7 Perawatan Sistem Bahan Bakar Motor Agar Lebih Irit dan JOSS

Untuk merawat atau mempelihara sistem bahan bakar sepeda motor bukanlah suatu perkara yang sulit. Asal kita tahu skema sistem bahan bakar ini maka kita bisa dengan mudah merawat dan memprediksi bagian mana saja yang berpotensi mengalami kerusakan.

Sepeda motor menggunakan mesin dengan jenis internal combustion gasoline engnie atau mesin bensin. Mesin ini memerlukan bahan baku berupa bensin untuk melakukan pembakaran yang hasilnya akan diubah ke bentuk energi gerak.

Sistem bahan bakar bertugas untuk menyalurkan bensin kedalam ruang bakar secara ideal. Yang perlu digaris bawahi adalah kata "secara ideal" yang memiliki makna bahwa sistem ini tidak sembarang menyalurkan bensin, tapi ada perhitungannya.

Kira-kira perbandingannya sekitar 14 : 1 atau 14 udara berbanding dengan satu molekul bensin. Tapi ada beberapa kondisi yang menyebabkan campuran ini berubah, bisa lebih kecil atau bahkan lebih banyak. Imbasnya ada pada performa mesin, pembakaran akan tidak sempurna, emisi semakin buruk dan konsumsi bensin jadi semakin boros.

Tentu kita tidak mau motor kesayangan kita bermasalah karena sistem bahan bakar ini, oleh sebab itu lakukan perawatan pada sistem bahan bakar secara berkala. Bagaimana caranya ? anda bisa simak cara merawat sistem bahan bakar bensin dibawah ini untuk menemukan jawabannya.

Ada dua macam sistem bahan bakar, yakni

  • Sistem Karburator (konvensional)
  • Sistem Injeksi (elektronik)


Kedua sistem ini memiliki skema dan cara kerja yang berbeda sehingga perawatan yang dilakukan juga berbeda.


A. Perawatan Sistem Bahan Bakar Konvensional

perawatan sistem bahan bakar konvensional bensin mobil

Sistem bahan bakar menggunakan komponen karburator sebagai ujung tombak yang mencampur bensin kedalam intake manifold dengan perbandingan yang sesuai.

Perlu diketahui, karburator motor menggunakan tipe variable venturi yang dapat merubah diameter venturi tergantung penarikan gas. Sementara itu ada komponen bernama jarum skep yang berbentuk tirus menutup komponen pilot jet. Bensin keluar dari dalam pilot jet dengan volume tergantung pembukaan jarum skep.

Hal-hal yang dapat membuat terganggunya sistem bahan bakar konvensional ini diantaranya ;

  • Kotoran yang menyumbat pilot jet
  • Jarum skep yang terendap oleh kotoran
  • Air yang masuk kedalam mangkuk karbu
  • Sumbatan dibagian filter udara


Oleh sebab itu untuk meminimalkan hal diatas lakukan beberapa perawatan berikut ini ;

1. Bersihkan filter udara secara rutin

Filter udara motor berjenis wet filter, jenis ini memiliki rongga lebih besar namun karena bersifat basah debu dapat dengan mudah menempel pada permukaan luar filter. Efek debu yang menempel pada filter basah ini, debu tersebut akan mengendap dan menghambat aliran udara ke filter.

Ini dapat membuat seolah saluran udara tersumbat, akibatnya saat langkah hisap kevakuman yang dibuat oleh piston akan menyedot lebih banyak bensin. Secara logika ketika saluran udara tersumbat, maka kevakuman itu akan menyedot bagian disemua saluran udara termasuk saluran pilot jet.

Untuk menghindarinya, lakukan pembersihan filter motor dengan interval 5 ribu kilometer. Untuk langkahnya bisa anda simak pada artikel berikut : cara membersihkan filter udara motor

2. Buka penyumbat mangkuk karbu setelah berurusan dengan air

Jika anda melihat dibagian bawah karbu, biasanya ada komponen seperti mangkuk yang ada baut sumbatnya. Mangkuk ini merupakan tempat penampung bensin yang siap disalurkan melalui pilot jet.

Tapi, bensin didalam mangkuk ini juga bosa terisi air khususnya setelah anda menerjang banjir, setelah kehujanan atau setelah mencuci motor.

Tentunya air didalam mangkuk ini berpotensi menyebabkan motor anda brebet. Oleh sebab itu, buka baut sumbat mangkuk karbu untuk membuang potensi air didalam mangkuk karbu. Tapi sebelumnya tutup dulu kran bensinnya.

3. Stel sekrup idle dan RPM dengan pas


pemeliharaan sistem bahan bakar kapal
img by motorsiana.com

Ada dua sekrup penyetel pada karburator, yakni sekrup idle port dan sekrup RPM (klep) sekrup idle akan menentukan jumlah bensin yang keluar saat idle. Sementara sekrup RPM diatur untuk menentukan tingkat pembukaan katup gas untuk menentukan RPM mesin.

Dengan rutin melakukan penyetelan dua sekrup ini maka kita bisa menjaga agar perbandingan bensin dan udara saat idle tetap ideal.


B. Perawatan Sistem Bahan Bakar Injeksi


Sistem bahan bakar EFI tidak lagi menggunakan ksrburator tapi ada komponen injektor yang menyemprotkan bensin didalam intake manifold. Jumlah bensin yang disemprotkan diatur secara elektronika oleh ECU yang dibantu oleh beberapa sensor.

Meski demikian, masih ada komponen katup gas sebagai pengatur RPM mesin dan ISC (idle speed control) sebagai pengatur Idle RPM secara otomatis.

Hal-hal yang mengganggu sistem injeksi adalah ;

  • Kerusakan sensor injeksi
  • Penyumbatan injektor
  • Lemahnya fuel pump dan relieve valve
  • Tegangan baterai yang kurang


Oleh karena itu, anda bisa melakukan perawatan berikut ini untuk mencegah hal diatas terjadi.

1. Rawat aki motor anda

Sistem injeksi elektronik menggubakan energi listrik sebagai komponen utama, baterai yang bertugas menyuplai listrik ini. Jika tegangan baterai menurun maka perhitungan pada ECU akan tidak akurat, hasilnya bensin jadi tidak teratur volumenya.

Perawatan aki motor juga tidak terlalu sulit. Anda hanya perlu membiasakan agar aki tidak mengalami kelebihan beban ataupun kelebihan charge (overcharging).

Anda bisa melakukan hal berikut ini ;

  • Biasakan memanaskan motor untuk mengisi daya baterai dipagi hari.
  • Gunakan kick starter untuk menghidupkan motor pertama kali dihari itu.
  • Jangan pasang aksesoris berlebih pada motor yang menuntut daya listrik besar.
  • Pastikan anda memasang cover samping motor yang menjaga socket elektrik dari air dan debu.


2. Kuras tanki bensin secara berkala

Air bisa masuk kedalam tanki, khususnya saat anda berkendara pada kondisi hujan lebat atau setelah motor dicuci. Air tersebut bisa masuk melalui ventilasi udara pada tutup tanki sehingga dalam beberapa waktu akan ada sedikit air didalam tanki.

Air didalam tanki ini, jika masuk kedalam saluran injeksi berpotensi merusak. Karena pada dasarnya air dan minyak itu tidak bisa bercampur. Komponen pertama yang berpotensi bermasalah adalah fuel pump.

Gejala fuelpump yang mulai bermasalah itu mesin agak susah distart ketika berhenti lama. Gejala ini hampir sama seperti mesin hilang kompresi tapi pada kasus ini tidak ada gejala terkait hilang tenaga atau asap putih dari knalpot.

Mesin akan sulit hidup karena tekanan bahan bakar drop, sebelum bensin disalurkan ke saluran injeksi bensin akan melewati relieve valve. Katup ini bertugas menjaga tekanan bahan bakar tetap stabil, dan apabila katupnya lemah tekanan bahan bakar berangsur drop. Padahal pada sistem EFI memerlukan tekanan bahan bakar untuk bisa menginjeksikan bensin.

Dengan melakukan pengurasan tanki maksinal tiap 10 ribu kilometer, anda menghilangkan potensi air yang menggenang didalam tanki.

3. Jaga kebersihan filter udara

Selain menyumbat, filter udara yang kotor juga berpotensi mengalirkan udara bercampur debu. Debu yang terbawa aliran udara ini bisa menyumbat ISC didalam katup gas dan lubang injektor. Sehingga akan mengganggu kinerja mesin, untuk langkah pembersihannya sama seperti diatas.

4. Gunakan bensin beroktane tinggi

Bensin juga kadang menjadi faktor rusaknya sistem injeksi bahan bakar. Jangan gunakan bensin beroktane rendah atau bahkan campuran, tapi beruntung karena saat ini di SPBU Pertamina sudah tidak ditemui bensin berjenis premium.

Anda bisa menggunakan bensin oktane 90 atau sekelas pertalite yang memang dibuat untuk mesin-mesin injeksi. Nilai oktane pada bensin dapat memlengaruhi pembakaran mesin, sementara itu pada sistem injeksi perbandingan sudah didesain secara pas dengan oktan minimal 90.

Demikian artikel lengkap dan jelas mengenai cara perawatan sistem bahan bakar sepeda motor. Semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.