terputus pada relay, otomatis relay tidak akan berfungsi.

Untuk mengeceknya, ada cara mudah. Pertama letakan tangan anda diatas relay lalu hidupkan saklar rangkaian seperti biasa. Kalau anda merasa ada getaran ketika contact point terhubug, maka relay masih O.K. namun kalau anda tidak merasakan apapun, terlebih relay tidak panas dalam waktu lama meski saklar ON, itu menjadi pertanda bahwa relay sudah rusak.

Demikian artikel tentang cara kerja dan rangkaian relay 12 volt pada kelistrikan mobil dan motor, semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Materi Sistem Power Window Paling Rinci (Pengertian, Rangkaian, dan Cara Kerja)

Salah satu aspek kenyamanan mengemudi, adalah sirkulasi udara. Umumnya sirkulasi udara akan disuplai oleh HVAC system. Namun, HVAC menggunakan daya mobil karena menggunakan rangkaian motor blower sehingga bisa membuat mobil boros.

Selain HVAC, ternyata ada satu lagi sirkulasi udara didalam mobil yakni window atau jendela.

Setiap mobil pasti memiliki jendela, dan umumnya jendela ini bisa dibuka tutup. Dulu, untuk membuka tutup jendela dipakai sebuah engkolan yang terletak pada door trim. Tapi, itu cukup menyusahkan karena kita harus memutar engkolan tersebut untuk membuka atau menutup jendela mobil yang kadang juga tidak ringan.

Tapi pada mobil-mobil sekarang, hal itu sudah sulit ditemui karena hampir semua mobil sudah menggunakan electric power window. Lalu bagaimana cara kerja dan rangkaian electric power window ? simak selengkapnya dibawah.

A. Pengertian Electric Power Window


Electric power window adalah suatu rangkaian mekatronik (mekanik dan elektronik) yang bertugas untuk membuka dan menutup kaca jendela pada pintu mobil hanya dengan sentuhan tombol.

Aktor utama pada elektronik power window, adalah motor listrik yang terpasang dibalik door trim. motor listrik ini, dihubungkan pada sebuah mekanisme dimana ketika motor berputar maka mekanisme itu akan menggerakan kaca keatas atau kebawah tergantung arah putaran motor.

Secara umum, mekanisme power window sama dengan kaca jendela manual yang menggunakan engkolan. Hanya saja, titik putar engkolan dihubungkan ke poros motor listrik. Sehingga, ketika motor diaktifkan, mekanisme tersebut akan bekerja menaikturunkan kaca jendela.

B. Rangkaian & Cara Kerja Power Window


Lalu, seperti apa rangkaian kelistrikannya ? anda bisa lihat gambar dibawah.


Rangkaian kelistrikan power window diatas, merupakan rangkaian paling sederhana dari sistem elekctronik power window pada sebuah mobil. Ada beberapa komponen yang perlu anda pahami lebih dulu ;

  1. Driver power window motor, ini adalah motor power window yang terletak pada kaca jendela di sisi pengemudi.
  2. Passenger power window motor, ini adalah motor power window yang terletak pada kaca jendela pintu kiri (pintu penumpang)
  3. Driver power window swicth, saklar utama yang ada disisi driver. Karena berfungsi sebagai saklar utama, saklar ini bisa mengontrol dua sisi motor power window sekaligus.
  4. Passenger power window swicth, ini adalah saklar pada sisi pengemudi (pintu kiri). Saklar ini hanya bisa mengontrol power window pada sisi pengemudi saja.


Rangkaian diatas, menunjukan skema power window untuk dua pintu depan (pintu kanan sebagai pintu driver, dan pintu kiri sebagai pintu passenger). Sementara untuk skema yang menunjukan power window untuk empat pintu, rangkaiannya akan lebih rumit karena ada empat motor dan empat saklar. Tetapi, apabila anda bisa memahami skema diatas maka mudah untuk memahami skema power window 4 motor.

Lalu bagaimana cara kerjanya ?

1. Saat kaca dinaikan

Rangkaian pertama, menunjukan rangkaian power window dalam posisi Off dengan kata lain tidak ada aliran arus dari aki ke motor power window. Ketika anda mengungkit tombol saklar power window keatas, maka akan ada hubungan pada plat (c).
  • Dalam hal ini, akan ada aliran arus listrik dari sumber (a) melewati fuse, masuk ke saklar utama (b).
  • Dari saklar utama, masuk ke plat up (c).
  • Arus listrik diteruskan hingga output (d) saklar utama mengikuti jalur plat c.
  • Arus listrik diteruskan hingga masuk kedalam motor power window (e).
  • Keluar dari motor power window (f) arus masuk lagi ke saklar utama melalui rangkaian lain (g).
  • Arus disalurkan ke plat (h) yang terhubung ke line ground (i). line ground ini, secara langsung terhubung ke masa atau terminal negatif aki (j). sehingga rangkaian motor power window dapat aktif.


Dalam hal ini, motor akan berputar ke arah tertentu yang membuat mekanisme penggerak kaca jendela mendorong kaca keatas.

2. Saat kaca diturunkan

Ketika anda menekan tombol saklar power window, maka kaca akan turun. Dalam hal ini, akan ada aliran arus listrik sebagai berikut ;
  • Arus listrik dari sumber arus (a) masuk ke saklar utama power window (b).
  • Karena saklar down yang dipilih, maka plat (h) yang terhubung ke sumber arus.
  • Arus dari plat (h), kemudian diteruskan ke output saklar utama (g).
  • Arus listrik kemudian terhubung ke motor window melalui titik (f).
  • Output dari motor (e), arus akan disalurkan kembali ke saklar utama melalui titik (d).
  • Disisi lain, plat (c) terhubung ke line ground (i). Sehingga arus dari titik (d), terhubung ke plat (c), lalu terhubung ke masa melalui line ground.


Dalam hal ini, arus listrik juga melewati motor dan sampai ke ground namun dengan arah yang terbalik (dari titik f ke e). hal ini, membuat arah putaran motor juga terbalik. Sehingga mekanisme penggerak kaca akan menggerakan kaca dengan arah yang terbalik juga atau turun.

C. Komponen Electric Power Window


Selain komponen kelistrikan yang disebutkan diatas, ada beberapa komponen lain yang tergabung dalam sistem power window. Antara lain ;

  • Transfer gear, merupakan mekanisme pengubah gerakan putar motor ke tarikan kabel.
  • Glass holder, berfungsi sebagai pemegang kaca mobil.
  • Glass holder cable, berfungsi sebagai tali yang menarik glass holder sehingga bisa bergerak keatas dan kebawah.
  • Glass holder track, merupakan sebuah track atau lintasan untuk tempat bergeraknya glass holder. Sehingga kaca mobil bisa bergerak naik turun dengan arah dan timming yang tepat.


Komponen mekanisme diatas, mungkin saja penamaannya berbeda pada tiap merk mobil. Meski berbeda, fungsi dan cara kerjanya tetap sama.

Demikian meteri singkat tentang rangkaian dan cara kerja power window pada mobil. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.