4 Jenis Freon Yang Biasa Digunakan Pada AC Mobil

Refrigerant atau freon merupakan zat cair yang bertugas menyerap panas latent pada sistem AC melalui proses penguapan di evaporator.Terdapat banyak jenis refrigerant yang digunakan pada sistem pendingin. Refrigerant itu digunakan sesuai kebutuhan pendinginan dan aspek lingkungan tentunya.

Untuk digunakan pada sistem AC, refrigerant harus memiliki beberapa syarat yakni ;

1. Mampu menyerap latent heat

Sebagai zat pendingin, refrigerant harus bisa menyerap panas latent sebanyak-banyaknya saat menguap di evaporator. Semakin tinggi kemampuan refrigerant dalam menyerap panas, berarti hanya sedikit volume refrigerant yang diperlukan untuk mendinginkan sebuah ruang. Yang berarti ketika refrigerant dapat menyerap panas tinggi, dapat menghemat tempat.

2. Mampu bertahan pada tekanan tinggi

Kompresor akan menaikan tekanan refrigerant saat sistem pendingin aktif. Zat refrigerant harus bertahan untuk tidak terbakar dan meledak pada tekanan tinggi.

3. Mampu menguap pada tekanan tinggi

Zat refrigerant harus mampu menguap ketika perbedaan tekanan pada high pressure hose dan evaporator sama. Sehingga proses pendinginan dapat berlangsung.

4. Mempunyai titik beku yang rendah

Hal ini untuk menghindari cairan refrigerant yang membeku saat suhu luar cukup dingin.

5. Tidak merusak komponen

Pada siklus pendinginan, refrigerant akan melewati beberapa komponen. Komponen tersebut terbuat dari material yang berbeda-beda. Refrigerant harus ramah terhadap material tersebut sehingga dapat memperpanjang umur sistem pendingin.

Baca juga

Dari beberapa syarat yang harus dipenuhi refrigerant untuk dapat digunakan sebagai zat pendingin, tentu setiap refrigerant memiliki tingkat kemampuan berbeda. jenis freon mobil yaitu

1. R-12 (dicloro difluoro methane)


R-12 masuk dalam freon CFC ( chloro floro carbon). Bahan penyusun utama refrigerant jenis ini adalah ethane dan methane yang tersusun dari fluor, chlor, dan carbon pada komposisinya. Zat chlor akan berdampak pada penipisan ozon. Itulah mengapa refrigerant ini sudah tidak dipakai marena dapatembahayakan kehidupan di bumi. R-12 mempunyai titik didih 29,8°C.

R-12 memiliki karakteristik;
  • Titik didih 29,8 oC pada tekanan 1 atm. 
  • Tekanan penguapan 11,8 psig pada 15oC 
  • Tekanan kondensasi 93,3 psig pada 30oC 
  • Tidak berwarna 
  • Tidak korosif, tidak terbakar dan tidak beracun. 
  • Stabil pada suhu rendah maupun tinggi. 
  • Mempunyai kemampuan dielektrik yang tingggi. 

Di tahun 80-an sampai awal 90-an R-12 banyak diaplikasikan sebagai refrigerant pada sistem ac mobil. Karena refrigant ini memiliki tekanan kerja dan suhu lebih rendah, selain itu harga juga relatif murah. Setelah diketahui bahwa chlor yang terkandung dalam R-12 berbahaya bagi lingkungan, Gas ini dilarang untuk digunakan sebagai refrigerant.

2. R-22 (chloro difluoro methane)



R-22 merupakan refrigerant yang dibuat pada pertengahan tahun 90-an untuk menggantikan R-12. R-22 atau chloro difluoro methane masuk dalam kategori HCFC. Hidrochloro fluoro carbon atau disingkat HCFC masih menyebabkan kerusakan ozon, tapi pengaruhnya lebih sedikit terhadap R-12. R-22 merupakan refrigerat yang sangat populer, karena banyak digunakan untuk sistem pendingin ukuran kecil salah satunya sistem pendingin mobil.

Karakteristik R-22
  • Titik didih 40,8oC pada 1 atm 
  • Tekanan kondensasi 158,2 psi pada suhu 30oC 
  • Tekanan penguapan 28,3 psi pada suhu 15oC 
  • Tidak korosif terhadap logam 
  • Mempunyai kemampuan dielektrik yang besar 
  • Mempunyai kemampuan menyerap air yang baik. 

HCFC masih mengandung unsur chloro yang dapat merusak ozon walaupun dalam jumlah kecil. Sehingga pemakaian R-22 secara berlebihan akan sangat berbahaya terhadap lingkungan.

3. R-134a (tetrafluoro ethane)


R-134a merupakan refrigerant HFC (Hydrofluoro carbon) yang umum digunakan sebagai refrigerant pada sistem pendingin mobil. Refrigerant ini tidak mengandung unsur chloro sehingga R-134a aman tidak merusak lapisan ozon. Sehingga banyak perusahaan otomotif menjadikan R-134a sebagai refrigerant standar.

Karakteristik R-134a
  • Titik didih 26,1oC pada tekanan 1 atm 
  • Tekanan penguapan 668 Kpa pada suhu 25oC 
  • Suhu kritis 101oC 
  • Tekanan kritis 4060 Kpa 
  • Tidak menyebabkan korosi 
  • Memiliki struktur kimia yang stabil 
  • Memiliki kemampuan dielektrik yang tinggi 

Penggunaan R-134a tidak dapat digabungkan dengan R-12 ataupun R-22. Karena keduanya memiliki struktur serta karakter yang berbeda sehingga, komponen sistem AC R-134a dibuat dengan bahan yang berbeda dengan sistem AC CFC. Namun R-134a masih memiliki GWP yang tinggi. Sehingga, R-134a bisa memicu pemanasan global.

4. Hydrocarbon

Hydrocarbon merupakan refrigerant yang terbuat dari bahan alami hidrogen dan karbon. Penggunaan refrigerant sintetis menyebabkan dampak negatif dari mulai penipisan ozon sampai pemanasan global. Apabila diteruskan keadaan bumi pasti semakin parah. HC digunakan untuk mengganti refrigerant sintetis. Selain tidak merusak ozon, HC memiliki tingkat GWP yang kecil sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan globah yang lebih parah.

HC memiliki karakter yang hampir sama dengan refrigerant sintetis. Namun HC merupakan zat yang mudah terbakar. Sehingga perlu peralatan khusus untuk mendukung HC sebagai refrigerant.

Itulah beberapa jenis freon yang sering diaplikasikan pada sistem AC mobil.