Showing posts with label Kaki Kaki Mobil. Show all posts

Cara Kerja Rem ABS Pada Kendaraan

Rem harusnya jadi perangkat untuk keselamatan saat berkendara. Tapi, karena rem juga kadang kecelakaan bisa terjadi.

Contohnya saat jalanan licin. Rem yang terlalu pakem justru bisa mengakibatkan roda slip, dan terjadilah kecelakaan.

Namun sekarang, ada teknologi ABS. Katanya, ini akan mencegah roda slip meski kita mengerem pada jalan yang licin.

Benarkah demikian ? Lalu bagaimana cara kerjanya ?

Simak artikel berikut. Kita bahas sedetail mungkin.



Pertama, kita bahas dulu konsep rem abs mengapa bisa mencegah slip.

Slip adalah posisi roda yang terkunci karena direm. Ketika roda terkunci, maka roda tidak lagi berputar, namun kendaraan masih tetap melaju.

Bagaimana untuk melepaskan kuncian ini ?

Mudah saja. tinggal lepas remnya, otomatis roda kembali berputar karena Tidak ada lagi yang menahan roda.

Namun selepas itu, rem harus kembali diaktifkan. Karena tujuan awal mengerem itu untuk memperlambat laju kendaraan.

Proses ini bertujuan agar roda kembali mendapatkan gripnya. Jadi ketika roda terdeteksi slip, sistem ABS akan menetralkan tekanan fluida. Sehingga roda bisa muter lagi.

Ketika roda baru muter, sistem ABS langsung menaikan tekanan fluida. Jadi, rem aktif lagi.

Kalau diilustrasikan, maka konsepnya kurang lebih seperti ini.

Tapi, proses itu berlangsung sangat cepat. Sehingga, kita tidak merasakannya.

Dibagian kedua, kita bedah didalam sistem ABS itu ada apa aja ? Bagaimana cara kerjanya ?

Komponen yang paling khas pada sistem ABS adalah unit pompa ABS ini. Komponen ini, punya banyak sekali selang hidrolik rem.



Komponen ini, sudah sepaket lengkap yang terdiri dari pompa hidrolik untuk menaikan tekanan minyak rem, ada juga katup hidrolik untuk menaik turunkan tekanan minyak rem, modulator untuk mengatur kinerja katup, dan ada soket yang menghubungkan sensor putaran roda.

Jadi ketika kita menekan pedal rem, tekanan minyak rem akan naik dan katup inlet akan menutup jalur minyak rem dari pedal.

Sehingga tekanan minyak rem dapat dipertahankan dalam posisi rem aktif.

Ketika salah satu roda slip, itu akan terdeteksi oleh sensor roda. Sensor yang mendeteksi slip, akan mengirimkan sinyal ke modulator. sehingga jalur minyak rem ke roda tersebut, akan di netralkan.

Hasilnya, roda kembali berputar.

Ketika roda sudah terdeteksi berputar, sensor kembali mengirimkan sinyal ke modulator untuk membuka jalur minyak rem. Hasilnya, rem pada roda tersebut kembali aktif.



Semua proses tadi, berjalan secara otomatis. Jadi, pengoperasian rem ABS ini sama saja seperti rem hidrolik biasa.

Saat kita lepas injakan pedal rem, Sensor tekanan akan menginformasikan ke modulator untuk membuka katup inlet. Sehingga minyak rem bisa balik ke reservoir dan rem terlepas.

Mungkin ada yang penasaran. bagaimana cara menetralkan, dan menaikan kembali tekanan minyak rem ke kaliper ?

Ini memang agak rumit. Tapi kita coba bahas sesimpel mungkin.



Kalau kita bongkar bagian modulator, kita akan melihat banyak sekali solenoid.

Fungsinya, untuk memaju-mundurkan katup.

Batangan besi ini, adalah katup-katupnya. Jadi masing-masing katup punya solenoidnya sendiri. Sehingga bisa dikendalikan secara individual.

Sebelumnya, sudah dijelaskan. Saat kita injak pedal rem, maka akan ada katup inlet yang menutup saluran minyak rem ke pedal.

Setelah katup itu tertutup, pompa akan hidup sejenak. Sehingga, kita akan melihat dua saluran dengan tekanan berbeda.

Saluran pompa sampai ke kaliper, punya tekanan tinggi. Sementara saluran yang tertutup katup inlet, tekanannya netral.

Pada saluran ini pula, terdapat ruang netralisir yang dilengkapi piston dan pegas. Fungsinya untuk apa ? Nanti anda juga bakal tahu.

Pada posisi ini, posisi kaliper dalam posisi mengerem. Karena tekanan minyak ke kaliper tinggi.

Untuk menetralkan tekanan minyak rem, salah satu katup akan menutup saluran dari pompa, dan satu lagi katup akan membuka saluran ke ruang netralisir.

Itu membuat minyak rem, masuk ke ruang netralisir. Dan karena disini terdapat piston plus pegas, maka minyak rem dapat masuk ke ruang netralisir tanpa menaikan tekanannya.

Apa hasilnya ?

Betul sekali, tekanan minyak rem ke kaliper akan turun. Ini membuat kaliper melepaskan cengkramannya, sehingga roda bisa muter.

Untuk menaikan tekanannya lagi, tinggal dibalik. Katup ke ruang netralisir akan tertutup, dan katup ke pompa akan terbuka. Lalu pompa menyala, sehingga tekanan minyak rem naik, dan rem aktif lagi.

Cukup canggih bukan, subscribe channel kami untuk mendapatkan pengetahuan otomotif lainnya.
Kenapa Cakram Depan Lebih Besar Daripada Cakram Belakang ?

Kenapa Cakram Depan Lebih Besar Daripada Cakram Belakang ?

Jika anda memperhatikan rem kendaraan, anda akan notice bahwa ukuran piringan rem depan lebih besar daripada rem belakang.

Apa yang membuat rem depan lebih besar daripada rem belakang ?

1. Memperbesar daya pengereman

Ketika kendaraan melakukan pengereman, maka ada transfer berat yang membuat bagian depan kendaraan cenderung bergerak kebawah.

Itu adalah weight transfer, peristiwa ini terjadi karena torsi kendaraan ke arah depan tiba-tiba ditahan oleh rem yang ada pada roda.

Sehingga berat kendaraan akan lebih condong ke roda depan.

Itulah sebabnya, beban pengereman roda depan lebih besar. Sehingga rem depan perlu beradaptasi.

Untuk memperbesar daya pengereman, kita bisa melakukan beberapa hal. Salah satunya memperbesar permukaan gesek antara brake pads dengan piringan rem.

Jadi, ukuran brake pads rem depan dibuat lebih besar agar permukaan geseknya lebih besar. Dalam melakukan tugasnya, permukaan brake pads akan bergesekan dengan disc. Sehingga ukuran disc harus menyesuaikan ukuran brake pads.

Karena penyesuaian ini, ukuran disc lebih besar daripada rem belakang.

2. Mempercepat pendinginan rem

Untuk menghentikan kendaraan, rem menggunakan gesekan antara brake pads dengan piringan rem. Proses itu akan menghasilkan panas, disamping itu bagian roda depan berdekatan dengan engine yang lokasinya juga ada didepan.

Sehingga sumber panas diarea depan kendaraan, itu lebih tinggi.

Untuk mendinginkan, salah satu caranya adalah dengan memperlebar kontak piringan dengan udara segar.

Itu akan membuat proses pendinginan rem lebih cepat sehingga rem tidak overheat meski digunakan dalam waktu lama.

Overheat pada rem bisa menyebabkan gagal sistem pengereman. Brake pads yang terekspos panas secara terus menerus akan mengeras. Dan itu membuat gaya geseknya menurun, sehingga kemampuan brake pads untuk menghentikan putaran piringan berkurang.

3. Memperbesar momen pengereman

Jika dibandingkan dengan rem tromol, rem cakram kurang optimal untuk menahan torsi putaran yang tinggi. Alasannya, permukaan gesek pada rem cakram lebih sempit dibandingkan rem tromol.

Sehingga mobil-mobil dengan bobot besar tidak menggunakan rem cakram sebagai sistem pengereman.

Tapi ketika diameter piringan diperbesar, itu membuat momen pengereman menjadi lebih kuat.

Artinya, rem cakram bisa digunakan untuk menghentikan putaran dengan torsi tinggi.

Ini sangat berguna ketika mobil melaju pada kecepatan tinggi. Semakin tinggi kecepatan mobil, semakin besar juga torsi yang dihasilkan. Dan untuk melakukan pengereman, rem cakram membutuhkan usaha yang besar.

Desain piringan yang lebih besar membuat rem mampu mengatasi masalah tersebut.

Mengapa Banyak Mobil Menggunakan Rem Cakram Didepan & Rem Tromol Dibelakang ?

Mengapa Banyak Mobil Menggunakan Rem Cakram Didepan & Rem Tromol Dibelakang ?

Rem cakram memiliki kelebihan dari segala sisi dibandingkan rem tromol. Namun mengapa kendaraan masih menggunakan rem tromol di belakang ?

Perlu diketahui, 60 - 80% kekuatan pengereman akan fokus pada roda depan. Dengan kata lain, roda depan memiliki beban lebih besar untuk menghentikan kendaraan ketika mengerem.

Oleh sebab itu, rem cakram digunakan pada roda depan mobil pada setiap kendaraan.

Alasan rem cakram dipilih untuk bagian depan

1. Heat Rejection yang baik

Rem cakram memiliki konstruksi terbuka, 90% permukaan piringan berinteraksi dengan udara segar. Oleh sebab itu, panas yang dihasilkan dari proses pengereman akan dipindahkan ke udara secara langsung.

Panas berlebih pada sistem rem, dapat menyebabkan kegagalan sistem rem. Brake pads bisa mengeras ketika terkena panas berlebih, sehingga rem menjadi tidak maksimal.

Penggunaan rem cakram di depan membuat resiko kegagalan sistem rem lebih kecil karena suhu piringan rem yang lebih stabil.

2. Rem cakram tahan air

Ketika rem cakram terkena air, itu tidak akan mengganggu kinerjanya. Karena air yang melekat pada piringan rem akan langsung terpental keluar karena efek gaya sentrifugal yang dihasilkan ketika piringan berputar.

Sementara pada drum brake, ketika terkena air maka air akan masuk ke drum brake dan sulit keluar. Sehingga dapat mengganggu kinerja sitem pengereman.

3. Lebih maksimal jika dipadukan dengan ABS

ABS bekerja dengan mengatur gaya pengereman. Jadi ketika driver menginjak pedal rem, brake pads harus menjepit piringan rem. Namun pad ABS, jepitan brake pads akan lepas secara otomatis ketika roda terkunci. Dan jepitan brake pads akan kembali secara otomatis ketika roda tidak terkunci.

Proses itu berlangsung dengan interval sangat cepat (dibawah 1 detik).

jarak gerak brake pads untuk melakukan pengereman sangat kecil (satuan milimeter). itu membuat rem ABS lebih mudah untuk memodulasi brake pads.

Dari tiga alasan diatas, kita tahu rem cakram memiliki keunggulan secara signifikan daripada rem tromol. Tapi mengapa, banyak kendaraan masih menggunakan rem tromol di belakang ?

1. Rem tromol memiliki kemampuan kuncian lebih baik

Rem cakram lebih rensponsif daripada rem tromol, itu artinya rem cakram akan lebih cepat menghentikan laju kendaraan.

Namun untuk menjaga supaya kendaraan terkunci, driver harus menahan pedal rem dengan kuat. Sementara rem tromol memiliki kemampuan kuncian lebih baik, jadi meski tidak ditekan kuat rem tromol masih bisa mengunci roda kendaraan.

Kemampuan kuncian roda ini sangat diperlukan untuk rem parkir.

Oleh sebab itu, rem tromol dipakai di belakang karena rem tromol punya tugas utama sebagai rem parkir yang mengunci kendaraan ketika tidak bergerak.

2. Rem tromol bisa diaktifkan tanpa sistem hidrolik

Rem tromol punya dua input, pertama pedal rem yang menjadi input utama dari sistem rem. Pedal rem menggunakan sistem hidrolik untuk mengatur rem depan dan belakang sekaligus. Artinya, kedua rem cakram dan tromol dikendalikan oleh satu pedal rem.

Tapi rem tromol punya input kedua, yakni tuas rem parkir.

Tuas rem parkir bekerja secara mekanis tanpa melalui sistem hidrolik. Tuas ini sebenarnya dipakai untuk mengaktifkan rem parkir.

Tapi ini bisa menjadi rem alternative ketika sistem hidrolik pada rem bermasalah.

Oleh sebab itu meski rem tromol terkesan usang, jenis rem ini masih sangat berguna pada kendaraan yang diproduksi sampai hari ini.

2 Perbedaan Oli Transmisi dan Oli Gardan Yang Wajib Diketahui

2 Perbedaan Oli Transmisi dan Oli Gardan Yang Wajib Diketahui

Oli adalah komponen penting yang harus diperhatikan interval penggantiannya. Karena oli ini sebagai pelumas komponen-komponen yang saling bergesekan, sehingga oli dapat mencegah komponen-komponen tersebut saling mengikis.

Tapi para pemilik mobil biasanya lebih fokus pada oli mesin dan oli transmisi. Lalu bagaimana dengan oli gardan ?

Sebenarnya apa sih bedanya oli gardan dan oli transmisi ?

Oli gardan itu hampir mirip dengan oli transmisi karena fungsinya sama-sama melumasi gear tapi komponen yang dilumasi itu berbeda sehingga sifat fisik dari kedua jenis oli ini juga berbeda.

Mungkin perlu dijelaskan dulu sedikit tentang gardan pada mobil.

Gardan itu komponen yang posisinya ada di tengah as roda belakang. Komponen ini sangat terlihat jelas karena menggelembung pada tengah as roda belakang.

Fungsinya untuk membedakan putaran roda kanan dan kiri saat kendaraan belok.

Tapi bagaimana dengan mobil-mobil penggerak roda depan seperti mobilio dan ertiga ?

Mobil-mobil FWD atau penggerak roda belakang, umumnya tidak memiliki as roda belakang. Tapi bukan berarti tidak ada gardannya. Gardan mobil-mobil FWD terletak pada roda depan, gardan menyatu dengan transmisi.

Untuk pelumasnya, juga diambil dari oli transmisi. Sehingga untuk mobil-mobil penggerak roda depan, anda tak perlu memikirkan oli gardan. Karena pelumas gardan sudah di atasi oleh oli transmisi.

Lalu apa bedanya oli transmis dengan oli gardan ?

1. Oli gardan lebih kental daripada oli transmisi

Yang pertama, kekentalan oli gardan itu lebih tinggi daripada oli transmisi. Ini dikarenakan gardan memiliki komponen dengan celah antar roda gigi yang terbilang tidak terlalu sempit. Namun beban kerjanya cukup berat, karena gardan terhubung langsung ke as roda sebagai komponen akhir yang menggerakan kendaraan.

Oleh sebab itu, kekentalan oli gardan dibuat tinggi. Dengan oli yang kental, maka gardan bisa lebih halus sehingga meski beban kerja gardan berat tetap terasa halus.

2. Kapasitas oli gardan berbeda dengan oli transmisi

Komponen transmisi itu lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan oli gardan. Oleh sebab itu box oli transmisi juga lebih besar daripada gardan.

Sehingga volume olinya juga berbeda. Oli transmisi biasanya lebih banyak, umumnya kapasitas oli transmisi sekitar tiga sampai empat liter.

Sementara oli gardan antara dua hingga tiga liter sudah cukup.

Mungkin itulah sedikit perbedaaan yang paling mencolok antara oli gardan dan oli transmisi. Semoga bermanfaat.

Ternyata 3 Hal Ini Menyebabkan Oli Bocor Pada Mobil Matic

Apa anda pernah melihat tetesan fluida atau oli dikolong mobil anda ? lalu apa yang menyebabkan oli tersebut menetes dan apa akibatnya ? kita akan membahasnya secara detail dibawah.

Perlu diketahui apapun yang menetes dikolong mobil patut dicurigai karena bisa jadi itu bocor oli, tapi tidak semua tetesan dikolong mobil itu bocor oli, ada juga tetesan karena air AC.

Jadi kalau anda menemukan kondisi seperti ini, cek dulu apa yang menetes apakah air atau oli. Saya rasa anda sudah paham betul apa bedanya air dengan oli.

Ditopik kali ini kita akan membahas bocor oli pada mobil matic, sebenarnya baik mobil manual ataupun matic kalau olinya bocor kemungkinan penyebabnya itu sama. Tapi mengapa mobil matic ini kita bahas khusus ?

Itu disebabkan ternyata ada banyak kasus kebocoran oli transmisi matic dan kalau dibandingkan lebih rumit mana transmisi matic atau manual ? jelas transmisi matic sehingga yang menyebabkan kebocoran juga bisa saja beda.

Lalu apa saja yang menyebabkan oli bocor pada mobil matic ?

img by confused.com

1. Olinya kotor

Kita tahu oli itu berfungsi sebagai pelumas, tapi kalau pada komponen yang dilumasi penuh dengan kotoran maka oli itu akan kotor. Itulah sebabnya ada filter oli, kalau oli mesin mungkin oli kotor masih bisa ditoleransi tapi untuk transmisi matic tidak.

Didalam transmisi matic terdapat banyak sekali plat yang saling bertautan dan bergesekan, gesekan antar plat itu sering menghasilkan friksi yang nantinya terbawa oleh oli.

Kalau oli itu bersirkulasi, friksi yang tajam itu bisa meggores bagian seperti seal atau bahkan plat-platnya.

Sehingga itu bisa menyebabkan oli bocor, bahkan dalam kondisi parah transmisinya yang rusak.

Sementara itu, jarang sekali kita mengganti filter transmisi matic yang ada hanya mengganti olinya. Oleh sebab itu hal ini bisa diantisipasi dengan mengganti oli transmisi matic secara rutin dan jangan samakan interval penggantian oli transmisi manual dengan matic.

Transmisi manual masih bisa kalau olinya tidak diganti sampai 40 ribu KM, tapi transmisi matic 20 ribu KM saja sudah harus diganti.

2. Seal/gasket yang sudah rusak

Kalau anda lihat baik pada mesin atau transmisi, pasti dilengkapi banyak sekali terdapat seal baik yang terbuat dari karet atau plat aluminium.

Kebocoran juga bisa muncul dari bagian ini, misal pada oli mesin sering bocor dibagian seal sambungan antara blok mesin dengan oil pan. Sementara pada transmisi matic juga sering terjadi kebocoran pada sambungan box transmisi.

Untuk masalah ini sebenarnya cukup mudah, anda tinggal mengganti seal yang bocor tersebut.

3. Akibat kecelakaan

Saat mobil mengalami kecelakaan baik yang ringan sekalipun kadang kita tidak meneliti sampai ke dalam. Contohnya ketika ban depan mobil pernah tertabrak kendaraan lain, bisa jadi oli transmisi bisa bocor karena untuk kendaraan berpenggerak roda depan as roda depan langsung terhubung ke transmisi.

Sehingga saat roda depan terbentur, ada dorongan as roda kearah transmisi dan itu bisa memicu kebocoran.

Hal lainnya saat bagian bawah mobil terbentur bahu jalan atau terkena batu, juga bisa menimbulkan kebocoran.

3 Cara Gampang Mencegah Ban Mobil Meledak Saat Jalan

Meski jarang dicek, banyak kecelakaan kendaraan yang diawali dari kondisi ban yang tidak prima. Dari mobil yang tergelincir karena ban botak, sampai mobil oleng karena ban yang meledak.

Hal ini harus menjadi perhatian bagi anda khususnya apabila anda ingin menempuh perjalanan luar kota.

Oleh sebab itu, anda harus melakukan pengecekan ban secara rutin.

Lalu apa saja yang bisa memicu ban mobil meledak di jalan ?

Hari ini Autoexpose akan membahas secara detail penyebab ban mobil meledak beserta cara antisipasinya.

Setidaknya ada 3 cara yang bisa anda lakukan.

1. Tekanan Angin Ban


Angin didalam ban merupakan isi atau material utama dalam ban, sifat udara yang elastis membuat udara ini cocok untuk ban agar bisa menyerap getaran jalan.

Namun, tekanan angin yang tidak sesuai juga bisa menyebabkan kinerja ban mobil menjadi kurang optimal.

Kondisi angin ban yang kempes, akan menyebabkan pergerakan mobil semakin lambat sementara kondisi angin ban yang terlalu keras ban mudah sekali meledak apabila menelindas benda yang agak tajam.

Tapi yang menjadi perhatian, adalah perubahan tekanan angin ban terhadap suhunya.

Hal ini penting karena udara lebih mengembang pada suhu lebih panas sehingga suhu yang meningkat juga meningkatkan tekanan angin ban. Sehingga meski kita yakin tekanan ban sudah pas, jangan heran saat dijalan pas siang hari tekanan angin ban bisa naik 3 – 4 psi.

Jadi untuk mengantisipasinya, sesuaikan tekanan angin ban dengan kondisi ban dan waktu perjalanan. Apabila mobil hanya digunakan untuk pulang pergi kantor, maka menggunakan tekanan ban standar masih bisa.

Tapi kalau anda akan ke luar kota apalagi disiang hari, lebih baik turunkan tekanan angin ban sekitar 3 PSI dibawah standar.

Baca juga ; Akibat tekanan angin ban mobil terlalu kencang dan terlalu rendah

2. Perikasa TWI (Tread Wear Indicator)

Apa itu TWI ?

TWI itu ukuran kedalaman alur ban, anda pasti sudah paham kalau kedalaman alur ban sangat mempengaruhi daya cengkram ban terjadap jalan. Ban yang masih baru punya TWI yang dalam sehingga daya cengkramnya masih baik.

Tapi untuk ban yang sudah botak, TWI sangat dangkal bahkan hampir rata. Itu sangat berbahaya karena ban mobil sudah pasti tidak memilki daya cengkram seperti sediakala juga ban mudah bocor.

Hal itu dikarenakan ketika TWI ban sudah mulai dangkal, permukaan ban menjadi semakin tipis sehingga terkena benda seperti batu pun ban sangat mudah sobek dan meledak.

Baca juga ; Ban mobil habis sebelah, apa penyebabnya ?

Oleh sebab itu jangan remehkan kedalaman alur ban ini, lebih baik anda mengeluarkan biaya lebih untuk mengganti ban daripada harus menanggung resiko yang bisa menghilangkan nyawa.

Baca juga ; 7 Ciri ban mobil harus segera diganti

3. Kondisi Fisik Ban

Yang sering dilupakan banyak orang, ketika ban sudah ganti alias baru mereka cenderung tidak lagi mengecek kondisi bannya. Toh ban baru ganti masa sudah rusak lagi ?

Tapi yang namanya fisik ban tetap bisa mengalami kerusakan meski kondisi ban cenderung masih baru.

Apa penyebabnya ?

Ban yang tertusuk paku, meski ban anda masih baru ban yang tertusuk paku tetap harus ditambal dulu. Untuk ban tubeless yang baru, mungkin tidak akan terasa kempesnya kalau tertusuk paku sehingga anda perlu memperhatikan apakah ada paku yang menempel.

Selain ban yang tertusuk paku, hal lainnya adalah kondisi ban yang bergelombang karena spooring ban yang sudah tidak stabil.
Jadi tetap saja, cek kondisi fisik ban minimal  satu bulan sekali dan lakukan perbaikan apabila ada kerusakan untuk mengantisipasi kecelakaan di kemudian hari.
Setir Mobil Bunyi Pas Dibelokan, 6 Hal Ini Jadi Penyebabnya

Setir Mobil Bunyi Pas Dibelokan, 6 Hal Ini Jadi Penyebabnya

Ada banyak pertanyaan yang masuk salah satunya mengapa setir mobil saya bunyi pas dibelokan ? sebenarnya bunyi-bunyian pada setir itu hal yang normal, karena sistem setir sendiri terdiri dari gear yang saling bertauan.

Sehingga wajar kalau ada bunyi pada setir.

Namun bunyi setir yang normal itu kecil dan akan tersamar saat mobil berjalan sehingga tidak terdengar oleh kita. Lalu mengapa tiba-tiba bunyi pada setir ini menjadi lebih keras ?

Itu tandanya ada suatu masalah pada sistem steering mobil anda, masalah ini tidak berarti komponen setir harus diganti tapi bisa juga masalahnya Cuma kurang pelumas.

Jadi bagaimana solusinya ?

Pertama anda perlu mendeteksi dimana letak kerusakannya, dibawah akan kami berikan beberapa komponen setir yang sering bermasalah ketika ada gejala setir bunyi.

1. Bearing oblak

Bearing atau laher menjadi komponen yang sangat wajib pada sebuah mekanisme, karena bantalan ini berfungsi sebagai layer antara komponen yang bergerak dengan komponen yang diam sehingga tidak terjadi gesekan yang berlebihan sehingga bunyinya bisa diredam.

Pada mekanisme setir ada banyak bantalan, dari mulai bearing pada steering column, hingga pada rack steer.

Apabila satu saja bantalan ini aus/rusak maka setir akan bunyi pas dibelokan. Tipikal bunyinya itu seperti gesekan plat, tinggal didengarkan saja sumbernya ada dimana ? kalau ada disekitar steering column (area dashboard) maka yang rusak adalah bearing steering column.

Solusinya pertama dilumasi dengan pelumas seperti yang model spray (chain lube atau wd-40) juga bisa menggunakan grease. Kalau memang tidak memberi dampak yang signifikan, maka perlu diganti bearingnya.

2. CV joint aus/kurang pelumas

CV joint atau constant velocity joint adalah komponen untuk membelokan poros putaran setir, jadi seperti gambar diatas poros setir tidak terletak pada garis yang lurus. Alasannya supaya ketinggian setir bisa disesuaikan dengan kenyamanan pengemudi.

Jadi meski ketinggian setir dinaikan/diturunkan, putaran setir masih tetap bisa disalurkan ke roda dengan baik berkat adanya CV joint ini.

Kadang yang jadi masalah, CV joint ini oblak sehingga menghasilkan getaran dan suara gemuruh dari bagian bawah setir saat setir dibelokan.

Untuk mendeteksinya, anda bisa menggoyangkan CV joint ini (ada poros setir dekat lantai kabin dibawah dashboard). Kalau oblaknya cukup terasa, maka CV joint ini perlu diganti tapi kalau oblaknya wajar cukup beri pelumas.

3. Steering gear yang oblak

Bunyi ini juga bisa muncul dari perkaitan gigi didalam steering rack. Terutama apabila gear sudah pada oblak, maka setir pun akan bunyi.

4. Boot tie rod sobek

Boot tie rod berfungsi untuk melindungi ball joint pada lengan setir dari debu atau kotoran, selain itu dengan adanya boot/karet tie rod ini maka pelumas grease pada ball joint juga tidak akan bocor.

Tapi apabila boot ini sobek, otomatis pelumas akan bocor dan kotoran juga akan masuk, Hal ini memicu terjadinya gesekan pada ball joint sehingga setir akan bunyi saat dibelokan.

5. Tie rod rusak

Tie rod rusak sudah pasti akan menimbulkan bunyi-bunyian pada setir, bahkan masalah tie rod ini merupakan masalah yang paling sering muncul pada sistem steering, jadi biasanya kalau ada keluhan setir bunyi maka yang dicek pertama adalah tie rodnya.

Tie rod sendiri ada dua macam, yakni long tie rod dan tie rod end. Long tie rod adalah lengan setir yang menghubungkan bagian steering rack dengan bagian roda sementara tie rod end merupakan engsel diujung long tie rod yang terhubung ke bagian roda.

Tanda tie rod rusak, adalah ball joint pada tie rod ringan/tanpa beban. Untuk mengeceknya goyangkan lengan tie rod, kalau sangat ringan maka itu tandanya tie rod rusak.

6. Kerusakan pompa power steering

Terakhir, bunyi pada setir juga bisa disebabkan karena pompa power steering rusak. Untuk mendeteksi kerusakan pada pompa, akan lebih mudah dilakukan oleh dua orang. Satu mengoperasikan setir dan satunya memperhatikan kinerja pompa di kap mesin.

Waspadai 6 Hal Ini Menyebabkan Rem Mobil Kurang Pakem


Selamat datang kembali ke blog Autoexpose, media indipenden yang membahas segala permasalahan kendaraan secara eksplisit lengkap beserta solusinya.

Hari ini kita akan membicarakan hal yang cukup krusial, saya sebut krusial karena dari judulnya saja anda pasti bisa menduga. Seperti kejadian kecelakaan beruntun yang baru saja terjadi awal september tahun ini di Tol Cipularang, dimana biang keroknya adalah truk yang mengalami rem blong.

Padahal hal yang menyebabkan rem blong ini kadang juga cukup sepele, tapi lihat saja begitu mengerikannya hal sepele ini sampai bisa mengorbankan nyawa bukan nyawa kita saja tapi pengguna jalan yang lain yang sudah sesuai aturan lalu lintas.



Lalu apa saja hal- hal yang bisa jadi penyebab rem tidak pakem ? Autoexpose akan membahasnya secara rinci tapi mudah dipahami.

1. Sistem Rem Masuk Angin

Ini adalah hal yang benar-benar bisa terjadi, bukan Cuma manusia yang bisa mengalami masuk angin tapi rem mobil juga bisa mengalami masuk angin. Tapi masuk angin pada rem mobil itu tidak seperti manusia yang memuntahkan isi perutnya lalu dikerok saja sembuh.

Masuk angin rem mobil hanyalah istilah yang menggambarkan adanya udara atau angin yang masuk kedalam saluran minyak rem.

Mengapa udara ini bisa menyebabkan kegagalan sistem rem ?

Saya akan menjelaskan sedikit tentang sistem hidrolik, kita tahu sistem hidrolik hanyalah media untuk memindahkan tekanan dari input (dalam hal ini pedal rem) ke output (dalam hal ini rem mobil). Media yang digunakan pada sistem hidrolik ini pada umumnya berbentuk cair seperti minyak rem karena memiliki volume yang tetap (tidak mengembang dan mengempis apabila ditekan) sehingga bisa memindahkan tenaga secara efisien.

Tapi udara, volumenya bisa mengembang dan mengempis. Apalagi saat ditekan, sehingga ketika masuk ke sistem hidrolik udara ini akan menyerap tekanan yang diberikan input dan menyebabkan rem tidak bekerja.

Itulah sebabnya saat masuk angin, pedal rem akan terasa sangat ringan.

Lalu apa yang menyebabkan masuk angin pada rem mobil ?

Ini disebabkan karena volume minyak rem pada reservoir kurang, sehingga udara bisa dengan mudah masuk melalui inlet. Oleh sebab itu jangan pernah lewatkan pengecekan minyak rem, bila perlu bawa minyak rem cadangan untuk jaga-jaga apabila sewaktu-waktu volume minyak rem berkurang.

Baca juga : Cara atasi rem mobil yang masuk angin

2. Boster Rem Rusak



Berikutnya, ada komponen yang bernama boster rem. Fungsinya untuk meringankan pedal rem saat beroperasi sehingga berkat adanya boster rem ini rem bisa sangat pakem walaupun kita hanya sedikit menginjak pedal rem ini.

Ketika boster rem rusak, maka rem akan terasa lebih berat sehingga dengan penekanan yang biasa rem terasa kurang pakem.

Meski demikian, masalah ini tidak terlalu berbahaya anda hanya perlu menekan pedal rem lebih keras lagi untuk membuat rem kembali pakem.

Tanda boster rem yang rusak, bisa anda deteksi saat menghidupkan mesin. Coba bedakan penekanan pedal rem saat mesin mati dan hidup, apabila rem lebih ringan saat mesin hidup maka boster rem normal. Tapi kalau sama saja berarti boster rem rusak.

3. Selang minyak rem mampet

Bisa saja selang hidrolik rem tertekuk atau mampet karena kotoran, itu menyebabkan aliran minyak rem terganggu. Sehingga tekanan minyak rem dari pedal rem, tidak bisa disalurkan secara sempurna ke kaliper rem.

Masalah-masalah ini memang sulit dideteksi, karena siapa yang mau mengecek jalur selang rem dari ujung pedal sampai ke kaliper rem yang letaknya ada di kolong mobil. Selain itu masalah ini juga sering terjadi secara tiba-tiba sehingga tidak seperti kasus masuk angin, masalah ini cenderung sulit diantisipasi.

Tapi kalau kita melihat lebih jauh, apa yang menyebabkan selang tertekuk itu biasanya karena jalur selang rem berubah dari sebelumnya. Sementara selang rem yang mampet, itu disebabkan karena minyak rem tidak pernah diganti.

Oleh sebab itu, langkah preventif yang bisa anda ambil adalah dengan mengganti minyak rem secara rutin di bengkel – bengkel profesional.

4. Brake proportioning valve macet

Apa itu brake proportioning valve ? mungkin anda bertanya-tanya, jadi rem mobil itu beda dengan motor. Kalau di motor, ada rem depan dan ada rem belakang. sementara pada mobil, ada rem utama dan rem parkir.

Rem utama itu saat pedal rem ditekan, maka keempat roda akan mengerem dengan bersamaan. Sementar rem parkir hanya mengerem roda belakang.

Jadi bisa dikatakan pada rem utama, hanya memiliki satu input untuk empat output. Oleh sebab itulah harus ada komponen yang membagikan tekanan dari pedal rem menuju empat ouput dengan porsi yang sama.

Sederhananya, braka proportioning valve adalah komponen yang membagikan penekanan rem dengan porsi yang sama besar. Lalu, kalau salah satu salurannya mampet maka porsi pengereman bisa berbeda antara satu roda dengan yang lainnya.

Itulah yang kadang menyebabkan mobil kurang pakem dan cenderung oleng saat kita injak rem.

Lalu bagaimana solusinya ?

BPV ini macet dikarenakan tersumbat kotoran dari minyak rem, jadi sama dengan point ketiga ini memang sulit diantisipasi tapi bisa dicegah apabila anda rutin mengganti minyak rem.

5. Kampas Rem Habis

Kampas rem, komponen satu ini saya yakin sudah sangat familiar dengan anda. Sudah berapa kali anda mengganti kampas rem mobil anda ? mengapa kampas rem mobil selalu diganti ? 80 % alasannya sudah anda ketahui.

Jadi disini saya hanya menjelaskan mengapa kampas rem yang habis bisa menyebabkan rem tidak pakem.

Alasannya, karena bagian kampas yang bisa menghambat putaran roda mobil itu bagian permukaan kampasnya. Jadi kalau kampas habis, otomatis tidak ada lagi yang bisa menahan putaran roda mobil.

Sehingga pas pedal rem ditekan, suara berdecit akan muncul cukup kencang namun mobil sulit berhenti.

6. Piston Pada Kaliper Rem Macet

Bagi yang belum paham, kaliper rem itu komponen yang menjepit piringan cakram, beberapa orang juga menyebutnya kepala babi.

Secara ringkasnya, didalam kaliper ada piston yang mengubah tekanan hidrolik menjadi gerakan mekanis yang menjepit piringan cakram.

Ketika piston ini macet, otomatis sekeras apapun anda menekan pedal rem piston pada kaliper ini hanya bergerak sedikit. Hasilnya, rem juga jadi tidak pakem. Hal yang menyebabkan piston ini macet antara lain karena karat, kerak, kotoran yang masuk ke sela-sela piston.

Hal itu tidak mengherankan mengingat kaliper ini terletak pada roda mobil sehingga yang namanya cipratan air, debu, sudah menjadi hal yang biasa. Untuk mengatasinya, kita hanya perlu melepas kaliper lalu membersihkannya. Kalau kotoran yang mengalangi sudah dibersihkan maka piston akan kembali bekerja dengan normal.