Motor Matic Ngga Punya Engine Brake ? Ini Penjelasannya

Buat yang belum tahu, engine brake adalah efek perlambatan kendaaraan yang muncul tanpa kita mengaktifkan rem. Efek ini, memanfaatkan deselerasi mesin, untuk menahan kendaraan yang meluncur. Makanya disebut engine brake atau rem mesin karena rem ini memanfaatkan mesin dari kendaraan itu sendiri.

Tapi, efek ini hanya bisa dilakukan pada rem rem yang pakai kopling manual. Contohnya ketika kita sedang berada di jalanan menurun. kalau motor kopling, kita pakai gigi rendah dan lepas kopling. Maka motor akan lebih tertahan alias tidak meluncur dengan kencang. Sehingga rem motor bisa lebih ringan kinerjanya.

Lalu bagaimana dengan motor matic ? kan gak punya kopling ? apakah bisa melakukan engine brake ?

Ternyata, anggapan bahwa motor matic nggak punya engine brake tidak sepenuhnya benar. Karena motor matic sebenarnya bisa mengaktifkan engine brake. Namun, efek engine brake pada motor matic itu tidak sesignifikan motor manual. Kenapa bisa ?

Simak dengan detail animasi berikut.


Kalau kita bongkar bagian box CVT motor matic, kita akan menemui dua pulley. Pulley depan terhubung ke mesin. Jadi, pulley ini akan selalu berputar tiap kali mesin nyala. Nah pulley belakang itu terpisah menjadi dua bagian.

Kita sebut saja bagian inner, dan satunya bagian outer. Pulley belakang ini merupakan satu set sistem kopling pada motor matic yang disebut kopling sentrifugal. Kalau dibongkar, kita akan menemukan beberapa komponen.

Bagian inner, itu terhubung oleh V belt ke pulley depan. Namun terpisah dengan porosnya. Jadi kalau pulley depan muter, inner ini juga ikut muter. Namun porosnya diam alias tidak berputar.

Lalu pada bagian outer, itu terhubung ke poros, dimana poros ini terkoneksi dengan gear belakang sampai ke roda. Intinya, ketika outer ini muter, itu akan memutar roda.

Pada kenyataannya, antara inner dan outer itu terpisah. Sehingga tidak saling memutar. Lalu bagaimana mekanisme untuk menghubungkan putarannya ?

Dibagian inner, itu ada komponen yang namanya plat kopling. Bentuk plat kopling ini mirip kampas rem tromol. Ketika ini berputar, muncul gaya sentrifugal yang mendorong kampas ini keluar. Hal itu membuat ketiga kampas mekar karena gaya sentrifugal tersebut.

Sementara itu, ada bagian outer terpasang disekitar kampas kopling. Jadi kalau kampasnya mekar, itu akan menghubungkan putaran dari inner ke outer. Sehingga putaran bisa terhubung ke roda.

Nah sekarang kita kembali ke engine brake. Engine brake itu kan menahan putaran roda menggunakan deselerasi mesin. Artinya, ada aliran energi putar dari roda, ke tranmsisi, lalu ke kopling dan sampai ke mesin.

Pertanyaannya, apakah dengan konstruksi kopling sentrifugal bisa menyalurkan putaran dari roda ke mesin ?

Tentu tidak, karena syarat kopling terhubung itu kampasnya harus mekar. Dan kampas kopling hanya bisa mekar ketika pulleynya muter agak kencang. Jadi mau rodanya muter sekencang apapun kalau putaran pulleynya masih lambat, ya gak akan nyampe ke mesin. Jadi engine brakenya gak aktif.

lalu bagaimana solusinya ? kita perlu naikan sedikit putaran mesinnya supaya kampas kopling mekar. Karena ketika kampas kopling mekar, engine brakenya bisa aktif. Tapi ya tetep kurang optimal, karena engine brake itu akan terasa jika RPM mesin sangat rendah. Nah kalau RPM nya dinaikan, maka engine brakenya kurang terasa.

Sebenarnya engine brake pada motor matic itu otomatis aktif dalam waktu singkat, setelah kita menurunkan gas. Jadi, ketika kita turunkan gas, mesin tidak spontan langsung rendah. Tapi penurunan RPMnya bertahap.

Nah, ini membuat putaran pulley juga tidak langsung turun ke idle, tapi bertahap. Momen itulah ketika putaran pulley menuju idle, engine brake aktif. Karena dimomen itu, katup gas tertutup yang membuat putaran engine tertahan, dan kampas koplingnya masih mekar sehingga putaran dari roda bisa tertahan oleh mesin.

Tapi begitu pulley menyentuh RPM idle, maka engine brake langsung hilang dan kita perlu mengandalkan rem.
Latest