Secara umum, ada dua jenis sistem pengereman. Yakni sistemrem cakram dan rem tromol. Rem cakram, adalah sistem rem dengan metode jepitan,
sementara rem tromol menggunakan metode yang lain. Lantas, apa itu rem tromol
dan bagaimana cara kerja rem tromol ?
Pengertian Rem Tromol

Rem tromol adalah sistem pengereman pada kendaraan, yang
menggunakan metode gesekan antara kampas dengan sebuah komponen berbentuk
mangkuk.
Perbedaannya dengan rem cakram ada pada arah gesekan. Rem
cakram memiliki arah gesekan yang saling mendekati (menjepit), sehingga pada
rem cakram piringan terdapat ditengah dua kampas.
Namun pada rem tromol, arah gesekan saling menjauhi. Sehingga
tromol yang terhubung dengan roda diletakan disisi luar dari dua kampas rem.
Kelebihan rem tromol
- Lebih awet karena memiliki kampas rem yang lebar
- Permukaan kampas rem lebar membuat daya pengereman cukup kuat serta lembut, sehingga cocok dipakai pada mobil berbobot besar
- Lebih bersih (aman dari kotoran luar) karena sistem rem ini bersifat tertutup
Kekurangan rem tromol
- Sifatnya yang tertutup membuat pelepasan panas sedikit terganggu
- Karena arah gerakan saling menjauhi, membuat rem kurang responsif
- Memiliki efisiensi lebih buruk dibandingikan rem cakram, karena arah gerakan ini akan menimbulkan sedikit kerugian tenaga.
Prinsip Kerja Rem Tromol
Seperti yang dijelaskan diatas, rem tromol bekerja dengan
prinsip gesekan. Gesekan ini akan mengubah energi putar pada tromol rem menjadi
energi panas. Sehingga putaran roda akan berhenti dan temperature sekitar rem
akan meningkat.
Konstruksi rem tromol memiliki dua buah kampas rem yang
terletak dibagian dalam. Lalu dibagian luar kampas rem terdapat komponen
berbentuk mangkuk yang kita kenal sebagai tromol rem.
Arah gerakan rem tromol itu saling menjauhi, artinya saat
rem ditekan maka duua buah kampas rem akan bergerak ke arah luar (saling
menjauhi). Gerakan tersebut akan membuat kampas rem menekan permukaan dalam
tromol rem. Sehingga terjadilah gesekan yang akan menghentikan putaran tromol
dan roda.
Komponen Utama Rem Tromol
Secara umum, ada tiga komponen utama pada sistem pengereman
tipe tromol. Yaitu ;
1. Sepatu rem
Sepatu rem adalah komponen yang berfungsi untuk menempelkan
kampas rem. Sepatu rem berbentuk setengah lingkaran yang memiliki permukaan
luar rata. Di permukaan luar inilah ditempelkan sebuah kampas rem.
Lebar kampas rem pada sepatu rem, itu cukup besar apabila
dibandingkan dengan kampas rem cakram. Karena kampas rem ini, memanjang
sepanjang permukaan sepatu rem.
Hal tersebut membuat luas penampang rem menjadi semakin
lebar dan kuat.
2. Silinder roda
Fungsi silinder roda, hampir sama dengan kaliper pada rem
cakram. Yakni untuk menggerakan sepatu rem untuk bergerak menekan tromol rem.
Bentuk silinder roda, seperti sebuah silinder yang memiliki
dua buah piston pada dua ujungnya. Didalam silinder ini, terisi cairan hidrolik
yang akan menggerakan piston ke luar. Saat piston terdorong oleh cairan
hidrolik maka kampas rem akan ikut bergerak ke arah luar.
Sehingga penekanan kampas rem terhadap tromol bisa terjadi.
3. Tromol rem
Tromol rem adalah komponen berbentuk seperti mangkuk yang
dijadikan sebagai media gesekan. Fungsi tromol rem sebagai perantara putaran
dari roda, artinya tromol rem itu akan berputar sesuai putaran roda. Sehingga
ketika tromol rem dihentikan putarannya, otomatis roda kendaraan akan berhenti
berputar.
Tromol rem terbuat dari besi solid sehingga saat bergesekan
dengan kampas rem, tidak terjadi keausan. Kalaupun terjadi keausan, itu akan
berlangsung cukup lama.
Selain 3 komponen diatas, apabila dibahas secara rinci maka ada 6 tambahan komponen lagi. Selengkapnya bisa simak ; 9 Kompnen rem tromol beserta fungsinya
Selain 3 komponen diatas, apabila dibahas secara rinci maka ada 6 tambahan komponen lagi. Selengkapnya bisa simak ; 9 Kompnen rem tromol beserta fungsinya
Jenis – Jenis Rem Tromol
Kalau dilihat dari konstruksinya, ada 6 macam rem tromol. Yakni
;
1. Tipe leading Trailing
Sesuai namanya, satu sepatu rem berperan sebagai leading dan
satunya sebagai trailing. Leading shoe artinya sepatu rem menekan tromol dengan
putaran tromol melawan arah gerakan kampas. Sementara trailing menekan tromol
dengan putaran tromol searah dengan gerakan kampas.
Ciri rem tipe leading trailing, adalah memiliki satu
silinder roda di bagian atas dan ujung bawah sepatu rem itu fixed (dibaut) pada
backing plate. Sehingga permukaan yang efektif menekan tromol adalah permukaan
kampas bagian atas.
2. Tipe leading shoes
Tipe ini, memiliki dua silinder roda yang terletak di ujung
atas dan bawah sepatu rem. sehingga, saat rem ditekan baik permukaan atas atau
permukaan bawah kampas rem seluruhnya akan tertekan ke permukaan tromol rem.
Tipe leading shoes
juga dibagi lagi menjadi dua tipe, yakni ;
- Single leading, artinya masing-masing silinder roda hanya memiliki satu buah piston. Sehingga hanya mampu menggerakan salah satu sisi dari kampas rem.
- Dual leading, artinya masing-masing silinder memiliki dua buah piston. Sehingga semua permukaan kampas rem akan sempurna tertekan ke arah tromol rem.
3. Tipe servo
Tipe servo adalah tipe rem tromol yang memiliki floating
adjuster. Artinya, adjuster atau penyetel celah rem bisa bergerak ke kanan dan
kekiri.
Tipe ini memiliki konstruksi sama seperti leading trailing,
dengan satu silinder roda yang terletak di bagian atas dan sebuah adjuster
dibagian bawah. namun adjuster ini, tidak dibaut ke backing plate. Sehingga
bisa bergerak ke kanan dan kekiri dengan bebas.
Fungsi dari floating adjuster ini, sebenarnya merupakan
penyempurnaan dari tipe leading trailing agar lebih banyak permukaan kampas rem
yang dapat menekan permukaan tromol.
Tipe servo juga memiliki dua tipe lagi, yakni ;
- Uni servo, hanya memiliki satu silinder roda dengan satu piston.
- Duo servo, memiliki satu silinder roda dengan dua buah piston.
Agar lebih paham tentang bagaimana cara kerja rem tromol tipe servo ini simak video berikut
Sementara kalau dikategorikan berdasarkan metode penggerak,
maka ada dua tiga macam sistem rem tromol. Yakni
1. Rem tromol Mekanis
Rem mekanis adalah rem yang masih digerakan oleh kawt secara
mekanis. Konstruksi rem mekanis cukup sederhana, karena hanya menggunakan
sebuah kawat untuk menghubungkan pedal rem/tuas rem ke aktuator rem.
Namun kekurangannya, ada pada efisiensi pengereman. Sistem
ini memiliki banyak kerugian tenaga, sehingga perlu menekan pedal rem cukup
keras untuk mengentikan laju kendaraan. Selain itu, sifat kawat yang memuai
membuat penyetelan rem ini harus dilakukan secara terus menerus.
Meski demikian, pada sepeda motor sistem rem tromol mekanis
masih digunakan. Khususnya pada motor matic.
2. Rem tromol hidrolik
Rem hidrolik adalah sistem penggerak rem yang memanfaatkan
fluida sebagai pemindah tenaga. Karena fluida ini tidak dapat dikomporesi serta
tidak dapat memuai maka efisiensi penyaluran tenaga dari tuas rem akan
berlangsung 100%.
Selain itu, sistem hidrolik juga sangat fleksibel dan juga
bisa digabungkan dengan sistem rem cakram hidrolik. Sehingga rem cakram dan rem
tromol dapat sama-sama berfungsi ketika pedal rem diinjak.
Karena efisiensinya, hampir semua mobil yang diproduksi saat
ini menggukanan sistem hidrolik sebagai penggerak sistem rem.
3. Rem angin
Sistem rem angin, merupakan penggerak rem yang memanfaatkan
tekanan udara untuk menggerakan tuas rem. kelebihan sistem rem angin, ada pada
tenaga pengeremannya.
Hal ini karena untuk menekan tuas rem, tidak menggunakan
tenaga manusia melainkan menggunakan tekanan angin yang bisa diset cukup besar.
Dalam hal ini, tenaga manusia hanya digunakan untuk mengatur katup yang membuka
angin bertekanan tersebut untuk menekan tuas rem.
Dari hal tersebut, rem angin ini banyak digunakan pada
mobil-mobil berbobot besar seperti truk tronton dan bus.
Demikian artikel mengenai pengertian dan fungsi sistem rem
tromol. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.