Showing posts with label Materi Sistem Rem. Show all posts
6 Kelebihan dan Kekurangan Rem Hidrolik Sepeda Motor

6 Kelebihan dan Kekurangan Rem Hidrolik Sepeda Motor

 sistem rem hidrolik yang dipakai pada sepeda motor dinilai punya efeksititas tingkat tinggi. namun yang namanya sistem apapun, pasti punya kelemahan.

nah di artikel ini kita akan membedah apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada pada sistem rem hidrolik sepeda motor.

umumnya, rem hidrolik akan dikawinkan dengan rem cakram sebagai aktuatornya. sekedar pengetahuan, pada sepeda motor ada dua jenis rem. yakni rem cakram yang biasa dipakai pada rem depan, dan semoua motor sekarang baik matic, bebek, atau sport menggunakan sistem hidrolik untuk rem depan ini.

lalu ada rem tromol. rem tromol sering dijumpai pada rem belakang motor matic. rem tromol itu desainnya tertutup, dan biasanya menggunakan kawat atau rem mekanis.

lalu untuk rem hidrolis apa kelebihannya ?

1. Rem lebih pakem

rem hidrolik memiliki kerugian tenaga yang nihil. jadi sistem hidrolik ini fungsinya buat menyalurkan tenaga dari tuas rem menuju aktuator rem. tipikal rem hidrolik ini bisa menyalurkan tanaga tanpa adanya kerugian tenaga, karena pada sistem hidrolik tekanan akan diteruskan ke segala arah dengan besar yang sama.

berbeda dengan rem mekanis, dimana kawat bisa bergesekan dengan kabel yang menyelubunginya. sehingga ada kerugian tenaga.

ini membuat rem hidrolik lebih pakem.

2. Perawatan yang minim

Salah satu perawatan pada rem adalah dengan menyetel jarak tuasnya. terutama pada rem tromol mekanis, kita harus sering menyetel jarak ini karena kawat yang bahannya logam itu bisa memuai. sehingga bisa mempengaruhi kinerja pengereman.

tapi pada rem hidrolik karena menggunakan fluida yang tidak memuai, maka ini lebih free maintenance. dalam artian rem hidrolik tidak perlu perawatan yang sering.

meski demikian, fluida atau minyak rem ini harus diganti dalam interval 2 tahunan untuk menjaga performanya tetap baik.

3. Terlihat lebih sporty

Motor motor dengan segmen sport hampir semuanya menggunakan rem cakram hidrolik pada roda depan dan belakang. selain karena tuntutan daya pengereman yang harus mengimbangi kecepatan motor, alasan estetika juga bisa dijadikan acuan.

karena kalau kita melihat motor-motor yang pakai rem cakram hidrolik ini pasti tampilannya jadi lebih keren.

Lalu apa kekurangannya ?

1. Lebih sering blong

rem blong bisa terjadi pada jenis rem apapun, tapi pada rem hidrolik kadang rem blong ini bisa muncul secara tiba-tiba. rem blong pada sistem hidrolik muncul karena ada udara masuk kedalam selang rem. sifat udara yang dapat dikompresi akan menyerap tekanan minyak rem.

sehingga tidak ada tekanan untuk mengaktifkan rem cakram. ini membuat rem blong meski kita tekan full tuas remnya.

2. Perawatan lebih rumit

kalau menurut saya perawatan rem hidrolik itu lebih rumit, meski rem ini tidak terlalu membutuhkan perawatan. tapi yang namanya sistem, harus ada perawatannya mengingat rem ini cukup krusial fungsinya pada kendaraan.

dikatakan rumit karena kita tidak bisa tangan kosong, alias ada alat untuk melakukan perawatan. contohhnya untuk mengisi minyak rem, kita perlu membuka reservoir yang letaknya didekat tuas rem yang dikunci menggunakan sekrup. dan tak jarang sekrup yang dipakai berjenis sekrup bintang yang jarang.

lalu ketika terjadi masuk angin, kita perlu keahlian khusus buat membuang udara dari dalam selang rem supaya rem tidak blong lagi.

3. Roda gampang kotor

Desain rem cakram hidrolik yang terbuka, membuat serpihan dari kampas rem bisa menempel pada area disekitar rem cakram. sehingga kalau tidak dibersihkan secara rutin, ini akan mengganggu pemandangan.

ini tentu beda dengan rem tromol yang lebih tertutup. desainnya yang tertutup membuat serpihan kampas akan terjaga didalam. sehingga tidak mengotori area luarnya.

itulah enam kelebihan dan kekurangan sistem rem hidrolik pada sepeda motor. semoga menambah wawasan kita semua.

Cara Kerja Rem Hidrolik Pada Sepeda Motor

Cara Kerja Rem Hidrolik Pada Sepeda Motor

Sistem rem menjadi perangkat yang sangat amat penting pada sepeda motor. dengan perangkat rem ini pengendara mampu mengendalikan laju kendaraan terutama ketika sedang menemui hambatan.

namun semakin kesini, kendaraan yang diproduksi punya performa mesin yang semakin tinggi. motor bisaa semakin kencang kecepatannya. oleh sebab itu butuh sistem pengereman yang cukup mumpuni. salah satu sistem rem yang paling sering dipakai adalah rem cakram hidrolik.

lalu bagaimana cara kerja rem hidrolik pada motor ini ? simak selengkapnya dibawah.

Cara Kerja Rem Hidrolik Pada Motor

Rem hidrolik adalah sistem pengereman yang menggunakan fluida sebagai media untuk menyalurkan tenaga input ke outpunya. jadi, untuk mengaktifkan rem itu kan pada dasarnya hanya menggunakan perpindahan energi.

perpindahan energi yang dimaksud adalah perpindahan energi dari tuas rem, menuju ke aktuator remnya yang ada pada roda.

jadi ketika kita tekan tuas rem, energi yang kita kenakan pada tuas rem akan disalurkan ke aktuator rem yang ada pada roda sehingga rem aktif. semakin kuat kita tekan tuasnya, semakin besar juga gaya pengeremannya.

namun pada rem mekanis, terkadang ada kerugian tenaga yang dihasilkan karena gesekan. rem mekanis kan pakai kawat, dan kawat ini selalu bergesekan dengan kabel yang menyelubunginya. sehingga tenaga yang kita kenakan pada tuas rem tidak akan sampai 100% ke aktuator rem.

disinilah rem hidrolik masuk sebagai solusi.

rem hidrolik sesuai namanya menggunakan zat cair atau fluida sebagai media untuk memindahkan energi dari input ke aktuator rem. fluida dipilih sebagai media, karena sifat fluida yang mampu menyesuaikan tempat atau liquid dan volumenya padat. dalam artian ketika diberi tekanan, volume fluida itu tidak mengecil.

hal ini berbeda dengan gas yang volume bisa mengecil ketika diberi tekanan. sehingga gas tidak dapat digunakan untuk sistem hidrolik ini.

Prinsip kerjanya seperti ini,,

Ketika kita tekan tuas rem, tuas rem akan mendorong piston yang ada pada master rem. master rem, adalah komponen yang letaknya pada pangkal tuas rem. disini biasanya ada reservoir tempat minyak rem diisi.

didalam master rem ini, ada piston kecil. ketika piston tertekan oleh tuas rem, itu akan mendorong minyak rem didalamnya. sehingga tekanan minyak rem naik.

minyak rem yang tertekan, akan mendorong segala sisinya. hingga sampai ke aktuator rem, yakni kaliper rem.

didalam kaliper rem ini juga terdapat piston tapi ukurannya lebih besar dari piston yang ada pada master rem. tekanan pada minyak rem akan mendorong piston pada kaliper. sehingga piston bisa menekan kampas rem untuk menjepit piringan rem. dan pengereman pun terjadi.

dengan konsep seperti ini, bukan cuma lebih efisien. tapi gaya yang dihasilkan pada kaliper rem itu bisa lebih besar daripada yang kita kenakan pada tuas rem.

Bagaimana bisa ?

hal itu karena ada perbedaan diameter piston antara piston pada master silinder sebagai input, dan piston pada kaliper sebagai outputnya. dengan input yang lebih kecil, gaya yang diperlukan itu juga cenderung lebih kecil. karena gaya itu dipengaruhi oleh luas penampang. jadi semakin kecil diameternya, maka total gaya yang diperlukan untuk menekan tuas rem juga semakin kecil.

tapi sebagai gantinya, piston kecil ini membuat jarak tempuh piston semakin panjang. jadi meski tuas rem terasa ringan, namun kita butuh menekan tuas rem lebih dalam agar pengereman bisa maksimal.

nah sementara pada piston output, luas penampangnya semakin lebar. sehingga dengan tekanan yang sama yang diberikan pada input, akan dikalikan dengan luas penampangnya. sehingga gaya yang dihasilkan pada piston output itu menjadi lebih besar.

itulah sebabnya sering sekali kejadian motor slip terutama pada roda depannya ketika direm. padahal kita ngeremnya nggak terlalu kencang. karena memang sistem rem hidrolik didesain supaya kita, para pengendara tidak perlu energi besar buat ngerem,

mungkin itu saja artikel tentang cara kerja rem hidrolik pada motor. semoga bisa menambah wawasan kita semua.

3 Komponen Utama Rem Hidrolik Sepeda Motor

3 Komponen Utama Rem Hidrolik Sepeda Motor

Rem hidrolik yang dipakai pada kendaraan bermotor menggunakan sistem fluida, dimana fluida ini memililki kemampuan untuk menyalurkan tenaga tanpa adanya kerugian tenaga.

artinya ketika kita kasih 5 kilogram gaya input maka outputnya juga setara 5 kilogram. oleh sebab itu kendaraan bermotor khususnya sepeda motor, menggunakan rem hidrolik terutama untuk rem depannya.

bagaimana rem hidrolik pada motor ini bekerja, telah kita bahas pada artikel sebelumnya. pada artikel ini kita akan membahas komponen rem hidrolik pada sepeda motor.

4 Komponen Utama Rem Hidrolik

4 komponen tersebut terdiri dari input, selang rem, aktuator, dan minyak rem. mari kita bahas satu persatu.

1. Input

pada rem hidrolik sepeda motor, input ini bukan cuma handle rem. pada ujung handle rem, terdapat komponen lagi yang namanya master rem. jadi tuas rem pada motor, ketika ditekan akan mendorong piston yang ada didalam master rem.

fungsi master rem adalah untuk mengubah gaya mekanis dari tuas rem menjadi tekanan hidrolik.

2. Selang rem

Komponen berikutnya adalah selang rem. Selang yang dipakai pada sistem hidrolik bukanlah selang yang sembarangan. karena selang ini harus lentur tapi juga bisa menahan tekanan.

oleh sebab itu selang rem biasanya terbuat dari bahan khusus agar dua hal tadi bisa kehandle. fungsi selang rem adalah untuk menyalurkan minyak rem dari master rem ke aktuator.

3. Aktuator

Aktuator adalah komponen untuk mengubah tekanan fluida yang ada pada minyak rem untuk diubah menjadi energi mekanis untuk menjepit piringan rem. sehingga rem cakram bisa aktif.

aktuator yang dipakai pada rem hidrolik motor umumnya berjenis rem cakram. komponen untuk menjepit piringan disebut kaliper rem. didalam kaliper juga terdapat piston tapi ukurannya lebih besar. sehingga ketika minyak rem bertekanan masuk ke kaliper, itu akan mendorong piston.

4. Minyak rem

Minyak rem bertindak sebagai fluida yang fungsinya untuk memediasi antara input dan aktuator. jadi seperti namanya, hidrolik itu berhubungan dengan benda cair atau fluida. sehingga sistem hidrolik tidak bisa dilepaskan dari yang namanya fluida.

fluida cair ini dipilih karena karakter zat cair yang mampu menyesuaikan segala tempat dan molekulnya padat. jadi ketika diberi tekanan, volumenya akan tetap. sehingga fluida bisa dipakai untuk menyalurkan tekanan.

berbeda dengan gas, meski sama sama fleksibel atau bisa menyesuaikan segala tempat tapi molekul gas juga lunak. sehingga ketika diberi tekanan volumenya mengecil. ini tentu tidak bisa digunakan untuk menyalurkan tekanan.

itulah 4 komponen utama yang ada pada sistem rem hidrolik sepeda motor, semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Sistem Rem Hidrolik Pada Sepeda Motor

Sistem Rem Hidrolik Pada Sepeda Motor

sistem hidrolik pada rem sepeda motor, antara efektifitas dan bahaya yang terlintas.

mungkin ada beberapa dari anda yang pernah mendengar atau bahkan mengalami kondisi rem blong apalagi sedang berada pada jalanan turunan. itu kan sangat berbahaya, karena bisa mengancam nyawa pengendara dan nyawa orang lain.

kebanyakan kasus rem blong ini ternyata dialami pada rem hidrolik. padahal, rem ini dinilai lebih baik daripada rem mekanis. mengapa justru bisa begitu ?

nah di artikel ini kita akan mengulas secara detail sistem rem hidrolik pada sepeda motor, bagaimana cara kerjanya, dan apa kelebihan dan kekurangannya.

Prinsip Kerja Rem Hidrolik

Rem hidrolik dipakai untuk mengatasi kerugian tenaga pada rem mekanis. jadi pada rem mekanis yang pakai kawat, ada kerugian karena kawat itu kan bergesekan dengan selongsongnya. dan gesekan ini memangkas energi pengereman.

dengan kata lain, butuh lebih banyak tenaga untuk mengerem. ditambah ada pemuaian dari kawat yang membuat kadang rem ini perlu distel.

sementara rem hidrolik, itu tidak pakai kawat melainkan pakai fluida atau minyak rem. prinsipnya menggunakan hukum pascal.

jadi gampangnya begini, tekanan yang diberikan pada tuas rem itu akan diteruskan ke kaliper rem dengan besar tekanan yang sama tanpa ada kerugian tenaga. namun, gaya atau tenaga diantara input dan output bisa direkayasa dengan mengubah diameter input dan outputnya.

ketika diameter piston input lebih kecil daripada diameter piston output, maka tenaga yang dihasilkan pada piston output akan lebih besar dari tenaga yang kita berikan pada piston input.

nah mungkin anda belum tahu, kalau piston ini adalah komponen untuk mendorong fluida didalam sistem hidrolik. tuas rem akan terhubung ke piston input sehingga ketika ditekan, itu akan mendorong piston input. dorongan piston input akan menekan fluida sehingga tekanan fluida naik.

fluida bertekanan akan menekan piston output yang ada di kaliper rem. piston output yang tertekan akan terdorong keluar sehingga menekan kampas rem.

nah jadi dengan rekayasa diameter piston input dan output yang berbeda, tenaga yang diperlukan untuk menekan tuas rem lebih kecil namun energi pengeremannya tetap besar.

itulah mengapa rem hidrolik itu lebih pakem. itulah salah satu kelebihan yang paling dominan pada rem hidrolis. cukup tekan tuas rem sedikit saja, rem sudah pakem.

Tapi apa kekurangannya ?

Rawan masuk angin

jadi fluida yang dipakai pada sistem rem hidrolik itu sifatnya padat. artinya ketika ditekan volumenya tetap. ketika sistem hidrolik ini kemasukan udara, udara itukan sifatnya bisa dikompresi. artinya ketika ditekan, tekanannya naik tapi volumenya semakin kecil. nah itu akan menghilangkan daya pengereman.

jadi apakah bisa sistem hidrolik ini kemasukan udara ?

tentu bisa. ketika kita tidak mengecek reservoir minyak rem yang ada didekat tuas rem depan, bisa saja minyak rem disitu sedikit. ketika motor berada pada jalan miring (turunan atau tanjakan), posisi inlet ke saluran hidrolik bisa terekspos udara sehingga udara bisa masuk.

ini  akan menimbulkan rem tiba-tiba ngempos atau blong ketika direm tanpa melambatkan kendaraan.

Terpengaruh suhu

Ketika kita berada pada turunan, dan terus mengaktifkan rem maka rem lebih cepat panas. panas yang merambat sampai ke minyak rem bisa mempengaruhi struktur dari minyak rem itu sendiri, sehingga rem bisa kehilangan daya tekanannya.

ini biasanya terjadi pada motor-motor yang sudah berumur dan minyak remnya belum pernah diganti.

Minyak rem menggumpal

ketika minyak rem tidak diganti selama bertahun tahun, maka struktur minyak rem bisa berubah dari yang awalnya berbentuk fluida atau cair berubah menjadi kental seperti gel. nah minyak yang berbentuk jel ini kurang bisa masuk ke saluran saluran sempit.

dan gel ini malah bisa menghambat saluran saluran minyak rem. sehingga ketika motor minyak remnya tidak pernah diganti, rem bisa tiba-tiba mengalami blong.

jadi, sistem rem hidrolik itu wajib sekali dirawat. ada interval penggantian minyak rem sekitar 2 tahun sekali.

itulah penjelasan tentang sistem rem hidrolik pada sepeda motor. semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Detail Cara Kerja Rem Cakram Pada Motor (Dengan Video Animasi)

Rem cakram menjadi satu-satunya sistem rem yang dipakai pada kebanyakan motor sekarang. meski masih ada motor yang pakai tromol, biasanya itu dikarenakan untuk memangkas harga motor itu sendiri. jadi kalau tipe motor 150 cc keatas, biasanya sudah full cakram.

lalu bagaimana rem cakram bekerja ?

di artikel ini, kita akan belajar mulai dari prinsip kerja rem cakram, bagaimana mekanismenya supaya bisa melakukan pengereman, hingga troubleshooting yang mungkin bisa kita dapatkan ketika menemui masalah pada rem cakram khususnya pada motor.

langsung saja ke point pertama yaitu prinsip kerja rem cakram.


Prinsip Kerja Rem Cakram


sistem pengereman bekerja dengan memanfaatkan gaya gesek antara dua material. gaya gesek ini, akan menahan salah satu komponen yang bergerak. dalam hal ini, rem menggunakan gesekan antara cakram yang berputar, dengan kampas rem yang diam.

untuk memaksimalkan daya tahanan saat terjadi gesekan, kedua komponen yang bergesekan tersebut akan dibuat dari material yang berbeda.

cakram, terbuat dari besi. itu karena cakram ini merupakan komponen yang bergerak (berputar) yang menjadi perpanjangan tangan dari roda. oleh sebab itu, material cakram haruslah sangat kuar. oleh sebab itu besi dipilih sebagai material cakram.

tapi karena cakram sudah pakai besi, maka kampas rem tidak bisa dipakaikan dengan material yang sama. karena besi ketemu besi, akan timbul percikan dan panas yang cukup tinggi.

tentu ini akan menimbulkan bahaya.

oleh sebab itu kampas rem terbuat dari bahan seperti asbes yang mudah rapuh. Bahan ini merupakan isolator yang juga bisa menahan panas. jadi, panas yang terbentuk dari gesekan ini tidak terlampau tinggi. dan bahan yang lebih rapuh ini, membuat cakram tidak akan tergores. sehingga daya tahananya tinggi dan tentu aman.

Mekanisme Rem Cakram Motor

Rem cakram, merupakan sistem pengereman dengan mekanisme jepit. jadi, cakram atau piringan rem akan dijepit oleh dua kampas rem yang saat tuas rem ditekan, kedua kampas rem ini akan saling bergerak mendekat.

inilah yang membuat rem cakram dikenal pakem, karena punya arah gaya yang saling menjepit, membuat gesekan yang terjadi ini semakin kuat.

untuk bagaimana kampas rem menjepit piringan rem, rem cakram menggunakan sistem hidrolik. jadi, ini seperti sistem hidrolik yang umum dipakai pada komponen apapun.

ada siilinder input, dan ada silinder output. silinder input, punya diameter lebih kecil dan dipasang pada tuas rem. jadi ketika kita tarik tuas rem, piston didalam silinder input akan tertekan. dan ini akan mendorong minyak rem didalam saluran hidrolik rem.

selanjutnya, ada yang namanya silinder output. silinder output, punya diameter yang lebih besar. itu dibertujuan supaya gaya jepit pada kampas rem, bisa berlipat ganda dari gaya yang kita berikan di tuas rem. itu bisa terjadi sesuai hukum pascal. dimana gaya terbentuk karena ada tekanan dikalikan luas penampang.

sehingga meski gaya yang kita berikan di tuas rem kecil, bisa berubah jadi besar berkat luas penampang silinder output lebih besar.

silinder output ini terpasang pada komponen yang namanya kaliper.

nah kaliper ini sangat unik. karena ini cuma punya piston di satu sisi. tapi outputnya, bisa menciptakan gaya yang arahnya berlawanan. lalu bagaimana itu bisa terjadi ?

jadi ini namanya sistem floating caliper. secara sederhana, piston akan mengambang atau tidak dibaut mati pada supensi motor. memang piston ini dibaut tapi sebenarnya masih bisa geser ke kiri dan kekanan.

jadi ketika piston menonjol keluar, pertama itu akan menekan kampas rem bagian luar sampai menyentuh cakram. setelah itu, piston akan mendorong kaliper untuk bergeser kearah luar. sehingga kampas bagian dalam juga tertekan dengan arah gaya kearah luar.

ini membuat kedua kampas rem tertekan dengan arah yang berlawanan meski input gayanya cuma searah.

untuk lebih jelas, anda bisa simak video ilustrasi berikut.


Masalah Yang Sering Muncul Pada Rem Cakram

Sebenarnya rem cakram hidrolik sangat awet dan aman. karena meski tidak diservis pun masih bisa bekerja dengan normal. tapi karena ini pakai sistem hidrolik, dimana ini sangat bergantung pada tekanan didalam sistem, maka anda harus memastikan bahwa didalam sistem hidrolik ini tidak ada udara.

udara merupakan material yang bisa dikompresi. jadi kalau ada udara masuk ke selang rem, maka rem akan ngempos atau blong. lalu darimana udara itu masuk ? ini bisa masuk dari reservoir minyak rem.

kalau minyak rem sudah mulai surut, udara mudah masuk. contohnya ketika motor posisinya menanjak atau menurun. posisi miring ini bisa membuka inlet silinder input. sehingga udara mudah masuk.

jadi pastikan minyak rem didalam reservoir tidak sampai surut.

masalah yang lain, karena minyak rem tidak pernah diganti. minyak rem ini akan terkena panas, dan tekanan secara terus menerus selama rem dioperasikan. dalam jangka panjang, minyak rem akan mengeras dan berubah seperti jel.

tentu jika sudah seperti ini, justru akan menyumbat sistem hidrolik rem. oleh sebab itu, ada interval penggantian minyak rem setiap 30 ribu hingga 40 ribu kilometer.
Cara Kerja Rem Tromol Sepeda Motor

Cara Kerja Rem Tromol Sepeda Motor

Motor -motor bebek dan matic umumnya menggunakan rem tromol pada roda belakang. Anda bisa melihat seperti yamaha mio atau Honda beat, rem pada roda belakang terletak didalam central velg.

Rem tersebut masuk kedalam jenis rem tromol.

Namun rem tromol pada sepeda motor, itu berbeda dengan rem tromol yang ada pada mobil.

Lalu seperti apa rem tromol motor itu ? bagaimana cara kerja rem tromol pada motor ?

Prinsip Kerja Rem Tromol

Sistem rem apapun jenisnya bekerja menggunakan gaya gesek. Gesekan tersebut akan menghentikan putaran roda.

Pada rem tromol, gesekan tersebut dilakukan oleh dua buah kampas rem yang berada didalam sebuah komponen seperti silinder.

Bagian dinding dalam silinder, akan bergesekan dengan kampas rem. Sehingga roda dapat berhenti berputar.

Kampas rem pada rem tromol, berbentuk memanjang seperti sepatu dengan permukaan gesek melengkung mengikuti bentuk tromol atau komponen yang berbentuk silinder tadi. Oleh sebab itu kampas rem pada rem tromol biasa disebut sepatu rem.

Jadi ketika dalam mode rem off, sepatu rem akan mengincup. Sehingga permukaan kampas rem tidak bergesekan dengan tromol. Saat kita tarik tuas rem, kedua sepatu rem akan mengembang sehingga menekan bagian dalam tromol.

Penekan itu menyebabkan gesekan. Sehingga roda dapat berhenti berputar.

Lalu apa yang membedakan rem tromol motor dan rem tromol mobil ?

Yang membedakan, itu tentang bagaimana mekanisme untuk menggerakan sepatu rem. Kalau mobil, menggunakan sistem hidrolik, sementara sepeda motor masih menggunakan komponen mekanis.

Komponen mekanis pada rem tromol sepeda motor, terdiri dari ;

Pedal rem/tuas rem, sebagai alat untuk mengaktifkan rem

Kabel penghubung, untuk menghubungkan pedal/tuas ke rem tromol

Tuas aktuator, alat untuk mengaktifkan rem dibagian rem tromolnya

Cam/nok, tonjolan yang apabilla diputar maka akan menekan sepatu rem

Jadi cara kerjanya, ketika kita tekan pedal rem maka kawat penghubung akan menarik tuas aktuator yang ada pada rem tromol.

Tuas aktuator ini terhubung dengan cam sebagai porosnya, sehingga ketika tuas aktuator tertarik itu akan membuat cam berputar.

Saat cam berputar, tonjolan pada cam akan menekan kedua sepatu rem. Sehingga sepatu rem mengembang, dan terjadilah gesekan.

Rem tromol motor hanya seperti itu, lebih simpel daripada rem tromol pada mobil yang menggunakan sistem hidrolik.

Mungkin itu saja artikel tentang bagaimana rem tromol motor bekerja, semoga bermanfaat.

2 Jenis Rem Pada Sepeda Motor Beserta Perbedaannya

Rem merupakan sistem yang berfungsi memperlambat laju kendaraan secara signifikan guna mengendalikan kecepatan kendaraan. Dalam kinerjanya, rem menggunakan metode gesekan untuk memperlambat RPM roda.

Kalau anda jeli, antara roda depan dan belakang motor (khususnya motor matic) memiliki bentuk rem yang berbeda. Lalu, kira-kira ada berapa jenis rem pada seoeda motor dan apa perbedaannya ? mari kita bahas secara rinci.

baca juga ; pengertian, komponen dan cara kerja sistem rem sepeda motor

Jenis Rem Pada Sepeda Motor


Secara umum, hanya ada dua jenis rem yang digunakan pada sepeda motor yakni rem tangan dan kaki. Tapi dua jenis rem tersebut dilihat pada segi pengoperasian, sementara kalau dilihat dari segi cara kerjanya juga ada dua yakni ;

1. Rem cakram



Rem cakram adalah sistem pengereman yang menggunakan sebuah piringan yang dijepit oleh dua buah kampas rem untuk melakukan pengereman. Artinya, ada sebuah piringan yang disebut disc brake atau cakram yang terhubung ke velg roda lalu diapit oleh dua buah kampas rem.

Saat kondisi free (tanpa mengerem) kedua kampas rem ini tidak menjepit atau dalam keadaan bebas. Namun saat tuas rem ditekan, kedua kampas rem ini akan menjepit piringan sehingga putaran piringan rem akan semakin rendah hingga berhenti.

Bentuk rem cakram sangatlah sederhana, rem ini digunakan pada hampir semua rem depan motor.

Selain lebih simpel, kelebihan lainnya yakni lebih responsif. Dibandingkan rem tromol, jarak pengereman bisa lebih dekat sehingga rem ini dinilai lebih aman digunakan untuk roda depan.

Tapi ada kekurangannya

Kampas rem cakram memiliki bentuk lebih sempit dibandingkan rem tromol, hal ini membuat kampas rem cakram menjadi lebih cepat habis. jadi jangan heran kalau kampas rem cakram sudah dua kali ganti meski rem tromol belum pernah diganti.

baca pula ; materi sistem rem cakram secara rinci

2. Rem tromol



Jenis rem kedua adalah rem tromol, rem tromol merupakan sistem pengereman tertutup yang menggunakan komponen berupa mangkuk rem atau tromol rem yang didorong oleh dua sepatu rem ke arah luar untuk melakukan pengereman.

Jadi antara rem cakram dan rem tromol memiliki perbedaan cara kerja, kalau rem cakram menggunakan prinsip jepitan sementara rem tromol menggunakan dorongan. Meski berbeda, dua-duanya sama-sama menggunakan gesekan untuk menghentikan laju roda.

Cara kerja rem tromol, saat rem tidak ditekan maka sepatu rem tidak mendorong mangkuk rem sehingga mangkuk rem yang juga terbaut ke velg bisa berputar dengan bebas. Saat rem ditekan, sepatu rem yang terletak didalam mangkuk rem akan mengembang, sehingga permukaanya bergesekan dengan permukaan dalam mangkuk rem. Akibatnya putaran mangkuk rem menjadi lebih rendah hingga berhenti.

Rem tromol memiliki harga lebih murah, sehingga rem ini masih digunakan oleh pabrikan motor untuk menekan harga sepeda motor. Namun masih kalah responsif dibandingkan rem cakram.

Dua jenis rem diatas, dibedakan berdasarkan prinsip kerjanya. Tapi kalau dilihat dari mekanisme penggerak, juga ada dua yakni ;

1. Rem hidrolik



Rem hidrolik menggunakan prinsip hidrolik, yakni perpindahan fluida dimana fluida dalam hal ini minyak rem berfungsi sebagai media untuk memindahkan tekanan dari tuas rem menuju aktuator (kaliper rem). Kelebihan rem hidrolik ini ada pada perpindahan tenaga yang efektif. Karena fluida dapat memindahkan tenaga tanpa adanya hilang tenaga sedikitpun (kecuali kalau bocor).

Sehingga meski kita menekan tuas rem hanya setengah, rem akan aktif.

Rem hidrolik biasa digunakan untuk menggerakan rem cakram pada sepeda motor baik pada roda depan maupun belakang.

2. Rem mekanik



Rem mekanik masih menggunakan kawat atau tuas penghubung sebagai media untuk memindahkan tenaga dari tuas rem ke aktuator rem. Seperti rem tromol sepeda motor, umumnya masih menggunakan mekanisme seperti ini.

Pada motor matic misalnya, maka rem belakang masih digerakan menggunakan kawat. Memang penggerak mekanik ini masih mampu digunakan namun masih kalah responsif dengan penggerak hidrolik karena ada sedikit kerugian tenaga pada tipe ini, artinya tenaga akhir yang sampai ke aktuator rem bisa lebih kecil dibandingka tenaga awal yang kita beri untuk menekan tuas rem.

Mungkin itu saja, semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Sistem Rem Sepeda Motor – Pengertian, Jenis, Dan Prinsip Kerja

Secara umum, sebuah kendaraan harus memiliki aspek keselamatan. Salah satu aspek keselamatan tersebut, ada pada sistem pengereman.

Sistem pengereman adalah perangkat mekanis pada kendaraan yang digunakan untuk menurunkan laju kendaraan secara praktis untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dalam aplikasinya, sistem rem itu memiliki beberapa tipe yang dikhususkan untuk kendaraan yang berbeda.

Lalu seperti apa sistem pengereman pada kendaraan roda dua ? mari kita bahas secara mendalam.

Pengertian Sistem Rem Sepeda Motor

materi sistem rem.pdf

Sistem pengereman sepeda motor, adalah suatu mekanisme yang digunakan untuk menurunkan laju sepeda motor atau memberhentikan laju sepeda motor secara praktis menggunakan pedal atau tuas.

Umumnya, sistem rem sepeda motor diaktifkan melalui sebuah tuas rem yang terketal pada kemudi motor. Namun, pada jenis motor tertentu seperti motor bebek dan motor sport juga menggunakan pedal untuk mengaktifkan rem belakang.

Cara Kerja Sistem Rem


Secara umum, sistem rem bekerja dengan mengurangi RPM roda motor. Dengan demikian, laju sepeda motor pun akan menjadi lebih lambat karena besar kecil RPM roda berbanding lurus dengan kecepatan motor.

Lalu bagaimana mekanisme sistem rem untuk mengurangi RPM roda ?

Disinilah perubahan energi terjadi, sebelumnya pada mesin terjadi perubahan energi dari energi panas (pembakaran) ke energi gerak. Sementara pada sistem rem, terjadi sebaliknya energi gerak akan diubah ke energi panas melalui gesekan.

Jadi intinya, prinsip kerja sistem rem yakni dengan memanfaatkan gesekan antara dua benda yang satu berputar dan satu lagi diam. Ketika gesekan terjadi, otomatis RPM benda yang berputar akan berkurang dan sebagai hasilnya panas akan terbentuk pada gesekan tersebut.

Jenis Jenis Sistem Rem Sepeda Motor


Dilihat dari cara kerjanya, hanya ada dua jenis sistem rem pada sepeda motor yakni ;

1. Sistem Rem Cakram



Sistem rem cakram adalah mekanisme pengereman yang memanfaatkan daya jepit antara komponen yang berputar dan komponen diam. Mekanismenya, disc brake selaku komponen yang berputar akan dijepit oleh dua buah kampas rem selaku komponen yang diam.

Disinilah gesekan terjadi, sehingga RPM disc brake akan menurun dan karena disc brake terpaut ke roda maka RPM roda pun akan menurun.

Bagaimana cara kerja sistem rem cakram ?

Pada sepeda motor, umumnya digunakan prinsip hidrolik untuk melakukan mekanisme penjepitan diatas. Jalurnya, ketika kita tekan tuas rem maka fluida akan tertekan. Imbasnya, sesuai prinsip hidrolik tekanan pada fluida akan diteruskan ke segala arah.

Tekanan ini, akan diarahkan kedalam caliper. Caliper sendiri, merupakan komponen yang dapat mengubah tekanan hidrolik menjadi gerakan jepit. Sehingga, ketika tekanan fluida diarahkan kedalam caliper maka kampas rem akan menjepit disc brake dan pengereman terjadi.

Selengkapnya ; Komponen dan cara kerja sistem rem cakram

Kelebihan sistem rem cakram antara lain ;

  • Mudah dalam perawatan
  • Responsif (baik untuk rem mendadak)
  • Lebih pakem


Kelemahannya ;

  • kampas rem cepat
  • Rentan kotor karena bersifat terbuka


2. Sistem Rem Tromol

Sistem rem tromol adalah mekanisme pengereman dengan memanfaatkan tekanan satu arah untuk menimbulkan gesekan. Dalam hal ini, ada dua komponen utama yakni drum brake selaku komponen berputar dan dua buah kampas rem selaku komponen diam.


Bentuk drum brake menyerupai sebuah loyang, dengan area samping dijadikan sebagai area gesekan. Sementara bentuk kampas rem setengah lingkaran mengikuti permukaan samping drum brake. Posisi brake shoe ini ada didalam drum, dengan kata lain brake shoe selaku komponen diam akan ditutup drum brake selaku komponen bergerak.

Pengereman dapat terjadi, apabila kedua kampas rem menekan area samping drum brake ke arah luar. Ini akan menyebabkan gesekan antara drum brake dengan kampas rem yang menyebabkan RPM drum brake berkurang. Disisi lain, drum brake juga terpaut dengan roda sehingga saat RPM drum brake turun maka RPM roda juga turun.

Bedanya dengan sistem rem cakram, hanya pada arah tekanan kampas rem. Pada rem cakram, arah tekanan kampas rem saling mendorong/menjepit. Sementara pada sistem rem tromol, arahnya saling menekan ke satu arah (kearah luar).

Namun ada sedikit perbedaan pada rem tromol motor

Kalau anda cari, maka anda akan sulit sekali menemukan komponen drum brake ini. Hal ini dikarenakan drum brake dibuat menyatu dengan velg. Artinya rem tromol terletak didalam velg motor. Oleh sebab itu, kalau anda lihat rem belakang motor desainnya cukup simple hanya menyisakan tuas brake lever ditengah velg. Karena semua komponen rem ada didalam velg.

Untuk mekanisme pengeremannya, rem tromol masih menggunakan kawat atau masih manual.

Dalam unit rem tromol, terdapat komponen nok/cam yang berfungsi mendorong kampas rem kearah luar saat nok ini diputar. untuk memutar nok, ada sebuah mekanisme brake lever yang terhubung ke pedal rem.

Selengkapnya ; Komponen dan cara kerja sistem rem tromol

Kelebihan rem tromol antara lain ;

  • Umur kampas rem lebih awet
  • Karena bidang gesek lebih lebar, maka daya pengereman juga tinggi
  • Terlihat lebih bersih karena bersifat tertutup


Kekurangannya ;

  • Dibandingkan rem cakram, tipe tromol kurang pakem
  • Memiliki desain lebih rumit


Demikian artikel singkat tentang sistem rem sepeda motor. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.

6 Tipe Rem Cakram Beserta Penjelasan Serta Perbedaan Masing-Masing

Ada berapa jenis rem cakram yang digunakan pada sepeda motor maupun mobil ? kalau anda hanya mengira hanya satu jenis rem cakram saja maka itu salah.

Karena faktanya kendaraan berukuran kecil dan kendaraan berukuran besar memiliki momen yang berbeda. Artinya daya pengereman tiap jenis kendaraan itu berbeda, sehingga rem cakram yang digunakan pun memiliki desain yang berbeda.

Sekarang mari kita bahas satu persatu jenis-jenis rem cakram berdasarkan mekanismenya, berdasarkan jenis kaliper dan berdasarkan jumlah pistonnya.

A.Tipe Rem Cakram Berdasarkan Mekanisme Kerja


Apabila dilihat dari cara kerjanya, maka ada dua jenis rem cakram yang banyak diaplikasikan. Yakni ;

1. Rem cakram mekanis

Rem cakram mekanis adalah sistem pengereman yang memanfaatkan kawat kabel untuk menghubungkan energi dari tuas rem menuju kaliper rem. Tipe ini dipakai pada sepeda karena desain yang simpel dan sangat hemat ruang.

Sementara pada kendaraan bermotor, tipe mekanis tidak direkomendasikan dengan alasan daya pengereman jauh lebih kecil. Sehingga kurang aman dipakai pada kendaraan berkecepatan tinggi.

2. Rem cakram hidrolis

Rem hidrolis adalah sistem pengereman yang memanfaatkan fluida sebagai pemindah tenaga dari tuas ke caliper rem. Cara kerja rem hidrolis yakni dengan memanfaatkan hukum pascal.

Kelebihan rem hidrolis ini sangat efisien dalam memindahkan tenaga. Sehingga daya yang kita kenakan pada tuas rem bisa ditransfer sepenuhnya ke caliper rem tanpa adanya kerugian tenaga. Sehingga daya pengereman juga akan lebih baik, itulah sebabnya hampir semua mobil dan motor menggunakan rem cakram hidrolis.

B. Jenis Rem Cakram Berdasarkan Caliper


Apabila kita lihat kaliper rem, maka ada dua jenis rem cakram. Yakni  ;

1. Tipe fixed caliper



Sesuai namanya, rem cakram tipe fixed caliper artinya rem cakram dengan kaliper tetap (fixed). Disebut kaliper tetap karena saat bekerja, posisi kaliper tidak berubah meski sedang mengerem maupun tidak.

Konstruksi didalam fixed caliper, ada dua buah piston yang bergerak saling berlawanan. Dimana tiap piston memiliki saluran hidrolis yang terhubung ke nipple inlet hydraulic. Sehingga ketika rem ditekan, kedua piston ini akan bergerak menjepit. Gerakan jepitan inilah yang akan menekan dua kampas rem agar menjepit piringan rem.

2. Tipe floating caliper



Sementara untuk tipe floating, memiliki kaliper rem yang menngambang (floating). Disebut mengambang karena caliper rem posisinya bisa bergerak kekanan dan kekiri sesuai tekanan yang diberikan pada pedal rem.

Konstruksi floating caliper hanya ada satu piston pada salah satu sisi, dengan saluran hidrolis juga hanya ada satu. Namun, posisi pin caliper tidak dibaut ke bracket kaliper. Sehingga kaliper bebas bergerak kekanan dan kekiri.

Saat peda rem ditekan, maka piston akan mendorong kampas rem. Disaat yang sama, tekanan pada piston juga mendorong caliper kearah dalam karena sifat kaliper bebas bergerak kekanan dan kekiri. Sehingga dua kampas rem tetap bisa menjepit piringan.

Pada video yang saya sertakan ini adalah contoh dari rem cakram tipe floating Animasi rem cakram tipe floating

Secara umum, antara tipe fixed caliper dan floating caliper memiliki perbedaan pada ;

  • Desain fixed caliper lebih rumit, desain floating caliper sederhana
  • Ukuran fixed caliper lebih besar dari pada ukuran floating caliper
  • Kekuatan pengereman fixed caliper lebih besar dibandingkan kekuatan floating caliper
  • Floating caliper lebih awet karena memiliki sedikit gesekan komponen daripada fixed caliper
  • Fixed caliper digunakan pada mobil ukuran besar seperti Big SUV/Double Cab dan offroader, floating caliper dipakai pada MPV, Sedan, Hatchback, serta Mini/Mid SUV.


C. Berdasarkan Jumlah Piston


Berdasarkan jumlah pistonnya, rem cakram juga memiliki tiga macam. Yakni ;

1. Tipe single piston



Pada tipe single piston, hanya ada satu piston pada salah satu sisi caliper. Sehingga akan memperkecil ukuran kaliper namun memperkecil juga luas penampang penekanan kampas rem. Sehingga daya pengereman bisa kurang merata.

Namun untuk mobil dengan diameter velg yang kecil (R15 kebawah) tipe single piston ini banyak digunakan karena memang lebar kampas rem tidak terlalu luas serta bobotnya yang ringan tidak memerlukan daya pengereman yang sangat tinggi.

2. Tipe double piston



Tipe double piston, memiliki dua buah piston pada satu sisi caliper. Tipe ini banyak digunakan pada mobil dengan diameter velg besar (R17 keatas). Karena lebar kampas rem itu lebih luas, sehingga perlu penekanan yang lebih luas dari piston rem.

Hasilnya, daya pengereman bisa lebih kuat namun akan memperbesar ukuran kaliper rem. Tipe ini juga banyak diaplikasikan pada SUV karena memang bisa menggantikan tipe fixed caliper yang kurang awet juga memiliki desain rumit.

Demikian artikel singkat tentang macam macam rem tromol beserta fungsi dan cara kerjanya, semoga bisa menambah wawasan kita.

Cara Kerja Rem Mekanik Pada Kendaraan

Sistem rem berfungsi untuk menurunkan kecepatan kendaraan secara efisien dan efektif agar tidak terjadi kecelakaan. Bisa dibilang rem berperan sebagai “main active safety device” karena rem ini memang perangkat utama yang digunakan untuk mencegah kecelakaan secara aktif.

Kalau dilihat dari jenisnya, kita mengenal rem cakram, rem tromol, engine brake dan lainnya. Itu kalau kita lihat pada sub kategori jenis rem berdasarkan cara kerjanya, tapi berdasarkan mekanisme penggerak rem maka ada tiga jenis sistem rem antara lain ;



Seperti namanya, rasanya tidak perlu kita definisikan secara panjang apa perbedaan diantara ketiga jenis rem tersebut karena anda sudah pasti paham ketika membaca namanya. Untuk rem hidrolik dan rem angin sudah pernah kita bahas sebelumnya jadi bagi anda yang ingin mendalami tentang mekanisme rem tersebut bisa klik link diatas.

Tinggal sistem mekanis yang belum dibahas, oleh sebab itu diartikel ini akan kita bahas definisi, prinsip kerja serta komponen sistem rem mekanis.

Pengertian Rem Mekanik

img metrotvnews.com

Rem mekanis adalah mekanisme penggerak rem yang menggunakan kawat kabel secara mekanik. Dikatakan mekanis karena untuk menghubungkan gerakan dari pedal rem/tuas rem ke aktuator rem digunakan sebuah kawat baja.

Kelebihan sistem rem mekanis adalah memiliki konstruksi yang simpel dan mudah dikostuminasi. Namun mekanisme ini sangat rewel apalagi kalau sudah berumur karena sifat logam (pada kawat baja) itu bisa memuai. Sehingga dalam jangka waktu tertentu rem bisa tidak pakem.

Kondisi tersebut membuat sistem rem mekanis ini tidak dipakai pada mobil-mobil premium, mekanisme ini hanya dipakai sebagai mekanisme penggerak rem parkir pada mobil namun pada motor sistem rem mekanis ini masih banyak diterapkan pada rem belakang motor yang masih menggunakan tipe tromol.

Komponen Utama Sistem Rem Mekanik

Rem mekanis memiliki empat komponen utama yakni ;

  1. Tuas rem/pedal rem, berfungsi sebagai inputan bagi pengemudi untuk mengaktifkan sistem rem.
  2. Kawat kabel, berfungsi menyalurkan tenaga dari pedal rem ke aktuator rem.
  3. Brake lever, merupakan tuas yang akan menggerakan aktuator rem saat brake lever ini tertarik oleh kawat kabel.
  4. Return spring, pegas berfungsi mengembalikan posisi pedal rem dan brake lever saat pedal rem berhenti ditekan.


Cara Kerja Rem Mekanik


Ketika pengemudi menginjak pedal rem maka seperti layaknya tuas, ujung pedal rem yang lain akan menarik sebuah kawat kabel. Kawat kabel ini terhubung ke brake lever yang terletak pada aktuator rem. Brake lever itu tuas yang menggerakan sepatu rem pada rem tromol atau tuas yang menggerakan piston rem cakram agar menjepit piringan. Intinya, brake lever menjadi input untuk melaksanakan pengereman.

Saat kawat tertarik, maka kawat akan menarik brake lever sehingga sistem rem akan aktif dan kendaraan bisa berhenti.

Ketika pengemudi melepaskan injakan pedal rem, maka ada return spring yang terletak pada aktuator rem dan pedal rem yang sama-sama mengembalikan posisi pedal rem keatas. Akibatnya brake lever kembali terbebas dan sistem rem bisa release.

Mudah bukan bagaimana cara kerja rem mekanis ini, sekian artikel yang bisa kami bagikan semoga bisa menambah wawasan kita.

7 Komponen Rem ABS dan Fungsinya

Sistem rem ABS adalah sebuah terobosan baru pada dunia otomotif yang digunakan untuk mencegah selip pada roda kendaraan saat mengerem atau melintasi jalan licin. Cara kerja rem ABS yakni dengan memanipulasi tekanan hidrolik yang berasal dari pedal rem untuk menyesuaikan kondisi roda.

Secara sederhana, saat roda terdeteksi selip maka tekanan hidrolik akan di release sejenak dan ketika roda terbebas tekanan hidrolik akan kembali diteruskan. Sehingga pengereman bisa terus berlangsung.

Lalu, apa saja bagian atau komponen-komponen yang terdapat pada sistem ABS ? simak selengkapnya dibawah.

Komponen Rem ABS beserta fungsinya

gambar diagram sistem ABS by Autoexpose

1. Master silinder

Fungsi master silinder adalah sebagai pengkonversi gerakan mekanis dari pedal rem menjadi tekanan hidrolik. Master silinder bekerja dengan menggunakan piston yang ditekan oleh pedal dan piston ini menekan minyak rem. Minyak rem bertekanan ini akan disalurkan ke pompa ABS.

2. ABS hydraulic control valve

Katup ABS secara sederhana adalah pintu gerbang minyak rem dari master silinder menuju silinder roda. Pada sistem rem non-ABS, minyak rem dari master silinder akan langsung ke silinder roda. Namun pada sistem ABS, katup ini berfungsi untuk memanipulasi tekanan hidrolik dari master silinder.

Setidaknya ada tiga posisi katup ABS yakni ;

  • Posisi satu, katup akan terbuka sehingga tekanan hidrolik minyak rem dari master silinder bisa dilanjutkan ke silinder roda.
  • Posisi dua, katup akan tertutup sehingga aliran minyak rem akan terblokir, ini bertujuan untuk mencegah tekanan hidrolik terlalu tinggi saat pengemudi menginjak pedal rem sekuat tenaga. Dengan kata lain, saat posisi dua ini tekanan hidrolik sebelum katup ABS bisa lebih besar dibandingkan setelah katup ABS.
  • Posisi tiga, katup akan mengurangi sebagian tekanan hidrolik pada silinder roda untuk menyesuaikan beban pengereman dan mencegah roda terkunci.


Katup ini juga tidak hanya satu, tapi menyesuaikan roda kendaraan. Untuk mobil maka terdapat empat buah katup yang akan mengatur tekanan hidrolik masing-masing roda secara independen.

3. ABS pump


Pompa ABS memiliki fungsi untuk mengembalikan tekanan hidrolik pada silinder roda setelah tekanan hidrolik drop karena pembukaan katup ABS. inilah yang menyebabkan sistem rem tetap bekerja meski katup ABS bekerja dengan mengurangi tekanan hidrolik pada silinder roda.

Mekanismenya, saat roda terkunci maka tekanan hidrolik pada roda tersebut akan dikurangi sampai roda kembali berputar. Ketika roda sudah berhasil berputar, maka pompa ABS akan mengembalikan tekanan hidrolik dengan cepat. Begitulah seterusnya mekanisme ini berlangsung, tapi kita tidak merasakan siklus kerjanya karena dalam satu detik siklus ini bisa berlangsung hingga 5 kali.

Pompa ABS menggunakan motor listrik, sehingga sumber tenaganya jelas dari aki mobil.

4. ABS control module

Fungsi ABS control module adalah sebagai perangkat “processing unit” untuk mengatur kapan waktunya, berapa lama interval katup terbuka dan tertutup. Selain itu, ABS control module ini juga mengatur kapan ABS pump harus bekerja.

Module ini mirip ECM pada sistem efi mesin, bedanya module ini hanya mengatur pada area sistem pengereman. Jadi ABS control module akan menerima info dari sensor, lalu melakukan perhitungan dan hasilnya akan digunakan untuk memberi perintah ke aktuator dalam hal ini valve dan ABS pump.

5. Speed sensor

Ini adalah sensor utama sistem ABS, fungsi speed sensor adalah untuk mendeteksi kecepatan masing-masing roda. Beberapa orang juga menyebutnya dengan wheel speed sensor, atau sensor ABS. meski fungsinya untuk mendeteksi kecepatan roda sensor ini sangat penting keberadaannya untuk sistem ABS.

Karena yang mendeteksi roda terkunci atau selip ya sensor-sensor ini. Cara kerja sensor ini sama seperti CKP sensor yang memnfaatkan induksi elektromagnet roda bergerigi dengan pick-up coil. Jumlah sensor ini, juga menyesuaikan jumlah roda kendaraan.

6. Wheel cylinder

img by hella.com

Silinder roda berfungsi untuk mengubah tekanan hidrolik pada minyak rem menjadi gerakan mekanis yang mendorong kampas rem untuk menjepit ke piringan. Cara kerjanya juga sama seperti master silinder dengan memanfaatkan piston, namun piston ini akan ditekan oleh minyak rem dan hasilnya piston akan menekan kampas rem.

7. Hydraulic brake channels

Saluran hidrolik berfungsi sebagai jalur aliran minyak rem dari master silinder sampai ke silinder roda. Kalau anda lihat, saluran hidrolik pada sistem ABS akan lebih rumit karena dari ABS valve terdapat empat buah saluran yang mengarah ke masing-masing roda secara independen.

Bahan saluran ini, juga tetap mempertahankan material logam karena kuat terhadap panas, dan kuat juga terhadap gesekan benda tajam.

Demikian artikel singkat tentang komponen rem ABS dan fungsinya semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Sistem Rem Tromol – Pengertian, Fungsi, Prinsip Kerja dan Komponen

Secara umum, ada dua jenis sistem pengereman. Yakni sistemrem cakram dan rem tromol. Rem cakram, adalah sistem rem dengan metode jepitan, sementara rem tromol menggunakan metode yang lain. Lantas, apa itu rem tromol dan bagaimana cara kerja rem tromol ?

Pengertian Rem Tromol


Rem tromol adalah sistem pengereman pada kendaraan, yang menggunakan metode gesekan antara kampas dengan sebuah komponen berbentuk mangkuk.

Perbedaannya dengan rem cakram ada pada arah gesekan. Rem cakram memiliki arah gesekan yang saling mendekati (menjepit), sehingga pada rem cakram piringan terdapat ditengah dua kampas.

Namun pada rem tromol, arah gesekan saling menjauhi. Sehingga tromol yang terhubung dengan roda diletakan disisi luar dari dua kampas rem.

Kelebihan rem tromol
  • Lebih awet karena memiliki kampas rem yang lebar
  • Permukaan kampas rem lebar membuat daya pengereman cukup kuat serta lembut, sehingga cocok dipakai pada mobil berbobot besar
  • Lebih bersih (aman dari kotoran luar) karena sistem rem ini bersifat tertutup


Kekurangan rem tromol
  • Sifatnya yang tertutup membuat pelepasan panas sedikit terganggu
  • Karena arah gerakan saling menjauhi, membuat rem kurang responsif
  • Memiliki efisiensi lebih buruk dibandingikan rem cakram, karena arah gerakan ini akan menimbulkan sedikit kerugian tenaga.


Prinsip Kerja Rem Tromol


Seperti yang dijelaskan diatas, rem tromol bekerja dengan prinsip gesekan. Gesekan ini akan mengubah energi putar pada tromol rem menjadi energi panas. Sehingga putaran roda akan berhenti dan temperature sekitar rem akan meningkat.

Konstruksi rem tromol memiliki dua buah kampas rem yang terletak dibagian dalam. Lalu dibagian luar kampas rem terdapat komponen berbentuk mangkuk yang kita kenal sebagai tromol rem.

Arah gerakan rem tromol itu saling menjauhi, artinya saat rem ditekan maka duua buah kampas rem akan bergerak ke arah luar (saling menjauhi). Gerakan tersebut akan membuat kampas rem menekan permukaan dalam tromol rem. Sehingga terjadilah gesekan yang akan menghentikan putaran tromol dan roda.

Komponen Utama Rem Tromol


Secara umum, ada tiga komponen utama pada sistem pengereman tipe tromol. Yaitu ;

1. Sepatu rem

Sepatu rem adalah komponen yang berfungsi untuk menempelkan kampas rem. Sepatu rem berbentuk setengah lingkaran yang memiliki permukaan luar rata. Di permukaan luar inilah ditempelkan sebuah kampas rem.

Lebar kampas rem pada sepatu rem, itu cukup besar apabila dibandingkan dengan kampas rem cakram. Karena kampas rem ini, memanjang sepanjang permukaan sepatu rem.

Hal tersebut membuat luas penampang rem menjadi semakin lebar dan kuat.

2. Silinder roda

Fungsi silinder roda, hampir sama dengan kaliper pada rem cakram. Yakni untuk menggerakan sepatu rem untuk bergerak menekan tromol rem.

Bentuk silinder roda, seperti sebuah silinder yang memiliki dua buah piston pada dua ujungnya. Didalam silinder ini, terisi cairan hidrolik yang akan menggerakan piston ke luar. Saat piston terdorong oleh cairan hidrolik maka kampas rem akan ikut bergerak ke arah luar.

Sehingga penekanan kampas rem terhadap tromol bisa terjadi.

3. Tromol rem

Tromol rem adalah komponen berbentuk seperti mangkuk yang dijadikan sebagai media gesekan. Fungsi tromol rem sebagai perantara putaran dari roda, artinya tromol rem itu akan berputar sesuai putaran roda. Sehingga ketika tromol rem dihentikan putarannya, otomatis roda kendaraan akan berhenti berputar.

Tromol rem terbuat dari besi solid sehingga saat bergesekan dengan kampas rem, tidak terjadi keausan. Kalaupun terjadi keausan, itu akan berlangsung cukup lama.

Selain 3 komponen diatas, apabila dibahas secara rinci maka ada 6 tambahan komponen lagi. Selengkapnya bisa simak ; 9 Kompnen rem tromol beserta fungsinya

Jenis – Jenis Rem Tromol


Kalau dilihat dari konstruksinya, ada 6 macam rem tromol. Yakni ;

1. Tipe leading Trailing

Sesuai namanya, satu sepatu rem berperan sebagai leading dan satunya sebagai trailing. Leading shoe artinya sepatu rem menekan tromol dengan putaran tromol melawan arah gerakan kampas. Sementara trailing menekan tromol dengan putaran tromol searah dengan gerakan kampas.

Ciri rem tipe leading trailing, adalah memiliki satu silinder roda di bagian atas dan ujung bawah sepatu rem itu fixed (dibaut) pada backing plate. Sehingga permukaan yang efektif menekan tromol adalah permukaan kampas  bagian atas.

2. Tipe leading shoes


Tipe ini, memiliki dua silinder roda yang terletak di ujung atas dan bawah sepatu rem. sehingga, saat rem ditekan baik permukaan atas atau permukaan bawah kampas rem seluruhnya akan tertekan ke permukaan tromol rem.

 Tipe leading shoes juga dibagi lagi menjadi dua tipe, yakni ;
  • Single leading, artinya masing-masing silinder roda hanya memiliki satu buah piston. Sehingga hanya mampu menggerakan salah satu sisi dari kampas rem.
  • Dual leading, artinya masing-masing silinder memiliki dua buah piston. Sehingga semua permukaan kampas rem akan sempurna tertekan ke arah tromol rem.


3. Tipe servo


Tipe servo adalah tipe rem tromol yang memiliki floating adjuster. Artinya, adjuster atau penyetel celah rem bisa bergerak ke kanan dan kekiri.

Tipe ini memiliki konstruksi sama seperti leading trailing, dengan satu silinder roda yang terletak di bagian atas dan sebuah adjuster dibagian bawah. namun adjuster ini, tidak dibaut ke backing plate. Sehingga bisa bergerak ke kanan dan kekiri dengan bebas.

Fungsi dari floating adjuster ini, sebenarnya merupakan penyempurnaan dari tipe leading trailing agar lebih banyak permukaan kampas rem yang dapat menekan permukaan tromol.

Tipe servo juga memiliki dua tipe lagi, yakni ;
  • Uni servo, hanya memiliki satu silinder roda dengan satu piston.
  • Duo servo, memiliki satu silinder roda dengan dua buah piston.
Agar lebih paham tentang bagaimana cara kerja rem tromol tipe servo ini simak video berikut


Sementara kalau dikategorikan berdasarkan metode penggerak, maka ada dua tiga macam sistem rem tromol. Yakni

1. Rem tromol Mekanis

Rem mekanis adalah rem yang masih digerakan oleh kawt secara mekanis. Konstruksi rem mekanis cukup sederhana, karena hanya menggunakan sebuah kawat untuk menghubungkan pedal rem/tuas rem ke aktuator rem.

Namun kekurangannya, ada pada efisiensi pengereman. Sistem ini memiliki banyak kerugian tenaga, sehingga perlu menekan pedal rem cukup keras untuk mengentikan laju kendaraan. Selain itu, sifat kawat yang memuai membuat penyetelan rem ini harus dilakukan secara terus menerus.

Meski demikian, pada sepeda motor sistem rem tromol mekanis masih digunakan. Khususnya pada motor matic.

2. Rem tromol hidrolik

Rem hidrolik adalah sistem penggerak rem yang memanfaatkan fluida sebagai pemindah tenaga. Karena fluida ini tidak dapat dikomporesi serta tidak dapat memuai maka efisiensi penyaluran tenaga dari tuas rem akan berlangsung 100%.

Selain itu, sistem hidrolik juga sangat fleksibel dan juga bisa digabungkan dengan sistem rem cakram hidrolik. Sehingga rem cakram dan rem tromol dapat sama-sama berfungsi ketika pedal rem diinjak.

Karena efisiensinya, hampir semua mobil yang diproduksi saat ini menggukanan sistem hidrolik sebagai penggerak sistem rem.

3. Rem angin

Sistem rem angin, merupakan penggerak rem yang memanfaatkan tekanan udara untuk menggerakan tuas rem. kelebihan sistem rem angin, ada pada tenaga pengeremannya.

Hal ini karena untuk menekan tuas rem, tidak menggunakan tenaga manusia melainkan menggunakan tekanan angin yang bisa diset cukup besar. Dalam hal ini, tenaga manusia hanya digunakan untuk mengatur katup yang membuka angin bertekanan tersebut untuk menekan tuas rem.

Dari hal tersebut, rem angin ini banyak digunakan pada mobil-mobil berbobot besar seperti truk tronton dan bus.

Demikian artikel mengenai pengertian dan fungsi sistem rem tromol. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Materi Sistem Rem Cakram Paling Rinci (Komponen, Cara Kerja, Gambar Proses)

Secara umum, sistem rem merupakan komponen yang akan menunjang keselamatan dalam berkendara. Pasalnya, komponen ini berperan dalam pengurangan laju kendaraan.

Sistem rem sendiri, dibagi menjadi beberapa tipe. Antara lain rem cakram dan rem tromol. Lantas, apa itu rem cakram ? bagaimana cara kerja rem cakram ? simak ulasan berikut.

Artikel pendukung ; 8 macam sistem rem yang banyak digunakan pada kendaraan

Pengertian Rem Cakram


makalah sistem rem.pdf

Rem cakram adalah sistem pengereman yang menggunakan metode jepit untuk mengurangi dan menghentikan putaran sebuah piringan yang terletak pada roda kendaraan.

Sistem rem cakram ini, dinilai lebih simpel dan lebih responsif, karena dengan luas penampang rem yang kecil namun arah gaya gesek saling menekan membuat sistem pengereman menjadi lebih efektif.

Kelebihan Rem Cakram


  • Memiliki bentuk yang ringkas sehingga cocok untuk kendaraan kecil
  • Dengan model yang terbuka, membuat pelepasan panas menjadi lebih baik sehingga rem tidak gampang panas.
  • Daya pengereman mencapai 100% karena metode yang digunakan adalah jepitan.
  • Durabilitas juga cukup baik meski kondisi rem basah.


Kekurangan Rem Cakram


  • Memiliki luas kampas yang lebih kecil sehingga daya pengereman tidak sekuat rem tromol
  • Lebih cepat aus karena metode "jepitan" pada rem cakram membuat penekanan kampas menjadi besar
  • Dengan model terbuka, kaliper berpotensi kemasukan kotoran yang bisa merusak kaliper.
  • Pada beberapa jenis, velg pada roda yang menggunakan rem cakram akan lebih kotor.


Prinsip Kerja Rem Cakram


Seperti yang disinggung diatas, rem cakram bekerja dengan metode jepitan pada sebuah piringan.


Jepitan kampas rem pada sebuah piringan ini, digerakan oleh piston yang terdapat didalam caliper rem.

Saat kita menginjak pedal rem, maka cairan hidrolik akan mengalir dan menekan piston didalam kaliper rem. Piston yang tertekan ini akan bergerak menekan dua buah kampas rem dengan arah saling mendekati secara segaris.

Ditengah dua kampas rem terdapat sebuah piringan rem yang terhubung dengan roda. Sehingga gerakan kampas rem yang saling mendekati akan menjepit piringan rem.

Untuk lebih detail, anda bisa simak Cara kerja rem cakram hidrolik.

Komponen Rem Cakram


Secara umum, ada tiga buah komponen pada rem cakram. Yakni ;

1. Piringan rem


Disc brake atau piringan rem adalah komponen berbentuk lingkaran pipih mirip piringan yang dihubungkan dengan roda kendaraan. Piringan ini terbuat dari besi solid sehingga kuat digunakan untuk bergesekan dengan kampas rem.

2. Kampas rem


Kampas rem adalah bahan organic yang di tempatkan pada kedua sisi piringan rem. Fungsi kampas rem adalah sebagai media gesek yang akan menghentikan putaran piringan.

Sebagai komponen yang bergesekan, maka kampas rem dibuat dari bahan yang memiliki ketahanan panas baik. Dalam artian, bukan bahan yang bersifat konduktor.

Ini karena gesekan antara kampas rem dan piringan akan menghasilkan panas.

3. Kaliper rem


Kaliper rem adalah komponen yang berfungsi menggerakan kampas rem untuk menjepit atau lepas dari piringan rem.

Selain tiga komponen utama diatas, masih ada sekitar 4 komponen tambahan. Untuk mengetahuinya, simak artikel ini ; 7 Komponen sistem rem cakram beserta fungsinya

Untuk melihat bagaimana rem cakram beroperasi bisa simak video animasi berikut ;



Tipe Tipe Rem Cakram


Apabila dikategorikan berdasarkan jumlah piston, maka ada dua macam tipe kaliper.

  1. Single piston, merupakan kaliper rem yang hanya memiliki satu buah piston untuk menggerakan dua kampas rem.
  2. Multi piston, merupakan kaliper rem yang memiliki dua atau lebih piston untuk menggerakan kaliper rem. Biasanya semakin banyak piston semakin tinggi pula permukaan gesek rem.


Sementara kalau dikategorikan berdasarkan tipe aliran fluida, juga ada dua macam. Yakni

  1. Tipe fixed caliper, tipe ini biasanya memiliki dua atau lebih piston yang terletak disamping kanan dan kiri kampas rem. Saat rem ditekan, maka piston-piston ini saling menjepit.
  2. Tipe floating caliper, tipe ini biasanya hanya memiliki satu piston yang terletak di sisi dalam. Namun, posisi caliper bisa digerakan ke kanan dan kekiri. Sehingga ketika rem ditekan, gerakan piston akan mendorong kaliper untuk bergerak sehingga bisa menjepit kampas.


Demikian artikel mengenai sistem rem cakram, Semoga bisa menambah wawasan kita semua.

Materi Sistem Rem Kendaraan Terlengkap (Definisi, Cara Kerja, dan Jenisnya)

Sistem rem adalah mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan agar laju kendaraan bisa dikendalikan. Sistem pengereman, menggunakan prinsip perubahan energi dari energi gerak ke energi panas. Sehingga, gerakan pada roda kendaraan bisa berkurang.

Pengertian dan Fungsi Sistem Rem


Seperti yang dijelaskan diatas, sistem rem ini merupakan mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan. Dengan kata lain, sistem pengereman menjadi salah satu komponen keselamatan aktif pada mobil dan motor.

Fungsi sistem rem antara lain ;

  • Mengurangi kecepatan kendaraan secara berkala atau drastis
  • Menahan kendaraan agar tidak bergerak maju atau mundur

Prinsip Kerja Sistem Rem


Sistem rem menggunakan prinsip perubahan energi dari energi gerak ke energi panas.

Ini adalah kebalikan dari mesin, mesin kendaraan menggunakan perbubahan energi dari panas pembakaran ke bentuk gerakan. Namun, saat gerakan itu disalurkan ke roda ada mekanisme lain yang memperlambat putaran roda dengan mengubahnya kembali ke bentuk energi panas.

Ini karena energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, sehingga untuk menghilangkan sebagian energi pada roda kendaraan, harus diubah ke bentuk lain. Bentuk perubahan energi yang paling memungkinkan adalah perubahan ke energi panas.

Cara perubahan energi sistem rem


Untuk mengubah energi gerak ke energi panas, sistem pengereman menggunakan gesekan dua material.

Kita tahu, kalau gesekan pasti menimbulkan panas. Panas tersebut timbul karena proses perubahan energi dari energi gerak yang saling bergesekan menjadi energi panas. Sehingga temperatur permukaan benda yang bergesekan lebih tinggi, namun gerakan benda tersebut melemah.

Material benda gesekan pada sistem rem


Dalam sistem rem, gesekan ini diperoleh antara piringan yang terhubung dengan roda (berputar) dengan kampas rem yang terhubung dengan chasis kendaraan (diam).

Namun seperti yang anda ketahui, gesekan ini pasi menghasilkan panas. Dan panas, bisa melelehkan logam. Sehingga harus ada penyesuaian material pada piringan dan kampas rem.

Kalau dua benda ini berbahan logam, pasti gesekan akan menimbulkan panas yang cukup besar juga suara yang cukup kasar. Namun kalau dua benda ini terbuat dari bahan organik (isolator) maka ketahanannya lemah sehingga akan cepat tergerus.


Dari kondisi ini, maka piringan rem yang berputar dibuat dari bahan besi solid. Besi ini, juga dibuat dengan permukaan gesek yang halus agar saat bergesekan, tidak  menimbulkan suara yang berisik.


Sementara kampas rem, umumnya terbuat dari bahan organic (keramik, asbes ) yang memiliki permukaan lebih kasar. Sehingga tetap memiliki gaya gesek yang besar.

Jenis – Jenis Sistem Rem


Secara umum ada dua macam sistem rem, yakni ;

1. Sistem rem tromol


Rem tromol, adalah sistem pengereman tertutup yang menggunakan komponen berbentuk seperti mangkuk yang diletakan dibagian luar kampas rem.

Komponen berbentuk mangkuk ini, dinamakan tromol dan terhubung dengan roda kendaraan.

Sementara didalam tromol rem, terdapat dua buah kampas rem yang memiliki luas penampang cukup lebar. Saat rem diaktifkan, maka dua kampas rem ini akan menekan permukaan dalam tromol rem ke arah luar. Sehingga gerakan tromol dan roda bisa terhenti.

Selengkapnya, bisa anda simak pada artikel ini ; Komponen dan cara kerja rem tromol

2. Sistem Rem Cakram


Rem cakram, adalah sistem rem terbuka yang menggunakan metode penjepitan piringan untuk menghentikan putaran piringan rem.

Untuk komponennya, terdapat sebuah piringan berbentuk lingkaran yang terhubung dengan roda. Lalu pada satu titik, terdapat dua kampas rem yang terletak disamping kanan dan kiri piringan.

Saat rem diaktifkan, kampas rem akan menjepit bagian piringan yang berputar. Sehingga putaran roda serta piringan rem akan terhenti. (selengkapnya bisa baca ; Pengertian dan prinsip kerja rem cakram kendaraan)

Selain dua jenis rem diatas, jika dikupas lebih detail ada 8 macam sistem rem. Anda bisa membaca artikel berikut ; 8 Jenis Sistem Rem Kendaraan beserta Cara kerjanya

Komponen sistem rem


Nama komponen pada sistem rem, memang berbeda tiap jenis rem. Tapi, kalau secara umum komponen sistem rem terbagi menjadi tiga bagian yakni ;

1. Komponen input

Komponen input, merupakan bagian sistem rem yang berfungsi sebagai tempat aktifasi sistem pengereman. Dari komponen inilah, pengemudi mengaktifkan sistem rem.

Biasanya yang termasuk dalam komponen input adalah pedal rem pada mobil, atau tuas rem pada sepeda motor.

2. Komponen penghubung

Komponen penghubung, adalah bagian sistem rem yang menghubungkan gerakan pada input menuju aktuator rem. Meski bagian ini hanya menghubungkan, namun konstruksinya juga harus diperhitungkan agar tidak mengalami kerugian tenaga.

Yang masuk dalam bagian ini, adalah kawat rem pada sistem rem mekanis atau kalau yang lebih maju menggunakan hidrolik dan pada bus biasanya menggunakan tekanan angin.

3. Aktuator rem

Aktuator rem, adalah komponen yang bertindak langsung menghentikan putaran roda. Di bagian inilah proses perubahan energi dari energi putar ke energi panas terjadi. Kinerja aktuator rem, hanya akan aktif saat pengemudi mengaktifkannya melalui bagian input.

Yang termasuk dalam aktuator rem, adalah rem cakram, rem tromol dan rem parkir.

Bagaimana dengan Engine Brake ?


Selain sistem pengereman yang terdapat pada roda, ada pula pengereman yang tidak terdapat pada roda kendaraan. Contohnya engine brake.

Engine brake, juga sama dengan rem roda yang berfungsi untuk memperlambat laju kendaraan. Namun engine brake tidak mampu mengentikan kendaraan hingga 0 KM/jam.

Ini karena prinsip kerja engine brake berbeda dengan sistem rem gesek.

Engine brake memanfaatkan RPM mesin yang lebih rendah untuk memperlambat putaran roda yang lebih tinggi dari RPM mesin. Sehingga, saat rem ini diaktifkan mobil terasa tertahan.

Meski tidak bisa menghentikan laju kendaraan hingga 0 Km/Jam, engine brake ini cukup berguna saat memperlambat laju kendaraan di kecepatan tinggi. Karena aktifasinya juga mudah, tinggal lepas gas (tanpa injak kopling) maka engine brake akan aktif.

Demikian artikel lengkap mengenai pengertian, fungi dan prinsip kerja sistem rem. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.

7 Komponen Rem Hidrolik dan Fungsinya

Sistem rem pada mobil, sekarang semuanya sudah menggunakan prinsip hidrolik untuk menggerakannya. Sementara pada motor, hampir semuanya sekarang sudah menerapkan siste hidrolik ini.

Sebenarnya apa kelebihan sistem hidrolik sehingga dijadikan penggerak rem ? dan apa saja komponen-komponen pada sistem rem hidrolik ini ? apakah sama dengan rem mekanis ?

Selengkapnya simak pembahasan berikut ini.

Baca pula ; Prinsip kerja sistem hidrolik

Nama Komponen Rem Hidrolik dan Fungsinya


Ada 5 macam komponen utama pada sistem rem hidrolik, yakni ;

1. Pedal rem/Tuas rem (input device)

Dinamakan sebagai input device karena pedal rem memiliki fungsi sebagai input untuk mengetahui kapan rem akan aktif dan kapan rem akan non aktif. Secara sederhana, ketika kita menekan pedal rem maka rem tersebut akan aktif.

Disini pedal bertugas untuk memasukan daya tekan yang diberikan oleh kita agar sistem hidrolik rem bisa bergerak.

2. Master silinder

Master silinder merupakan komponen yang mengubah gerakan mekanis menjadi tekanan hidrolik. Pengubahan ini diperlukan karena prinsip kerja sistem hidrolik adalah dengan menggunakan tekanan fluida.

Jadi, energi gerak yang sebelumnya ada pada pedal akan ditranslate ke tekanan hidrolik oleh komponen master silinder.

Bagaimana master silinder mengubah energi ini ?


Master silinder memiliki tabung dan piston, piston ini terhubung dengan pedal rem serta piston ini bergerak bolak balik didalam tabung. Gerakan piston, mempengaruhi ruang didalam tabung, sehingga kalau didalam tabung diisi dengan fluida maka tekanan fluida tersebut akan berubah-ubah tergantung gerakan piston.

3. Reservoir Tank

Sebenenarnya, reservoir tidak masuk kedalam susunan komponen sistem rem hidrolis secara langsung. Namun karena berhubungan dengan fluida, maka akan lebih aman kalau diberikan tabung untuk menyimpan fluida cadangan.

Fungsi reservoir dalam sistem rem hidrolis adalah untuk menyimpan cadangan minyak rem atau fluida yang akan dijadikan sebagai penyalur tenaga. Ini akan menghindari resiko masuk angin, yang kerap menimbulkan rem blong.

Masuk angin adalah istilah dimana ada udara masuk kedalam sistem hidrolik. Karena udara ini bisa dikompresi maka ketika tekanan fluida meningkat, itu tidak menggerakan bagian ujung. Akibatnya saat rem ditekan akan ngempos.

4. Pipa hidrolik

Selang atau pipa hidrolik berfungsi sebagai saluran tempat mengalirnya fluida atau minyak rem yang memiliki tekanan. Karena tekanan fluida hidrolik ini bisa cukup tinggi, maka selang hidrolis ini dibuat dari bahan khusus.

Biasanya dalam satu sistem rem, ada pipa logam dan ada pula pipa yang elastis. Mayoritas pipa ini terbuat dari logam yang tidak dapat ditekuk. Hal ini membuktikan bahwa tekanan fluida didalam selang bisa cukup tinggi ketika rem beroperasi.

5. Caliper/Actuator rem

Fungsi caliper adalah untuk mengubah kembali energi pada tekanan fluida ke bentuk gerakan mekanis. Sehingga, energi ini bisa digunakan untuk menggerakan kampas rem agar menekan piringan rem.

Istilah aktuator, sebenarnya lebih umum digunakan. Caliper itu hanya ada pada sistem rem cakram, sementara pada rem tromol hidrolik ada yang namanya wheel cylinder. Baik caliper atau wheel cylinder dua-duanya merupakan aktuator rem hidrolik.

Bagaimana cara aktuator mengubah energi ?


Tentunya anda sudah paham kalau tekanan hidrolik ini bisa diarahkan kemana saja dengan mudah. Dalam hal ini, ujung dari saluran hidrolik akan dimasukan dalam sebuah ruang. Pada ruang ini, juga terdapat piston yang bisa bergerak bolak balik. Gerakan piston akan mempengaruhi volume ruang ini.

Saat rem ditekan, maka fluida dari reservoir akan tertekan masuk kedalam ruang aktuator ini. Sehingga memaksa piston untuk bergerak, pergerakan piston inilah yang digunakan untuk menggeraan kampas rem sehingga pengereman pun bisa berlangsung.

6. Saluran bypass

Mobil memiliki empat roda yang masing-masing roda memiliki satu rem. Namun pedal rem hanya ada satu, keberadaan saluran bypass ini akan memungkinkan keempat rem akan bekerja melalui input satu pedal.

Saluran ini akan membagi saluran hidrolik yang keluar dari master silinder menjadi empat saluran. Masing-masing saluran ini akan dihubungkan ke masing-masing rem.

7. Fluida / Minyak rem

Pada sistem rem, fluida yang digunakan mungkin berbeda dibandingkan sistem hidrolik lain. Ini karena saluran didalam sistem rem ini lebih sempit sehingga perlu fluida yang lebih encer serta rem itu berhubungan dengan panas, sehingga selain encer fluida ini juga harus tahan panas.

Secara umum, minyak rem berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari master silinder ke aktuator tanpa mengalami kerugian tenaga sedikitpun. Kata kerugian tenaga dalam hal ini, bisa terjadi apabila ada kebocoran saluran atau karena ada udara yang masuk ke sistem.

Penerapan rem hidrolik pada rem cakram

Pada sistem rem cakram, pengereman terjadi karena piringan yang berbentuk pipih akan terjepit oleh kampas rem pada kedua sisinya. Hal ini menyebabkan piringan tersebut berhenti berputar, sistem hidrolik akan diterapkan agar piston (didalam caliper) bisa bergerak menjepit saat pedal rem ditekan.

Penerapan rem hidrolik pada rem tromol

Hampir sama dengan rem cakram, namun pada rem tromol pengereman terjadi karena sepatu rem yang ada didalam tromol akan menekan permukaan dalam tromol ke arah luar. Sehingga tromol yang terkoneksi dengan roda akan berhenti berputar.

Disini penerapan sistem hidrolik akan didesain agar dua buah piston (didalam silinder roda) bisa bergerak saling menjauh secara sejajar ketika pedal rem ditekan. Pergerakan ini akan mendorong sepatu rem untuk bergerak ke arah luar.

Demikian artikel lengkap dan jelas mengenai komponen sistem rem hidrolik dan fungsinya, semoga bisa menambah wawasan kita semua.