7 Perbedaan Sistem EFI dan Karburator (Update)
Jika anda pernah melihat label PGM-F1 atau YmJet-Fi maka itu
tandanya motor tersebut telah dilengkapi dengan sistem injeksi atau nama lainya
EFI (Elektronic Fuel Injection) sistem yang dibuat untuk mengendalikan efisiensi
dan emisi ini sudah dipakai dihampir kendaraan baru, selain regulasi emisi
memang pemakaian bensin juga terbukti lebih irit.
Selain dua hal tersebut, apa lagi kira-kira hal yang
membedakan antara sistem EFI dan Karburator (konvensional) ? untuk mengetahuinya,
anda bisa simak list perbedaan sistem injeksi dan sistem karbu dibawah
Baik sistem EFI maupun Karburator, itu sama-sama bertindak
dalam sistem pemasok bahan bakar bensin kedalam mesin. Fungsinya untuk
menyuplai bensin dengan kadar yang tepat dari tanki ke intake manifold. Tapi,
penciptaan keduanya memiliki perbedaan.
Sistem karburator dibuat terlebih dahulu, sistem ini memakai
prinsip perbedaan tekanan untuk mengalirkan bensin kedalam intake manifold. Perbedaan
tekanan ini diperoleh akibat adanya aliran udara, sesuai dengan hukum yang
menyatakan bahwa tekanan pada permukaan yang mendapatkan aliran udara maka akan
turun. Penurunan tekanan ini akan menyedot bensin dari ruang penampung.
Sementara sistem EFI juga menggunakan perbedaan tekanan, hanya
saja tekanan tersebut bukan dibedakan berdasarkan aliran udara intake. Tapi ada
komponen pompa untuk menekan bensin kesaluran bahan bakar. Diujung saluran akan
ada komponen injektor sebagai pintu tempat bensin keluar, kinerja injektor ini
dipengaruhi oleh skema kelistrikan oleh sebab itu dinamakan electronic fuel
injection.
Baca Pula Sob :
Perbedaan Mesin EFI dan Karburator
img by diyautotune.com
Secara prinsipnya, sama-sama menggunakan perbedaan tekanan
tapi proses kerjanya memiliki perbedaan. Dan outputnya juga memiliki perbedaan,
apa saja ?
1. Sistem Efi memerlukan arus listrik sementara karbu tidak
Perbedaan yang pertama terletak pada cara kerja keduanya,
dimana sistem injeksi memerlukan arus listrik untuk menggerakan pompa bahan
bakar dan melakukan pembukaan injektor. Pada sistem EFI kita mengenal sensor,
ECU dan aktuator. Tiga komponen tersebut merupakan komponen elektrikal yang
tidak bisa bekerja tanpa arus listrik, sehingga tanpa listrik mesin EFI tidak
akan bisa bekerja.
Sementara pada karburator, seluruhnya menggunakan skema
konvensional. Baik dari pompa bahan bakar juga bekerja secara mekanis
menggunakan nok pada camshaft. Sehingga meski tidak ada listrik sistem ini akan
tetap berjalan.
2. Sistem Efi menggunakan banyak sensor sementara karbu tidak
memiliki sensor
Seperti yang kita singgung diatas, skema injeksi ini
menggunakan tiga komponen utama yakni sensor, ECU dan aktuator. Sensor
merupakan alat pendeteksi sebuah kondisi pada komponen mesin. Sensor akan
dijadikan sebagai parameter untuk menentukan berapa kadar bensin yang harus
dikeluarkan.
Pada mesin injeksi, ada sekitar 9 sensor utama yakni
- IAT (Intake air temperature)
- MAF (Mass air flow)
- TPS (throtle position sensor)
- MAPs (manifold absolute pressure sensor)
- CKP (Crankshaft postition sensor)
- CMP (Camshaft position sensor)
- ECT (engine coolant temperature)
- HO2S (Heated oxygen sensor)
- Knock sensor
Masing-masing sensor diatas memiliki tugas yang berbeda, ada
yang mendeteksi masa udara yang masuk ke intake serta suhunya, ada pula yang
mendeteksi berapa sudut pembukaan katup gas. Data yang didapat akan dikirim ke
ECU untuk kemudian mengatur pembukaan injektor agar volume bensin yang disuplai
sesuai.
Untuk mesin karbu, kita tidak akan menemukan sensor sebanyak
ini. Karena volume bensin yang keluar ke intake itu hanya dipengaruhi oleh
kecepatan udara yang melewati venturi. Untuk kondisi lain seperti kondisi
membawa beban atau kondisi high RPM akan dibantu oleh sistem power dan sistem
speed didalam karburator yang juga bekerja secara mekanis.
3. Karburator dilengkapi dengan sistem choke, sementara sistem
injeksi tidak ada
Sistem choke itu berfungsi untuk menghambat aliran udara
sebelum masuk kekarburator, tujuannya agar gaya hisap piston saat langkah hisap
bisa menyedot bensin yang ada pada ruang penampung. Sehingga bensin yang
disuplai akan lebih banyak, proses ini biasanya dilakukan saat mesin dihidupkan
pada suhu dingin. Suhu yang rendah akan membuat bensin mengembun pada dinding
manifold sehingga hanya sedikit bensin yang masuk ke ruang bakar.
Pada sistem EFI kita tidak akan menemukan tuas choke,
mengapa ? balik lagi ke pembahasan awal, dimana waktu pembukaan injektor akan
mempengaruhi besar kecilnya volume bensin yang keluar. Tujuan sistem choke
adalah mempebanyak suplai bensin, sehingga pada sistem elektronik ini injektor
secara otomatis membuka lebih lama agar bensin yang keluar lebih banyak.Kapan
injektor akan bekerja seperti ini ? ketika ECT mendeteksi suhu mesin yang
rendah.
4. Campuran bensin sistem EFI lebih ideal, sementara karbu bisa
ideal bisa juga tidak
Ini terjadi karena sistem EFI menggunakan perhitungan real
time yang datanya diperoleh dari sensor. Sensor inilah yang mengirimkan data
secara akurat, data tersebut kemudian akan dihitung bersama data-data sensor
lain untuk kemudian menyimpulkan timming pembukaan injektor beserta lamanya
injektor membuka untuk menentukan volume bensin yang pas.
Dari skema tersebut, sistem injeksi mampu menyuplai bensin
dengan ideal pada segala kondisi.
Sementara pada karbu, masih ada potensi campuran yang kaya
atau kurus. Campuran kaya adalah kondisi dimana bensin yang terkandung lebih
kecil dari 14 : 1. Sementara campuran miskin terjadi saat bensin yang
terkandung lebih besar dari 14:1 (14 molekul bensin banding 1 molekul bensin). Kedua
kondisi ini terjadi karena parameter yang dipakai pada karbu hanya mengandalkan
kecepatan aliran udara pada venturi.
5. Sistem EFI lebih irit daripada sistem karburator
img by premierwd.com
Ini masih dalam satu pembahasan point atas, campuran yang
kaya akan membuat bensin yang keluar itu lebih banyak. Sehingga pemakaian
bensin total akan lebih cepat habis atau boros. Hal ini menyebabkan mesin
dengan sistem karburator memiliki pemakaian bensin yang boros meski kapasitas
mesinnya kecil.
Untuk sistem EFI, seperti yang kita bahas bahwa sistem ini
mampu menyuplai bensin yang ideal pada segala kondisi. Hasilnya campuran kaya
tidak terjadi dan pemborosan pemakaian bensin juga tidak akan terjadi, inilah
yang membuat pemakaian bensin mesin injeksi lebih ekonomis.
6. Perawatan EFI rumit, sementara karbu sangat sederhana
Tanpa perawatan, sebuah kendaraan pasti akan cepat rusak
secanggih apapun teknologi yang
digunakan. Hal tersebut juga berlaku untuk sistem injeksi pada mesin. Mesin EFI
yang mengusung penyemprotan bahan bakar elektronik perlu perawatan pada interval
tertentu. Dari mulai mengganti filter udara sampai pembersihan injektor dalam
interval sekitar 10.000 KM.
Jika tidak, maka kotoran yang mengendap pada saluran bahan
bakar akan menghambat kinerja injektor. Bensin akan tersumbat sehingga mesin
akan brebet dan berpotensi mogok.
Namun beda halnya dengan sistem karburator. Skema yang
bekerja secara konvensional ini lebih bandel. Meski kadang ada masalah, tapi
cukup dengan membersihkan filter udara dan melakukan penyetelan sekrup karbu
kita sudah merawat kinerja karburator. Apalagi pada sepeda motor, karburator
motor memiliki skema yang sangat mudah dipahami, sehingga siapapun pasti bisa
melakukan bongkar pasang sendiri untuk membersihkannya.
7. Sistem karburator bisa distel dengan mudah, sementara
injeksi perlu alat khusus
Mungkin anda pernah melihat dua buah sekrup pada karburator.
Sekrup tersebut berfungsi untuk mengatur perbandingan udara dan bahan bakar
yang masuk kedalam mesin, kita bisa mengaturnya semau kita dengan hanya
bermodalkan obeng pipih.
Tapi pada sistem EFI, apa bisa ? kita tidak akan menemui dua
sekrup ini. Karena semua pada sistem efi itu diatur secara otomatis. Namun kita
bisa melakan penyetingan, hanya saja perlu alat khusus atau memodifikasi wiring
EFI. Penyetingan ini akan melakuka resetting data ECU memakai scanner, dan cara
kedua dengan menambahkan module khusus pada salah satu kabel sensor agar
sinyalnya berubah.
Tapi melakukan setting ulang tanpa perhitungan sama saja
mempercepat kerusakan mesin, untuk itu percayakan saja settingan pabrikan agar
segala aspek baik aspek keawetan mesin atau keiritan bahan bakar bisa
terpenuhi.