Rangkaian Sistem Kelistrikan AC Mobil

Sistem AC mobil adalah sebuah mekanisme pergantian udara dari dalam mobil ke luar mobil dengan fungsi pengaturan suhu ruang. Prinsip kerja sistem AC mobil sama saja seperti AC ruangan, anda bisa membacanya disini ;




AC pada mobil ternyata tidak hanya soal freon dan sirkulasi. Tetapi, ada wiring atau rangkaian elekrrikal yang memiliki fungsi cukup penting.

Sistem kelistrikan AC mobil berfungsi dalam hal penyalaan sistem AC, dan melakukan pengontrolan temperature ruangan sesuai kehendak pengguna.

Apa saja yang termasuk skema kelistrikan AC mobil ?


1. Sensor tekanan freon

AC refrigerant pressure sensor adalah komponen yang termasuk input device. Karena fungsi sensor ini adalah untuk mendeteksi tekanan freon pada selang tekanan tinggi.

Apa tujuan sensor tekanan freon ?

Ini terkait kinerja kompresor, kalau kita gas mesin maka RPM mesin akan meningkat. Karena kompresor juga terhubung dengan pulley mesin berarti peningkatan RPM mesin juga meningkatkan putaran pompa yang berimbas pada peningkatan tekanan freon.

Selang AC juga memiliki batas tekanan, sehingga kalau terus meningkat sampai melampaui batas tekanan yang mampu ditahan oleh selang maka selang akan jebol.

Namun dengan adanya sensor tekanan freon, maka magnetic clutch bisa terpus tatkala tekanan freon mencapai titik maksimal.

2. Sensor temperature blower

Blower temperature sensor bertugas sebagai feedback yang akan mendeteksi suhu udara yang dipompa oleh blower kedalam kabin. Melalui sensor ini, module AC dapat mengetahui bahwa siklus AC mobil berlangsung dengan normal.

3. Ambient air temperature sensor

Ambient air temperature sensor berfungsi untuk mendeteksi suhu udara kamar, atau suhu diluar mobil. Tugas sensor ini, sebenarnya terkait akurasi pendinginan udara didalam kabin.

Ini karena perbedaan suhu luar juga mempengaruhi laju pendinginan udara. Kalau kita menyalakan AC disiang hari, mungkin perlu diset disuhu terdingin baru terasa sejuk.

Namun pas dimalam hari, tanpa menyeting suhu pun AC sudah terasa dingin. Ini karena suhu luar siang hari lebih panas, sehingga laju pendinginan lebih lambat disiang hari.

Dengan adanya ambient air temperature sensor, maka module bisa lebih akurat dalam mengontrol kipas dan performa magnetic clutch agar suhu didalam kabin tetap sesuai dengan settingan pengguna.

4. Magnetic clutch compressor

Kopling ini bertugas menyambungkan dan memutuskan putaran dari pulley ke poros kompresor. Dinamakan kopling magnet karena komponen ini bekerja secara elektrik dengan memanfaatkan gaya tarik magnet.

Sebuah coil diletakan dibelakang pulley kompressor, kalau ada arus listrik mengalir ke coil maka terjadilah induksi garis gaya magnet yang menarik komponen logam terdekat.

Dalam hal ini, didepan pulley kompresor diletakan sebuah slide rotor berbahan besi yang terhubung ke poros kompresor. Sehingga ketika rotor ini tertarik ke arah coil, maka rotor akan menekan bagian pulley akibatnya putaran pulley bisa diteruskan ke rotor dan ke poros kompresor.

5. Extra Fan

Extra fan sebenarnya sama saja dengan cooling fan, namun sistem control extra fan ini tidak sama dengan engine cooling fan.

Fungsi dari fan ini adalah untuk menghembuskan udara dari depan mobil masuk ke grill dan melewati kondensor. Hal ini bertujuan agar temperature freon didalam kondensor bisa lebih dingin.

Dikarenakan fan ini juga tergabung bersama cooling fan, maka ketika AC dinyalakan radiator juga akan didinginkan meski suhu mesin masih dingin.

Hal inilah yang membuat konsumsi bensin mobil jadi lebih boros ketika menyalakan AC. Karena mesin yang hidup dibawah suhu kerjanya memerlukan bahan bakar lebih untuk menghasilkan panas yang lebih.

6. Blower motor

Sama halnya dengan extra fan, blower juga beefungsi menghembuskan udara. Namun, udara yang dihembuskan oleh blower akan ditujukan kedalam kabin. Sehingga bisa dikatakan blower ini bertugas sebagai ventilator.

Ketika blower dihidupkan, maka akan terjadi sirkulasi udara yang melewati evaporator. Sementara didalam evaporator, freon berwujud gas memiliki suhu cukup dingin. Sehingga setelah melewati evaporator, suhu udara bisa lebih dingin.

Lokasi blower ini ada didalam dashboard mobil, jadi ketika terjadi kerusakan blower, kita perlu mempreteli semua bagian dashboard mobil.

7. Amplifier/ HVAC control module

Amplifier AC berfungsi sebagai pengatur kinerja kopling kompresor dan extra fan berdasarkan range suhu yang diset oleh pengguna.

Namun pada mobil-mobil Eropa, sudah banyak yang menggunakan sistem AC tipe Auto AC. Sehingga keberadaan amplifier ini digantikan dengan HVAC control module yang terintegrasi dengan module lain pada mobil.

8. AC switch and Blower control


Ada tiga input yang bisa diatur oleh pengguna yakni ;

  • Blower speed, umumnya terdapat 4 tingkat percepatan blower.
  • AC switch, kalau kita tekan switch ini maka kopling kompresor akan bekerja dan sirkulasi AC terjadi. Namun kalau tidak ditekan meski blower nyala maka hanya udara saja yang diventilasikan tanpa pendinginan ruangan.
  • Temp control, yakni selektor untuk menentukan berapa suhu kabin yang kita inginkan. Informasi dari saklar ini akan dikirim ke amplier/HVAC module untuk diolah lebih jauh.


9. Power suply

Sebagai skema kelistrikan, sudah pasti memerlukan arus listrik. Pada rangkaian kelustrikan AC, menggunakan aki 12 Volt yang terdapat pada ruang mesin sebagai sumber tenaganya.

Power suply ini akan digunakan khususnya bagi extra fan, magnetic clutch, dan blower motor.

10. Pengaman rangkaian (Fuse dan relay)

Sebagai skema kelistrikan, juga wajib diletakan pengaman rangkaian. Contohnya pada blower, kalau tidak diberi pengaman rangkaian, resiko blower rusak itu besar. Sedangkan kita tahu sendiri dimana letak blower ini, tentu akan cukup merepotkan dan membutuhkan biaya lebih untuk hanya melepasnya.

Pengaman rangkaian yang dipakai adalah fuse dan relay, fuse ini digunakan untuk mencegah adanya overcurrent yang mengalir ke beban. Sementara relay akan menjembatani arus baterai untuk langsung masuk ke beban.

Skema Rangkaian Sistem AC Mobil


1. Ketika AC On

Ketika AC dinyalakan (saklar AC dipencet), amplifier akan mengaktifkan relay magnetic clutch. Sehingga kompresor bisa memompa freon untuk bersirkulasi.

Karena freon sudah bersirkulasi maka ketika blower dinyalakan, pendinginan ruangan akan langsung terjadi.

2. Ketika tekanan freon maksimal

Ketika mesin digas, maka RPM kompresor akan meningkat. Sehingga tekanan freon juga langsung meningkat. Dalam fase ini, sensor tekanan freon akan mendeteksi berapa tekanan freon pada high preessure hose secara realtime.

Hasil pengukuran tersebut dikirimkan ke amplifier. Ketika hasil pengukuran menunjukan pada angka tekanan maksimal (misal 40 KPa) maka amplifier akan menonaktifkan relay magnetic clutch.

Hal ini membuat putaran kompresor berhenti, namun tekanan freon masih tinggi dan berangsur drop karena tidak ada tekanan dari kompresor.

Karena tekanan freon masih ada, maka proses expansi didalam expanion valve tetap terjadi, sehingga meski kompresor mati pendinginan udara tetap berlangsung.

Dalam hal ini, sensor tekanan freon masih terus mendeteksi. Kalau hasil pengukuran sudah mencapai pada tekanan minimal (misal 15 KPa) maka relay magnetic clutch akan aktif kembali. Sehingga siklus AC tidak berhenti.

3. Ketika suhu AC diset lebih tinggi

Ketika selektor temperature AC diturunkan (menjadi lebih dingin), maka batas tekanan freon yang ditetapkan juga akan ditingkatkan. Sehingga ketika tekanan freon sudah mencapai 40 KPa, kopling kompresor masih terhubung yang mengakibatkan tekanan freon semakin tinggi.

Disisi lain, extra fan berputar pada kecepatan tinggi sehingga laju perpindahan panas dari freon berlangsung cukup cepat. Sehingga temperature freon lebih dingin dan expansi didalam expansion valve berlangsung lebih deras, hal ini semakin menurunkan suhu freon.

Inilah sebabnya suhu evaporator bisa lebih dingin saat kita set temp AC ke level terdingin.

Kopling kompresor akan terputus pada batas tekanan lebih tinggi. yakni sekitar 60 KPa.

Demikian artikel lengkap dan jelas mengenai rangkaian sistem kelistrikan AC mobil. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.